Dengan wajah kesal, wanita tua itu berjalan menuju ruang tamu diikuti pelayan yang terus-menerus matanya tertuju ke dalam kamar nyonya besarnya.
Namun baru berjalan beberapa langkah, Dia merasa ada barang yang tertinggal di kamar.
"Pelayan tolong kembali ke kamarku, ambil kacamataku yang tertinggal di dekat meja hias, cepetan ambil dan jangan lama-lama aku tunggu segera di ruang tamu."
Pelayan itu bergegas balikkan badan kembali menuju kamar majikan Nya,
Namun sesampai di depan pintu kamar majikan Nya, hatinya meragu karena menyaksikan kedua pria muda itu masih dalam keadaan telanjang sambil terus memainkan alat vital mereka.
Hatinya berdebar-debar melihat kejantanan dua pria itu yang
Nampak di ruang tamu yang luas, sedang ada keributan antara Bodyguard dan 2 pengacara yang menerobos masuk tanpa seizin mereka."Maaf bapak-bapak, kami hanya menjalankan tugas dari nyonya besar mohon mengertilah dengan posisi kami.."salah seorang Bodyguard memohon agar kedua pengacara tidak memaksa masuk menemui nyonya besar."Untuk apa kami datang ke sini kalau tidak ada keperluan yang mendesak, tolong segera panggilkan nyonya besar mu, ini urusan perusahaan."Salah satu pengacara itu mulai terbawa emosi, Dia segera perintahkan kepada seorang pelayan yang hadir di ruangan itu untuk segera panggil nyonya besar.Pelayan itu dengan cepat berjalan menuju kamar nyonya besar, sesuai perintah dari pengacara.. namun salah
Wajah kedua pengacara menjadi pucat, mendengar Ibu Varah mempertanyakan kerja mereka selama ini."Maaf Ibu Varah, bukankah semua tugas yang diberikan pada kami telah kami kerjakan,kami sudah bikin celaka semua anak anak mendiang suami ibu, bahkan menantu ibu sendiri juga sudah kami buat celaka dan mereka sudah tewas semuanya.. kurang apalagi ibu Varah?"Pengacara itu jawab apa yang dipertanyakan oleh ibu Varah sebagai kliennya."Tapi buktinya mana? Kenapa masih ada cucu dari mendiang suamiku yang masih hidup? Kalian bilang semua keturunan dari keluarga Pratomo sudah di habisi semuanya, lalu siapa itu yang mau dilantik menjadi CEO besok di perusahaan milik mendiang suamiku."Bentak Ibu Farah kepada kedua pengacara it
"Maaf bapak polisi, apa anda punya bukti atas tuduhan tuduhan yang dialamatkan kepada klien kami ibu Farah ?Ingat kalau kalian tidak ada bukti, kami bisa menuntut balik pihak kepolisian dengan tuduhan pencemaran nama baik."Salah seorang pengacara Ibu farah, mencoba membela kliennya.Namun di saat bersamaan, dua anggota polisi keluar dari balik meja bar di ruang pertemuan itu.Mereka segera menghampiri komandannya."Apa kalian punya bukti baru? Dan sudah merekam semua kejadian yang ada disini barusan?""Siap komandan! Kami telah berhasil merekam semua pembicaraan mereka di ruangan ini. 
Kedua security yang sedang berdiri di depan pos keamanan Mansion, menjadi terheran-heran melihat nyonya besar dan 2 pengacara serta dua Bodyguardnya dalam keadaan tangan diborgol.Mereka sedang digiring oleh Polisi menuju mobil tahanan yang sudah tersedia di luar gerbang Mansion Pratomo.Dan yang lebih mengherankan ke 2 security melihat iringan di belakangnya, 2 pria muda yang hanya mengenakan celana dalam, dan seorang wanita ketua pelayan rumah tangga Nyonya besar.. mereka juga digiring ke mobil tahanan polisi.Kedua security itu benar-benar heran dengan apa yang terjadi saat ini, tapi mereka memilih diam karena tidak mau terlibat urusan majikannya dengan polisi.Saat mereka berdiri dalam keadaan bengong, kom
Sementara itu di kediaman almarhum ibu Lisa Pratomo..Di waktu menjelang petang hari, Melinda terbangun dari tidurnya,belum ingat betul sejak kapan dirinya mulai tertidur dan ketika mata indahnya melirik keluar lewat jendela kamar keadaan mulai gelap.Melinda sangat terkejut karena baru menyadari hari sudah senja, ingatannya mulai pulih bahwasanya tadi siang setelah bapak-bapak pengacara meninggalkan kediamannya, dan tak lama sesudah itu rombongan komandan polisi pun pergi bersama 4 anggotanya.Saat itu dia merasa lelah sekali, dan saat suaminya membimbingnya masuk kamar dia pun hanya pasrah dan lalu membaringkan badan di tempat tidur dan sesudah itu tidak ingat apa-apa lagi.Seketika Melinda teringat dengan sosok s
"Bagaimana mungkin secepat ini sayang?.. terus terang saya belum siap untuk menjadi seorang CEO."keluh Melinda kepada suaminya.Melinda merasa terlalu banyak kejadian yang tidak terduga akhir akhir ini,dia merasa semua di luar investasinya dan membuat dirinya belum bisa 100 persen menerima semuanya.Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah seorang keturunan dari keluarga Pratomo, yang mau tidak mau menjadi pewaris dari perusahaan Pratama group peninggalan kakeknya.Melinda merasa, kehidupan sederhana yang selama ini yang dia jalani baik bersama almarhum kedua orang tuanya atau almarhum tantenya adalah sesuatu yang membuatnya bahagia, dan dia tidak pernah berpikir atau memimpikan untuk menjadi seorang Milioner.
"Perkenalkan saya Nona muda... Saya mbok Darmi.. saya dulu bekerja dengan almarhum kakeknya Nona, kalau tidak salah 5 tahun menjelang nenek Anda meninggal saya sudah bekerja di sana..Dan sewaktu ayahmu lahir dan juga adiknya yang bernama Lisa.. mbok yang jadi pengasuh mereka, sampai akhirnya nenek anda meninggal karena sakit kanker…Lalu datanglah si perempuan iblis itu, yang pura-pura baik mau menggantikan nenekmu, padahal di balik itu sedang merencanakan sesuatu.Buktinya dia memperlakukan anak-anak Tuan besar yang masih pada kecil-kecil secara tidak manusiawi, dan waktu saya coba membela dan melindungi ayah dan tante nonamuda, saya malah dipecat dan diusir begitu saja bahkan saya diancam kalau berani ngadu ke Tuan saya akan celaka.
Walau di rumah almarhum Tante Lisa tidak semewah di banding kediaman keluarga kaya pada umumnya, namun Melinda merasa bahagia tinggal di sana.Banyak kenangan bersama Tante Lisa disini sewaktu beliau masih hidup, itulah sebabnya Melinda merasa berat meninggalkan rumah ini sesuai permintaan orang-orang yang kini sedang mendukungnya.Kedua pengacara senior ditambah Pak Herman dan Pak Hasan juga mbok Darmi, mereka mengusulkan kepada Melinda agar segera menempati Mansion peninggalan dari almarhum kakeknya.Pak Hendra yang hadir malam itu di acara jamuan makan malam bersama yang tadinya hanya diam, namun melihat keraguan di wajah calon CEO perusahaan Pratama grup ini jadi ikut angkat bicara."Maaf Ibu Melinda, bukannya s
Setelah Hadi Saputra putera ibu farah meninggalkan rumah tahanan polisi,ibu farah kembali masuk ke dalam sel tahanan.Dengan tertatih tatih ia berjalan di kawalan seorang polisi wanita kembali ke sel tahanannya.Sesampainya di kamar tamu, ibu farah kembali di pojok ruangan sengaja menyendiri, sepertinya ia terbawa pikirannya saat ini mengingat pertemuannya kembali dengan putra satu-satunya tadi barusan.Dalam hati ada rasa,bahagia dan juga penyesalan atas semua perbuatan yang telah dilakukannya terhadap hal tersebut.Di ruang tahanan yang sempit itu,selain ibu farah ada tiga wanita lain di situ, mereka selalu bicara bisik-bisik membicarakan ibu farah yang sedang duduk menyendiri.Semenjak ibu farah ada bersama mereka dalam satu sel tahanan itu, wanita tua ini tidak mau diajak bicara sama sekali oleh mereka.. setiap kali mereka bertanya kepada ibu farah hanya diam dan setelah itu dia memandang ke arah yang berlawanan, lalu menangis terisak.Ketiga wanita ini sepertinya sudah merencanak
"Maafkan ibu nak, Ibu sudah banyak salah kepadamu.. terutama mendiang istrimu, karena ibu dirimu juga jadi terpisah dengan putra kesayanganmu.. Ibu tidak pantas disebut seorang ibu lagi. Karena Ibu adalah seorang yang jahat sekali".Ucap lirih Ibu farah kepada putranya yang saat ini berada di pelukannya.. iya menangis sambil terus mengucurkan air mata di pipinya."Ibu sudah ku maafkan, yang penting saat ini Ibu sudah menyadari apa kesalahan ibu di masa yang lalu."pria yang berada dalam pelukan Ibu farah melepaskan pelukannya pelan-pelan sambil tangannya meraih tangan ibunya untuk diciumnya."Perlu Ibu sadari, yang terpisah dari keluarganya bukan hanya aku.Di luar sana ada satu keluarga yang dari kecil mereka terpisah dengan orang tuanya, bahkan sesudah mereka menikah dan berkeluarga mereka pun tidak bisa mengurus anaknya lagi karena terlebih dahulu mati gara-gara perbuatan ibu…Kepada merekalah ibu harus minta maaf dan menyesali semua kesalahan yang telah Ibu perbuat kepada keluarga
Seorang pria paruh baya di temani seorang wanita keturunan Asia sedang duduk di bangku ruang jenguk tahanan polisi.Walau wajah nya nampak kaku, namun matanya berbinar cemas pandang ke arah pintu masuk tahanan.Seketika ia tertunduk, ketika dari arah pintu tahanan nampak seorang wanita tua yang sedang dikawal oleh seorang polisi wanita, sedang berjalan tertatih-tatih menuju ruang jenguk tahanan.Pria itu coba menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangan dengan erat di bawah meja, ada rasa amarah, benci, dan juga rasa rindu di dalam lubuk hatinya melihat ke arah wanita tua itu yang sedang berjalan ke arahnya.Melihat ekspresi suaminya,Wanita di sebelahnya memeluk dari belakang sambil mengusap-usap punggung suaminya dan berbisik pelan.."Sayang..walau bagaimanapun dia adalah ibu yang melahirkanmu, lupakan kesalahannya yang di masa lalu... Lihatlah keadaannya yang sangat memprihatinkan saat ini, segera sambut iya sayang..dia adalah ibumu."Pria di sebelahnya itu melepaskan kepalan t
Sementara itu bagaimana nasibnya nenek farah..?Nampak seorang wanita tua yang duduk menyendiri di sudut ruang sel penjara,dia sengaja menjauh dari kumpulan para tahanan wanita lainnya yang sedang tiduran di lantai.Pandangan matanya yang tadinya tajam menikam.. saat ini hanya seperti awan hitam yang meredup.Suaranya yang tadinya lantang..saat ini tak sepatah katapun lagi terdengar dari mulutnya.Hari harinya saat ini bagai berada di neraka.Wajahnya yang biasa angkuh, saat ini hanya bisa tertunduk lesu merenungi semua kesalahannya selama ini.Bahkan matanya yang selama ini tidak pernah mengeluarkan air mata, saat ini hampir setiap detiknya menitikkan air m
Sementara itu Rian yang dari tadi mendengarkan cerita Mbok Darmi dari tempat persembunyiannya, dengan perlahan berjalan mendekati Melinda yang lagi menenangkan Mbok Darmi.Dalam hati Dia berpikir, inilah saatnya untuk berterus terang kepada Melinda bahwa dirinya adalah putra dari bapak Hadi Saputra itu.Namun ketika selangkah lagi dirinya mendekati Melinda, mendadak handphonenya berbunyi, dan ketika Rian memperhatikan nama kontak tersebut ternyata pak Hendra yang menghubunginya.Rian mengurungkan niatnya dekati Melinda,Dia segera berbalik arah untuk menerima panggilan dari Pak Hendra.Melinda menoleh ke arah Rian,ada sedikit keheranan terhadap suaminya yang tiba-tiba muncul namun berbalik pergi lagi.&
"Apa maksudnya dengan memasang badan? Apa semenjak ibu farah menikah dengan kakek saya ada kekerasan terhadap almarhum ayah dan tante saya waktu itu?"Melinda mengernyitkan keningnya, karena ada pertanyaan yang mengganjal di kepalanya saat ini.Sementara wajah Mbok Darmi terlihat muram saat itu, nampak jelas ada ekspresi kesal di wajah tuanya saat ini."Begitu Ibu Farah menjadi Nyonya di kediaman almarhum Tuan Arya Pratomo, rumah yang tadinya bentuk surga dunia berubah menjadi neraka rasanya saat itu.Kalau Nona muda pernah mendengar cerita ibu tiri, seperti itulah yang terjadi dan menimpa Tuan Teguh serta Nona Melisa yang masih berumur balita saat itu.
Mbok Darmi mengusap air matanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya, sambil melihat ke atas dia coba ingat-ingat kejadian sehari sesudah majikannya menikah dengan Ibu farah."Di hari-hari pertama mereka sesudah menikah, Tuan Arya tidak memperlakukan istimewa kepada ibu farah... Yang saya ketahui waktu itu mereka tidak tidur satu kamar.Sepertinya Tuan Arya, memang tidak mencintai dan tidak mau membawa Ibu farrah ke dalam kamar pribadi milik peninggalan beliau dan mendiang istrinya, kecuali saat terjadi kecelakaan waktu itu.Walau tinggal satu rumah, tapi mereka beda kamar tidur. Tuan arya tetap di kamar pribadinya yang bersebelahan dengan kamar putra dan putrinya di lantai 2 Mansion tersebut, sedangkan ibu farah menempati kamar di lantai pertama bersama putra
"Lalu apa yang terjadi setelah itu mbok?" Melinda jadi sangat penasaran."Kedua pengacara Ibu farah terus memberi tekanan kepada bapak Arya, agar bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Ibu Farah.Mereka mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum, jika Tuan Arya tidak segera menikahi Ibu Farah."Saya melihat tuan Arya saat itu sangat tertekan, beliau seperti makan buah simalakama. Di satu sisi dia masih sangat setia kepada almarhum istrinya dan berjanji tidak akan menikah lagi setelah beliau tiada, di sisi lain dia sudah terlanjur berbuat zinah kepada ibu farah dan harus bertanggung jawab.Akhirnya dengan berat hati, Tuan Arya bersedia menikahi Ibu Farah. Sepertinya beliau saat itu tidak ingin namanya dan pe
Riyan kembali ke ruang tamu dimana di di sana sedang berkumpul bapak-bapak pengacara, Pak Herman juga Pak Hasan .Mereka sedang mendiskusikan suatu hal yang sangat penting untuk persiapan pelantikan Melinda besok pagi.Sejenak Ryan menghampiri mereka,tapi karena merasa kehadirannya tidak terlalu penting di situ dia segera pamit ke dapur mencari istrinya Melinda.Sebelum langkah kakinya sampai dekat ruangan dapur, Ryan mendengar Mbok Darmi sedang bercerita tentang almarhum Bapak Arya Pratomo dan istrinya kepada Melinda.Ryan menghentikan langkahnya di sudut ruangan yang tidak terlihat oleh Mbok Darmi serta Melinda dan juga kedua pembantu Mbok Darmi di situ, karena kebetulan terhalang oleh sebuah lemari es.