Walau di rumah almarhum Tante Lisa tidak semewah di banding kediaman keluarga kaya pada umumnya, namun Melinda merasa bahagia tinggal di sana.
Banyak kenangan bersama Tante Lisa disini sewaktu beliau masih hidup, itulah sebabnya Melinda merasa berat meninggalkan rumah ini sesuai permintaan orang-orang yang kini sedang mendukungnya.
Kedua pengacara senior ditambah Pak Herman dan Pak Hasan juga mbok Darmi, mereka mengusulkan kepada Melinda agar segera menempati Mansion peninggalan dari almarhum kakeknya.
Pak Hendra yang hadir malam itu di acara jamuan makan malam bersama yang tadinya hanya diam, namun melihat keraguan di wajah calon CEO perusahaan Pratama grup ini jadi ikut angkat bicara.
"Maaf Ibu Melinda, bukannya s
"Untuk kesekian kalinya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan bapak bapak semua dan juga mbok Darmi,serta tidak ketinggalan kehadiran suami ku tercinta Ryan, karena saya merasa tidak akan sanggup menerima ini sendiri.Kedepannya mohon bimbingannya, Karena tanpa kalian semua aku bukanlah siapa-siapa."ucap Melinda sambil menyapu pandangan ke seluruh orang yang hadir di perjamuan malam itu.Setelah itu Melinda menyusul mbok Darmi dan kedua stafnya di dapur, yang lagi sibuk membersihkan sisa-sisa peralatan makan.Sementara kedua pengacara sedang sibuk berkoordinasi dengan Pak Hasan dan Pak Herman, Ryan mendekati Pak Hendra dan istri yang sedang bersiap-siap untuk pulang."Kenapa terb
"Tuan muda Ryan, masalah identitas anda sebaiknya dirahasiakan dulu, sekarang kita fokus dulu di pelantikan Melinda besok hari, karena saya khawatir jika istri anda mengetahui identitas Anda saat ini pikirannya akan terganggu."Ucap pak Hendra berbisik ke telinga Ryan, ada rasa khawatir dipikiran Pak Hendra saat ini jika Melinda mengetahui bahwasanya Ryan adalah cucu dari ibu farah.Orang yang selama ini telah menyingkirkan keluarganya, dengan mengambil alih semua harta kekayaan peninggalan almarhum kakeknya."Tapi om, sampai kapan saya akan merahasiakan ini? karena saat ini atau nanti istriku pasti akan tahu juga siapa sebenarnya Aku ini."Jawab Ryan dengan wajah yang sangat suram, karena dia tidak ingin merahasiak
Ryan hanya termenung melihat kepergian Pak Hendra dan istrinya, masih terasa nyaring terdengar di telinganyaperkataan Pak Hendra barusan yang menyebutkan bahwa Ayahnya bahagia mendengar tentang apa yang terjadi di sini.Ryan merasa apa yang dipikirkan Ayahnya saat ini sama dengan yang ada di pikirannya.Walau Ibu farah adalah neneknya atau Ibu dari ayahnya,yang saat ini sedang berurusan dengan kepolisian, mereka tidak merasa prihatin sama sekali.Menurutnya apa yang telah dilakukan ibu farah adalah hal yang diluar batas yang harus mendapat hukuman yang setimpal.Dalam hati dan pikirannya saat ini,ada perasaan senang bercampur emosional bila mengingat siapa orang di bali
"Apa yang mbok Darmi tahu tentang penyakit nenek saya waktu itu, karena yang saya ketahui nenek saya meninggal tidak lama sebelum melahirkan tante Lisa.. yang berarti waktu itu nenek saya belum terlalu tua umurnya."Sambil terus bersih-bersih piring, Melinda tidak henti-hentinya bertanya kepada Mbok Darmi tentang apa saja yang diketahui tentang neneknya.Mbok Darmi yang tadinya tidak ingin Melinda bekerja, jadi terbawa suasana karena mengingat kejadian waktu lalu bekerja dengan nenek dannya Melinda.
"Apa dijebak?... bagaimana ceritanya mbok, kenapa almarhum kakek bisa kena jebakan wanita yang bernama ibu farah itu?"Melinda jadi sangat penasaran."iya Nona muda, tidak sengaja waktu itu saya mempergoki wanita itu memasukkan sesuatu ke dalam minuman tuan Arya..Waktu itu hari sudah agak larut malam, ketika mobil yang membawa tuan Arya yang baru pulang dari kantor.Sewaktu saya membukakan pintu untuk Tuan Arya, selain Pak Herman sebagai sopirnya di situ saya melihat ada wanita itu ikut bersama Tuan Arya masuk ke dalam kediaman.Saya melihat tuan Arya kelelahan, sehingga waktu berjalan pun dipapah oleh Pak Herman masuk ke dalam kamarnya, tidak seperti biasanya kalau Tuan pulang pasti melihat dulu ke kamar anak-anakn
Riyan kembali ke ruang tamu dimana di di sana sedang berkumpul bapak-bapak pengacara, Pak Herman juga Pak Hasan .Mereka sedang mendiskusikan suatu hal yang sangat penting untuk persiapan pelantikan Melinda besok pagi.Sejenak Ryan menghampiri mereka,tapi karena merasa kehadirannya tidak terlalu penting di situ dia segera pamit ke dapur mencari istrinya Melinda.Sebelum langkah kakinya sampai dekat ruangan dapur, Ryan mendengar Mbok Darmi sedang bercerita tentang almarhum Bapak Arya Pratomo dan istrinya kepada Melinda.Ryan menghentikan langkahnya di sudut ruangan yang tidak terlihat oleh Mbok Darmi serta Melinda dan juga kedua pembantu Mbok Darmi di situ, karena kebetulan terhalang oleh sebuah lemari es.
"Lalu apa yang terjadi setelah itu mbok?" Melinda jadi sangat penasaran."Kedua pengacara Ibu farah terus memberi tekanan kepada bapak Arya, agar bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Ibu Farah.Mereka mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum, jika Tuan Arya tidak segera menikahi Ibu Farah."Saya melihat tuan Arya saat itu sangat tertekan, beliau seperti makan buah simalakama. Di satu sisi dia masih sangat setia kepada almarhum istrinya dan berjanji tidak akan menikah lagi setelah beliau tiada, di sisi lain dia sudah terlanjur berbuat zinah kepada ibu farah dan harus bertanggung jawab.Akhirnya dengan berat hati, Tuan Arya bersedia menikahi Ibu Farah. Sepertinya beliau saat itu tidak ingin namanya dan pe
Mbok Darmi mengusap air matanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya, sambil melihat ke atas dia coba ingat-ingat kejadian sehari sesudah majikannya menikah dengan Ibu farah."Di hari-hari pertama mereka sesudah menikah, Tuan Arya tidak memperlakukan istimewa kepada ibu farah... Yang saya ketahui waktu itu mereka tidak tidur satu kamar.Sepertinya Tuan Arya, memang tidak mencintai dan tidak mau membawa Ibu farrah ke dalam kamar pribadi milik peninggalan beliau dan mendiang istrinya, kecuali saat terjadi kecelakaan waktu itu.Walau tinggal satu rumah, tapi mereka beda kamar tidur. Tuan arya tetap di kamar pribadinya yang bersebelahan dengan kamar putra dan putrinya di lantai 2 Mansion tersebut, sedangkan ibu farah menempati kamar di lantai pertama bersama putra
Setelah Hadi Saputra putera ibu farah meninggalkan rumah tahanan polisi,ibu farah kembali masuk ke dalam sel tahanan.Dengan tertatih tatih ia berjalan di kawalan seorang polisi wanita kembali ke sel tahanannya.Sesampainya di kamar tamu, ibu farah kembali di pojok ruangan sengaja menyendiri, sepertinya ia terbawa pikirannya saat ini mengingat pertemuannya kembali dengan putra satu-satunya tadi barusan.Dalam hati ada rasa,bahagia dan juga penyesalan atas semua perbuatan yang telah dilakukannya terhadap hal tersebut.Di ruang tahanan yang sempit itu,selain ibu farah ada tiga wanita lain di situ, mereka selalu bicara bisik-bisik membicarakan ibu farah yang sedang duduk menyendiri.Semenjak ibu farah ada bersama mereka dalam satu sel tahanan itu, wanita tua ini tidak mau diajak bicara sama sekali oleh mereka.. setiap kali mereka bertanya kepada ibu farah hanya diam dan setelah itu dia memandang ke arah yang berlawanan, lalu menangis terisak.Ketiga wanita ini sepertinya sudah merencanak
"Maafkan ibu nak, Ibu sudah banyak salah kepadamu.. terutama mendiang istrimu, karena ibu dirimu juga jadi terpisah dengan putra kesayanganmu.. Ibu tidak pantas disebut seorang ibu lagi. Karena Ibu adalah seorang yang jahat sekali".Ucap lirih Ibu farah kepada putranya yang saat ini berada di pelukannya.. iya menangis sambil terus mengucurkan air mata di pipinya."Ibu sudah ku maafkan, yang penting saat ini Ibu sudah menyadari apa kesalahan ibu di masa yang lalu."pria yang berada dalam pelukan Ibu farah melepaskan pelukannya pelan-pelan sambil tangannya meraih tangan ibunya untuk diciumnya."Perlu Ibu sadari, yang terpisah dari keluarganya bukan hanya aku.Di luar sana ada satu keluarga yang dari kecil mereka terpisah dengan orang tuanya, bahkan sesudah mereka menikah dan berkeluarga mereka pun tidak bisa mengurus anaknya lagi karena terlebih dahulu mati gara-gara perbuatan ibu…Kepada merekalah ibu harus minta maaf dan menyesali semua kesalahan yang telah Ibu perbuat kepada keluarga
Seorang pria paruh baya di temani seorang wanita keturunan Asia sedang duduk di bangku ruang jenguk tahanan polisi.Walau wajah nya nampak kaku, namun matanya berbinar cemas pandang ke arah pintu masuk tahanan.Seketika ia tertunduk, ketika dari arah pintu tahanan nampak seorang wanita tua yang sedang dikawal oleh seorang polisi wanita, sedang berjalan tertatih-tatih menuju ruang jenguk tahanan.Pria itu coba menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangan dengan erat di bawah meja, ada rasa amarah, benci, dan juga rasa rindu di dalam lubuk hatinya melihat ke arah wanita tua itu yang sedang berjalan ke arahnya.Melihat ekspresi suaminya,Wanita di sebelahnya memeluk dari belakang sambil mengusap-usap punggung suaminya dan berbisik pelan.."Sayang..walau bagaimanapun dia adalah ibu yang melahirkanmu, lupakan kesalahannya yang di masa lalu... Lihatlah keadaannya yang sangat memprihatinkan saat ini, segera sambut iya sayang..dia adalah ibumu."Pria di sebelahnya itu melepaskan kepalan t
Sementara itu bagaimana nasibnya nenek farah..?Nampak seorang wanita tua yang duduk menyendiri di sudut ruang sel penjara,dia sengaja menjauh dari kumpulan para tahanan wanita lainnya yang sedang tiduran di lantai.Pandangan matanya yang tadinya tajam menikam.. saat ini hanya seperti awan hitam yang meredup.Suaranya yang tadinya lantang..saat ini tak sepatah katapun lagi terdengar dari mulutnya.Hari harinya saat ini bagai berada di neraka.Wajahnya yang biasa angkuh, saat ini hanya bisa tertunduk lesu merenungi semua kesalahannya selama ini.Bahkan matanya yang selama ini tidak pernah mengeluarkan air mata, saat ini hampir setiap detiknya menitikkan air m
Sementara itu Rian yang dari tadi mendengarkan cerita Mbok Darmi dari tempat persembunyiannya, dengan perlahan berjalan mendekati Melinda yang lagi menenangkan Mbok Darmi.Dalam hati Dia berpikir, inilah saatnya untuk berterus terang kepada Melinda bahwa dirinya adalah putra dari bapak Hadi Saputra itu.Namun ketika selangkah lagi dirinya mendekati Melinda, mendadak handphonenya berbunyi, dan ketika Rian memperhatikan nama kontak tersebut ternyata pak Hendra yang menghubunginya.Rian mengurungkan niatnya dekati Melinda,Dia segera berbalik arah untuk menerima panggilan dari Pak Hendra.Melinda menoleh ke arah Rian,ada sedikit keheranan terhadap suaminya yang tiba-tiba muncul namun berbalik pergi lagi.&
"Apa maksudnya dengan memasang badan? Apa semenjak ibu farah menikah dengan kakek saya ada kekerasan terhadap almarhum ayah dan tante saya waktu itu?"Melinda mengernyitkan keningnya, karena ada pertanyaan yang mengganjal di kepalanya saat ini.Sementara wajah Mbok Darmi terlihat muram saat itu, nampak jelas ada ekspresi kesal di wajah tuanya saat ini."Begitu Ibu Farah menjadi Nyonya di kediaman almarhum Tuan Arya Pratomo, rumah yang tadinya bentuk surga dunia berubah menjadi neraka rasanya saat itu.Kalau Nona muda pernah mendengar cerita ibu tiri, seperti itulah yang terjadi dan menimpa Tuan Teguh serta Nona Melisa yang masih berumur balita saat itu.
Mbok Darmi mengusap air matanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya, sambil melihat ke atas dia coba ingat-ingat kejadian sehari sesudah majikannya menikah dengan Ibu farah."Di hari-hari pertama mereka sesudah menikah, Tuan Arya tidak memperlakukan istimewa kepada ibu farah... Yang saya ketahui waktu itu mereka tidak tidur satu kamar.Sepertinya Tuan Arya, memang tidak mencintai dan tidak mau membawa Ibu farrah ke dalam kamar pribadi milik peninggalan beliau dan mendiang istrinya, kecuali saat terjadi kecelakaan waktu itu.Walau tinggal satu rumah, tapi mereka beda kamar tidur. Tuan arya tetap di kamar pribadinya yang bersebelahan dengan kamar putra dan putrinya di lantai 2 Mansion tersebut, sedangkan ibu farah menempati kamar di lantai pertama bersama putra
"Lalu apa yang terjadi setelah itu mbok?" Melinda jadi sangat penasaran."Kedua pengacara Ibu farah terus memberi tekanan kepada bapak Arya, agar bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Ibu Farah.Mereka mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum, jika Tuan Arya tidak segera menikahi Ibu Farah."Saya melihat tuan Arya saat itu sangat tertekan, beliau seperti makan buah simalakama. Di satu sisi dia masih sangat setia kepada almarhum istrinya dan berjanji tidak akan menikah lagi setelah beliau tiada, di sisi lain dia sudah terlanjur berbuat zinah kepada ibu farah dan harus bertanggung jawab.Akhirnya dengan berat hati, Tuan Arya bersedia menikahi Ibu Farah. Sepertinya beliau saat itu tidak ingin namanya dan pe
Riyan kembali ke ruang tamu dimana di di sana sedang berkumpul bapak-bapak pengacara, Pak Herman juga Pak Hasan .Mereka sedang mendiskusikan suatu hal yang sangat penting untuk persiapan pelantikan Melinda besok pagi.Sejenak Ryan menghampiri mereka,tapi karena merasa kehadirannya tidak terlalu penting di situ dia segera pamit ke dapur mencari istrinya Melinda.Sebelum langkah kakinya sampai dekat ruangan dapur, Ryan mendengar Mbok Darmi sedang bercerita tentang almarhum Bapak Arya Pratomo dan istrinya kepada Melinda.Ryan menghentikan langkahnya di sudut ruangan yang tidak terlihat oleh Mbok Darmi serta Melinda dan juga kedua pembantu Mbok Darmi di situ, karena kebetulan terhalang oleh sebuah lemari es.