"Bagaimana mungkin secepat ini sayang?.. terus terang saya belum siap untuk menjadi seorang CEO."keluh Melinda kepada suaminya.
Melinda merasa terlalu banyak kejadian yang tidak terduga akhir akhir ini,dia merasa semua di luar investasinya dan membuat dirinya belum bisa 100 persen menerima semuanya.
Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah seorang keturunan dari keluarga Pratomo, yang mau tidak mau menjadi pewaris dari perusahaan Pratama group peninggalan kakeknya.
Melinda merasa, kehidupan sederhana yang selama ini yang dia jalani baik bersama almarhum kedua orang tuanya atau almarhum tantenya adalah sesuatu yang membuatnya bahagia, dan dia tidak pernah berpikir atau memimpikan untuk menjadi seorang Milioner.
"Perkenalkan saya Nona muda... Saya mbok Darmi.. saya dulu bekerja dengan almarhum kakeknya Nona, kalau tidak salah 5 tahun menjelang nenek Anda meninggal saya sudah bekerja di sana..Dan sewaktu ayahmu lahir dan juga adiknya yang bernama Lisa.. mbok yang jadi pengasuh mereka, sampai akhirnya nenek anda meninggal karena sakit kanker…Lalu datanglah si perempuan iblis itu, yang pura-pura baik mau menggantikan nenekmu, padahal di balik itu sedang merencanakan sesuatu.Buktinya dia memperlakukan anak-anak Tuan besar yang masih pada kecil-kecil secara tidak manusiawi, dan waktu saya coba membela dan melindungi ayah dan tante nonamuda, saya malah dipecat dan diusir begitu saja bahkan saya diancam kalau berani ngadu ke Tuan saya akan celaka.
Walau di rumah almarhum Tante Lisa tidak semewah di banding kediaman keluarga kaya pada umumnya, namun Melinda merasa bahagia tinggal di sana.Banyak kenangan bersama Tante Lisa disini sewaktu beliau masih hidup, itulah sebabnya Melinda merasa berat meninggalkan rumah ini sesuai permintaan orang-orang yang kini sedang mendukungnya.Kedua pengacara senior ditambah Pak Herman dan Pak Hasan juga mbok Darmi, mereka mengusulkan kepada Melinda agar segera menempati Mansion peninggalan dari almarhum kakeknya.Pak Hendra yang hadir malam itu di acara jamuan makan malam bersama yang tadinya hanya diam, namun melihat keraguan di wajah calon CEO perusahaan Pratama grup ini jadi ikut angkat bicara."Maaf Ibu Melinda, bukannya s
"Untuk kesekian kalinya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan bapak bapak semua dan juga mbok Darmi,serta tidak ketinggalan kehadiran suami ku tercinta Ryan, karena saya merasa tidak akan sanggup menerima ini sendiri.Kedepannya mohon bimbingannya, Karena tanpa kalian semua aku bukanlah siapa-siapa."ucap Melinda sambil menyapu pandangan ke seluruh orang yang hadir di perjamuan malam itu.Setelah itu Melinda menyusul mbok Darmi dan kedua stafnya di dapur, yang lagi sibuk membersihkan sisa-sisa peralatan makan.Sementara kedua pengacara sedang sibuk berkoordinasi dengan Pak Hasan dan Pak Herman, Ryan mendekati Pak Hendra dan istri yang sedang bersiap-siap untuk pulang."Kenapa terb
"Tuan muda Ryan, masalah identitas anda sebaiknya dirahasiakan dulu, sekarang kita fokus dulu di pelantikan Melinda besok hari, karena saya khawatir jika istri anda mengetahui identitas Anda saat ini pikirannya akan terganggu."Ucap pak Hendra berbisik ke telinga Ryan, ada rasa khawatir dipikiran Pak Hendra saat ini jika Melinda mengetahui bahwasanya Ryan adalah cucu dari ibu farah.Orang yang selama ini telah menyingkirkan keluarganya, dengan mengambil alih semua harta kekayaan peninggalan almarhum kakeknya."Tapi om, sampai kapan saya akan merahasiakan ini? karena saat ini atau nanti istriku pasti akan tahu juga siapa sebenarnya Aku ini."Jawab Ryan dengan wajah yang sangat suram, karena dia tidak ingin merahasiak
Ryan hanya termenung melihat kepergian Pak Hendra dan istrinya, masih terasa nyaring terdengar di telinganyaperkataan Pak Hendra barusan yang menyebutkan bahwa Ayahnya bahagia mendengar tentang apa yang terjadi di sini.Ryan merasa apa yang dipikirkan Ayahnya saat ini sama dengan yang ada di pikirannya.Walau Ibu farah adalah neneknya atau Ibu dari ayahnya,yang saat ini sedang berurusan dengan kepolisian, mereka tidak merasa prihatin sama sekali.Menurutnya apa yang telah dilakukan ibu farah adalah hal yang diluar batas yang harus mendapat hukuman yang setimpal.Dalam hati dan pikirannya saat ini,ada perasaan senang bercampur emosional bila mengingat siapa orang di bali
"Apa yang mbok Darmi tahu tentang penyakit nenek saya waktu itu, karena yang saya ketahui nenek saya meninggal tidak lama sebelum melahirkan tante Lisa.. yang berarti waktu itu nenek saya belum terlalu tua umurnya."Sambil terus bersih-bersih piring, Melinda tidak henti-hentinya bertanya kepada Mbok Darmi tentang apa saja yang diketahui tentang neneknya.Mbok Darmi yang tadinya tidak ingin Melinda bekerja, jadi terbawa suasana karena mengingat kejadian waktu lalu bekerja dengan nenek dannya Melinda.
"Apa dijebak?... bagaimana ceritanya mbok, kenapa almarhum kakek bisa kena jebakan wanita yang bernama ibu farah itu?"Melinda jadi sangat penasaran."iya Nona muda, tidak sengaja waktu itu saya mempergoki wanita itu memasukkan sesuatu ke dalam minuman tuan Arya..Waktu itu hari sudah agak larut malam, ketika mobil yang membawa tuan Arya yang baru pulang dari kantor.Sewaktu saya membukakan pintu untuk Tuan Arya, selain Pak Herman sebagai sopirnya di situ saya melihat ada wanita itu ikut bersama Tuan Arya masuk ke dalam kediaman.Saya melihat tuan Arya kelelahan, sehingga waktu berjalan pun dipapah oleh Pak Herman masuk ke dalam kamarnya, tidak seperti biasanya kalau Tuan pulang pasti melihat dulu ke kamar anak-anakn
Riyan kembali ke ruang tamu dimana di di sana sedang berkumpul bapak-bapak pengacara, Pak Herman juga Pak Hasan .Mereka sedang mendiskusikan suatu hal yang sangat penting untuk persiapan pelantikan Melinda besok pagi.Sejenak Ryan menghampiri mereka,tapi karena merasa kehadirannya tidak terlalu penting di situ dia segera pamit ke dapur mencari istrinya Melinda.Sebelum langkah kakinya sampai dekat ruangan dapur, Ryan mendengar Mbok Darmi sedang bercerita tentang almarhum Bapak Arya Pratomo dan istrinya kepada Melinda.Ryan menghentikan langkahnya di sudut ruangan yang tidak terlihat oleh Mbok Darmi serta Melinda dan juga kedua pembantu Mbok Darmi di situ, karena kebetulan terhalang oleh sebuah lemari es.