Pagi ini Almira sudah berdandan rapi, lengkap dengan gamis dan jilbab putihnya. Almira memang sangat cantik dan anggun hanya saja menurut Adrian Almira sangatlah jutek dan juga galak, mungkin karena gadis itu tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun, sehingga wajar saja dia sangat tegas dan menjaga dirinya dengan baik.Adrian terbangun mengusap kedua matanya , ia tersenyum merasa kagum dengan kecantikan sang istri. Tidak pernah terbayangkan oleh Adrian dia akan menikah dengan wanita tertutup seperti Almira."Cantik sekali." Ucap Adrian yang langsung terdengar Almira hingga gadis itupun menoleh kearahnya."Apa katamu?" Tanya Almira "Tidak, tumben sekali kamu sudah cantik pagi-pagi seperti ini." Ujar Adrian."Aku ada acara lamaran naswa dengan calon suaminya." Jawab Almira."Aku antar saja bagaimana?" Tanya Adrian menawarkan diri untuk mengantar sang istri."Tidak perlu, aku bisa berangkat sendiri." Walau mereka tinggal satu rumah, namun tetap saja sikap almira masih tidur berubah
Melihat Almira menangis keluar dari rumah naswa, membuat adrian pun penasaran apa yang sebenarnya terjadi, hingga akhirnya diapun diam-diam melihat kerumah naswa dan sangat terkejut karena pria yang menjadi calon suami sahabat sang istri adalah ustad Ali. "Pantas saja Almira pergi begitu saja." Batin Adrian yang langsung memutuskan untuk pergi dan mencoba mencari Almira yang dirundung kecewa serta patah hati atas lamaran ustadz Ali. Almira pun berhenti disebuah taman, dan langsung menangis sepuasnya."Kenapa Allah tidak adil padaku," teriak Almira yang terus menangis histeris.Untuk pertama kalinya Almira menangisi seorang laki-laki dalam hidupnya selain sang ayah, yaitu ustadz Ali, pria yang selama ini ia simpan namanya dalam do'a dan berharap kelak akan menjadi seseorang yang mencintainya dengan tulus. Namun, takdir justru mempertemukan dia dengan Adrian laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.Adrian berhasil menemukan Almira, melihat Almira menangis ditaman seketika membuat h
Almira dan Adrian pun sampai di rumah Fitri dan ustadz Kahfi yang baru saja tiba di rumah menatap senyum putri dan juga menantunya yang mulai terlihat aku harus. Sebuah kebahagiaan yang seharusnya terpancar sejak awal mereka menikah mungkin ustadz kafi memang tidak menerima kehadiran Adrian saat pertama kali dia menikah dengan putrinya hanya dengan mahar sebesar 100.000 tetapi seiring berjalannya waktu ternyata memang Adrian adalah laki-laki yang baik bahkan dia mampu menjaga amanah untuk selalu ada di samping putrinya."Masya Allah, ini yang selalu Ibu tunggu akhirnya kamu mau juga pulang bersama dengan Adrian. "Puji Fitri menatap senyum putri dan juga menantunya."Ibu dan juga bapak ngapain ada di luar rumah, apa mungkin memang sengaja menunggu aku dan juga Mas Adrian? "Tanya Almira menatap curiga pada sang Ibu dan juga ayahnya."Ibu baru selesai berjualan, Bapak juga baru pulang mengajar jadi ibu sempatkan untuk mengobrol berdua bersama Bapak membicarakan tentang masa depanmu dan j
"Almira, setiap manusia itu bisa berubah kapanpun selama Allah membolak-balikkan hatinya, kamu jangan bersikap seperti itu pada suamimu lagi ya karena ibu tahu Adrian adalah laki-laki yang baik. "Papar sang ibu mencoba untuk menasehati putrinya karena dia tidak mau Almira terus-menerus menuduh Adrian adalah laki-laki yang jahat."Tapi Bu, sampai detik ini dia tidak pernah memberitahukan kita tentang keluarganya dia selalu bilang keluarganya tinggal di kota sedangkan dia bisa mendapatkan uang dari manapun aku curiga selama ini uang yang dia berikan pada kita adalah uang haram. "Jawab Almira."Astagfirullah Almira, kamu jangan menuduh seorang seperti itu apalagi dia adalah suami kamu sendiri Adrian selalu mengatakan pada ibu bahwa ini adalah uang halal jadi ibu anggap bahwa memang ini adalah uang halalnya karena ibu yakin anak itu tidak akan pernah berbohong. "Ujar Fitri yang tetap membela Adrian di hadapan Putri kandungnya sendiri.Almira pun mengalah, dia tahu sampai kapanpun dia menc
"Almira, kamu belum pulang?" Tanya Naswa wanita dengan hijab berwarna putihnya."Bapakku belum jemput, sepertinya dijalan macet." Jawab Almira."Yasudah, aku pulang duluan yah, soalnya orang tuaku sudah menunggu." Ujar Naswa yang mulai menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Almira sembari melambaikan tangan dengan cepat karena hari sudah semakin gelap.Gemuruh suara petir semakin terdengar jelas, membuat Almira pun bergidik ketakutan dan mencoba menutup telinganya. Tidak lama hujan turun dengan derasnya, Almira langsung mencoba mencari tempat untuk berteduh, namun karena hujan yang tiba-tiba deras akhirnya , baju gamis diapun basah kuyup."Ya ampun, bapak tumben sekali sih telat jemput, padahal aku sudah menunggu lama." Gerutu Almira.Bekerja ditoko kue sejak lulus sekolah menengah Atas, Almira terbiasa diantar jemput sang bapak, karena dia adalah anak semata wayang, orang tuanya tidak pernah mengizinkan dia untuk membawa kendaraan sendiri. Sehingga, beginilah Almira setiap
"Bapak benar-benar kecewa sama kamu Almira! "Seru ustadz Kafi menatap tajam dengan mata yang merah seolah rasa kecewa terhadap putrinya Almira gadis yang dia jaga dan dia rawat sejak kecil seketika hancur dalam satu malam."Pak, Almira tidak melakukan hal apapun yang dituduhkan mereka semuanya itu semuanya salah paham. "Jawab kembali Almira yang berharap untuk kali ini bapaknya akan mendengarkan penjelasannya."Sudahlah ustadz Kafi, lebih baik nikahkan saja Almira dan pemuda itu lagi pula setelah mereka menikah Bapak juga merasa lega kan Almira sudah ada yang menjaga daripada dia harus berbuat yang tidak-tidak di kampung orang. "Lagi-lagi ucapan itu mempengaruhi ustadz kafi membuat Almira pun tidak bisa berkata-kata lagi di depan sang bapak. "Nikahkan saja putriku sekarang, aku akan menjadi walinya! "Tegas ustadz Kahfi seketika membuat Almira pun terbelalak, Bagaimana bisa dia menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal bahkan pria itu juga meminum minuman keras. "Alha
Almira hanya bisa tertunduk lesu, gamis yang lusuh dan kotor akan dia kenakan diacara ijab qobul pernikahannya, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bagaimana bisa dia ada dalam situasi memalukan seperti ini dengan pria asing."Ayo nak, duduk samping putriku." Ajak ustadz kafi pada pria asing yang akan menjadi menantu dadakannya itu.Pria itu berjalan perlahan , menduduki kursi yang sudah disediakan oleh para warga. Tangis Almira semakin pecah, kala harus bersanding dengan pria yang sudah membuat mimpinya hancur dalam semalam."Ya Allah, apakah ini jalan takdirku dalam mendapatkan jodoh?" Batin Almira lirih."Namamu siapa?" Tanya ustadz Kafi."Adrian Mahrez Wiguna." Jawab tegas pria bertubuh kekar dengan hidung mancungnya itu."Baik, skarang kamu ikuti ulang ucapanku, sebagai wali nikah sekaligus bapak dari Almira kekasihmu." Ucapan sang bapak kembali membuat Almira hancur, dia tidak pernah sedikitpun melanggar aturan keluarganya dalam pergaulan dengan yang bukan mahrom. Sel
"Saya dan Almira sudah lama saling mencintai." Jawab Adrian, membuat Almira melirik tajam kearahnya."Maksud kamu apa?, bukankah kita tidak saling mengenal?" Almira menatap Adrian berharap pria itu berkata jujur pada kedua orang tuanya. Karena sejak tadi di acara pernikahan mereka berdua banyak sekali orang, yang menuduh Almira memiliki hubungan dengan Adrian, padahal dia sama sekali tidak mengenal pria yang kini telah menjadi suaminya tersebut."Maafkan saya pak, Saya memang tidak pernah berani untuk datang ke rumah ini karena Amira tidak pernah mengizinkan saya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya sehingga kita berdua sering sekali bertemu di luar rumah. "Seru Adrian membuat Almira pun sangat marah dan kesal padanya.Dengan wajah memerah, dia menatap Putri semata wayangnya tersebut dengan amarah namun sang istri mencoba untuk menenangkannya karena dia tidak mau suaminya menyakiti hati Putri kandungnya sendiri."Kamu memang Putri tidak tahu di untung Almira! Bapak susah payah men
"Almira, setiap manusia itu bisa berubah kapanpun selama Allah membolak-balikkan hatinya, kamu jangan bersikap seperti itu pada suamimu lagi ya karena ibu tahu Adrian adalah laki-laki yang baik. "Papar sang ibu mencoba untuk menasehati putrinya karena dia tidak mau Almira terus-menerus menuduh Adrian adalah laki-laki yang jahat."Tapi Bu, sampai detik ini dia tidak pernah memberitahukan kita tentang keluarganya dia selalu bilang keluarganya tinggal di kota sedangkan dia bisa mendapatkan uang dari manapun aku curiga selama ini uang yang dia berikan pada kita adalah uang haram. "Jawab Almira."Astagfirullah Almira, kamu jangan menuduh seorang seperti itu apalagi dia adalah suami kamu sendiri Adrian selalu mengatakan pada ibu bahwa ini adalah uang halal jadi ibu anggap bahwa memang ini adalah uang halalnya karena ibu yakin anak itu tidak akan pernah berbohong. "Ujar Fitri yang tetap membela Adrian di hadapan Putri kandungnya sendiri.Almira pun mengalah, dia tahu sampai kapanpun dia menc
Almira dan Adrian pun sampai di rumah Fitri dan ustadz Kahfi yang baru saja tiba di rumah menatap senyum putri dan juga menantunya yang mulai terlihat aku harus. Sebuah kebahagiaan yang seharusnya terpancar sejak awal mereka menikah mungkin ustadz kafi memang tidak menerima kehadiran Adrian saat pertama kali dia menikah dengan putrinya hanya dengan mahar sebesar 100.000 tetapi seiring berjalannya waktu ternyata memang Adrian adalah laki-laki yang baik bahkan dia mampu menjaga amanah untuk selalu ada di samping putrinya."Masya Allah, ini yang selalu Ibu tunggu akhirnya kamu mau juga pulang bersama dengan Adrian. "Puji Fitri menatap senyum putri dan juga menantunya."Ibu dan juga bapak ngapain ada di luar rumah, apa mungkin memang sengaja menunggu aku dan juga Mas Adrian? "Tanya Almira menatap curiga pada sang Ibu dan juga ayahnya."Ibu baru selesai berjualan, Bapak juga baru pulang mengajar jadi ibu sempatkan untuk mengobrol berdua bersama Bapak membicarakan tentang masa depanmu dan j
Melihat Almira menangis keluar dari rumah naswa, membuat adrian pun penasaran apa yang sebenarnya terjadi, hingga akhirnya diapun diam-diam melihat kerumah naswa dan sangat terkejut karena pria yang menjadi calon suami sahabat sang istri adalah ustad Ali. "Pantas saja Almira pergi begitu saja." Batin Adrian yang langsung memutuskan untuk pergi dan mencoba mencari Almira yang dirundung kecewa serta patah hati atas lamaran ustadz Ali. Almira pun berhenti disebuah taman, dan langsung menangis sepuasnya."Kenapa Allah tidak adil padaku," teriak Almira yang terus menangis histeris.Untuk pertama kalinya Almira menangisi seorang laki-laki dalam hidupnya selain sang ayah, yaitu ustadz Ali, pria yang selama ini ia simpan namanya dalam do'a dan berharap kelak akan menjadi seseorang yang mencintainya dengan tulus. Namun, takdir justru mempertemukan dia dengan Adrian laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.Adrian berhasil menemukan Almira, melihat Almira menangis ditaman seketika membuat h
Pagi ini Almira sudah berdandan rapi, lengkap dengan gamis dan jilbab putihnya. Almira memang sangat cantik dan anggun hanya saja menurut Adrian Almira sangatlah jutek dan juga galak, mungkin karena gadis itu tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun, sehingga wajar saja dia sangat tegas dan menjaga dirinya dengan baik.Adrian terbangun mengusap kedua matanya , ia tersenyum merasa kagum dengan kecantikan sang istri. Tidak pernah terbayangkan oleh Adrian dia akan menikah dengan wanita tertutup seperti Almira."Cantik sekali." Ucap Adrian yang langsung terdengar Almira hingga gadis itupun menoleh kearahnya."Apa katamu?" Tanya Almira "Tidak, tumben sekali kamu sudah cantik pagi-pagi seperti ini." Ujar Adrian."Aku ada acara lamaran naswa dengan calon suaminya." Jawab Almira."Aku antar saja bagaimana?" Tanya Adrian menawarkan diri untuk mengantar sang istri."Tidak perlu, aku bisa berangkat sendiri." Walau mereka tinggal satu rumah, namun tetap saja sikap almira masih tidur berubah
Adrian pergi menggunakan taksi online, Dia pergi kembali menuju rumah Almira dia tidak sadar bahwa tadi Amira istrinya mengikutinya hingga perumahan ini namun tidak tahu tentang siapa sebenarnya suami yang menikahinya tersebut."Assalamualaikum. "Ucap almira yang baru saja tiba di rumah."Waalaikumsalam, Kamu dari mana saja Almira sampai malam begini." Tanya Fitri yang mulai cemas pada putrinya."Aku tadi ada urusan sebentar dulu," jawab Amira yang terpaksa berbohong pada sang ibu.Almira langsung pergi ke kamarnya dia masih benar-benar menaruh curiga pada suaminya Adrian karena dia tahu ada yang disembunyikan oleh sang suami tentang siapa identitas aslinya yang sebenarnya.Tidak selang beberapa lama akhirnya Adrian pun kembali ke rumah keluarga Almira dengan membawa tas yang cukup besar berisikan baju dan juga barang-barang yang masih bisa dia bawa dari rumah orang tuanya."Assalamualaikum. "Ucap Adrian yang langsung mencium punggung tangan Ibu mertuanya Fitri"Waalaikumsalam kamar k
"Naomi, mau apa lagi kamu datang ke rumahku? "Tanya Adrian menatap sinis ke arah wanita yang menjadi kekasihnya itu."Adrian, jaga sikapmu baik-baik mau bagaimanapun Naomi adalah calon istrimu kalian sendiri sudah melakukan pertunangan kan dan sebentar lagi akan langsungkan pernikahan. "Jawab sang papa yang membela Naomi di hadapan Adrian"Aku tidak mau menikah dengannya, karena aku sudah tidak mencintainya lagi Naomi sudah menghianatiku pak dengan laki-laki lain yang tidak lain adalah sahabatku sendiri Arga. "Ujar tegas Adrian yang merasa telah dibohongi selama ini oleh sang kekasih."Sepertinya Adrian salah paham mungkin dia tidak sengaja bertemu denganku saat aku dengan salah satu teman sedang bertemu di luar. "Naomi pun mengelak karena dia tidak mau disalahkan oleh orang tua Adrian."Sudahlah, yang terpenting adalah Om tidak mau pernikahan kalian batal sebentar lagi kalian akan menikah dan mau makan segera memiliki seorang menantu Adrian adalah anak Om satu-satunya jadi oh hanya i
"Bu, Adrian sudah mengantarkan ibu pulang ke rumah ada yang mau permisi untuk keluar sebentar. "Ucap Adrian yang langsung mencium punggung tangan Fitri dan berpamitan untuk pergi.Melihat suaminya yang terburu-buru, membuat Almira pencuriga karena memang akhir-akhir ini ada yang sering sekali berpamitan untuk pergi keluar namun tidak jelas kemana tujuan dia pergi."Bu, Almira pergi dulu ya. "Ucap Almira pada Fitri."Kamu mau ke mana lagi Almira, ibu tidak mau kamu terjadi sesuatu apalagi kamu juga belum izin sama suamimu Adrian. "Jawab Fitri mencoba untuk mengingatkan Almira."Mau tahu ke mana mas Adrian pergi, ibu sadar bahwa akhir-akhir ini dia sering sekali pergi keluar aku sendiri tidak tahu dia pergi ke mana karena sampai detik ini kita tidak pernah tahu tentang latar belakang keluarganya dan identitas asli dia bagaimana kalau seandainya dia berniat jahat pada keluarga kita. "Papar Amira mencoba untuk meyakinkan Fitri agar mengizinkannya mencari tahu tentang suaminya yang sebenar
"Wah, ternyata Bu Fitri berjualan ditemani oleh menantu kesayangannya." Sindir salah satu tetangga Bu Fitri."Bukankah dia pria yang dinikahkan dengan Almira? Ya ampun berita Almira sampai tersebar kemana-mana, tidak disangka wanita yang terlihat alim ternyata seorang pembohong." Sahut salah nindi salah satu teman sekolah Almira. "Kalian mau beli kue atau bergosip?" Tanya Adrian melirik mereka dengan sinis.Fitri hanya terdiam dan tertunduk, kalah Putri semata wayangnya dan juga keluarganya dihina oleh para tetangga, ternyata memang kejadian tersebut masih tetap melekat ingatan para warga bahkan para teman-teman Almira yang tahu tentang siapa Almira sebenarnya, hati Fitri sangat hancur tidak ada seorang ibu yang terima jika anak wanita satu-satunya dihina.Karena memang selama ini, Fitri sangat tahu betul bagaimana putrinya bersikap."Jangan marah begitu dong, lagipula apa yang aku katakan itu memang benar kan slalu almira bukanlah wanita baik, dia ya allah wanita yang berpura-pura a
Sebulan berlalu sejak pernikahan Almira dan Adrian mereka berdua tetap tinggal dirumah orang tua Almira, tidak ada yang tahu siapa Adrian sebenarnya, karena Adrian hanya mengatakan kedua orang tuanya sedang diluar kota. Selama itu pula Almira selalu berbohong tentang dirinya yang tidak lagi bekerja. "Sudah hampir sebulan mas Adrian disini , kenapa sampai detik ini kamu tidak menceraikan ku?" Tanya Almira kala Adrian baru saja selesai mandi."Bukankah aku memberikanku penawaran, bahwa aku berjanji untuk mewujudkan mimpimu asal kamu mau ikut denganku ke Jakarta," jawab Adrian "Kamu pikir aku percaya, bagaimana kalau ternyata kamu pria jahat yang berniat menjualku." Ujar Almira menatap tajam Adrian."Berhenti berpikir jahat padaku! Aku pria baik-baik bukan seperti yang kau pikirkan Almira!" Jawab Adrian."Mana ada pria baik, mabuk, bahkan sampai sekarang pun aku tidak pernah tahu pekerjaanmu apa , namun diam-diam mas Adrian memberi uang sama ibu." Papar Almira."Uang yang aku berikan a