"aku tetap tidak mau ditinggalkan bersama dengan mas Adrian Bu. "Almira pun mengatupkan kedua tangannya di hadapan Fitri, dan meminta agar dia tetap tinggal bersamanya di sini."Almira, ibu minta sama kamu jangan menjadi istri yang durhaka mau bagaimanapun kamu dan Adrian masih sah menjadi suami istri, ibu berharap bahwa kamu akan tetap menjadi wanita yang baik seperti dulu sesuai dengan apa yang bapak dan ibu ajarkan padamu. "Papar Fitri yang kembali membujuk Almira agar dia mau mengizinkan sang ibu untuk pergi pulang kampung."Ibu tenang saja, aku akan menjaga Almira kapanpun lagi pula sudah tanggung jawabku untuk selalu menjaga istriku. "Sahut Adrian menghampiri Almira dan juga Fitri yang tengah berbicara berdua di kamar."Kenapa kamu selalu saja ikut campur mas, kamu yang sudah membuat hidupku seperti ini sekarang aku harus dijauhi oleh ibuku sendiri dan ditinggal sendirian di rumah ini! "Ujar Almira yang justru tidak terima karena menganggap semua ini adalah kesalahan Adrian."Ja
Adrian perlahan membuka pintu kamar sang istri, ternyata Almira lupa menguncinya karena biasanya dia sangat cerewet dan juga tidak pernah mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam kamarnya. Adrian pun perlahan berjalan menuju tempat tidur sang istri melihat Amira yang tengah terbaring begitu sangat cantik dengan rambut yang terurai sejak menikah dengannya Almira menyesal menutup jawaban sehingga ada yang tidak pernah melihat istrinya membuka jilbab.Melihat kecantikan istrinya membuat Adrian pun langsung tergoda namun dia sadar, dia tidak bisa memaksakan kehendaknya jika Almira memang tidak mau dekat dengannya.Almira perlahan membuka mata, dia terkejut saat ada lelaki bertubuh kekar berdiri di hadapannya Almira pun tak beranjak dan langsung mencari jilbab yang memang telah disediakan di samping tempat tidurnya."Kenapa tidak mengetuk pintu dulu mas, kamu lancang masuk ke dalam kamarku ada seru "sentak Almira membuat Adrian pun merasa bersalah karena awalnya dia hanya ingin memastikan
Adrian kini banyak sekali perubahan dalam dirinya, laki-laki aja yang dulu mengandalkan harta kedua orang tuanya berubah menjadi laki-laki yang mandiri dan mulai bertanggung jawab pada dirinya dan juga Almira. Adrian sudah tidak lagi gengsi mengendarai motor peninggalan dari almarhum Bapak mertuanya, "Sekarang sudah kerja, tidak lagi jadi pengangguran dong. "Sahut salah satu tetangga Almira, membuat harianku langsung menggantikan motornya."Alhamdulillah Bu Saya sedang mencari pekerjaan baru semoga pekerjaannya bisa membuat saya menghidupi istri saya Almira." Jawab Adrian dengan senyuman."Halah, paling juga kerjanya tidak jelas lagi pula siapa yang mau menerima karyawan anak berandalan seperti kamu apalagi pernah memiliki masalah memalukan kampung orang saja! "Jawab wanita paruh baya tersebut menatap sini ke arah Adrian.Adrian tidak bisa membayangkan betapa sakitnya keluarga Almira setelah mendapatkan cacian dan makian yang terlontar dari mulut para tetangga setiap harinya karena k
Almira baru saja memejamkan mata, namun ketika ada suara ketukan pintu yang sangat keras dari luar rumahnya dia pun bergegas membukanya Karena dia pikir itu adalah Adrian sang suami."Ustadz kafi buka pintunya!" Teriak seorang laki-laki yang membuat Almira pun merasa takut, namun dengan penuh keberanian akhirnya dia pun membukakan.Pria bertubuh tinggi dan besar menatap tajam ke arah Almira dia yang sangat ketakutan mencoba untuk tetap tenang."Ada perlu apa ya pak? "Tanya Almira mencoba untuk menanyakan pada laki-laki tersebut."Mana ustadz Kafi?""Suruh bayar hutangnya!" Pria itu terus saja membuat Almira takut dia membentak dan menaikkan nada suaranya di hadapan Almira."Bapakku sudah meninggal, beberapa hari yang lalu ibu juga tinggal di luar kota jadi di sini tinggal aku sendiri putrinya. "Jawab Almira."Bapakmu memiliki hutang sebesar 100 juta rupiah, dan dia harus membayar hutang tersebut secepatnya! "Jawab tegas laki-laki tersebut seketika membuat Almira pun terbelalak lagi pa
Almira dan juga Adrian, berjalan menyusuri kampung yang selama ini dia tempati sejak kecil dengan hanya motor peninggalan Sang Bapak sekaligus segel tas yang berisikan baju-baju dia terus berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Almira terus menatap Adrian yang tetap disampingnya dia menitipkan Air Mata kalau mengingat Bagaimana sikapnya terhadap sang suami yang selama ini menikahinya itu sangatlah tidak baik, namun Adrian tetaplah di sampingnya dalam kondisi dan keadaan apapun bahkan dalam hal di mana semua orang seperti menjauhinya namun laki-laki itu tetap terus memberikan semangat agar Amira bisa melewati ini semua dengan baik.Almira pun berhenti berjalan, membuat Adrian kembali menengok ke belakang dia merasa mungkin Almira lelah karena harus berjalan jauh membawa tas berisikan baju-baju miliknya."Almira, apa kamu lelah?" Tanya Adrian menghampiri sang istri.Namun, belum sempat menjawab pertanyaan Adrian Almira pun menitipkan air mata dan langsung memeluk Adrian dengan erat.
Sudah hampir tengah malam, Almira dan Adrian berkeliling mencari tempat tinggal sementara untuk mereka Namun ternyata hasilnya tetap tidak ada yang mau menerima Adrian dan juga Almira. Iya melihat ke arah Almira yang sudah mulai kelelahan karena bensin motor yang dikendarai oleh Adrian dan juga merah pun telah habis sehingga mereka harus mendorong motor tersebut dengan jarak yang lumayan cukup jauh.Seketika Adrian melihat sebuah masjid yang megah, dia pun memikirkan untuk beristirahat sementara di masjid tersebut setidaknya sampai memikirkan cara bagaimana bisa mencari tempat tinggal karena memang untuk menyewa sebuah hotel ataupun apartemen pasti uangnya akan cepat habis."Almira, lebih baik kita istirahat di sana saja." Ucap Adrian melirik sebuah masjid yang sangat mewah dan akhirnya Almira pun mengangguk setuju dan mereka kembali berjalan menuju masjid itu."Alhamdulillah, tidak pernah membayangkan akan hidup seperti ini tanpa kedua orang tua disampingku dan diasingkan oleh orang-
"jangan takut Almira, aku akan tetap berada disampingmu aku akan pastikan kedua orang tuaku akan bisa menerima kamu sebenarnya, tadi pagi aku bertemu dengan papa dan dia memintaku untuk membawamu ke rumahnya karena dia mau melihat calon menantunya itu. "Papar Adrian sembari menggenggam tangan sang istri mencoba meyakinkan Almira bahwa semuanya akan baik-baik saja.Almira pun akhirnya mengganggu setuju dia pun tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan sang suami karena, di manapun dia tinggal Almira ataupun Adrian sudah tidak diterima lagi terlebih ketika kedua orang tua mereka sudah tidak ada Almira merasa hidup sebatang kara.Adrian dan Almira pun kembali melanjutkan perjalanan sembari mencari tempat pengisian bensin karena motornya sudah mati. ada yang terpaksa harus kembali ke rumah kedua orang tuanya karena hanya itu satu-satunya agar dia bisa, memberikan kehidupan yang layak untuk Almira.Setelah beberapa jam menempuh perjalanan yang mengarahkan Mereka pergi ke kota Almi
Almira dan Adrian kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah kedua orang tua Adrian, sampailah mereka di sebuah perumahan yang sangat mewah dan megah berjajar mobil yang membuat decak kagum Almira. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki yang selama ini tinggal bersamanya adalah anak dari pengusaha kaya raya di Jakarta padahal selama ini Dia merasa bahwa Adrian adalah laki-laki biasa yang tidak memiliki apapun."Mas, kamu serius ini rumah kedua orang tuamu? "Tanya Almira kembali yang merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat."Serius sayang ini adalah rumah kedua orang tuaku dan aku tinggal kecil di sini tapi ibuku sudah meninggal sejak aku masih sekolah, sehingga aku dibesarkan hanya oleh papaku saja. "Jawab Adrian membuat Almira pun tersipu malu dengan panggilan baru yang dilontarkan oleh suaminya itu."Panggil saja aku Almira, jangan memanggil panggilan sayang. "Jawab Almira menggerutu"Ternyata sikap galaknya masih saja tetap muncul aku pikir setelah kejadian tadi kamu ak
Adrian pun Kembali ke tempat penginapannya, Ilham ternyata sudah pulang Dia terkejut melihat Adrian yang begitu sangat lemah dan juga tidak bergairah.Dengan jalan yang sempoyongan Adrian pun perlahan duduk di ruang tamu dia menggenggam kepalanya dengan kedua tangan seolah dia telah melakukan hal yang paling tidak dia sukai di dunia ini yaitu menghina Almira, dia selalu saja melakukan itu hingga membuat hati gadis itu pun hancur."Adrian, kamu ini ke mana saja sih Aku cari kamu kemana-mana nelpon juga tidak diangkat aku tuh khawatir jika terjadi sesuatu sama kamu? "Tanya Ilham mencoba untuk menghampiri Adrian dan duduk di sampingnya."Aku tadi habis pergi keluar, Aku hanya ingin menenangkan diri mencoba memahami hatiku yang selama ini hancur karena Almira, Namun ternyata justru aku malah bertemu dengan Almira lagi. "Jawab Adrian membuat Ilham pun tersenyum bahagia, karena dia memang sangat menyukai Adrian bersama dengan Almira hanya saja dia selalu menganggap Adrian itu terlalu egois
"bukan urusanmu! "Jawab tegas Almira yang langsung mengambil barang-barangnya namun Adrian tidak tinggal diam, dia mencoba untuk meraih tangan Almira sehingga barang-barangnya pun terjatuh."Ini menjadi urusanku Almira, karena kamu mengatakan tadi bahwa kamu telah hamil dan sekarang kamu sedang mengandung anak siapa itu? "Tanya Adrian menatap Almira,"Mas Adrian, bukankah kamu sendiri yang mengatakan padaku bahwa kita sudah berpisah dan kita tidak ada lagi urusan apapun, jadi kamu jangan pernah mau tahu lagi tentang kehidupanku! "Jawab tegas Almira mencoba melepaskan genggaman tangan Adrian yang membuat dia tertahan di taman itu."Aku perlu tahu Almira, apa jangan-jangan anak yang ada dalam kandunganmu itu adalah anak Arga karena terakhir kali kalian berselingkuh di belakangku. "Lagi-lagi ucapan Adrian menyayat hati Almira, dia selalu saja menuding Almira berselingkuh dengan Arga laki-laki yang sebenarnya dia sendiri tidak pernah mengenalnya sebelumnya."Cukup! Sudah cukup kamu fitnah
Hari kedua Adrian di kota Bandung, entah kenapa dia selalu memikirkan Almira yang tidak sengaja dia temui di supermarket saat pertama kali menginjakkan kaki di kota Bandung, rasanya ingin sekali dia bertemu kembali dengan mantan istrinya itu, walaupun setiap kali bertemu dengan Almira justru selalu saja membuat hatinya terluka tapi ada yang sadar bahwa dia masih sangat mencintai Almira. walau apa yang Amira torehkan pada pernikahannya begitu sangat menyakitkan."Adrian, Ayo kita bersiap-siap kan Hari ini meeting pertama kita. "Ucap Ilham membuat Adrian pun hanya terdiam, karena justru dia belum bersiap-siap ataupun memakai pakaian rapi dia justru malah melamun di pinggir jendela kamarnya memikirkan tentang pertemuan dia dengan Almira kemarin."Bagaimana meeting hari ini kamu wakilkan saja sepertinya badanku masih kurang sehat. "Jawab Adrian membuat Ilham pun menghampiri rekan kerjanya itu, karena dia tahu pasti ada yang terjadi sesuatu pada Adrian sehingga membuatnya tidak mau pergi m
Mendengar penjelasan dari Lusi, membuat ustadz Ali pun tercengang, karena dia tidak menyangka bahwa Almira hamil anak Adrian, padahal perpisahan mereka memang sudah terjadi Dia tidak bisa membayangkan Bagaimana Almira melanjutkan hidup sebagai seorang janda dan juga seorang ibu tunggal untuk anaknya kelak.Ustadz Ali pun langsung bergegas meninggalkan Lusi dan juga Nila, ia mencoba untuk mencari Almira agar dia tahu kebenaran apa yang sebenarnya terjadi. Ustad Ali sendiri memang tidak terlalu tahu apa yang menyebabkan Almira dan juga Adrian berpisah.Ustad Ali melihat Almira keluar dari kamarnya dia pun langsung menghampiri Almira dan menatap mata wanita yang pernah ada dalam hatinya itu."Kamu mau ke mana Almira, kenapa kamu berhenti mengajar? "Tanya ustad Ali menghentikan langkah Almira yang akan pergi meninggalkan pesantren."Harus kembali ke rumah kedua orang tuaku lagi pula aku sudah diberhentikan oleh ustad Danang aku memang tidak pantas berada di pesantren ini. "Jawab Almira de
Hati Almira semakin terluka, kalau dia harus kembali diasingkan oleh orang lain padahal dia juga adalah wanita biasa yang ingin hidup tenang dan menjalani aktivitasnya seperti wanita lain sepertinya banyak sekali orang yang tidak menyukainya terutama lusi, padahal selama Almira mengajar di sini dia tidak memiliki masalah pada siapapun dan sekarang dia baru tahu bahwa ada orang yang tidak menyukainya selama ini.Almira pun langsung segera masuk ke dalam kamarnya, mengemasi semua barang-barang yang sesuai permintaan dari ustad Danang yang tidak menginginkan dia untuk mengajar lagi di pesantren ini."Almira, kamu jangan memutuskan untuk pergi dari tempat ini lebih baik kita bicara baik-baik sama ustad Danang Mungkin saja dia mau menerima penjelasanmu. "Ucap nila yang langsung menggenggam tangan Almira mencoba untuk menahannya agar tidak mengemasi semua barang-barangnya."Nila, aku memang salah Aku sudah membuat semua orang malu mengenalku termasuk suamiku dulu Mas Adrian, aku tidak panta
Keesokan harinya aku mah nila dan juga Almira memutuskan untuk kembali ke pesantren karena mereka cukup dua hari saja di rumah orang tuanya Almira harus kembali mengajar seperti biasa, walau Tengah hamil dia tidak mau membiarkan tugasnya terbengkalai."Almira, kamu yakin akan tetap mengajar di pesantren atau memang kamu lebih baik tinggal saja sama Ibu di rumah biar Ibu bisa menjaga kamu dan calon cucu Ibu. "Pinta Fitri yang seolah berat melepas Putri semata wayangnya itu, karena dia takut jika terjadi sesuatu pada Almira dia tidak ada di samping putrinya itu."Ibu tenang saja, lagi pula di sana kan ada nila dan juga masih banyak teman-teman yang lain Almira pasti akan baik-baik saja bu yang terpenting adalah ibu jaga diri baik-baik di sini. "Jawab Almira yang langsung memeluk hangat sang Ibu sebuah perpisahan yang harus kembali mereka lakukan ketika Almira kembali pada kehidupannya mengajar di pesantren.Almira hanya tidak mau terus menangisi kehidupan dia yang sekarang, terlebih set
Adrian pun akhirnya memutuskan untuk mencari penginapan bersama dengan Ilham sahabatnya, setelah mereka akhirnya sampai di sebuah penginapan yang memang memiliki suasana yang tenang dan sejuk Ilham pun dan Adrian mulai beristirahat, namun Ilham selalu memperhatikan Adrian sejak pertemuannya dengan almira seketika dia menjadi murung dan tidak banyak bersuara, padahal sebelumnya Dia sangat baik-baik saja apa mungkin memang ucapan Almira menyentuh hatinya karena memang Ilham sendiri sangat tidak menyangka dengan sikap Adrian yang sampai seperti itu terhadap mantan istrinya padahal Ilham pun tahu bahwa hubungan mereka awalnya baik-baik saja."Adrian, ini kamu minum dulu lagi pula tadi kamu bilang kamu lapar kan. "Ucap Ilham sembari membawakan sebotol air putih dan juga sebuah roti untuk pengganjal perut Adrian, yang baru saja mereka beli di supermarket tersebut."Aku tidak berselera makan, entah kenapa aku teringat kata-kata Almira tadi. "Jawab Adrian membuat Ilham pun hanya bisa terdiam,
Ilham pun langsung mencari sahabatnya Adrian, Adrian yang tengah memilih bahan makanan dikejutkan dengan Ilham yang tiba-tiba saja seperti dikejar-kejar oleh hantu."Adrian, Ada kabar gembira. "Ucap Ilham."Tenang dulu Ilham, Kamu ini kenapa sih habis ketemu sama hantu atau memang habis ketemu sama mantan! "Jawab Adrian pada Ilham."Enak saja kamu, memang kamu pikir mantanku ada di Bandung lagi pula aku cuma mau kasih tahu sama kamu tadi aku ketemu sama Almira dan temannya. "Ucap Ilham membuat Adrian pun bergeming, rasanya kenapa sulit melupakan Almira karena kemanapun dia pergi selalu saja ada bayangnya padahal Almira sudah entah pergi ke mana tapi tetap saja mereka melaju seru di pertemukan."Sudahlah, aku tidak peduli lagi padanya lagi pula kita ini sudah bercerai dan aku dan dia bukan lagi suami istri! "Jawab tegas Adrian yang seolah tidak mau lagi bertemu dengan Almira tetapi hatinya justru ingin sekali melihat wajah Mantan istrinya itu.Tanpa disadari, Almira dan nila justru ada
"Bu Almira hari ini pengen sekali masak rasanya menikmati sayur sop buatan Ibu pasti enak. "Ucap Almira Yang sepertinya sudah mulai mengalami masa ngidam namun dia sadar masa-masa seperti ini sangatlah dia rindukan bersama dengan suaminya ada ketakutan dalam diri Almira Bagaimana jika ada yang tidak bisa menerima bahwa anak yang ada dalam kandungannya adalah anak mereka, karena memang Almira mengalami fitnah ketika dia dituduh berselingkuh dengan Arga laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal."Ya sudah, ibu akan belikan tukang sayur ya tapi kamu sabar karena ini kan sudah siang. " Jawab sang ibu."Bagaimana aku temani saja Almira ke supermarket Bu, sekalian bumil harus jalan-jalan karena pasti sangat membosankan selalu berdiam diri di rumah lagi pula nanti kalau kita pulang ke pesantren Almira juga tidak akan bisa kemana-mana bu. "Sahut nila yang memberikan ide sangat bagus karena Almira membutuhkan banyak sekali hal yang menyenangkan dalam hidupnya karena tidak mudah menjalani kehi