Setelah acara pemakaman selesai, semua orang pun kembali ke rumahnya masing-masing suasana rumah Almira pun terasa hampa tanpa adanya seorang ayah di sampingnya, rasanya semua berbeda namun kita mengira harus bisa tegar dalam menghadapi semua ujian dalam hidupnya."Assalamualaikum, Almira "ucap seorang wanita yang berpakaian rapi didampingi dengan putrinya yang tidak lain adalah nyonya laudya mantan bos dari Almira."Waalaikumsalam, ibu laudya ibu bisa datang ke sini? "Tanya Amira yang merasa terkejut dengan kehadiran mantan bosnya tersebut."Saya tahu dari naswa, bawahi aku baru saja meninggal jadi saya menyempatkan diri untuk datang ke rumahmu karena saya tahu kamu adalah karyawan saya yang baik Amira Dan saya merasa bahwa saya masih ada tanggung jawab untuk peduli padamu." Jawab nyonya laudya."Ma, ayolah lebih baik kita pergi saja dari sini aku tidak mau lama-lama ada di rumah sumpek ini. "Kalau Naomi yang merasa kesal berlama-lama di rumah Almira."Kamu harus bersikap sopan ini r
Setelah semua tamu pulang dari rumahnya termasuk sahabatnya dan juga ustadz Ali, Almira pun langsung masuk ke dalam kamar mencari keberadaan suaminya Adrian."Ternyata kamu di sini. "Ucap Almira membuat Adrian pun langsung terbangun karena dia sangat lelah dalam acara pemakaman ayah mertuanya itu."Tumben sekali kamu mencariku Almira, biasanya kamu tidak pernah peduli padaku. "Jawab Adrian dengan senyuman."Aku tidak akan pernah peduli padamu mas, karena bagiku pernikahan kita tetaplah tidak ada cinta di dalamnya dan aku hanya ingin mempertanyakan satu hal apa hubunganmu dengan mbak Naomi anak dari nyonya laudya. "Almira seolah mengintrogasi suaminya itu."Naomi siapa?aku tidak mengenal dia memang kamu kata siapa aku mengenalnya?" Tanya kembali Adrian yang masih mengelak dengan pertanyaan sang istri namun dia sadar bahwa mungkin Almira tadi menaruh curiga tentang kedekatan dia dan juga Naomi."Berhenti berbohong seperti itu lagi pada aku mas, aku sadar bahwa saat aku pertama kali bert
"aku tetap tidak mau ditinggalkan bersama dengan mas Adrian Bu. "Almira pun mengatupkan kedua tangannya di hadapan Fitri, dan meminta agar dia tetap tinggal bersamanya di sini."Almira, ibu minta sama kamu jangan menjadi istri yang durhaka mau bagaimanapun kamu dan Adrian masih sah menjadi suami istri, ibu berharap bahwa kamu akan tetap menjadi wanita yang baik seperti dulu sesuai dengan apa yang bapak dan ibu ajarkan padamu. "Papar Fitri yang kembali membujuk Almira agar dia mau mengizinkan sang ibu untuk pergi pulang kampung."Ibu tenang saja, aku akan menjaga Almira kapanpun lagi pula sudah tanggung jawabku untuk selalu menjaga istriku. "Sahut Adrian menghampiri Almira dan juga Fitri yang tengah berbicara berdua di kamar."Kenapa kamu selalu saja ikut campur mas, kamu yang sudah membuat hidupku seperti ini sekarang aku harus dijauhi oleh ibuku sendiri dan ditinggal sendirian di rumah ini! "Ujar Almira yang justru tidak terima karena menganggap semua ini adalah kesalahan Adrian."Ja
Adrian perlahan membuka pintu kamar sang istri, ternyata Almira lupa menguncinya karena biasanya dia sangat cerewet dan juga tidak pernah mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam kamarnya. Adrian pun perlahan berjalan menuju tempat tidur sang istri melihat Amira yang tengah terbaring begitu sangat cantik dengan rambut yang terurai sejak menikah dengannya Almira menyesal menutup jawaban sehingga ada yang tidak pernah melihat istrinya membuka jilbab.Melihat kecantikan istrinya membuat Adrian pun langsung tergoda namun dia sadar, dia tidak bisa memaksakan kehendaknya jika Almira memang tidak mau dekat dengannya.Almira perlahan membuka mata, dia terkejut saat ada lelaki bertubuh kekar berdiri di hadapannya Almira pun tak beranjak dan langsung mencari jilbab yang memang telah disediakan di samping tempat tidurnya."Kenapa tidak mengetuk pintu dulu mas, kamu lancang masuk ke dalam kamarku ada seru "sentak Almira membuat Adrian pun merasa bersalah karena awalnya dia hanya ingin memastikan
Adrian kini banyak sekali perubahan dalam dirinya, laki-laki aja yang dulu mengandalkan harta kedua orang tuanya berubah menjadi laki-laki yang mandiri dan mulai bertanggung jawab pada dirinya dan juga Almira. Adrian sudah tidak lagi gengsi mengendarai motor peninggalan dari almarhum Bapak mertuanya, "Sekarang sudah kerja, tidak lagi jadi pengangguran dong. "Sahut salah satu tetangga Almira, membuat harianku langsung menggantikan motornya."Alhamdulillah Bu Saya sedang mencari pekerjaan baru semoga pekerjaannya bisa membuat saya menghidupi istri saya Almira." Jawab Adrian dengan senyuman."Halah, paling juga kerjanya tidak jelas lagi pula siapa yang mau menerima karyawan anak berandalan seperti kamu apalagi pernah memiliki masalah memalukan kampung orang saja! "Jawab wanita paruh baya tersebut menatap sini ke arah Adrian.Adrian tidak bisa membayangkan betapa sakitnya keluarga Almira setelah mendapatkan cacian dan makian yang terlontar dari mulut para tetangga setiap harinya karena k
Almira baru saja memejamkan mata, namun ketika ada suara ketukan pintu yang sangat keras dari luar rumahnya dia pun bergegas membukanya Karena dia pikir itu adalah Adrian sang suami."Ustadz kafi buka pintunya!" Teriak seorang laki-laki yang membuat Almira pun merasa takut, namun dengan penuh keberanian akhirnya dia pun membukakan.Pria bertubuh tinggi dan besar menatap tajam ke arah Almira dia yang sangat ketakutan mencoba untuk tetap tenang."Ada perlu apa ya pak? "Tanya Almira mencoba untuk menanyakan pada laki-laki tersebut."Mana ustadz Kafi?""Suruh bayar hutangnya!" Pria itu terus saja membuat Almira takut dia membentak dan menaikkan nada suaranya di hadapan Almira."Bapakku sudah meninggal, beberapa hari yang lalu ibu juga tinggal di luar kota jadi di sini tinggal aku sendiri putrinya. "Jawab Almira."Bapakmu memiliki hutang sebesar 100 juta rupiah, dan dia harus membayar hutang tersebut secepatnya! "Jawab tegas laki-laki tersebut seketika membuat Almira pun terbelalak lagi pa
Almira dan juga Adrian, berjalan menyusuri kampung yang selama ini dia tempati sejak kecil dengan hanya motor peninggalan Sang Bapak sekaligus segel tas yang berisikan baju-baju dia terus berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Almira terus menatap Adrian yang tetap disampingnya dia menitipkan Air Mata kalau mengingat Bagaimana sikapnya terhadap sang suami yang selama ini menikahinya itu sangatlah tidak baik, namun Adrian tetaplah di sampingnya dalam kondisi dan keadaan apapun bahkan dalam hal di mana semua orang seperti menjauhinya namun laki-laki itu tetap terus memberikan semangat agar Amira bisa melewati ini semua dengan baik.Almira pun berhenti berjalan, membuat Adrian kembali menengok ke belakang dia merasa mungkin Almira lelah karena harus berjalan jauh membawa tas berisikan baju-baju miliknya."Almira, apa kamu lelah?" Tanya Adrian menghampiri sang istri.Namun, belum sempat menjawab pertanyaan Adrian Almira pun menitipkan air mata dan langsung memeluk Adrian dengan erat.
Sudah hampir tengah malam, Almira dan Adrian berkeliling mencari tempat tinggal sementara untuk mereka Namun ternyata hasilnya tetap tidak ada yang mau menerima Adrian dan juga Almira. Iya melihat ke arah Almira yang sudah mulai kelelahan karena bensin motor yang dikendarai oleh Adrian dan juga merah pun telah habis sehingga mereka harus mendorong motor tersebut dengan jarak yang lumayan cukup jauh.Seketika Adrian melihat sebuah masjid yang megah, dia pun memikirkan untuk beristirahat sementara di masjid tersebut setidaknya sampai memikirkan cara bagaimana bisa mencari tempat tinggal karena memang untuk menyewa sebuah hotel ataupun apartemen pasti uangnya akan cepat habis."Almira, lebih baik kita istirahat di sana saja." Ucap Adrian melirik sebuah masjid yang sangat mewah dan akhirnya Almira pun mengangguk setuju dan mereka kembali berjalan menuju masjid itu."Alhamdulillah, tidak pernah membayangkan akan hidup seperti ini tanpa kedua orang tua disampingku dan diasingkan oleh orang-
Adrian pun, langsung membawa Naomi untuk masuk ke dalam untunglah Imas sudah memasak untuk sarapan pagi sehingga mereka berdua bisa makan pagi bersama.Seolah seperti sebuah mimpi, Adrian memperlakukan hobi dengan begitu sangat manis sama seperti perlakuannya saat bersama dengan Almira, apa mungkin memang kini Adrian sudah bisa merasakan bahwa Naomi memang mencintainya dengan sangat tulus walaupun dia memiliki kesalahan yang sangat besar terhadap dirinya."Bi, tolong buatkan jus mangga minuman kesukaan Naomi ya. "Pinta Adrian pada Imas membuat Naomi pun semakin tidak menyangka bahwa Adrian begitu sangat perhatian padanya."Terima kasih banyak ya, tapi aku bisa minta sendiri sama Bi Imas." Jawab Naomi yang masih belum bisa terbiasa dengan perhatian Adrian karena dia sendiri sudah melakukan sebuah kesalahan besar padanya sehingga jika suatu saat nanti Andrian tahu bahwa sebenarnya Naomi sudah berselingkuh dengan Arga entah apa yang akan dilakukan oleh Adrian."Mulai hari ini aku akan me
Naomi Perlahan membuka mata, dia langsung terperanjat kala mendapatkan dirinya ada diatas kasur kamar hotel milik Arga, namun dia tidak melihat Arga sang kekasih."Apa yang terjadi padaku, kemana Arga?" Ketakutan Naomi mulai menghantui dirinya. Ia pun bergegas ke toilet untuk merapikan diri."Arga, kamu dimana?" Teriak Naomi yang sama sekali tidak ada jawaban yang dia dengar, naomi pun mulai mencari keberadaan Arga di sekitar kamar yang sudah sepi dan dia mencoba untuk keluar hotel namun tidak ada satupun orang di sana.Naomi perlahan mengambil ponselnya, menekan sebuah nomor yang tidak lain adalah nomor Arga namun justru nomornya malah tidak aktif dia tidak mengerti kenapa Arga tiba-tiba saja pergi meninggalkannya di kamar hotel dan dia pun bertanya-tanya tentang dirinya apa yang terjadi semalam antara dia dan juga Arga.Melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari suaminya Adrian, dia pasti sangat khawatir dengan Naomi yang tidak pulang semalaman Dia pikir bahwa dia hanya akan
"Bagaimana malam ini untuk merayakan rencana baru kita untuk Adrian Kita menginap saja di hotel. "Ajak Arga."Kenapa harus di hotel sayang kenapa nggak di cafe atau restoran saja. "Jawab Naomi yang mencoba untuk menolak."Naomi, aku ini kan sekarang tinggal di hotel dan setiap harinya aku harus berpindah-pindah hotel untuk menghindari Adrian jadi kalau seandainya aku di tempat umum bersamamu dan ada orang suruhan Adrian atau karyawannya yang melihat kita justru itu akan membahayakan lebih baik kita merayakannya di hotel saja dan aku janji tidak akan berbuat yang aneh-aneh. "Papar Arga mencoba untuk meyakinkan Naomi."Ya sudah kalau begitu lebih baik kita pergi saja sekarang karena malam hari aku harus segera sampai di rumah karena pasti Adrian akan mencariku. "Jawab Naomi yang langsung mengiyakan permintaan Arga.Entah apa yang ada dalam pikiran Naomi, dia benar-benar lupa dengan identitasnya sebagai seorang istri dari Adrian dia malah terbuai dengan bujuk Rayu Arga yang begitu sangat
Adrian baru saja sampai kantor, dengan wajah murungnya dia menghampiri Ilham."Ada apa lagi sih Adrian, ini masih pagi tapi wajahmu murung seperti itu apa ada masalah lagi dengan istrimu Naomi? "Tanya Ilham Yang penasaran."Setiap hari aku selalu saja bertengkar dengan Naomi, padahal aku berharap ketika aku pulang ke rumah aku akan mendapatkan ketenangan dan aku akan mendapatkan seorang istri yang bisa mengerti dengan keadaanku tapi ternyata justru aku malah mendapatkan Naomi apa mungkin aku salah menikahinya. "Jawab Adrian dengan raut wajah kesal."Adrian, jangan selalu menyelesaikan masalah dengan emosi, apa kamu tidak sadar apa yang kamu lakukan pada Amira kamu tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan semuanya bahkan kamu langsung menggugat cerai dia hari itu juga. "Papar Ilham yang memang mengetahui tentang masalah yang terjadi antara Almira dan juga Adrian."Apa yang aku lakukan pada Almira, itu adalah keputusan yang sangat tepat karena tidak pantas wanita seperti dia men
Melihat kondisi rumah tangga Adrian, membuat Imas pun merasa sedih karena mau bagaimanapun dia sudah menganggap Adrian seperti putra kandungnya sendiri. merawat Adrian sejak masih bayi membuat Imas pun memiliki ikatan batin pada laki-laki bertubuh kekar dan berparas tampan itu sehingga tentu saja Imas juga merasakan sedihnya Adrian yang sudah tidak lagi bisa bersama dengan Almira."Mas, bibi sudah buatkan Mas Adrian sarapan jangan lupa dimakan ya. "Ucap bi Imas dengan senyuman membuat Adrian pun tidak bisa menolaknya, karena dia begitu sangat menyayangi dan menghargai BI Imas seperti orang tua kandungnya sendiri."Tentu saja Bi, aku minta bibir temani aku sarapan ya. "Ajak Adrian membuat Imas pun menuruti keinginannya."Bagaimana pekerjaan Mas Adrian di Bandung apakah semuanya lancar? "Tanya Imas yang seolah seperti seorang ibu yang menanyakan kondisi anak laki-lakinya itulah yang membuat Adrian memang lebih dekat dengan Imas karena saat kecil sang papa selalu sibuk dengan pekerjaann
Mendengar ucapan Naomi, membuat Adrian pun merasa bersalah karena dia sudah bersikap tidak adil pada istrinya sendiri, padahal pernikahan yang terjadi di antara mereka berdua semua karena keinginannya tetapi dia justru malah tidak bisa melepas bayang-bayang Almira dari kehidupannya, terlebih saat ini dia tahu bahwa Almira ternyata Tengah hamil entah anak siapa yang tengah dikandungnya, tetapi jika benar itu adalah anak kandungnya Adrian semakin tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena sudah menyia-nyiakan Almira."Maafkan aku Naomi, aku benar-benar sibuk sekali di Bandung bukan berarti aku menghancurkanmu tapi nanti kita atur waktu saja untuk benar-benar mencari waktu untuk bulan madu kita. "Ucap Adrian membuat Naomi pun tidak terlalu bahagia karena kini dalam hatinya sudah ada sosok Arga yang benar-benar sangat mengerti dirinya."Jangan terlalu banyak dipikirkan aku tidak mau memaksa kamu untuk langsung mencintaiku begitu saja lagi pula kamu kan sedang sibuk karena papa sedang ber
Setelah pekerjaannya selesai, Adrian dan Ilham memutuskan untuk pergi ke Jakarta adrian akan kembali lagi ke Bandung untuk mencari keberadaan Almira Mantan istrinya sekaligus dia pun harus mencari tahu tentang kehamilan Almira apa kamu mungkin anak Dia atau mungkin anaknya Arga."Kamu tidak mau bawa oleh-oleh untuk istrimu Naomi, sudah hampir tiga hari Kamu sepertinya tidak memberikan kabar pada dia aku tidak pernah melihat kamu telepon-an ataupun memberi kabar pesan kepadanya?" Tanya Ilham membuat Adrian pun terdiam, karena dia memang tidak peduli sama sekali dengan Naomi dia menikahinya hanya karena ingin membalas dendam pada Almira yang sudah menyakiti hatinya dengan berselingkuh dengan Arga padahal dia tahu bahwa sampai hingga detik ini, Adrian masih belum bisa menerima Cinta Naomi."Sudahlah, tiga hari bekerja di Bandung saja sudah membuatku sangat lelah terlebih aku harus kembali bertemu dengan Almira dengan kondisinya yang seperti ini hatiku terus bertanya-tanya siapa Ayah yang
"Adrian, ini hari terakhir kita di Bandung apa ada sesuatu yang ingin kamu lakukan di sini karena pekerjaan kita pun sudah selesai dan semua meeting sudah aku tangani. "Ucap Ilham pada salah satu rekan kerja yaitu sekaligus CEO perusahaan tempatnya bekerja."Entah kenapa, setelah aku bertemu dengan Almira kemarin aku ingin sekali bertemu dengannya tapi rasanya semua ucapanku selalu membuatnya sakit hati. "Jawab Adrian dengan raut wajah sedih seolah menyesal telah berkata seperti itu pada Almira."Lebih baik kamu cari tahu siapa Ayah yang ada dalam kandungan Almira, daripada kamu menyesal Adrian. "Ucap Ilham mencoba untuk mengingatkan Adrian."Tapi aku tidak tahu tempat tinggal Almira sekarang, bagaimana bisa aku mencarinya?" "Lebih baik besok kita fokus untuk pulang ke Jakarta dulu, dan setelah itu jika memang kamu mau kembali ke Bandung biarkan pekerjaan di kantor menjadi urusanku setidaknya sebelum Tuan mahrez pulang dari luar negeri. "Papar Ilham membuat Adrian pun merasa lega kar
"Almira, siapa tamu di luar? "Sahut Fitri sang ibu yang menghampiri putrinya keluar rumah, dia terkejut ternyata di depan rumahnya adalah ustad Ali salah satu murid dari almarhum suaminya ustad kafi.Ustadz Ali pun memberikan salam mengatupkan kedua tangannya dari kejauhan dan dibalas dengan senyuman oleh Fitri."Maaf Bu sama saya mengganggu, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Almira. "Ucap ustad Ali yang tentu saja disambut hangat oleh Fitri Mama karena dia tahu laki-laki yang ada di hadapan yaitu adalah laki-laki yang baik dia tidak pernah sedikitpun menyakiti hati Almira putrinya selama mereka saling mengenal, hanya saja Mungkin takdir belum mempersatukan mereka Almira justru harus berjodoh dengan Adrian dan kini Dia memiliki anak dari laki-laki yang menjadi mantan suaminya itu."Ustadz Ali, tentu saja Ibu sangat senang karena akhirnya kamu mau lagi berkunjung ke rumah kami setelah Bapak meninggal Saya tidak pernah tahu tentang kabar kamu lagi Ibu baru dengar kata Almira