Share

Kepergok

Penulis: Dek ita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Vano dan Rifia yang kaget melihat kedatangan dari mereka berdua tampak hendak menyangkal, namun tidak bisa sama sekali. Sepertinya sekarang mereka benar-benar kepepet untuk bisa memberikan alasan.

“So. Apa mau kalian sekarang?” tanya dari Siella.

Rifia dan Vano terlihat saling melirik dengan tangan yang mengepal, mereka membawa emosinya sendiri dan berusaha untuk menahannya kali ini. Seringai puas dari Siella melihat mereka berdua di titik ini benar-benar menyenangkan.

“Jujur saja. Kalian sudah datang jauh-jauh kemari, tidak mungkin kalian pulang dengan tangan kosong, kan?” Devan menambahi untuk mengompori mereka.

Air mata Rifia terlihat jelas di permukaan kedua matanya. Sambil menggigit ujung bibirnya, wanita tersebut berusaha mengumpulkan sisa tenaga untuk mengutuk Siella dan juga Devan.

Ditunggu dengan baik oleh Siella. Seperti kata Devan, supaya mereka tidak rugi sudah datang kemari dan merencanakan hal bodoh demi bisa membatalkan kontrak yang ada.

“Kalian sangat licik!” Vano lang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Dicecar dengan pedas

    Siella dan Devan yang masuk ke dalam ruangan sudah mendapati Vano serta Rifia berada di sana. Dengan di tengah-tengah ada Pak Romi yang merupakan orang yang akan menjadi penentu hari ini.Sorot mata Rifia kelihatan seperti sudah merencanakan sesuatu. Sementara Vano kelihatan sudah sangat menunggu kedatangannya. Tetapi, raut wajah dari Pak Romi yang tidak berekspresi tersebut jadi tanda tanya besar di kepala Siella.“Selamat pagi,” Siella menyapa dengan ramah.“Selamat pagi, kalian datang benar-benar tepat waktu,” balas dari Pak Romi.“Halah, tepat waktu apanya. Yang ada malah kami lebih dulu di sini,” Rifia berkata begitu dengan tangan yang menyilang di depan dadanya.Siella membalasnya dengan senyuman lebar memandang ke arah dari Rifia. “Kami tidak terlambat. Kami TEPAT WAKTU. Bagi kami selagi belum terlambat tidak masalah.”Senyuman miring dari Rifia menunjukkan bahwa dia tidak peduli dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Tak Andal dan Tak Beruntung

    “Memang kenapa? Memang kamu murahan!” tegas dari Vano.“Tidak! Kamu yang murahan! Kamu yang tidak tahu diri sudah punya istri malah cari pacar lagi!” Rifia membalas.Vano yang mendengarnya merasa sedikit terkejut, tetapi tidak jadi. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Rifia kepadanya.“Wah…, kamu benar-benar tidak sadar? Yang murahan itu kamu!” Vano menunjuk kasar ke arah Rifia dengan sedikit menghadap ke arah Rifia dan sebelah tangannya masih di setir, “Sudah tahu aku beristri! Malah agresif sendiri!”Rifia makin menjadi tangisannya setelah mendengar Vano yang memarahinya dengan sangat lantang tersebut. Pria tersebut benar-benar tidak memikirkan perasaan Rifia yang sedang bersedih.“Aku hanya punya kamu sekarang ini! Dan kamu malah memarahiku seperti itu?! Teganya kamu!”Sekarang Rifia malah berlagak menjadi korban dari apa yang telah terjadi. Pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Healing Sebenar

    Hari yang cerah dengan udara yang segar menjadi pembuka lebar bagi Siella untuk bisa kembali melanjutkan aktivitasnya. Rasanya benar-benar melegakan memikirkan bagaimana semuanya sudah usai dalam waktu sesaat.Sekarang Siella tengah duduk atap rumah Hani, yang dimana sahabatnya sekarang sudah sembuh, dan sudah bisa rawat jalan dengan baik. Padahal rasanya baru kemarin melihat sahabatnya masuk ke rumah sakit.Hani membawakannya sebuah es coklat untuk menjadi teman mereka di kala sedang bersantai di atap sana. Rasanya benar-benar luar biasa.“Lihat…., aku bawa churos juga!!!” Hani sangat bersemangat.“Benarkah? Wahh!! Aku suka!!” Siella bersemangat.Hani sampai dan meletakkan nampan berisi makanan tersebut di atas meja. Dirinya mengambil satu gelas es coklat, dan Hani satunya juga. Setelah itu mereka berdua menikmati camilan bersama di atas sajna.“Huhh, udara di luar rumah sakit benar-benar melegakan,&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Si Gila yang Tebal Muka

    Tak sedikit pun Siella merasa kagum meski diperlakukan demikian. Perasaan jijiknya jauh lebih besar, dan membuat Siella makin tidak ingin melihat wajah dari Vano itu.Pria itu tersenyum dengan sangat lebar, seolah mencoba untuk menebar pesonanya lagi. Tatapannya dibulatkan dengan sangat sungguh-sungguh. Disengaja untuk kelihatan menarik.Padahal, di mata Siella, Vano bukan lagi pria yang ingin dirinya kenal, dan juga bukan pria yang pantas untuk diladeni lagi. Sudah ilfil berat Siella melihat Vano sekarang ini.“Siella, kamu mau menerima ini?” tanya dari Vano.Siella merasa tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Vano barusan. Sempat melirik ke arah Hani yang sama heran dan tidak habis pikirnya dengan kedatangan dari Vano tersebut, rasanya ini benar-benar tidak wajar.Entah seperti sebuah telepati dari dalam hatinya, Siella mengajak Hani untuk pergi dari sini meninggalkan pria tidak tahu malu tersebut.Langsung dirinya b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Just Act?

    Merasa tersentil Vano mendengar apa yang dikatakan oleh Devan. Karena jelas sekali kalau sindiran tersebut memang ditujukan kepada dirinya langsung tanpa diperhalus sama sekali ucapannya.“Kamu pikir dia tidak murah, hah?” Sekarang Vano mencoba untuk memojokkan Siella.Devan melirik Siella yang masih dirangkulannya, lalu kembali melihat ke arah Vano yang memandanginya tersebut dengan tatapan yang sama meremehkannya.“Dia murah dimatamu. Tapi mahal di mataku. Berkat dia, aku dapat aliran dana dari orang-orang yang sangat luar biasa. Dan kamu tahu, penghasilanmu saja kalah dari penghasilan Siella.”Devan begitu angkuh mengucapkan hal barusan. Padahal Siella sendiri tidak pernah mengungkap berapa gajinya. Karena bagi Siella itu tidak penting sama sekali, dan sekarang malah Devan sendiri yang mengatakannya.Vano seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Devan. Tentu saja, selama ini Vano hanya membayarnya semaunya saja. Men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Canggung Banget

    Siella yang tidur dengan perasaan yang marah tersebut, jelas tidak akan langsung reda begitu saja. Esok harinya, kemarahan kembali membesar dan memuncak sampai tidak bisa dipikir lagi bagaimana dirinya bisa menanggapi perasaan tersebut.Esok harinya, Siella berangkat bekerja masih dengan perasaan yang tidak senang. Devan membalas pesan Siella dengan sangat santai dan seolah tidak ada salah sama sekali. Itu membuat Siella merasa kesal.Baru saja keluar dari rumah, Siella mendapati Devan sudah berdiri di sana menunggunya sambil bersandar di mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Pria itu kelihatan senang melihat Siella.“Siella!” sapanya dengan senyuman yang sangat lebar sekali.Wajah Siella jelas saja masih muram sekali. Bahkan kekesalannya sama sekali tidak memudar meski sudah melihat Devan pada saat itu. Rasanya ingin ditonjok saja.Devan mendatanginya dan mengajaknya untuk masuk ke dalam mobilnya, dengan tangan yang mengulur. Siell

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Ibu Vano

    Siella yang mendengarnya sangat kaget dan terdiam selama beberapa saat. Mertuanya ini memang sangat cuek, tetapi perhatiannya sama sekali tidak tertandingi sama sekali. Gengsinya terlalu besar, sampai-sampai orang-orang tutup mata melihatnya.Pandangan itu, garis bibirnya, bahkan raut wajahnya benar-benar tidak seperti orang marah. Sepertinya Bu Ina sudah tahu bahwa anaknya sendiri akan berlaku seperti demikian.“Apa Vano melakukan sesuatu yang buruk kepada kalian?” tanya Bu Ina.Sedikit ambigu rasanya pertanyaan yang barusan dilontarkan kepada dirinya itu. Seperti menanyakan soal perusahaan, atau hubungan.“Ma- Maksudnya, bu?”“Iya. Kalian pasti diganggu, kan? Apalagi perusahaan yang makin besar, jelas bagi Vano itu adalah ancaman juga. Jadi, apa dia mengganggu?”Pertanyaan itu terasa lebih lega setelah didengar lebih dalam lagi. Siella merasa tenang, seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu dari orang lain.“Tidak.”“Sebenarnya iya,” Devan langsung menyela setelah mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Rayuan yang Gagal

    Sebenarnya Siella merasakan debaran jantung yang begitu hebat dan juga terasa tidak begitu nyata sama sekali. Tetapi ia menahan dirinya sendiri. Dalam pikirannya muncul reaksi ingin melihat bagaimana Devan akan menanggapi Rifia.Devan yang sedang duduk tersebut merasa kesal saat didatangi oleh Rifia, padahal dia sedang makan siang bersama Siella saat ini.Rusak sudah mood-nya yang baru saja dia coba bangun untuk lebih baik dan juga pastinya lebih kokoh daripada sebelumnya. Tetapi ambyar karena orang ini.“Apa?” tanya dari Devan dengan nada dingin.“Hei….,” Rifia membalas dengan nada menjengkelkan dan kemudian duduk di kursi Siella.Devan sinis menatapnya.“Jangan menatapku buruk begitu. Aku datang untuk menemanimu. Lagipula, kamu sendiri, kan?” ujar Rifia.“Itu kursi Siella, dan pergi dari hadapanku!” tegas Devan.Rifia agak terkejut mendengar bentakan dari Devan yang terbilang cukup spontan tersebut. Dan ia merasa tersinggung karena Devan malah membicarakan Rifia di depannya.“Devan…

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Menerima Semuanya

    Siella merasa benar-benar sendiri sekarang ini. ia memang berhasil pergi dari hidup Vano dan terlepas dari pernikahan yang tidak sehat itu. Tetapi, kini ia kehilangan tempatnya untuk pulang dan menceritakan isi hatinya.Rasanya remuk sekali perasaan Siella. Ia lebih banyak berdiri di dekat jembatan dan sesekali ke danau juga. Bukan untuk menyerah pada segalanya, melainkan ingin menenangkan diri dengan merasakan dinginnya angin yang berembus kepadanya.Tak ada pikiran Siella untuk segera menyusul Hani. Karena belum tentu ia bisa bertemu dengannya. Tetapi, Siella akan memanfaatkan hidupnya dengan baik, dan ingin mendedikasikan sisa hidupnya untuk menjadi orang berguna.‘Huhhh, setelah ini apa?’ batin Siella merasa sangat kesal.Semuanya memang berakhir dengan baik, hanya saja, di setiap prosesnya Siella mendapatkan pembelajaran dan juga hasil yang tidak diinginkan sama sekali.Sesekali Siella melemparkan batu ke sungai untuk bisa meredakan kekesalannya. Sesekali juga ia melemparkan sebu

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bertemu Vanno

    Siella sudah duduk rapi di kursinya, dan kini sedang menunggu Vano masuk ke bilik kaca untuk bisa berbicara engannya. Entah apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan Siella di saat seperti ini sebenarnya.Devan, Pak Romi, dan Bu Ina berdir di belakangnya mengawasi. Kali ini mereka akan mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Vano.Vano masuk ke dalam, dan duduk tepat di kursi yang sudah disediakan. Sesuai dengan permintaan, Vano diborgol dengan kuat pada kursinya, dan tidak dibiarkan bisa bangun dari tempat itu.Melihat bahwa Siella tidak datang sendirian membuat Vano tertawa, dia jelas merasa dibohongi karena ingin bertemu dengan Siella saja.“Heuuuhhh, lihat, kamu datang membawa pasukan,” ucap Vano.“Kenapa memangnya? Ada obrolan yang kamu tidak ingin mereka ketahui?” Siella langsung mengatakannya.“Kalau memang ada kenapa?” Vano menyeringai licik.“Aku tidak mau mendengarnya kalau begitu,” Siella segera membalas.“Ahhh, kalau begitu kamu pasti marah padaku, ya? Memang seberap

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belum Usai

    Siella lebih banyak berada di rumahnya tanpa keluar sama sekali. Rumah kecil yang ia tinggali sementara itu kini terasa makin menyesakkan dan juga begitu membuatnya tidak tenang.Ting… Tong… Bunyi bel rumahnya yang membuat seisi ruangan jadi terisi penuh akan suaranya.Siella segera keluar, dan melihat siapa yang datang. Dia mendapati Devan sedang berdiri di depan sana. Wajahnya masih layu dan menunjukkan bagaimana kesedihannya.“Ada apa?” Siella bertanya dengan suara yang lemah.“Rumah Hani akan segera dibersihkan oleh pemilik. Kamu mau ambil beberapa barangnya?” tawar dari Devan.Mendengarnya membuat Siella makin merasa sedih. Air matanya jadi kembali dan membuat Siella tidak bisa mengendalikan diri.“Aku tahu bagimu ini berat, tetapi bukan aku yang minta rumah itu segera dibersihkan,” sambing Devan.Siella segera membersihkan air matanya dan mengiyakan ajakan dari Devan, “Ya, baiklah, aku ikut,” Siella menyetujui.Mereka yang pergi ke rumah Hani sudah membawa segala kardus pakaian

DMCA.com Protection Status