Beranda / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / (S3) 101. Jangan Dustai Hatimu

Share

(S3) 101. Jangan Dustai Hatimu

Penulis: Butiran_Debu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini Esau benar-benar membuat Freya jengkel. Setelah memeluk tanpa permisi dan mempermainkan hati gadis itu, Esau juga memaksanya untuk pergi bersama-sama ke kampus. Meski dia menolak keras, Esau tetap memaksa dan tak mau ditolak. Sungguh itu sangat menyebalkan.

“Hei, kenapa kau sangat terburu-buru?” Esau menyapa Freya yang sudah berjalan mendahuluinya. Sangat aneh gadis itu.

“Agar dunia tak pernah tahu bahwa aku baru saja datang bersama laki-laki sinting sepertimu!”

“Bukankah seharusnya kau senang? Seluruh kampus mungkin akan menatap kagum padamu, ketika mereka tahu kita jalan bersama,” goda Esau seakan tak cukup hanya ketika di rumah tadi.

Freya hanya bisa menghela napas, menyerah menghadapi lelaki seperti dia.

“Jika aku Leona atau gadis lainnya, ya, mungkin aku akan senang menjadi pusat perhatian. Tapi, Tuan Muda Borisson yang ting

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nurijah Hassan
Terasa pendek sangat cerita stiap bab...
goodnovel comment avatar
Wawa Sarifudin
Cpatkan thor , ktahuan freya anaknya ..
goodnovel comment avatar
Butiran Debu
silakan jangan dibaca ya kak. tolong jangan nongol lagi di setiap kak kalo udah bosen dan ga menarik. heran, dan hanya kakak yg ngomel2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 102. Aku Ingin Menidurinya

    “Parsa, hm... kau dan Julian, kalian bisa pergi denganku?”Mulut Parsa membulat seperti berkata ‘WOW’. Freya tahu lelaki itu pasti mengejeknya sekarang. Setelah sejak tadi dia selalu mengelak akan perasaannya, akhirnya gadis itu geram sendiri. Dia tidak bisa fokus pada dosen yang mengajar, tak mendengar sama sekali apa yang dikatakan dosen itu. Pikirannya selalu buntu oleh bayangan Esau dan Leona yang mungkin akan... bermesraan. Ya, dia geram karenanya, maka Freya berpikir, kenapa dia juga tidak bersenang-senang saja?"Kita bertiga? Frey, apa kau tengah mengajak dua sahabat suamimu kencan bertiga?” Parsa menggodanya tetapi Freya tidak peduli itu.“Ya, anggap begitu.”Akhirnya... gadis aneh dan keras kepala ini tertantang juga ya. Maka Parsa tidak akan menolak ajakannya.“Tentu, kita akan kencan. Itu baru gadisku,” katanya, menegaskan kata ‘gadisku’ di telinga Freya.

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 103. Karena Kau Milikku!

    “Wooow... seksi.”Mulut Parsa membulat membentuk huruf O, ketika melihat Freya berdiri di depan sebua cermin besar. Gadis itu berputar menunjukkan penampilannya yang sungguh jauh berbeda malam ini. Gaun hitam yang dia pilih di butik tadi sangat indah di tubuhnya. Kaki jenjang yang terbuka hingga paha pun semakin menyempurnakan penampilannya.Dua lelaki yang menatap dirinya hampir saja lupa berkedip jika Freya tidak segera menyadarkan mereka.“Bagaimana?” tanya Freya meminta pendapat pada kedua pemuda tampan yang siap menggandengnya untuk pergi.“Cantik dan kau terlihat keren dengan pakaian itu, belum lagi rambutmu membuatmu benar-benar terlihat sangat berbeda,” jawab Julian kagum. “Apakah mereka yang di sana itu penyihir?” sambungnya, memuji tangan-tangan perias yang sukses mengubah penampilan Freya.Tak pernah disangkanya Freya bisa berubah menjadi

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 104. Membuatmu Menderita!

    Keduanya hening untuk waktu yang cukup lama. Esau masih termenung oleh kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya. Dia sendiri tidak yakin bagaimana dia bisa mengakui Freya adalah miliknya. Tidak hanya Esau. Freya pun sibuk dengan isi kepalanya dengan berbagai pertanyaan yang tak menemukan jawaban. Terkadang dia ragu apakah mungkin telinganya yang salah mendengar? Bisa saja karena bisingnya di dalam tadi, dia menjadi sedikit tuli, kan? “A- apa yang kau katakan tadi? Milikmu?” Akhirnya Freya bisa mengeluarkan suara itu, meski sedikit terbata. “Iya!” Bibir Freya gemetar, dia tak salah dengar ternyata. Esau dengan sadar mengakui Freya sebagai miliknya, dan mengiyakan saat Freya memperjelas perkataan lelaki itu. Dia bingung sekarang, tetapi kemudian membuat diri tertawa sumbang. "Kalau aku milikmu, kau tak akan seenak jidat jalan dengan Leona,” katanya, dan kemudian dia merutuki diri s

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 105. Istri Yang Tidak Kau Inginkan.

    “Ambil itu, dan mulai sekarang kau harus patuh akan semua perkataanku.”Esau melemparkan sebuah Black Card, ponsel baru, dan setumpuk besar uang cash di depan Freya, membu at gadis itu memundurkan tubuhnya ke belakang. Freya yang tengah duduk merapikan riasan wajahnya pun mendongak kepala. Ya, dia mulai merias wajahnya hari ini, sebab kemarin Parsa membelikan sangat banyak make up untuk Freya.“Ini....”“Ya, kau bisa membeli apa pun yang kau mau dengan benda ini.”“Untuk apa? Aku tidak membutuhkannya,” kata Freya, bingung dia melihat benda-benda itu.Tanpa menjawab perkataan Freya, Esau merampas peralatan rias di tangan istrinya dan memasukkan benda itu ke dalam tempat sampah. Tidak hanya satu, tapi semua benda yang Parsa belikan kemarin, semuanya dia tarik dari meja rias. Freya membulatkan matanya, tidak mengerti akan isi kepala Esau.“Esau, kenapa denganmu? Hei, barang-barang itu mahal

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 106. Parsa disuruh Esau?

    Tangan Leona semakin dekat, semakin kencang pula dada Freya berdebar. Matanya tertutup rapat-rapat tak kuasa untuk melihat pisau yang kini menempel di wajahnya. Jika Leona menggeser silet itu sedikit saja, wajah Freya pun akan mendapatkan luka dan berdarah.Ke mana Parsa? Biasanya lelaki itu selalu datang membantu ketika Freya dalam kesulitan. Tetapi sejak tadi Freya tidak juga mendengar suara lelaki yang seperti malaikat penolongnya. Esau... apakah dia belum berangkat dari rumah? Hati Freya mencari lelaki itu, berharap Esau segera datang untuk menghentikan Leona.‘Apakah kau sangat bodoh,Frey? Esau tidak mungkin peduli bahkan jika Leona merobek seluruh wajahmu!’ Kemudian hatinya menyadarkan, hatinya perih menahan tangis. Bening hangat itu pun memaksa keluar dari cela mata yang tertutup rapat. Esau tidak mungkin pernah memikirkannya.“Katakan selamat tinggal pada wajah mulusmu, Freya.”Habis lah sudah, Freya pasrah akan

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 107. Ciuman Panas Di Halaman Kampus.

    “Menurut kau sendiri, sejauh mana persahabatanku dengan Esau? Apakah menurutmu aku akan diam melihat seseorang ingin menghancurkannya?”Pertanyaan dari Parsa membuat Freya terasa ingin lari meninggalkan taman kampus itu.Sejauh mana? Jangan ditanyakan lagi. Mereka adalah sahabat sejak duduk di Tamank Kanak-Kanak, dan terus bersekolah di tempat yang sama hingga ke kampus ini. Siapa yang akan meragukan pershabatan tiga orang itu? Freya bagaikan dilempar pada kenyataan, bahwa selama ini dia hanya dimanfaatkan untuk mendapat informasi.“Jadi... kalian sengaja?” kata Freya, membayangkan betapa bodoh dirinya selama ini. Dia pikir Parsa bisa menjadi teman yang akan mengerti kesulitannya, tetapi semua adalah palsu. “Kau sengaja membuatku mabuk, untuk mengorek informasi dariku.”Betapa bodohnya dia astaga... kenapa Freya bisa mempercayai lelaki ini? Karena kebaikan dan pertolongan yang Parsa berikan, Freya melupakan jika dia sud

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 108. Buka Bajumu, Freya!

    Ciuman panas itu masih berlanjut di tengah lapangan kampus yang luas. Awalnya Esau memang kasar, tetapi di beberapa detik kemudian dia menjadi lembut memperlakukan bibir Freya. Gadis yang seumur hidupnya baru kali ini mendapat ciuman pun menjadi terlena. Freya membalas ciuman Esau, meski sesekali nafasnya harus tercekat, dia tidak menarik bibir untuk menjauh. Semua mata membulat menyaksikan seorang Esau Borisson, yang selama ini tidak pernah terdengar skandalnya dengan gadis mana pun, justru berciuman dengan seorang upik abu. Tentunya sangat mengejutkan, kampus pun geger dibuatnya. “Itu... benarkah Esau mencium gadis miskin itu?” “Apakah dia gila?” “Leona saja mati-matian mengejarnya, tetapi dia justru memilih gadis penerima beasiswa? Matanya pasti sudah buta!” Leona tidak tahan lagi mendengar ucapan dari sisi kiri kanannya, dan dia pun berlari ke lapangan. Leona menarik tangan Esau untuk menghentikan pertunjukan

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 109. Kau Masih Virgin, Frey?

    Esau tak peduli dengan ekspresi ketakutan yang muncul di wajah Freya. Semakin Esau mendekat, Freya berusaha menghindar, kemudian Freya melompat dari tempat tidur dan berlari ke arah jendela kamar, tetapi gerakan Esau lebih cepat dari Freya. Dalam sekejap Esau telah menangkap pinggangnya, mengangkat Freya dan mengempaskannya kembali ke ranjang.“Jangan, Esau, aku mohon, aku—““Kau yang akan membuka pakaianmu, atau aku yang akan melakukannya dengan paksa. Kau tahu, aku tak pernah sesakit dan semurka ini, tapi semakin aku berusah menahan emosiku, semakin kau membuat diriku menjadi gila secara perlahan!”“Aku minta maaf, kumohon jangan sakiti aku,” Freya memohon setengah mati, ketika dilihatnya Esau mulai melepaskan kemeja yang dikenakannya. Dada Esau yang berbentuk dan perutnya berotot penuh, membuat Freya tertegun sejenak. Meski ini bukan kali pertama dia melihat Esau tidak mengenakan pakaian atas, tetap saja kali in

Bab terbaru

  • Melahirkan anak untuk CEO   Esktra Bab 2. Akhir Bahagia Untuk Semuanya.

    Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k

  • Melahirkan anak untuk CEO   Ekstra Bab 1. Cucu

    “Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 168. Menghargai Keputusan.

    Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 167. Pernikahan Menegangkan

    “Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 166. Kau Ibu Jahat yang Kurindukan

    “Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 165. Kau Tidak Gila!

    “Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 164. Tak Ingin Cintaku Gagal.

    “Apa yang kalian bicarakan? Sayang, papa mencintaimu. Kau tidak harus mendengarkan kesaksian dari orang-orang yang tidak menyukai papa,” kata Ezra, berharap kali ini putrinya masih mendengarnya. Ezra Raves tidak rela jika Freya menuduhnya tidak menginginkan dirinya.“Tapi bukti yang kutemukan bukan sekedar ucapan orang-orang. Papa juga ingin melihatnya?” Freya menantang papanya, lantas membuka lipatan kertas yang dia pegang.Bagaimana pula ada orang yang berkata demikian? Apakah mereka bisa mendengar isi kepala Ezra? Siapa yang dengan berani membuat kesaksian bahwa Ezra tidak menginginkan bayinya? Sejak mendengar Felisha hamil, Ezra sudah berencana untuk mengurus bayi itu meski tanpa ibunya!“Catatan rumah sakit atas nama Felisha Raves dan suaminya Ezra Raves,” kata Freya, membaca sebagian dari kertas yang ada di tangannya. Dadanya sesak. Pedih Freya rasakan ketika dia melanjutkan untuk berkata, “Catatan ini adalah kunju

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 163. Bukti Kekejaman.

    Freya masih bergeming menatap tangan Esau yang terulur padanya. Lalu perlahan mengangkat mata untuk melihat wajah suami yang... katanya sudah bercerai oleh perbuatan oleh sang papa. Wajah sendunya sulit untuk ditebak, apakah Freya akan menerima uluran tangan itu?Kemudian dia perlahan mengalihkan wajah menatap tangan papanya, lalu mata mereka pun bertemu beberapa detik kemudian.“Mari, Sayang, kita akan berangkat hari ini,” ucap Ezra Raves sekali lagi.“Papa menjagaku?” Suara serak yang menyiratkan kerinduan akan cinta.“Pasti, karena kau lah separu dari nyawaku yang tersisa.” Ezra mengangguk perlahan.Ezra memang banyak melakukan kebohonga, tapi semua dia lakukan untuk alasan yang tepat. Dia hanya tidak ingin membuat Freya seperti ibunya.“Freya, ibumu memiliki temprament yang sangat buruk. Dia suka menyakiti orang lain tanpa peduli siapa orangnya. Aku menjauhkanmu dari dia karena aku mencintaimu, a

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 162. Pilihlah Aku, Suamimu.

    “Esau, tunggu!” Freya hampir saja terjatuh ketika mengikuti langkah suaminya turun dari mobil. “Bukankah kau bilang akan mempertahankanku? Kenapa kau ingin mengembalikanku pada papa?” katanya lagi. Freya tidak ingin pergi, dia berhenti menatap rumah besar di mana papanya menunggu.“Freya, ikut lah, papamu sudah tak sabar menunggu.”Kemarahan Esau sudah sampai di puncak kepalanya, sehingga tak ada waktu baginya membahas hal ini. Esau hanya ingin segera bertemu dengan Ezra Raves dan menyelesaikan masalah mereka. Dia tidak tahan mendengar kata-kata Ezra yang bahkan sudah mengurus perceraiannya dan Freya. Bukankah pria itu sudah sangat keterlaluan?“Tapi aku tidak mau! Aku mencintaimu, aku ingin denganmu!” Freya yang baru mendapat kasih sayang dari seluruh anggota keluarga Borisson, tiba-tiba merasa sangat sedih. Esau, lelaki yang pagi tadi berkata mencintai dirinya bahkan rela mati untuknya, kenapa sekarang justru sep

DMCA.com Protection Status