Beranda / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / 28. Alena Si Otak Mesum.

Share

28. Alena Si Otak Mesum.

Penulis: Butiran_Debu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alena masih diam di tempatnya dengan mulut sedikit terbuka. Pikirannya sudah dipenuhi dengan adegan-adegan kotor, seperti yang pernah dia lakukan dengan harry. Sekali lagi, dia meneguk saliva untuk membasahi tenggorokan yang mengering. 

"Alen?" panggil Harry, tapi gadis itu belum kembali dari lamunannya.

Mengerti akan ada adegan yang tak ingin dilihat di tempat itu, Lukas mundur perlahan, meninggalkan Tuan Muda dan Nona yang sedang saling menatap. Tak lupa dia tersenyum, mengingat kucing dan tikus itu kini mulai memperbaiki hubungannya. 

"Alena?"

Sekali lagi Harry memanggil nama Alena, yang membuatnya sadar dari pikiran mesum tentang Harry.

"A- i-iya," jawab Alena gugup. Matanya berkedip dua kali, mengembalikan kesadaran.

"Apa yang kau pikirkan? Kau tengah membayangkan aku yang aneh-aneh?"

"A-apa?" Mata Alena terbelalak. 'Kok dia tau, sih? Seperti bisa membaca pikiranku aja.' Tapi, dia berusaha mengelak. "Ti-tidak. Aku tak seperti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Newdesnetty Butarbutar
bangus sekali novel ini
goodnovel comment avatar
Winda Hasibuan
koinnya terlalu mahal ntuk mendapatkan 1 bab
goodnovel comment avatar
Eva Army
bkom lah.. mesti ada adegan2 hot lagi dong.. biar tuannya tambah terikat cinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Melahirkan anak untuk CEO   29. Aku Suka Desahanmu, Alen.

    Dokter di depan mereka masih merapikan peralatannya, tidak langsung menjawab pertanyaan dari dua orang yang tampaknya tak sabaran. Apalagi Harry, ingin sekali dia menarik kerah baju si dokter agar segera memberitahu bahwa Alena hamil."Menjawab itu saja sangat lama," gerutu Harry.Wajah dokter memucat, takut akan mendapat kemarahan dari Harry. Tapi masih berusaha tersenyum walau hambar."Maaf, Tuan, sepertinya Anda harus berusaha lebih kuat lagi. Nona Alena belum hamil.""Apa katamu?" Harry meradang. Segera dia berdiri dan benar-benar menarik kerah baju si dokter. "Kau meremehkan kemampuanku? Kau pikir aku bermain-main dua minggu ini? Aku sudah bekerja sangat banyak dengannya!""Tuan ... saya tidak melihat kantung kandungan di rahim Nona Alena." Keringat dingin mulai mengucur di kening dokter, ketika membalas tatapan menakutkan dari Harry.Alena menghela napas melihat emosi lelaki yang sulit dikontrol itu. Sambil merapikan bajunya dia

  • Melahirkan anak untuk CEO   30. Diam di Atasku.

    "Tuan Harry sudah pulang? Aku menunggu sejak tadi."Harry baru saja turun dari mobilnya saat Lea datang bergelayut di lengannya. Wajahnya dibuat tersipu malu-malu, seperti bukan dirinya yang biasa. Harry melihat Lea menyelipkan rambut ke balik telinganya."Jaga sikapmu. Lepaskan!" ucap Harry, tenang.Pria itu sudah terkenal sebagai laki-laki yang suka semaunya, kasar, dan tidak terlalu peduli dengan perasaan orang lain. Tak peduli itu rekan bisnis atau bawahan di kantor, apalagi pada gadis simpanannya.Namun, Lea bukan gadis penakut seperti simpanan Harry yang lain. Dia memang selalu bersikap sopan selama ini, tapi tidak gampang menyerah."Maaf, Tuan Harry. Aku terlalu merindukanmu sampai tak bisa mengontrol diri," ucap Lea, berusaha keras mendapat perhatian."Jangan memancing amarahku, Lea. Kau tau, aku bukan orang yang sabaran." Ketika mengatakan itu, Harry melihat sosok Alena di ujung sana. Harry menjadi teringat dengan kejadian

  • Melahirkan anak untuk CEO   31. Aku Menyukaimu Sejak Lama.

    Dagu Harry diletakkan di atas kepala Alena, sedang dia sibuk dengan berkas-berkas di depan matanya. Jika seseorang melihat posisi mereka sekarang, orang akan berpikir Harry dan Alena sedang melakukan hal mesum di balik kertas yang menutupi wajah mereka.Tubuh Alena menegang, tak berani bahkan menggerakkan jari-jarinya. Dia serta merta ikut membaca kertas-kertas yang tidak dimengertinya, sembari meniup teh di dalam cangkir."Apa itu nyaman?" tanya Harry, menyentak Alena dari pikiran."A-apa?" Alena tak berani memutar wajahnya untuk melihat Harry di belakang."Berada di pangkuanku. Apa kau merasa nyaman? Kulihat, kau sangat menikmatinya."'Terserah, deh. Dilawan juga nanti tetap salah.' Alena mengunci bibirnya tak ingin menjawab."Apa yang membawamu ke sini? Tak seorang pun diijinkan masuk ke dalam kamarku, kecuali Lukas dan berapa pelayan pilihan. Itu juga jika ada urusan penting. Kupikir, kau pasti ada urusan makanya datang."

  • Melahirkan anak untuk CEO   32. Aku Bukan Lelucon!

    Refleks Alena menarik diri dari pangkuan Harry. Kakinya mundur ke belakang, dengan mata yang terus menatap Harry. Dia tak ingin mendengar apalagi mempercayai ucapan pria itu."Kau pasti mengantuk, Harry. Tidur lah agar pikiranmu kembali normal," ucapnya. Kembali Alena terkekeh.Harry merenung sejenak. Dia melihat Alena shock oleh pengakuan suka yang dia katakan barusan. Tapi sebenarnya, Harry memang sudah menyukai Alena jauh sebelum mereka bertemu."Aku tidak mengantuk. Aku juga sadar seratus persen. Alen, aku menyukaimu," ulang Harry meyakinkan.Alena kembali mundur lebih jauh dari tempatnya. Dia tak ingin masuk dalam permainan Harry dan membuat dirinya dalam kesulitan. Alena jelas tahu Harry memiliki puluhan gadis lain yang menghiburnya, pasti lah dia juga menyukai gadis-gadis itu.Sementara di dalam hatinya, pikiran Alena berbeda. Rasa suka adalah awal dari cinta, bukan suka di atas ranjang saja. Dia tak ingin bodoh

  • Melahirkan anak untuk CEO   33. Alena Menghilang.

    Sejak kejadian malam itu Alena terus menghindar bertemu dengan Harry. Di pagi hari dia akan berpura bangun siang agar tidak bertemu saat sarapan, dan di malam hari Alena makan lebih dulu sebelum Harry pulang dari kantor. Dia juga pura-pura tidur jika Harry datang menjenguknya ke kamar hingga pria itu tidak berani mendekat.Di akhir pekan Harry hanya diam di rumah tidak pergi ke mana saja. Alena sangat bosan mengunci diri di dalam kamarnya yang hampir setiap jam dikunjungi Harry. Dia menyelinap keluar begitu mendengar Harry berada di ruang baca, dan pergi ke taman belakang.Di sana Alena bisa sedikit lega, menikmati pemandangan taman bunga yang cukup luas."Tiffa, menurumu apa aku terbilang sulit hamil?" tanya Alena pada pelayan yang bersamanya.Tiffany adalah pelayan yang tadinya bekeja di Istana Selatan. Pelayan yang pernah mendapat perlakuan buruk dari Lea. Sejak Alena menolongnya siang itu, Tiffa dipindahkan ke Istana Tengah, dan menj

  • Melahirkan anak untuk CEO   34. Ya, Alen Sayangku.

    Langkah kaki Harry terus memasuki hutan belakang istana. Sudah lumayan lama dia tak ke sana, sejak Alena mulai masuk dalam hidupnya. Harry mengedarkan pandangan ke segala arah sejauh matanya bisa memandang. Lalu di ujung sana, di tempat para pelayan sering menghabiskan waktu, Harry bisa melihat pelayan yang belakangan ini mengikuti Alena. Hatinya semakin teguh berpikir sudah menemukan Alena di sana."Dapat kau, Alen. Aku akan menghukummu setelah ini," gumam Harry, dia bersembunyi di balik pohon yang bisa menutupi tubuh besarnya."Anda haus, Nona? Bagaimana jika aku menjemput sesuatu yang bisa diminum?" Pelayan itu mendekati Alena yang sedang menikmati tidurnya."Boleh. Pergi lah. Tapi cepat kembali, Tiffa.""Tentu. Mana berani aku meninggalkan Anda lama di sini. Tuan akan membunuhku jika tau Nona sendirian di hutan."Alena menggerakkan tubuhnya menghadap Tiffa. "Jangan katakan padanya aku di sini. Aku malas melihatnya."

  • Melahirkan anak untuk CEO   35. Aku Akan Menempah Hatimu

    "Alen, kau tak mendengarku?"Sekali lagi Harry memanggil dari lantai atas. Alena semakin gemetar, ingin segera ke sana tapi juga tak berani. Dia menurunkan kakinya sangat hati-hati dari atas sofa.Kabur. Alena tak ingin mati di tangan Harry. Dia membawa tubuhnya berdiri, bersiap akan lari dari sana. Di mana pintu ke luar?"Alen?"Ketika Alena baru menyentuh gagang pintu, Harry sudah muncul di anak tangga paling bawah."Mau ke mana?"Mampus lah, Alena, dia melihatmu akan kabur."A ... ti-tidak. Aku ingin melihat ke luar," jawab Alena gugup.Raut gadis itu tak bisa berbohong. Harry tahu Alena ketakutan melihat dirinya. Pria itu mendekati Alena setelah menghela napas berat."Aku lupa kakimu sakit. Ayo, aku akan menggendongmu ke atas."Bukannya dia marah? Kenapa nada suaranya biasa saja? Alena bingung dengan tingkah Harry.Belum lagi pikiran Alena bisa jernih, Harry la

  • Melahirkan anak untuk CEO   36. Harry Berjanji Menikahi Lea?

    Alena baru kembali dari dapur saat ponselnya berdering di atas bed. Tanpa melirik pun dia tahu bahwa Harry lah yang menghubunginya. Alena memutar matanya malas, menempelkan ponsel itu di telinga."Ada apa, Harry?"Suara Alena melemah tak bersemangat. Dia mengantuk sejak tadi, tapi Harry terus saja menghubunginya.Dasar laki-laki curigaan."Kau sedang apa, Alen?""Masih menonton televisi," jawab Alena. Memangnya dia ngapai lagi? Jelas-jelas Harry tak mengijinkannya pergi tanpa ditemani."Kau sudah mandi?"Ya Tuhan ... ini panggilan Harry yang ke sekian puluh. Sejak berangkat dari rumah, pria itu terus saja menelepon bertanya apakah Alena sudah makan, mandi, sedang apa, di mana, dan segala yang dilakukan Alena semua dia tanyai. Bahkan ketika minum pun Alena harus terburu-buru meletakkan gelasnya untuk tidak terlambat mengangkat telepon Harry. Lelaki itu menjadi sangat posesif setelah Alena memberinya kesemp

Bab terbaru

  • Melahirkan anak untuk CEO   Esktra Bab 2. Akhir Bahagia Untuk Semuanya.

    Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k

  • Melahirkan anak untuk CEO   Ekstra Bab 1. Cucu

    “Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 168. Menghargai Keputusan.

    Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 167. Pernikahan Menegangkan

    “Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 166. Kau Ibu Jahat yang Kurindukan

    “Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 165. Kau Tidak Gila!

    “Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 164. Tak Ingin Cintaku Gagal.

    “Apa yang kalian bicarakan? Sayang, papa mencintaimu. Kau tidak harus mendengarkan kesaksian dari orang-orang yang tidak menyukai papa,” kata Ezra, berharap kali ini putrinya masih mendengarnya. Ezra Raves tidak rela jika Freya menuduhnya tidak menginginkan dirinya.“Tapi bukti yang kutemukan bukan sekedar ucapan orang-orang. Papa juga ingin melihatnya?” Freya menantang papanya, lantas membuka lipatan kertas yang dia pegang.Bagaimana pula ada orang yang berkata demikian? Apakah mereka bisa mendengar isi kepala Ezra? Siapa yang dengan berani membuat kesaksian bahwa Ezra tidak menginginkan bayinya? Sejak mendengar Felisha hamil, Ezra sudah berencana untuk mengurus bayi itu meski tanpa ibunya!“Catatan rumah sakit atas nama Felisha Raves dan suaminya Ezra Raves,” kata Freya, membaca sebagian dari kertas yang ada di tangannya. Dadanya sesak. Pedih Freya rasakan ketika dia melanjutkan untuk berkata, “Catatan ini adalah kunju

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 163. Bukti Kekejaman.

    Freya masih bergeming menatap tangan Esau yang terulur padanya. Lalu perlahan mengangkat mata untuk melihat wajah suami yang... katanya sudah bercerai oleh perbuatan oleh sang papa. Wajah sendunya sulit untuk ditebak, apakah Freya akan menerima uluran tangan itu?Kemudian dia perlahan mengalihkan wajah menatap tangan papanya, lalu mata mereka pun bertemu beberapa detik kemudian.“Mari, Sayang, kita akan berangkat hari ini,” ucap Ezra Raves sekali lagi.“Papa menjagaku?” Suara serak yang menyiratkan kerinduan akan cinta.“Pasti, karena kau lah separu dari nyawaku yang tersisa.” Ezra mengangguk perlahan.Ezra memang banyak melakukan kebohonga, tapi semua dia lakukan untuk alasan yang tepat. Dia hanya tidak ingin membuat Freya seperti ibunya.“Freya, ibumu memiliki temprament yang sangat buruk. Dia suka menyakiti orang lain tanpa peduli siapa orangnya. Aku menjauhkanmu dari dia karena aku mencintaimu, a

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 162. Pilihlah Aku, Suamimu.

    “Esau, tunggu!” Freya hampir saja terjatuh ketika mengikuti langkah suaminya turun dari mobil. “Bukankah kau bilang akan mempertahankanku? Kenapa kau ingin mengembalikanku pada papa?” katanya lagi. Freya tidak ingin pergi, dia berhenti menatap rumah besar di mana papanya menunggu.“Freya, ikut lah, papamu sudah tak sabar menunggu.”Kemarahan Esau sudah sampai di puncak kepalanya, sehingga tak ada waktu baginya membahas hal ini. Esau hanya ingin segera bertemu dengan Ezra Raves dan menyelesaikan masalah mereka. Dia tidak tahan mendengar kata-kata Ezra yang bahkan sudah mengurus perceraiannya dan Freya. Bukankah pria itu sudah sangat keterlaluan?“Tapi aku tidak mau! Aku mencintaimu, aku ingin denganmu!” Freya yang baru mendapat kasih sayang dari seluruh anggota keluarga Borisson, tiba-tiba merasa sangat sedih. Esau, lelaki yang pagi tadi berkata mencintai dirinya bahkan rela mati untuknya, kenapa sekarang justru sep

DMCA.com Protection Status