Share

Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan
Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan
Author: Ratu sambi

1. Pertemuan

Author: Ratu sambi
last update Last Updated: 2023-11-14 09:25:32

Tuk tuk tuk!

Suara ketukan jari di ujung meja memecah lamunan Eve Daphni.

“Kau terlalu banyak berpikir.” Suara rendah seorang lelaki yang duduk di seberang meja memaksa Eve untuk segera mengambil keputusan, menandatangani atau menolak sebuah surat perjanjian. “Uang, apartemen, mobil beserta sopir sudah aku persiapkan untukmu. Apa lagi yang membuatmu ragu?”

Isack, lelaki yang tengah duduk di depan Eve dengan gayanya yang elegan menanti sebuah jawaban. Auranya begitu kuat ditambah penampilannya sangat karismatik membuat penampilan Isack semakin mewah.

“Menyebalkan!” gumam Eve Daphni dalam hati. “Kenapa lelaki tampan ini memilihku untuk menjadi istrinya, padahal dia bisa saja memilih perempuan mana pun yang sekasta dengannya.” Kepalanya tertunduk, Eve merenungi nasibnya. “Sial, kenapa aku merasa sangat rendah di depannya?” lanjutnya dalam hati.

Isack berasal dari keluarga bangsawan, pernikahan dan memiliki keturunan yang mampu menjadi penerus keluarga adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting. Sayangnya Isack berkali-kali menolak untuk menikahi perempuan yang sudah dijodohkan dengannya.

Sampai pada akhirnya, Hosea sang ayah memutuskan untuk memberikan hak penuh kepada Lael, keponakan Isack yang akan menggantikan kedudukan sebagai penerus keluarga Prhison.

Isack Prhison, pemilik hak penuh atas kekayaan keluarganya sangat keberatan. Menolak keras jika Lael menjadi penerus ayahnya. Mau tidak mau Isack pun mencari cara untuk menyelamatkan seluruh kekayaan keluarga Prhison.

Malam setelah kabar itu menyebar, Isack menemui ayahnya di ruang kerja.

“Ayah?” Suara berat disertai napas menggebu, menjelaskan kekesalan Isack atas keputusan ayahnya. Namun rasa hormat serta kepatuhan seorang anak membuat Isack harus menjaga sikap meski saat ini sedang terbawa emosi.

Tanpa melihat ekspresi wajahnya, Hosea tahu kalau putra semata wayangnya itu datang untuk membahas perihal Lael yang akan menggantikan posisinya. “Sudah terlambat, Isack.” Tangannya sibuk membuka lembaran buku yang tengah dibaca.

“Tidak, itu masih menjadi rencana dan belum diresmikan," sahut Isack.

Hahahaha .... Hosea tertawa lirih. “Kenapa harus dengan seperti ini baru kau mau mengambil keputusan?”

“Karena aku tidak mungkin membiarkan semua ini jatuh ke tangan Lael!” Isack tak terima. Meski begitu, lelaki itu menyampaikannya dengan sikap tenang dan suara rendah.

“Hmm, bukankah Lael keponakanmu? Kalian hidup bersama sejak kecil, di atap yang sama dan apa yang kau dapatkan Lael juga mendapatkannya. Lalu ... apa yang kau takutkan?” Ayahnya berucap tenang, sikap santun darinya menurun kepada Isack.

Isack terdiam sejenak, rahangnya menguat mengendalikan diri. “Meskipun begitu, darah yang mengalir di tubuh Lael berbeda denganku. Ayah tahu jika paman Abram sangat ingin sekali Lael menjadi penerusmu setelah tahu aku menolak untuk menikah.”

Hosea terdiam, paham ke mana arah pembicaraan Isack. “Kalau kau takut seluruh perusahaan Prhison jatuh ke tangan yang salah ... bukankah kau seharusnya memenuhi aturan keluarga Prhison? Lael hanya sementara menjadi pimpinan sampai kau menikah dan memiliki keturunan. Mempelai keluarga calon pengantin perempuan sudah menunggu, kau masih memiliki waktu sampai tiba saatnya pengumuman bahwa Lael yang akan menggantikan Ayah.”

Hening, Isack terdiam sesaat mencerna ucapan ayahnya.

“Kau terlalu banyak membuang waktu, Isack Prhison,” sahut Hosea.

“Beri aku waktu sampai lusa, aku akan membawa calon pengantinku sendiri.” Isack sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan. Melihat ibunya kabur dan memilih pergi bersama lelaki lain, meninggalkan dirinya membuat Isack trauma. Menganggap tak ada perempuan yang setia di dunia ini.

“Calon pengantin?” Hosea memastikan.

“Iya, sebelum pengumuman nanti ... aku pastikan akan membawa calon pengantinku,” tegas Isack.

~♤~

“Apa?” Lael sangat terkejut mendengar cerita bahwa Isack memiliki calon pengantinnya sendiri. Namun dia mampu mereda sikapnya dengan elegan di depan Hosea, ayah Isack sekaligus paman Lael. Mengingat keluarga Prhison adalah keluarga bangsawan yang sangat terpandang. Maka, Lael dituntut untuk menjaga sikapnya.

“Iya, Isack mengatakan kalau dia akan memperkenalkan calon pengantinnya," jelas Hosea.

“Isack ... tidak mungkin, selama ini aku tidak pernah melihat dia bersama seorang perempuan,” batin Lael.

Ghm! “Lael?”

“I–iya, Paman?”

Hosea terdiam sesaat sebelum melanjutkan ucapannya. “Panggil Noe, suruh menemuiku di ruangan.”

“Baik, Paman.”

~♤~

“Tuan, maaf.” Noe menutup kembali pintu mobil bagian belakang yang baru saja dibuka ketika ingin mempersilakan Isack masuk.

“Kenapa kau menutup pintunya?” Ekspresi Isack tak seperti biasa, penuh guratan di kening masih terbawa suasana tegang setelah percakapannya dengan Hosea, malam itu.

“Tuan Besar memanggil saya. Maaf, bisakah Anda menunggu sebentar?” Kepalanya menunduk, Noe tak berani menatap Isack.

Huuuft! Menghela napas panjang, tangan Isack terulur mengarah ke Noe. “Berikan kunci mobilnya!”

“E–, Tuan ... tapi–"

“Aku bisa menyetir sendiri. Setelah urusanmu dengan ayah selesai, segera kembali ke kantor!” Setelah menyambar kunci mobil dari tangan Noe, Isack segera masuk ke dalam mobil.

~♤~

“Lepas!” Seorang perempuan tengah berseteru dengan kekasihnya di sebuah lobi, di mana ternyata lelaki itu adalah pegawai di perusahaan tersebut.

“Eve! Apa kau sudah gila ... kenapa kau membuat kerusuhan di tempat kerjaku?” Elezar, kekasih Eve itu mencengkeram lengannya kuat. Bermaksud membawa Eve keluar dari lobi tapi perempuan itu terus menolak.

“Lepas!” Menepis tangan Elezar kasar. Tak peduli semua orang tengah menatap mereka, Eve tetap fokus kepada Elezar dengan wajah geram. “Kau bajingan!” pekik Eve. Mencengkeram kerah kemeja yang dikenakan Elezar.

“Apa-apaan kau! Hentikan Eve, kita bicara di luar.”

“Aku tidak mau, aku tidak akan diam sebelum kau kembalikan kalungku!”

“Kau sudah gila, Eve!” Geram, Elezar mendorong tubuh kekasihnya karena tak bisa lagi menahan diri. “Sialan, perempuan ini membuatku malu!” batin Elezar, merapikan kerah kemeja serta dasi yang terlihat kusut. Karena Eve terus menariknya.

Brugh!

Eve terjatuh hingga tersungkur di lantai, semua orang di lobi mulai mengerumuni.

“Kau benar-benar bajingan! Kembalikan kalungku yang kau jual ... kau pasti memakai uangnya untuk berjudi, kan?” seru Eve, membuat suasana di lobi semakin riuh membicarakan mereka.

“Kau benar-benar gila!” Elezar mengusap wajahnya gusar. Kepalang tanggung, dia pun membalas ucapan Eve. “Sepertinya kau harus tahu kalau aku benar-benar sudah muak denganmu. Dengar ... berapa uang yang aku keluarkan untuk menghidupimu? Setiap bulan aku memberimu hampir setengah gaji yang aku terima. 6 tahun aku mencoba bertahan tapi kau tidak tahu diri!”

Semua orang mulai membicarakan Eve, memandang rendah hingga memberi cap kepada Eve bahwa dia perempuan mata duitan.

Eve Daphni masih terduduk di lantai, diam menikmati rasa malu atas ucapan Elezar. “Tap–“

“Apa, hah! Setiap aku bertanya kau kemanakan uang itu aku bahkan tidak mendapat jawaban. Aku menghidupimu, aku memberikan apa yang kau inginkan bahkan kau melarangku menyentuh tubuhmu aku juga terima!” Napas Elezar menderu, semuanya keluar begitu saja. “Hanya karena aku menjual kalungmu kau sampai menggila seperti ini? Cukup Eve ... aku sudah muak denganmu!”

“El ... Elezar tunggu!” Eve hendak beranjak berdiri mengejar Elezar yang pergi meninggalkan dirinya begitu saja, tapi ternyata kakinya terkilir saat Elezar mendorongnya. “Au!” rintih Eve.

Satu persatu orang di lobi mulai pergi, kembali melanjutkan aktivitas mereka.

Tak tak tak!

Suara langkah sepatu pantofel yang kemudian berhenti di depannya menarik perhatian Eve. “Siapa?” batinnya. Masih berusaha menahan rasa sakit di pergelangan kaki.

“Kau baik-baik saja?” Lelaki itu berdiri di depan Eve Daphni yang duduk di lantai.

“Suaranya begitu berat, tapi ... sepertinya aku pernah mendengar suara ini,” batin Eve. Masih tertunduk, enggan mengangkat wajahnya karena malu. Hingga tubuhnya tersentak, dikejutkan ketika lelaki tersebut menggunakan jas untuk menyelimuti tubuhnya.

Lelaki itu dipaksa membungkuk ketika menutupi Rose menggunakan jasnya. “Hei,” ucapnya lembut dengan suara berat. “Sampai kapan kau akan di sini?”

Eve menatap tangan lelaki di depan yang terulur kearahnya. Perlahan kepalanya terangkat menatap wajah lelaki yang tak asing di mata. “Eh, dia ... tidak, aku pasti salah orang. Tapi sepertinya aku pernah melihat lelaki ini. Di mana?” batin Eve, pikirannya dibuat meracau oleh lelaki yang telah menolongnya.

“Kau bisa berdiri?” Lelaki itu adalah Isack Prhison. Bermaksud pergi mengunjungi tempat proyek, tapi sebelumnya dia datang ke tempat kerja untuk melihat laporan tapi justru di perlihatkan dengan kerusuhan di lobi perusahaannya. “Kau tidak mungkin duduk di sini terus, kan? Ayo, aku akan membantumu berdiri.”

Meski masih kebingungan mengingat ingat di mana dia pernah melihat wajah itu, Eve menyambut uluran tangannya. “Aduh!” rintih Eve ketika hendak berdiri, merasakan sakit di kaki.

“Kakimu terkilir?" Isack menekuk dua lututnya saat hendak membantu Eve berdiri.

"Tunggu, apa yang sedang Anda lakukan?" Eve tersentak, Isack merengkuh tubuhnya dalam pelukan.

"Kau tidak bisa jalan, tenanglah ... aku hanya ingin membantumu." Isack melangkah menuju sofa yang tersedia di lobi.

"Hmm, dia sangat wangi," batin Eve. Pipinya merona merah. "Lelaki ini sangat hangat, perlakuannya begitu berbeda dengan Elezar yang kasar padaku," lanjutnya dalam hati.

"Sementara kau duduklah di sofa.” Isack meletakkan Eve di sofa secara hati-hati. Setelahnya mengambil ponsel dan menghubungi Noe. “Halo, Noe? Tolong bawakan peralatan P3K ke lobi,” ucap Isack kepada Noe setelah panggilan tersambung. “Tidak, aku baik-baik saja. Bukan aku yang terluka. Tapi seseorang."

Sementara itu, Eve hanya diam mendengarkan percakapan lelaki yang tengah berdiri di depannya. Pikirannya dibuat melayang, berusaha mengingat keras di mana dia pernah melihat wajah lelaki itu.

“Maaf, sudah membuat Anda menunggu lama.” Noe baru saja datang membawa kotak P3K di tangan.

“Terima kasih.” Isack mengambil kotak dari tangan Noe, tanpa berpikir panjang dia tunduk di depan Eve setelah mengeluarkan Taping untuk kaki Eve yang terkilir.

“Tuan, biarkan saya saja yang melakukannya.” Noe hendak mengambil alih untuk merawat luka Eve karena dia tak mungkin membiarkan Isack tunduk di hadapan orang lain.

“Tidak apa-apa, ini sudah modern dan kau masih saja mengikuti aturan ayahku?” ucap Isack, tangannya sibuk menggunting Taping sebelum direkatkan di kaki Eve.

“Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?” batin Eve dibuat bingung, pikirannya pecah terbagi antara Elezar, kakinya yang terluka dan wajah lelaki yang membuatnya penasaran. “Tapi, kenapa lelaki ini sampai mau repot membantuku?”

“E, maaf Tuan. Tapi seorang bangsawan seperti And–“ ucap Noe terputus.

Ssshhhtt! Kepalanya sedikit menoleh, Isack meminta Noe untuk diam dengan caranya yang elegan.

“Maaf.” Noe memilih diam, menundukkan kepala.

“Tunggu!” pekik Eve dalam hati. Mendengar Noe membahas perihal seorang bangsawan, akhirnya dia teringat suatu kejadian di mana dia pernah bertemu dengan Isack. "Jangan bilang lelaki ini ....”

Related chapters

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   2. I Got You

    Kenangan buruk yang masih berbekas sekilas melintas di benak Eve.“Menyebalkan! Kenapa aku harus bertemu lagi dengan lelaki brengsek ini. Tidak peduli dia keturunan bangsawan ... karena itu tidak pantas untukmu yang pandai menyembunyikan sisi burukmu.” Eve terus bergulat dengan pikirannya. Haha .... “Aku yakin dia pasti tidak mengenaliku,” tambahnya.Penampilan Eve dulu dan sekarang memang telah banyak berubah. Tak lagi memakai kacamata dan rambutnya yang panjang di biarkan tergerai.“Kau bisa membuat lubang di wajahku jika menatapku seperti itu.” Ucapan Isack memecah lamunan. Dia telah selesai memasang Taping.Eve tersentak menarik kakinya yang telah selesai di rawat.“Kau harus mengompres kakimu setidaknya 3 jam sehari selama 1 minggu agar nanti tidak bengkak,” ucap Isack sembari beranjak berdiri.Ghm! “Terima kasih, kalau begitu aku permisi.” Secepat mungkin Eve ingin segera dari hadapannya. Melihat wajah Isack membuka luka lama yang belum sembuh. “Menyebalkan! Kenapa dia selalu men

    Last Updated : 2023-11-14
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   3. Kesepakatan

    Deg!Dadanya berdebar ketika mendengar Eve memanggilnya dengan sebutan senior. Sempat ragu ingin membalas pelukan darinya. Tangannya terangkat, belum sempat membalas pelukan dari Eve tapi seketika saja perempuan itu melepaskan pelukannya.“Astaga! Aku pasti sudah gila!” ucap Eve dalam hati. Setelah sadar bahwa lelaki yang dia peluk adalah lelaki yang dia benci seketika saja Eve mendorong dadanya kasar. “Maaf.”Noe terkejut, tidak menyangka melihat seorang perempuan memperlakukan Tuannya dengan kasar setelah memeluknya sesaat. Padahal jika mengingat ke belakang, bahkan semua perempuan yang mengenal Isack akan saling berebut untuk bisa mendekatinya. Pfftt! Tak mampu menahan geli, Noe nyaris tertawa di depan Isack.Seketika saja, Noe mendapat lirikan tajam yang mampu membuat bulu kuduknya merinding. “Kau ingin pensiun dini?” gumam Isack.“E– maaf Tuan.” Noe menundukkan kepala. Ghm! Berdehem menetralkan suasana.Perhatian Isack kembali ke Eve Daphni. Tangannya bergerak mengambil kain kecil

    Last Updated : 2023-11-14
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   4. Elezar Menggila

    “Jadwal?” tanya Eve penasaran. Hmm! Isack tersenyum seolah telah menyiapkan sesuatu yang akan membaut Eve kewalahan. “Noe akan mengatur semua jadwalmu mulai besok. Dan segala sesuatunya kau tidak perlu lagi bingung. Apa pun yang kau butuhkan dan kau inginkan ... Noe akan menyiapkan semuanya untukmu. Kau hanya perlu memberitahukan semuanya kepada Noe.” “Jadi, di sini sebenarnya aku akan menikah denganmu atau dengan Noe?” Tatapan Eve terlihat kesal, merasa seakan-akan Isack lepas tangan dengan tanggung jawabnya. “Menurutmu?” Salah satu alisnya terangkat, Isack tersenyum geli. “Jadi, kau ingin kalau aku yang mengurus semuanya untukmu?” “Aku tidak bilang seperti itu!” sahut Eve. “Tapi aku melihatnya di matamu, tenang ... aku tidak keberatan sama sekali. Aku akan mengatur semuanya untukmu, jika itu yang kau inginkan.” “Lagi-lagi seperti ini, kenapa dia selalu tersenyum!” batin Eve kesal. “Sejak dulu hingga sekarang kenapa lelaki ini tak berubah sedikit pun. Sikapnya membuatku luluh ..

    Last Updated : 2023-11-14
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   5. Amarah Isack

    Mobil Mercedez-Benz yang ditumpangi oleh Isack berhenti di lampu merah. Raut wajahnya sangat cerah, sejak tadi senyum tak pernah hilang dari wajahnya.Teramat senang hingga lupa tanggal pernikahan tinggal beberapa minggu lagi.Dreeeet!Mendengar suara getaran ponsel, perhatian Isack langsung beralih. Menyadari bukan ponselnya yang bergetar, segera Isack mengedarkan pandangannya, memfokuskan pendengarannya mencari sumber getaran itu berasal.Sampai pada akhirnya, terlihat sebuah cahaya menyorot berasal dari bawah kursi. Isack segera mengambil untuk memastikan.Elezar memanggil.Namanya tertera di layar ponsel. Isack bisa memastikan bahwa ponsel tersebut milik Eve.Sorot matanya menajam, ekspresi wajahnya berubah malas. Isack terlihat kesal. Membuang ponsel ke kursi di samping. Setelah lampu hijau menyala, segera dia memutar balik mobilnya kembali menuju ke rumah Eve Daphni.~♤~Sesampainya di sana, setelah melepas sabuk pengaman dan mengambil ponselnya, Isack segera turun dari mobil.S

    Last Updated : 2023-11-26
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   6. Menginap

    Jantungnya serasa mau meledak, Isack tak pernah berada di situasi seperti ini. Berada di hotel dan berhadap-hadapan dengan seorang wanita yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya.Penampilan Eve sungguh menggoda, handuk yang dia kenakan hanya menutupi dada sampai ke paha sementara rambutnya yang basah berantakan dibiarkan tergerai.Ghm! Isack berdehem mencairkan suara canggung. “Aku membawakanmu pakaian ganti. Kau bisa memakainya.” Setelah mengambil paperbag di ranjang, Isack berjalan mendekati Eve lalu memberikan paperbag tersebut.“Terima kasih.” Eve mengambil alih paperbag dari tangannya. Selalu tertunduk tak berani mengangkat wajahnya membalas tatapan Isack.“Tunggu!” Isack menahan lengannya saat melihat Eve hendak memutar tubuhnya masuk ke kamar mandi.Glek! Isack menelan saliva melihat buliran air sisa mandi di wajah Eve yang mengalir turun ke leher menuju ke dada dan berakhir di handuk. Isack benar-benar dihadapkan dengan cobaan yang menggetarkan iman.Belum lagi di

    Last Updated : 2023-12-08
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   7. Khawatir

    Isack mempercepat langkahnya, takut Eve keburu membuka pintu. “Tunggu!” Isack meraih tangan Eve, menahannya hingga pintu yang belum sempat terbuka kembali tertutup. Eve terkejut, saat memutar tubuhnya justru membentur dada Isack Brugh! “Aduh!” Mata Eve terkena tetesan air yang mengalir dari rambut Isack sisa cuci muka. “Tunggu, jangan di usap terlalu keras. Matamu bisa merah.” Isack mencengkeram lembut kedua pergelangan tangan Eve. “Tapi mataku pedih.” Eve masih menutup matanya. “Aku akan membantu mengusapnya.” Perlahan tangannya bergerak menyelusup ke sela leher dan rambut. Tangannya yang besar sangat mudah untuk memegang wajah Eve bahkan ketika ibu jarinya mengusap lembut matanya. Namun tak serta merta dia fokus dengan mata Eve, karena kini perhatian Isack tertuju lada bibirnya. Bibir mungil, merah jambu dan basah itu seolah melambai minta disentuh. Kepala Eve semakin menengadah karena tarikan tangan Isack. Membuat bibir Eve semakin terlihat jelas. Tanpa Isack sadari, kep

    Last Updated : 2023-12-08
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   8. Menikahi Perempuan Yang Kau Cintai

    Awal mula Eve memang tidur lelap, namun di tak lama tidurnya terganggu karena perutnya perih. Ya, dia belum makan dan pelayan restoran belum juga mengirim makan malamnya.Eve terbangun dari tidur karena perutnya lapar. Ugh! “Aduh ... kenapa perutku jadi perih?” Perhatian Eve beralih ke jam di dinding kemudian menyapu sekitar memastikan. “Apa dia belum kembali?”Ruangan tampak kosong, Isack belum juga selesai menemui tamu.“Ah, aku sangat lapar. Bagaimana ini?” Tak bisa lagi menahan, Eve memilih keluar dari kamar.Langkahnya ragu saat masuk ke dalam lift, tapi perutnya jauh lebih penting. Ting!Pintu lift terbuka, Eve melangkah keluar menuju lobi.~♤~“Ya, jujur saja aku senang bisa bertemu denganmu di sini, Tuan Isack.”Lhea tersenyum. “Ini sangat kebetulan karena saya juga bertemu dengan beliau tanpa sengaja di sini.”“Benarkah, Oh ya ... aku dengar kau akan menikah. Apakah rumor yang beredar itu benar?” tanya Tuan Hubert, rekan kerja ayahnya.Isack terdiam melirik ke Lhea.“Anda b

    Last Updated : 2023-12-11
  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   9. Buka Bibirmu Lebih Lebar Lagi

    “Kenapa?” Isack bertanya sembari menoleh. Eve yang jauh lebih pendek terpaksa mendongak saat menatap wajahnya. Tangan mereka masih bergandengan. Bahkan Isack menggenggamnya semakin erat, Eve bisa merasakan hangatnya tangan Isack. “Tidak, tidak apa-apa.” Eve tak berani mengatakan kalimat yang sempat terucap di dalam hatinya. “Hei, kau kedinginan?” Isack melepas jas, menggunakannya untuk menutupi tubuh Eve yang terlihat menggigil. “Tidak perlu, aku–“ Mau tak mau Eve menerima jas yang dikenakan oleh Isack padanya. “Ayo, di luar semakin dingin.” “Aduh, sebentar.” Langkah mereka terhenti, Isack lagi-lagi menoleh tapi kini perhatiannya tertuju ke bawah sana. Keduanya menatap kaki mungil telanjang Eve tanpa mengenakan alas kaki. “Kau–“ Isack terpaku, tak habis pikir dengan apa yang Eve lalukan malam itu. “Kau ceroboh.” “Aku terburu-buru keluar dari kamar. Jadi ... aku lupa mengenakan alas kaki.” “Bagaimana perempuan sepertimu bisa sampai ceroboh seperti ini? Kau harus bisa menjaga d

    Last Updated : 2023-12-12

Latest chapter

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   19. Berbohong

    Drrrt!Perhatian Isack beralih ke layar ponselnya yang menyala. Matanya sempat terbelalak melihat nominal uang yang tertera di layar dalam notif transaksi m-banking.“Apa yang dia lakukan dengan uang sebanyak itu?” gumamnya dalam hati. “Noe?” panggilnya.Noe yang berdiri di seberang meja pun mendekat. “Iya, Tuan?”“Bagaimana mengenai perkembangan ibunya Eve?”“Sampai saat ini masih tetap sama, saya belum mendapat laporan jika perkembangannya lebih baik.”“Mengenai administrasi?” Ekspresi Isack terlalu datar menunggu jawaban Noe, tapi dia sangat berharap apa yang dipikirkan saat itu mengenai Eve adalah salah.“Saya sudah membayar selama beberapa bulan ke depan, tetapi sampai saat ini dari pihak rumah sakit belum memberi kabar mengenai biaya tambahan.”Isack terdiam. “Mungkinkah dia menggunakan uang itu untuk keperluan ibunya?” tanyanya dalam hati. “Mengenai kebutuhan Eve, bagaimana?”“Saya sudah menyiapkan semua seperti yang Anda minta, tanpa ada yang terlewat sedikit pun, Tuan.”Lagi-

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   18. Ancaman Elezar

    Eve terperanjat melihat Isack tersenyum kala menjawab panggilan. “Wajahnya terlihat sangat bahagia, apakah kekasihnya yang sedang menelepon?” batinnya. “Uhm, kapan kau pulang?” Bahkan suara Isack sangat lembut. “Iya, aku merindukanmu. Cepatlah pilang.” Entah mengapa Eve sangat kesal mendengar percakapan mereka. Meski belum jelas hubungan Isack dengan seseorang yang meneleponnya tapi Eve yakin jika dia seorang perempuan. Tak bisa lagi mendengar kemesraan mereka, Eve memilih pergi. Tapi Isack sengaja meraih tangannya. Deg! Langkah Eve terpaku, hanya bisa diam tak berani menatap matanya. Sementara itu Isack masih sibuk dengan ponselnya. Matanya melirik mengamati ekspresi Eve. “Hmm, aku akan menjemputmu nanti saat kau sudah sampai di bandara.” Mata Isack bergerak turun ke tangan Eve yang mengepal. Bibirnya lalu tersenyum tipis. “Lepas!” lirih Eve. Isack terdiam, beralih menatap wajahnya. “Kau sedang bersama seseorang?” Suara perempuan itu terdengar meski samar-samar. “Hmm,” gumam

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   17. Background Foto

    “Kau?” Eve terpaku, kedua tangannya meremas gaun yang dikenakan setelah melihat keberadaan Elezar di sana.“Kenapa terkejut seperti itu? Padahal kita belum lama memiliki hubungan yang sangat baik. Eve, kenapa harus seperti ini?”“E, Elezar ... maaf, tapi aku harus pergi!” Tak ingin mendapat masalah dengan Elezar, Eve memilih pergi begitu saja. Dia berjalan melewati Elezar yang berdiri di depannya begitu saja.Namun langkah Eve terhenti karena Elezar mencengkeram tangannya. “Tunggu!” bisiknya tepat di telinga saat Elezar berhasil menghentikan Eve. “Hmm, apa kau sudah tidur dengannya ... aku bisa mencium aroma sampo yang tak biasa dari rambutmu.”Matanya membulat, cepat-cepat Eve menjauh sembari menepis kasar tangan Elezar. “Itu bukan urusanmu, hubungan kita sudah berakhir. Jadi aku mohon, jangan pernah lagi datang dan mengganggu hidupku!”Cih! Elezar tersenyum sinis. “Sayangnya ... aku justru akan terus mengejarmu.”“Elezar!” geram Eve tertahan karena sadar posisi mereka berada di ruma

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   16. Imajinasi Isack

    Hening, Isack masih terdiam menatap Eve yang berdiri di tengah pintu.Ghm! Dia berdehem, menetralkan perasaan. Mengalihkan perhatian ke puding di tangan. “Duduklah dan habiskan pudingmu.”Eve pun merasa malu karena penampilannya sangat minum, sebagian pahanya terlihat. Dia duduk di kursi yang berseberangan dengan Isack.“Aku sudah meminta Noe menyiapkan semua kebutuhanmu. Jika ada yang kurang kau bisa meminta pada Noe untuk membelikannya.” Isack memulai pembicaraan.“Uhm, terima kasih.” Eve mulai menikmati puding buatan Isack. “Hmm, ini sangat enak. Aku tidak menyangka Senior bisa membuat puding seperti ini,” batin Eve.“Apa ada berkas penting yang tertinggal di rumahmu? Aku akan meminta Noe untuk mengambilnya jadi ... kau tidak perlu kembali ke sana.” Jelas, Isack tak ingin Eve bertemu lagi dengan Elezar. Dia takut lelaki itu akan berbuat hal yang tak diinginkan ketika Eve tidak dalam pengawasannya.“Tidak ada,” jawab Eve pendek, karena semua berkas penting miliknya telah di ambil al

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   15. Apartemen

    Tok, tok, tok!Deg!Dada Eve berdebar kencang kala mendengar ketukan di pintu. Namun sayangnya Isack masih belum melepaskan ciumannya.Bibirnya masih aktif, melumat dan memainkan bibir Eve.Tok, tok, tok!“Tuan, ini saya ... Emili.” Kepala pelayan di rumah itu tengah menunggu di luar.“Bagaimana ini? Bagaimana jika pelayan itu masuk ke dalam?” racau Eve dalam hati, sementara fokusnya terbagi karena cumbuan Isack membuatnya terbuai. “Aku ingin menghentikannya, tapi kenapa aku tidak bisa?”Ciuman terhenti. “Tenang, Emili tidak akan masuk jika aku tidak mengizinkannya,” bisik Isack sebelum melanjutkan lagi pagutan bibir mereka.“Eh, tidak! Ini sangat bahaya.” Eve semakin kalang kabut ketika Isack menjunjung tubuhnya, membawanya ke sebuah ruangan dan memaksa Eve duduk di atas meja.Deg-deg!Mmh~Tok, tok, tok!“Tuan, mobil sudah siap.”Ngh~Tak peduli seruan Emili, Isack terus mencumbu bibir Eve.Beberapa kali setelah mendapat tepukan di bahu, Isack segera membuka mata dan menghentikan ci

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   14. ini Hanya Pura-pura, kan?

    “Bagaimana pun juga ... kau tidak bisa membiarkan hal ini. Isack harus dihentikan!” Percakapan antara dua lelaki terdengar samar-samar. Eve yang semakin penasaran segera mendekat. “Hosea mungkin akan mengumumkan pernikahan putranya, jadi ... kau harus mencari cara lain untuk menghentikan Isack.” Deg! Eve terkejut, mencoba memastikan siapa dua lelaki yang tengah berbicara di dalam ruangan itu. Namun, belum juga melihat wajah mereka, Eve dikejutkan dengan suara dari dalam. “Siapa itu?” sahut salah satu lelaki ketika melihat bayangan Eve di sela pintu. “Astaga!” Eve segera beranjak pergi, mencari tempat untuk bersembunyi. Ceklek! Perlahan Eve menutup pintu agar tidak menarik perhatian. Hah, hah .... Napasnya memburu, takut setengah mati. Niat hati ingin ke toilet malah terjebak di salah satu ruangan yang tak dia ketahui. “Eh, di mana ini?” Perhatiannya menyapu sekitar. Sesekali menoleh ke pintu memastikan. Eve terdiam kala melihat lukisan seorang perempuan terpampang di atas ran

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   13. Menguping Pembicaraan

    “Eve, tunggu!” Isack berlari menghampiri. Menarik lembut lengan Eve yang hendak melarikan diri.Isack terdiam saat Eve menoleh, memperlihatkan wajahnya yang murung. “Hei, kenapa denganmu. Sebelumnya kau terlihat baik-baik saja.”“Sangat tinggi dan tebal dinding di antara kita, derajat kita sangat berbeda. Bukan aku seharusnya yang berdiri di sini saat ini. Senior ... kenapa kau tidak menikahi wanita itu. Wanita yang kau cintai. Kenapa kau membawaku masuk ke dalam kehidupanmu lagi? Aku benci jika harus membuka hatiku lagi untukmu. Sementara aku tahu kau memiliki wanita lain dihatimu.”“Eve, katakan ... ada denganmu?”“Maaf, tapi ... aku tidak bisa melakukan ini.”“Apa maksudmu kau tidak bisa melakukan ini?” Matanya menyipit.“Aku ....” Eve tersentak saat hangatnya tangan Isack menyentuh pipi. Wajahnya terangkat menatap ragu.“Katakan, kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran?”Drrrrt!Ponsel Eve bergetar, mendapat panggilan dari Elezar.Isack terdiam melihat namanya terpampang di layar pon

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   12. Keraguan

    Lhea menutup panggilan. Setelah selesai membereskan kekacauan yang dilakukan oleh Eve, dia segera menghampiri mereka berdua, duduk di sofa.“Jangan panik, santai saja.” Setelah berbisik lembut, Isack menyandarkan punggung ke sofa. Merentangkan satu tangan ke belakang punggung Eve.Ghm! Dehem Lhea, menatap Isack dan Eve secara bergantian. “Tuan ... maaf jika saya mengganggu dengan tiba-tiba datang kemari. Tetapi, Anda harus lebih hati-hati dengan ala yang Anda lakukan.”“Apa maksudmu?” Isack penasaran.“Tadi, saya melihat seseorang mengikuti Anda.” Lhea tersenyum tipis. “Saya senang melihat Anda berdua dengan seorang perempuan, tapi ... saya hanya ingin memperingatkan Anda jika ada banyak pihak yang ingin menjatuhkan Anda.”Tak bisa diungkiri, meski Isack sering berucap kepada Eve jika dia tidak peduli dengan sikapnya didepan umum akan menjadi daya tarik para pencari berita, tapi jujur dia sangat mengkhawatirkan hal itu.“Lalu?” “Tuan Prishon pasti akan melakukan segala upaya untuk me

  • Melahirkan Puta untuk sang Bangsawan   11. Tuan Prishon ingin bertemu

    “Hei, kalian sudah dengar?” Langkah Eve terhenti ketika ingin keluar dari toilet, Eve mengurungkan niatnya keluar dari sana setelah nama Isack disebut. “Ada gosip apa?” sahut murid lainnya. “Aku dengar Jean akan membuat pesta kejutan untuk Isack. Lusa ulang tahunnya, kan?” “Serius?” “Hmm, aku juga dengar katanya banyak yang diundang ke pesta.” “Senior ulang tahun?” batin Eve. ~♤~ Mendengar kabar bahwa Isack sebentar lagi ulang tahun, Eve sengaja menyiapkan hadiah. Meski tidak berharap di undang saat pesta nanti, Eve ingin memberikan kado sekaligus sebagai ucapan terima kasih karena telah bersikap baik padanya selama ini. Beberapa hari sebelum pesta di mulai, Eve menemui Isack saat istirahat jam makan siang. “Apa aku terlambat?” Suara Isack sangat lembut dan sopan ketika masuk ke telinga. “Ah, tidak. Kau tidak terlambat, Senior.” Eve menundukkan kepala, teramat malu membalas tatapan Isack yang mampu membuatnya jatuh hati. “Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, kenapa men

DMCA.com Protection Status