Share

Pergi Tinggalkan Lara

Author: Rearakaa
last update Last Updated: 2023-07-31 18:15:44

Tiga minggu pun telah berlalu sejak kejadian kelam itu terjadi. Banyak sekali perubahan yang signifikan. Tubuh Elea sudah tidak sekuat sebelumnya. Akhir-akhir ini, wajahnya sangat pucat dan juga mudah lelah. Hal tersebut membuat rasa curiga dari Chloe sangatlah besar.

Pagi ini, wanita itu berinisiatif untuk memeriksa keadaan Elea sambil membawa sebuah kantong plastik. Saat melangkah masuk ke kamar Elea, telinga Chloe dapat mendengar jelas suara orang muntah-muntah di kamar mandi. Dengan cepat, dia pun berjalan ke arah sana dan membuka pintunya paksa.

Saat pintu kamar mandi sudah terbuka lebar, netra cokelat Chloe melempar tatapan tajam ke arah Elea yang terduduk di lantai. Tangannya pun mengepal kuat ketika melihat keadaan wanita itu.

"Jangan coba-coba untuk bersandiwara di depanku dengan berpura-pura sakit! Asalkan kau tahu, tidak akan ada yang bersimpati denganmu di sini. Wanita kotor sepertimu seharusnya tidak pantas berada di tempat ini!" cerca Chloe seraya melempar kantong plastik yang dibawanya.

Kantong tersebut mengenai tepat kepala Elea. Wanita itu tidak protes dan langsung melihat isi di dalam benda tersebut. Matanya tiba-tiba membelalak saat melihat ada 4 buah testpack berbeda merek.

"Cepat kau periksa! Jika apa yang kupikirkan selama ini terjadi, maka habislah riwayatmu!" ancam Chloe. Lalu, wanita itu melenggang pergi dari kamar mandi dan menunggu di luar.

Selang beberapa menit, Elea akhirnya telah selesai melakukan pemeriksaan sesuai prosedur. Dia sangat takut sekali, apalagi melihat Chloe yang kembali memasuki kamar mandi. Tangan lentik wanita itu langsung merebut testpack yang dipegang oleh Elea. Padahal, si pemilik belum tahu hasilnya tesnya.

Tiba-tiba, tangan Chloe bergetar hebat. Matanya yang dari tadi menajam, sekarang berubah menjadi merah nyalang. Tanpa aba-aba, dia langsung menampar dan menjambak rambut Elea. Sang empunya pun langsung meringis dan mengadu kesakitan.

"Katakan padaku, siapa yang membuatmu seperti ini?! Anak siapa yang kau kandung ini?!" teriak Chloe dengan histeris. Kemudian, wanita itu mendorong tubuh ringkih Elea sampai dirinya jatuh ke lantai.

"Jangan katakan kalau kau sedang mengandung anak Hugo. Jika sampai itu terjadi, maka nyawamu dan nyawa anakmu akan jadi ganjarannya!" imbuh Chloe sambil menginjak tangan Elea.

"Ja–jangan, jangan sakiti anakku...," lirih Elea. Air mata yang sedari tadi ditahannya, kini akhirnya luruh juga.

Sayangnya, perkataannya barusan tidak digubris oleh Chloe. Wanita itu malah berjalan keluar dengan cepat sambil berteriak memanggil Hugo. Kebetulan pria itu belum pergi ke kantor.

Hugo yang mendengar teriakan serta aduan dari istri pertamanya, merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi. Alhasil, dia pun langsung mendatangi kamar Elea bersama dengan Chloe. Sesampainya di sana, dia melihat Elea berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil memegang erat testpack di tangannya.

Hugo pun menghampiri istri keduanya itu dengan tatapan tajam bak singa yang hendak menerkam mangsanya. "Berikan padaku!" perintahnya dengan nada dingin.

Namun sayang, Elea malah menggeleng pelan sambil menyembunyikan testpack ke belakang punggungnya. Hugo mulai tersulut emosi dan langsung merebut benda tersebut secara paksa. Paksaannya itu membuat air mata Elea kembali turun. Hormon kehamilan ini sangat membuatnya menjadi labil dan mudah menangis.

"Tidak, tidak! Ini tidak seperti yang ka–ah!" pekik Elea saat tangannya dicengkeram kuat oleh Hugo. Hal itu membuat satu testpack jatuh ke lantai. Dengan cepat, Hugo pun melepas cekalannya dan mengambil benda tersebut.

Netra hitam legamnya menatap intens testpack yang ada di tangannya. Keheningan pun melanda kamar Elea saat ini. Tidak ada yang membuka suaranya, sampai Chloe berteriak di depan pintu masuk kamar.

"Dia berselingkuh dengan salah satu mantan pengawal mansion ini!"

Elea menggeleng kencang. Kemudian, netra ambernya beralih pada sang suami yang setia bergeming di tempat. Dia ingin sekali mendapat perlindungan darinya untuk kali ini saja. Harga diri dan reputasinya sudah terlalu dirusak oleh Chloe.

"Itu tidak benar! Kumohon, percayalah padaku. Aku tidak pernah melakukannya dengan siapa pun, selain di–" (ucapan Elea terpotong karena seseorang menyerobotnya).

"Cukup, jangan berbicara apa pun lagi! Tunggu sampai daddy dan mommy datang, supaya semuanya akan lebih jelas," potong Hugo cepat.

Wajah Elea berubah menjadi pias saat mendengar penuturan dari suaminya. Tubuhnya tiba-tiba bertambah lemas. Ingin sekali dirinya mengungkapkan semuanya. Namun, lidahnya menjadi kelu.

"Apa kau tidak percaya padaku?" tanya Elea lirih. Isakan-isakan kecil pun keluar dari mulutnya.

Setelah mengatakan itu, Hugo menghela napasnya berat. Dalam hati kecilnya, dia ingin sekali mendekap tubuh Elea ke dalam pelukannya. Namun sayang, ego pria itu sangatlah besar. Rasa iba dan khawatirnya pun berubah menjadi benci.

"Tidak," jawab Hugo singkat. Raut wajahnya sangat datar dan tak menunjukkan adanya emosi apa pun.

Sementara itu, Elea langsung mengusap air mata yang turun deras ke pipinya dengan kasar. "Sampai kapan? Sampai kapan kau tidak akan pernah memercayaiku?!" sergahnya emosi.

Mendengar hal itu, Hugo lantas membalikkan badannya dan berjalan cepat ke arah pintu. Sebelum benar-benar keluar dari kamar Elea, pria itu berkata, "Untuk selamanya."

Tubuh Elea serasa membeku di tempat. Dia mengepalkan tangannya di ujung baju. Setelah kepergian Hugo, Chloe langsung menghampiri wanita itu.

"Jangan coba-coba memengaruhi suamiku! Dia tidak akan mungkin jatuh dan percaya pada pelacur sepertimu! Setelah ini, keluarga Cornelius pun akan tahu semuanya. Kemudian, kau akan segera diusir dan bagian terburuknya...," Chloe menjeda ucapannya sejenak, "...kau beserta anakmu akan mati di tangan mereka!" imbuhnya sambil mendesis.

Setelah mengatakan itu, Chloe melenggang pergi untuk menyusul Hugo. Kepergian wanita itu membawa angin sesak bagi Elea. Dia sangat ketakutan sekarang.

Keluarga Cornelius sangat tidak toleran terhadap pengkhianat. Akan tetapi, Elea kan tidak melakukan hal seperti yang dituduhkan. Semuanya hanyalah kepalsuan dan fitnahan belaka.

Namun, untuk menyelamatkan nyawa yang bersemayam di dalam dirinya, Elea rela melakukan apa pun, termasuk pergi jauh dari tempat ini. Wanita itu langsung bergegas menuju lemari untuk mengambil perhiasan dan sejumlah uang yang pernah diberikan oleh Hugo. Jumlahnya sangat banyak dan mungkin cukup untuk menghidupi dirinya sampai lahiran.

Tekad Elea sudah bulat untuk pergi. Dia merasa tidak ada tempat yang aman untuk dirinya dan juga calon bayinya di sini. Untungnya, hari ini ada jadwal belanja bulanan. Alhasil, Elea dapat menumpang satu mobil dengan para pelayan yang bertugas.

Hugo dan Chloe juga sedang berada di kamar. Jadi, mereka tidak tahu kalau Elea kabur dari mansion. Selama di dalam mobil, wanita itu terus mendapat tatapan sinis dari dua pelayan setia Chloe. Untung saja, hal tersebut tidak bertahan lama karena mereka sudah sampai tujuan.

Dua pelayan Chloe langsung bergegas masuk ke dalam supermarket. Sementara itu, Elea malah pergi ke pintu masuk samping supermarket untuk menghindari penjaga dan supir Hugo. Dia pun mencegat taksi untuk mengantarnya pergi ke bandara.

"Mommy janji akan menjaga dan memberi kasih sayang yang utuh untukmu. Kita tidak perlu daddymu untuk bertahan dari kerasnya kehidupan ini. Mommy juga bertekad untuk jadi ibu sekaligus ayah yang baik," batin Elea seraya menitihkan air matanya saat berada di dalam taksi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Fakta yang Terkuak

    Sebuah mobil Rolls Royce memasuki pekarangan mansion Hugo. Ternyata itu adalah mobil George dan Melda–orang tua Hugo. Mereka datang berkunjung karena ada urusan yang cukup penting.Setelah memarkirkan mobil, George dan Melda berjalan masuk ke dalam mansion. Namun, perjalanan mereka berhenti di ruang tengah. Di sana, sudah terlihat Hugo duduk di sofa bersama Chloe."Ada urusan apa kau memanggil kami berdua ke sini, Nak? Dan di mana Elea?" tanya Melda beruntun. Pertanyaannya barusan membuat wajah Hugo dan Chloe mendadak muram."Cepat panggilkan Elea!" perintah Chloe pada seorang pelayan. Sesaat setelah itu, tidak ada yang membuka pembicaraan lagi. Sampai akhirnya, pelayan yang diutus oleh Chloe tadi kembali.Wajah pelayan itu terlihat sangat pucat. "Nona Elea tidak ada di kamarnya, Nyonya. Saya sudah mencari ke seluruh ruangan, tapi saya tidak menemukan apa pun," ujarnya sambil mengatur napas. Semua orang yang ada di ruang tengah pun langsung terlonjak. "Ke mana dia pergi? Oh, atau jan

    Last Updated : 2023-08-01
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Pertemuan Tak Terduga

    Lima tahun kemudian...Tahun demi tahun telah terlewati. Namun, pencarian Hugo tidak membuahkan hasil. Selama itu pula, dia hanya menjadi orang yang gila kerja sampai membesarkan perusahaannya berkali-kali lipat. Akan tetapi, semua itu masih terasa hambar baginya.Hugo memang terkenal sekeras batu. Namun, semua orang tidaklah tahu bahwa hati kecilnya masih mengharapkan seseorang yang telah dia sakiti secara fisik maupun batin. Selama ini, dia hanya hidup berdampingan dengan lembah penyesalan."Tuan, 10 menit lagi kita akan sampai di perusahaan Glory Company," ucap Jay yang berhasil menarik kesadaran Hugo. Saat ini, mereka berdua berada di London dan sedang melakukan perjalanan ke perusahaan kliennya.Hugo pun hanya mengangguk kecil, lalu membuang pandangannya ke arah jendela. Netra hitam legamnya meneliti pemandangan sekitar. Tidak ada yang menarik menurutnya, hingga pandangannya menangkap segerombolan anak kecil di depan gapura sebuah sekolah. Mereka terlihat riuh sekali. Tak sedikit

    Last Updated : 2023-08-01
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Liku Kehidupan

    Perkataan dari Angel kemarin begitu membekas di benak Elea. Dia bahkan kurang tidur karena memikirkan hal tersebut semalaman. Alhasil, dia terlambat bangun pagi ini. Untung saja, sang putri segera membangunkannya."Nanti pulang sekolah, kalian dijemput oleh nenek, ya. Mommy sedang ada pekerjaan penting di kantor," ujar Elea saat sudah berada di dalam mobil.Angel dan Axel pun langsung mengangguk kecil sebagai tanda jawaban. Tidak ada satu pun yang membuka suaranya kembali selama di perjalanan. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hal tersebut berlangsung hingga mobil sampai di depan gerbang sekolah."Baik, selamat belajar, Anak-anak! Jangan nakal dan menurut pada guru, ya," pesan Elea pada Axel dan Angel yang hendak membuka pintu mobil."Dan satu lagi... Mommy harap pulang sekolah nanti tidak ada luka atau memar baru di tubuh Axel ataupun Angel. Maafkan Mommy, ya karena belum bisa memberi keadilan untuk kalian. Tapi tenang saja, Mommy akan berusaha mengurus semuanya dan memind

    Last Updated : 2023-08-01
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Merasa Familier

    "Arggh, silau! Tutup tirai jendelanya...," rengek Hugo yang masih memejamkan matanya.Sementara Jay, langsung menatap malas ke arah pimpinannya yang seperti anak kecil itu. Sejujurnya, dia agak jengah menghadapi pria itu. Seenaknya sendiri, otoriter, dan juga keras kepala.Tadi pagi, Hugo bahkan melewatkan meeting penting bersama klien. Alhasil, dia pun kena peringatan dari Helton. Untung saja, pria itu mau memberinya kesempatan dengan meeting ulang di restoran malam ini."Tuan, lebih baik Anda segera bangun sekarang. Anda terkena peringatan dari Tuan Helton dan juga klien kita yang satunya lagi. Anda tidak mau merugi dalam kerja sama ini, kan?" ancam Jay.Perkataan dari pria itu barusan tampaknya berhasil memengaruhi Hugo. Buktinya, dia pun langsung terbangun sambil memegangi kepalanya. Netra hitamnya lantas menatap ke arah sang asisten dengan tajam."Sialan, kenapa kau tidak membangunkanku?!" umpat Hugo.Jay segera menarik napas dalam. "Saya sudah mencoba membangunkan Anda beberapa k

    Last Updated : 2023-08-25
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Perang Dingin si Kembar

    “Axel…Angel!”Miranda berteriak sembari melambaikan tangan pada kedua anak Elea. Si kembar pun menoleh dan membalas lambaian tersebut dengan senyuman.“Nenek!” balas Angel. Lalu, gadis cilik itu berlari kecil ke arah bibi Elea. Berbeda dengan Angel, Axel malah diam saja dan hanya berjalan santai dengan raut wajah datar. Namun, Miranda tidak merasa kaget ketika putra Elea berbuat seperti itu. Dirinya berpikir bahwa anak tersebut memiliki pikiran yang lebih dewasa dan realistis dibandingkan saudarinya.“Baiklah semuanya, ayo kita naik ke mobil. Hari ini, Nenek akan mengajak kalian makan siang di luar,” ajak Miranda dan dibalas sorakan oleh Angel seorang.Mereka bertiga pun segera naik ke mobil dan benda tersebut melaju menembus jalanan kota London yang terlihat senggang siang ini. Selama di perjalanan, keadaan mobil tidak hening sama sekali. Ada sesosok malaikat cantik yang bernyanyi dengan riangnya sambil melihat ke arah jendela.Beberapa detik kemudian, nyanyiannya itu malah berubah

    Last Updated : 2023-08-26
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Akhirnya Bertemu

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul 19:30 tepat. Rombongan Elea pun sudah tiba di tempat tujuan, yaitu Glorious Restaurant milik keluarga McKenzie. Malam ini, wanita itu memakai gaun panjang tanpa lengan berwarna navy yang membentuk lekuk tubuhnya. Sementara itu, Teresa memakai gaun panjang berwarna hitam. “Wah, lebih cepat dari perkiraanku. Selamat datang di restoranku, Nyonya Spencer dan Nona Tere,” sambut Helton di pintu masuk ruangan VIP. Kebetulan pria itu juga baru datang. “Terima kasih atas sambutanmu, Tuan McKenzie. Aku sangat menghargai waktu. Lebih baik datang cepat daripada terlambat,” jawab Elea seraya tersenyum kecil. Helton pun membalas senyuman tersebut. Mata hazelnya sedari tadi tak berhenti menatap wanita yang ada di depannya kini. Sungguh, Elea malam ini sangatlah cantik dan memesona. Aura elegannya sangat terasa sekali. “Baiklah, mari masuk, Nona-nona!” ajak Helton, lalu membukakan pintu untuk Elea dan Tere. Setelah pintu terbuka, mata amber milik Elea langsung t

    Last Updated : 2023-08-28
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Perdebatan Panas

    “Calm down, Dude. Aku pikir tidak baik jika membahas hal tersebut sekarang. Benar kan, Nyonya Spencer?” Helton mencoba untuk mengalihkan topik. Dia takut bahwa Elea akan tersinggung karena pertanyaan barusan. Selama dia mengenal wanita itu, dirinya tidak pernah tahu soal suaminya. Bahkan, banyak kabar bilang bahwa Elea tidak punya suami. Sementara itu, napas Elea mulai terasa sesak. Entah kenapa dunia ini sempit sekali. Dia tidak ingin seorang pun tahu soal kehidupan anaknya, khususnya Hugo. Wanita itu takut jika pria tersebut akan bertindak nekat setelah ini. “Ah, iya. Apakah aku boleh izin ke kamar mandi sebentar?” tanya Elea tiba-tiba untuk menghindari perdebatan yang akan terjadi. “Tentu saja. Silahkan,” balas Helton. Setelah mengatakan itu, Elea pun langsung pergi ke luar menuju toilet yang berada di ujung lorong. Dia mengunci dirinya di dalam toilet untuk meredakan perasaannya. Takut, sedih, marah, dan kenangan masa lalu bercampur aduk menjadi satu. “Bagaimana ini? Kenapa

    Last Updated : 2023-08-31
  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Turunkan Ego

    “Oh, ya ampun, El. Selamat pagi, masuklah dulu,” sapa Miranda saat melihat Elea berada di depan rumahnya. Pagi ini, wanita itu ingin menjemput putra dan putrinya. Dia sudah berjanji untuk mengajak mereka berjalan-jalan ke taman. Ya, bisa dibilang sebagai family time. “Terima kasih, Bi. Ngomong-ngomong, apa si kembar merepotkanmu kemarin?” tanya Elea sambil melangkahkan kaki ke arah dapur, mengikuti Miranda. Mendengar hal tersebut, langkah wanita paruh baya itu seketika berhenti. Kemudian, dia menghadap ke arah Elea dengan tatapan sendu. Raut wajahnya juga mendadak berubah. “Mereka tidak merepotkan, El. Hanya saja…,” ujar Miranda sambil menggantung ucapannya, lalu meneruskannya kembali, “Angel menanyakan soal daddynya.”Napas Elea langsung tercekat. Dia sudah menebak akan ada hari di mana si kembar akan menanyakan soal pria itu. Akan tetapi, entah mengapa ketakutan tiba-tiba merasuki jiwanya. Terlebih lagi, kejadian kemarin masih membuatnya syok. Sementara itu, Miranda melihat per

    Last Updated : 2023-09-02

Latest chapter

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Larangan

    “Mommy! Mommy!”Angel berteriak sambil menangis karena tak melihat keberadaan Elea sama sekali di kamar. Teriakannya tersebut berhasil membuat Axel ikut terbangun. “Hei, ada apa denganmu?” tanya Axel yang masih mencoba mengumpulkan kesadarannya. Angel mengusap air matanya kasar. “Mom–Mommy tidak ada, Kak. Apa Mommy meninggalkanku?” balasnya, tapi malah balik bertanya.Axel pun berdecak pelan dan turun dari ranjang. Anak tersebut mencoba untuk mencari keberadaan Elea di luar. “Tunggu di sini dan jangan ke mana-mana! Aku akan segera kembali,” pinta Axel pada sang adik. Lantas, Angel pun membalasnya dengan anggukan kecil. Axel membuka pintu dengan perlahan dan mulai keluar dari kamar. Dia kemudian celingak-celinguk seperti orang kebingungan. Ya, bagaimana tidak kebingungan, kalau di sekitar kamar mereka ada 7 pintu lain yang tertutup rapat. “Ck, ini rumah atau hotel sebenarnya? Kenapa pintu kamarnya banyak sekali?” gerutu Axel dalam hati. Namun, anak laki-laki tersebut tetap melanj

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Negosiasi

    “Di mana Elea?” Hugo berjalan mendekat ke arah Aria yang hendak pergi ke dapur. Kemudian, wanita itu memberi salam dan membungkuk dengan hormat pada tuannya. “Nyonya Elea sedang berada di kamar bersama anak-anak. Tadi saya sudah mengatakan bahwa beliau akan berada di satu kamar bersama Anda. Namun, nyonya menolaknya,” jelas Aria. Mendengar itu, Hugo hanya mengangguk pelan. Lalu, dia pun berlalu dari hadapan sang pelayan tanpa mengatakan apa pun. Baginya, hal tersebut tidaklah penting dan buang-buang waktu. Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya Hugo sampai di depan kamar anak-anak Elea. Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung menyelonong masuk. Elea yang sedang menata barang pun sontak terlonjak. Mata ambernya seketika menatap tajam ke arah Hugo. “Apa kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?” tanya Elea dengan kesal. Namun, Hugo tak menjawab pertanyaan tersebut. Dia malah balik bertanya. “Kenapa kau tidak mau tidur denganku?” serobotnya. Mulut Elea seketika menganga s

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Sama Saja

    “Halo, bagaimana? Apa Elea sudah di mansion sekarang?” Hugo bertanya pada seseorang yang ada di seberang telepon. “Sudah, Tuan. Saya sudah menyuruh Tores untuk menjemput mereka tadi,” jawab Jay.Setelah mengatakan itu, tanpa aba-aba Hugo langsung menutup panggilannya. Pria tersebut lantas menyandarkan punggungnya ke kursi seraya menghela napas kasar. Sebenarnya, dia tadi ingin sekali menjemput Elea dan kedua anaknya. Hugo merasa rindu dengan mereka. Namun, ego dan dirinya sudah menyatu layaknya batang dengan akar. Sangat susah untuk terpisah. Di tengah kekalutannya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan. Hugo langsung mengatur posisi menjadi siap sambil berkata, “Masuk!”Akhirnya, pintu pun terbuka dan menampilkan sosok Beatrice Migelda–sekretaris Hugo. Wanita itu mulai melangkahkan kaki jenjangnya untuk memasuki ruangan. Pakaian yang dikenakannya hari ini sangatlah tidak menunjukkan kesopanan sama sekali. Bagaimana bisa dia pergi ke kantor dengan mengenakan mini dres

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Semua Karena Ego

    “Ayo, pulang. Ini sudah larut malam.”Hugo mengajak Elea dan Axel untuk meninggalkan rumah sakit dan pergi ke mansion. Kebetulan, Angel juga sudah tidur. Namun, Elea malah pergi ke sofa sambil menggendong Axel. Dia tidak menghiraukan ucapan Hugo barusan. Hal ini membuat mood pria itu semakin bertambah buruk. “El …” panggil Hugo pelan. Namun, sang empunya yang dipanggil masih tidak menjawab. “Jika kau tidak mau pulang, terserah! Tapi, biarkan aku membawa Axel untuk pu–“ ucapan Hugo terpotong karena Elea tiba-tiba menatapnya dengan tajam. Wanita itu menaruh sebentar Axel yang sudah pulas ke atas sofa. Setelah itu, dia berjalan mendekat ke arah Hugo dengan langkah tegas. “Kenapa kau yang malah jadi sibuk sendiri dengan anak-anakku? Aku ibunya! Jangan berlagak sok jadi ayah ketika kau sendiri sebenarnya tidak mau menerima putra dan putriku!” sembur Elea. “Hentikan sandiwaramu sekarang juga!” imbuhnya lagi. Mendengar hal tersebut, rahang Hugo pun mengeras. Dia mengepalkan tangannya e

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Rencana Besar

    “Kemarilah, ikut aku!”Elea menggeret tangan Hugo dengan paksa. Dia kemudian membawa pria itu menuju ke luar ruangan supaya anak-anaknya tidak melihat hal yang tidak seharusnya mereka lihat. Sesampainya di tempat yang aman dan cukup sepi, barulah Elea meledakkan seluruh emosinya yang sempat tertahan. “Kenapa bisa aku sampai tertangkap oleh paparazi begitu?! Apa kau tidak memerintahkan pengawalmu dengan benar?!” berang Elea. Namun, kening Hugo malah mengernyit. Dia tidak tahu, kenapa wanita itu protes seperti tak terima begini? “Memang apa salahnya? Kau istriku,” balas Hugo singkat. Mendengar itu, emosi Elea semakin bertambah besar. Dia bahkan memukul lengan Hugo dengan keras tanpa sadar. Ya, meski itu tidak akan memberi efek apa pun padanya. “Aku bukanlah istrimu! Aku hanyalah wanita yang menjadi tawananmu!” sergah Elea. Lantas, wanita itu maju selangkah dan mengatakan sesuatu kembali, tepat di depan wajah Hugo. “Jikalau kau tidak mengancam dengan menggunakan anak-anakku, maka ak

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Skandal Baru

    “Putra? Kau!” Tanpa aba-aba lagi, George langsung melayangkan pukulan pada pipi kanan putranya. Sementara itu, Hugo yang tidak siap pun langsung tersungkur ke lantai. “George! Apa yang kau lakukan? Hentikan!” teriak Melda, lalu segera menghampiri sang putra yang tengah terduduk di lantai. Wanita itu pun membantunya untuk berdiri. Axel hanya bergeming saja melihat kejadian barusan. Lalu, netra ambernya tak sengaja bersitatap dengan netra hijau George. Anak tersebut tiba-tiba langsung berlari dan bersembunyi di balik punggung Hugo. “Hei, ada apa?” tanya Hugo kebingungan. “Aku takut …” cicit Axel pelan. Mendengar itu, Hugo jadi merasa tak enak sendiri. Akhirnya, dia pun berdiri dan langsung meraih sang putra ke dalam gendongannya. Pemandangan tersebut tak luput dari sorotan kedua orang tua Hugo. “Baiklah, mari kita pergi dari sini. Kita akan menjenguk adikmu ke rumah sakit,” ajak Hugo pada Axel, tapi masih bisa terdengar oleh telinga Melda. Wanita itu segera mencegat langkah Hugo

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Siapa Dia?

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 sore tepat. Hugo pun memutuskan untuk pergi ke mansion orang tuanya karena George tadi menyuruhnya ke sana. Tak lupa dengan sosok mungil Axel yang terus membuntutinya bak anak ayam di belakang. Sebenarnya, Hugo tadinya tidak ingin mengajak anak itu ke sana. Namun, jarak rumah sakit tempat Angel dirawat sangatlah jauh. Daripada membuang waktu banyak, dia berpikir lebih baik untuk mengajak Axel sekalian. Toh, nantinya semua orang juga akan mengetahui siapa anak itu. “Daddy, kita mau ke mana?” tanya Axel saat sudah berada di dalam mobil. Hugo memasang sabuk pengamannya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari anak tersebut. “Kita akan ke rumah orang tuaku.”Mendengar itu, kepala Axel pun hanya manggut-manggut saja. Lantas, mobil yang mereka tumpangi mulai melaju dan membelah jalanan kota yang terlihat senggang. Suasana hening pun tercipta di dalam sana. Namun, hal tersebut tidaklah bertahan lama setelah Hugo membuka suaranya. “Bukannya tang

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Tertampar akan Kenyataan

    Hugo pun hanya mengangguk dan melewati sekretarisnya tanpa berkata apa pun. Kemudian, pria itu memasuki ruangan yang bertuliskan “Chief Executive Officer”. Kening Axel seketika mengernyit karena ayahnya tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah sampai di dalam, Hugo menurunkan Axel ke bawah. Anak tersebut langsung mendongak menatap ke arah pria itu. “Daddy kenapa tidak mengetuk pintu dahulu? Bukannya tidak sopan jika masuk ke ruangan atasan seperti itu?” tanya Axel. Dia sampai berpikir bahwa Hugo ini kurang belajar etika. Namun, saat mendengar pertanyaan barusan, pria itu malah tertawa. Cukup lama, sampai akhirnya dia berkata, “Boy, untuk apa aku harus mengetuk pintu saat masuk ke ruanganku sendiri?”Mata Axel seketika membulat. Dia terkejut karena baru tahu kalau Hugo adalah pemilik perusahaan la Victoire Cornel. Tidak heran kalau pria itu kaya sekali. Tinggi gedung perusahaannya saja hampir menyamai Menara Eiffel. “Jadi, Daddy yang punya ini semua? Kenapa tidak bilang dari t

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Dia Anakku Juga

    “Da–ddy.”Axel mencoba memanggil Hugo dengan sebutan yang tak pernah dia ucapkan selama hidupnya. Alhasil, suaranya pun terbata-bata layaknya anak yang baru saja belajar bicara. Sejujurnya, Axel ingin bertanya pada Hugo, mengapa dirinya harus memanggil pria itu dengan sebutan daddy? Apa ibunya akan menikah dengan Hugo? Memikirkan itu, kepala Axel jadi pusing sendiri. Jika benar itu terjadi, maka habislah riwayatnya. Mungkin, dia tidak akan bisa lagi hidup dengan tenang. Pasti Hugo akan sering mengaturnya dan tidak membiarkannya bebas. “Apa yang kau pikirkan, Boy?” tanya Hugo dan membuyarkan lamunan Axel. Kemudian, pria itu menurunkan anak tersebut dengan perlahan ke kursi kosong yang ada di samping Elea. “Tidak ada, Pa–ah, maksudku Daddy,” jawab Axel. Mendengar jawaban tersebut, Hugo merasa puas. Namun berbeda dengan dirinya, Elea justru membulatkan matanya sedikit. Dia merasa terkejut karena putranya begitu cepat untuk memanggil Hugo dengan sebutan daddy. Menurutnya, itu adalah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status