Share

Kejujuran

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-07 08:03:34

Jantung Janice berdebar tidak karuan mendengar kata menikah.

Walaupun Janice pernah minta dinikahi dengan surat ijin menyentuh, tapi itu hanya refleks. Janice bukannya ingin menikah sungguhan.

"Kau ... kau sudah gila, Edgard!"

"Aku tidak gila. Kau sendiri yang minta dinikahi kan agar aku boleh menyentuhmu? Dan aku mau. Asalkan aku bisa menyentuhmu setiap saat, aku mau menikahimu."

Janice kembali membelalak mendengarnya. "Dasar gila! Dasar maniak! Apa kau menikah hanya karena menginginkan hubungan yang seperti itu? Kalau begitu tidak perlu menikah, kau kan punya banyak uang, bayar saja wanita murahan di luar sana!"

"Ck, Janice, masalahnya aku hanya menginginkanmu. Kalau aku mau yang lain, sudah dari dulu aku melakukannya."

Janice terdiam kali ini mendengarnya. Apa itu artinya Edgard menyukainya? Mengapa lagi-lagi ucapan Edgard terdengar ambigu.

"Itu ... mengapa kau hanya menginginkan aku? Aku ... aku tidak cantik. Aku ... juga wanita yang biasa saja. Kau pasti hanya memanfaatkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Dia Adalah Wanita Itu

    Suara Janice terdengar lantang dan penuh keyakinan sampai untuk sesaat Edgard pun terdiam mendengarnya. Janice pun ikut terdiam menunggu bagaimana reaksi Edgard karena Edgard begitu mempercayai Harlan. Dan dugaan Janice pun benar kalau Edgard masih mempercayai Harlan karena perlahan Edgard pun mulai tertawa, seolah menertawakan ucapan Janice. "Janice, kau sadar apa yang kau katakan kan? Ini bukan tentang Pak Buntoro atau rival bisnis lainnya tapi malah Harlan? Harlan, asisten Tante Miriam itu? Dia yang menyuruhmu mencelakaiku? Bukankah sudah kubilang kalau dia rela mengorbankan dirinya demi aku? Ini ...." "Aku tidak berbohong, Edgard! Aku tidak tahu bagaimana dia sebenarnya dan aku tidak mengenalnya sebelumnya, aku hanya tahu dia adalah supervisor di Orion. Walaupun aku tidak pernah berhubungan secara langsung dengannya tapi aku tahu wajah dan jabatannya." Edgard mengangguk mendengarnya. "Kau benar. Ya, enam tahun yang lalu memang Harlan masih menjabat sebagai supervisor di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Wanita Penipu

    Miriam hanya mematung mendengar ucapan Harlan. Miriam mencoba menenangkan napasnya dan seketika rasa ngantuk dan lelahnya pun menghilang entah ke mana. "Maksudmu wanita bernama Janice itu benar adalah wanita yang dulu, Harlan?" ulang Miriam masih tidak percaya. "Benar, Bu. Aku sudah memastikan fotonya di Emerald. Janice yang dulu bekerja di Orion dengan Janice yang ini adalah wanita yang sama." Miriam menahan napasnya dengan mata yang makin membelalak lalu ia pun menggebrak ranjangnya. "Sial! Apa kau yakin akan hal itu, Harlan?""Aku bisa memastikannya, Bu." "Sial! Mengapa kau tidak menyadarinya sejak awal, Harlan?" geram Miriam tidak terima. "Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas sejak pertemuan di ruang kerja Pak Edgard itu, Bu, karena dia terus menghindar, namun suara itu dan nama itu terdengar familiar. Apalagi mendengar dia adalah karyawan di Emerald jadi aku mencari tahu ke sana." Miriam yang mendengarnya pun memejamkan mata dan menahan napasnya sejenak. "Sial! I

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Memutarbalikkan Fakta

    Miriam begitu tidak tenang setelah mendengar fakta tentang Janice sampai ia sama sekali tidak bisa tidur malam itu. Miriam pun akhirnya meminta Harlan untuk membuat upaya pencegahan sebelum Janice mengatakan apa pun pada Edgard yang bisa membuat posisi Harlan maupun Miriam terancam.Itulah sebabnya Harlan bergerak cepat dengan merekayasa beberapa bukti lalu segera menemui Edgard di kantornya dan memberikan semua bukti itu. "Wanita itu adalah wanita yang sama yang bekerja di Orion enam tahun yang lalu. Dia baru saja bekerja, tapi sudah menggelapkan uang perusahaan begitu banyak dan ini adalah data karyawan yang keluar serta data penipuan yang pernah dilakukan oleh Janice Velma, wanita yang saat ini mengaku sudah melahirkan anak Anda itu!" seru Harlan lagi dengan penuh keyakinan. Suara tegas Harlan pun sampai membuat Edgard dan Jefry mematung tak percaya. Untuk sejenak, mereka berdua hanya benar-benar mematung tanpa ada yang bergerak, namun dengan pikiran yang penuh di otak masing-m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Berhadapan Langsung

    "Ini mustahil, Jefry! Ini mustahil! Semua yang dikatakan Harlan adalah omong kosong yang tidak bisa kuterima!"Edgard terus mengumpat kesal di ruang kerjanya setelah Harlan keluar dari sana. Setelah semua cerita palsu dan bukti rekayasa yang ditunjukkan oleh Harlan tadi, Harlan merasa sudah cukup untuk mempengaruhi Edgard dan ia undur diri begitu saja. Tentu saja Harlan tahu sifat Edgard yang tidak bisa dikerasi secara langsung. Perlahan tapi pasti, pada akhirnya Edgard akan menganggap Janice benar-benar penjahat. Harlan pun merasa puas dan segera berpamitan walaupun ia belum benar-benar pergi dari perusahaan itu. Edgard dan Jefry yang ditinggalkan pun masih tetap mematung selama beberapa saat sebelum akhirnya Edgard melangkah mondar-mandir dengan gelisah. Jefry sendiri yang tidak langsung percaya pada ucapan Harlan malah berada di pihak Janice sekarang. "Tenang, Bos. Aku juga merasa semua yang diucapkan Harlan adalah omong kosong. Tidak mungkin keluarga Janice adalah orang jaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ancaman yang Mendebarkan

    Janice masih menahan napasnya dengan jantung yang berdebar tidak karuan saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Itu Harlan! Itu Harlan! Bagaimana ini? Bagaimana ini? Janice begitu gemetar, namun ia berusaha bersikap tetap tenang.Sedangkan Harlan yang melihat ekspresi Janice malah menyeringai tipis. "Kita bertemu lagi, Janice Velma!" Suara berat Harlan benar-benar membuat Janice merinding hingga akhirnya Janice memutuskan untuk menggunakan jurus andalannya, berpura-pura tidak mengenal pria itu."Eh, itu ... kau siapa? Ada perlu apa mencariku?" tanya Janice dengan suara yang gemetar. Harlan yang mendengarnya pun tetap berekspresi datar dan menatap Janice lekat-lekat. "Jadi kau sudah lupa padaku, Janice? Atau kau hanya pura-pura lupa? Mustahil kau bisa melupakan kejadian enam tahun yang lalu!"Suara Harlan terdengar begitu menusuk sampai Janice pun menelan salivanya. "Eh, maaf, aku tidak mengerti apa yang kau maksud, kurasa mungkin kau salah orang," sahut Janice lagi deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Dukungan yang Dibutuhkan

    "Janice, apa kau baik-baik saja?" tanya Jefry cemas saat akhirnya ia berhasil menemui Janice di ruang kerjanya. "Eh, memangnya Janice kenapa? Mengapa kau sampai bisa tahu kalau dia sedang tidak sehat?" celetuk Wina yang mendengar kecemasan Jefry. "Itu ... dilihat dari wajahnya saja aku sudah tahu kalau dia sedang tidak sehat. Pulang saja kalau kau tidak sehat, Janice! Tidak usah bekerja!" seru Jefry lagi berusaha menunjukkan wibawanya. Namun, Janice masih terlalu tegang untuk menjawab. Ia pun tetap terdiam mendengarkan perdebatan kecil antara Jefry dan Wina sampai akhirnya ia bisa bernapas normal dan kembali bicara. "Kepalaku pusing. Aku pulang dulu ya! Wina, tolong urus ijin untukku ya, aku ijin sakit!" "Eh, Janice, kau baik-baik saja kan? Janice?" Wina memanggil Janice, namun Janice hanya melangkah gontai keluar dari ruangan. Namun, begitu ia keluar dari ruangan itu, Janice mendadak seperti tersentak kaget dan kembali mengawasi sekelilingnya, takut masih ada Harlan di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Mulai Parno

    "Dia pulang duluan karena tidak enak badan, Bos." "Apa? Janice sakit?" "Kepalanya pusing dan aku sudah meminta sopir mengantarnya pulang." Edgard bernapas lega mendengarnya. "Seharusnya kau memberitahuku, Jefry. Aku bisa mengantarnya pulang." "Eh, maaf, Bos!" Edgard pun mengembuskan napas panjangnya. "Aku juga tidak bisa berkonsentrasi bekerja karena masalah ini, Jefry." Jefry mengangguk mengerti. "Oh ya, Bos, kau tahu siapa yang kutemui di depan ruang kerja Janice tadi?" Edgard mengernyit mendengarnya. "Siapa?" "Harlan," jawab Jefry singkat. Edgard pun langsung menegang mendengarnya. "Apa yang dia lakukan di sana, Jefry? Mengapa dia bisa ada di depan ruang kerja Janice?" Jefry yang mendengarnya pun langsung menceritakan pembicaraan singkatnya dengan Harlan dan juga ia menceritakan bagaimana Janice yang ketakutan. "Janice sudah mengatakan dengan jelas kalau dia difitnah, Bos. Tapi kami tidak sempat bicara banyak. Yang jelas dia ketakutan. Aku yakin Harlan mengatakan sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Menceritakan Semuanya

    Edgard terus berdecak gelisah saat menyetir mobil pulang ke rumahnya. Pikirannya mendadak memutar banyak hal dan ini sangat sulit dipercaya. Mungkin orang akan menganggapnya bodoh dan terlalu lama galau, tapi sungguh siapa pun yang berada di posisinya pasti akan mengalami kegalauan yang sama dalam memutuskan siapa yang harus ia percayai. "Sial! Sial! Kurasa sebentar lagi aku bisa gila! Janice, kau harus menceritakan padaku apa yang Harlan katakan tadi! Ya, harus!" Edgard menggenggam erat setirnya dan melajukan mobilnya makin kencang. Begitu Edgard tiba di rumahnya, Edgard pun langsung masuk ke rumah dan mendengar keributan di ruang makan sampai ia pun segera ke sana.Edgard pun begitu kaget melihat Janice sedang memarahi seorang pelayan apalagi mengatakan akan memecatnya. "Ada apa ini, Janice? Apa yang dia lakukan sampai harus dipecat?" seru Edgard sambil memicingkan matanya. Sontak semua orang yang ada di sana pun menoleh ke arah Edgard. Namun, belum sempat Janice menceritaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Melahirkan Anak Kembar CEO Buta (END)

    "Daphne Sayang, jangan lari!"Nara begitu gemas memanggil Daphne yang sedang asik merangkak kesana kemari bersama Denzel di sekeliling rumah. Semakin Nara mau menangkapnya, semakin Daphne merangkak kabur sambil terkikik dan berteriak. Collin dan Calista yang melihatnya sampai tertawa begitu senang melihat tingkah adik-adiknya. Nara sendiri pun akhirnya ikut tertawa dan tidak memanggil lagi. Hari ini genap satu tahun umur Daphne dan Denzel. Kedua anak kembar itu sudah begitu gemuk dan makin menggemaskan. Mereka juga sudah pintar merangkak kesana kemari, walaupun mereka belum mulai berjalan. Tingkah kedua anak itu begitu menggemaskan sampai gelak tawa pun tidak berhenti memenuhi rumah keluarga mereka setiap harinya. "Astaga, Sayang, mengapa kau bisa merangkak sampai ke sini!" pekik Janice yang baru saja keluar dari dapur. "Ah, Ibu sudah tidak kuat mengejarnya lagi, Janice! Daphne terlalu lincah!" protes Nara. Janice pun langsung terkekeh sambil mengangkat anaknya yang sudah ber

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Bahagia untuk Semua

    "Semuanya perkenalkan, ini Viola, calon istriku!" Keluarga Edgard mengadakan makan malam bersama hari itu. Sejak anak Edgard lahir, Edgard memang lebih sering melakukan open house mengundang keluarganya agar rumah selalu ramai. Semua orang akan saling membantu menjaga si kembar Denzel dan Daphne sampai Janice benar-benar terbebas dari yang namanya stres dan baby blues. Sungguh, kali ini Janice memiliki support system terbaik dan Janice sangat bahagia dengan banyak berkat berlimpah dalam hidupnya. Devan pun datang malam itu sambil membawa seorang wanita yang sangat cantik, seorang wanita yang awalnya adalah asisten Devan, tapi benih-benih cinta muncul di sana dan dengan bangga, Devan memperkenalkannya pada semua. Elizabeth yang mendengarnya pun langsung memekik kegirangan. "Wah, selamat, Devan! Selamat! Setelah Edgard, akhirnya sebentar lagi kau akan menyusul, lalu Devina juga menyusul. Semua cucu Grandma akan menikah dan memberikan Grandma banyak cicit! Ini kabar bahagia, sangat

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    One Month Celebration

    Spanduk bertuliskan "One Month Celebration of Denzel and Daphne" terbentang di pinggir kolam renang rumah Edgard dan Janice hari itu. Hiasan balon-balon yang didominasi warna biru dan merah itu pun memenuhi dinding dan sepanjang jalan di sekitar kolam renang itu. Selain itu banyak hiasan lain yang menambah meriah suasana pagi itu. Hari ini tepat satu bulan bayi kembar Janice lahir ke dunia. Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu diberi nama Denzel William dan Daphne William. Bayi kembar yang membawa kebahagiaan bagi keluarga Edgard dan menyempurnakan keluarga mereka yang tidak lagi kecil karena keluarga inti mereka berjumlah enam orang sekarang. Edgard pun akhirnya merasakan bagaimana lelahnya menjadi orang tua baru yang mengurusi dua bayi sekaligus. Walaupun mereka memakai dua orang baby sitter baru untuk bayi kembar mereka, tapi Edgard tetap ingin tidur dengan bayi mereka. Edgard ingin menemani Janice mengurus bayi kembar mereka sekaligus menebus rasa bersalah karena dulu J

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Welcome Twins

    Janice terus merasa gelisah dalam tidurnya menjelang subuh hari itu. Saat melahirkan sudah tinggal menghitung hari dan Janice tidak berhenti berdebar sampai membuatnya insomnia beberapa hari ini. Janice pun masih terus gelisah sendiri sampai ia merasakan rasa aneh di bawah tubuhnya. "Apa yang lembab ini? Mengapa perutku juga terasa melilit?" gumam Janice sambil perlahan Janice bangkit berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Janice memeriksa dan ternyata ada darah di sana, tanda bahwa ia sudah waktunya melahirkan. Jantung Janice langsung memacu kencang, apalagi rasa sakit di perutnya mulai makin kencang seperti meremat perutnya. "Edgard! Edgard!" panggil Janice sambil melangkah keluar dari kamar mandi. Edgard yang tadinya masih tertidur lelap di samping Janice pun seketika langsung membuka matanya waspada. Sejak Janice hamil, Edgard selalu waspada kapan pun istrinya itu membutuhkannya sehingga hanya perlu sedikit suara untuk membuat Edgard langsung membuka matanya. "Janice, ada

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ayah dan Suami yang Sempurna

    When I was just a little girl ....I asked my mother, what will I be ....Will I be pretty? Will I be rich?Here's what she said to me ....Que sera, sera ....Whatever will be, will be ....The future's not ours to see ....Que sera, sera ....What will be, will be ....Suara Calista bernyanyi terdengar begitu merdu memenuhi ruangan serbaguna yang digunakan untuk acara pementasan sekolah hari itu. Semua orang pun langsung bertepuk tangan begitu acara selesai. Termasuk Edgard, Janice, Nara, dan Grandma Elizabeth yang ikut hadir sebagai penonton. Mereka bertepuk tangan sambil meneteskan air mata begitu bangga melihat Collin dan Calista bersama teman-teman mereka yang menampilkan pertunjukkan drama musical yang begitu indah.Para anak-anak itu berdialog dalam bahasa Inggris, mereka berinteraksi bersama, melangkah kesana kemari, menari, dan diakhiri dengan nyanyian yang begitu merdu dari Calista. Sungguh semua orang tua yang melihatnya begitu bangga pada anak-anak mereka. Nara dan El

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Babymoon

    Di umur kehamilan Janice yang memasuki lima bulan, Edgard mengajak Janice melakukan babymoon sekaligus berlibur bersama keluarga mereka. Edgard membawa serta Nara, Collin, Calista, dan pengasuh kecil mereka, berlibur ke Bali. "Karena aku tidak mau mengambil resiko, jadi kita akan pergi ke tempat yang dekat saja ya, Sayang. Aku sudah menyuruh Jefry menyiapkan semuanya dan kita tinggal menyusun barang pribadi kita saja," kata Edgard malam itu saat mereka sudah berdua di kamar. "Ya ampun, Edgard, aku sungguh tidak perlu babymoon seperti ini." Edgard tersenyum lalu menangkup kedua tangan istrinya itu. "Janice, Sayang, babymoon memang bukan merupakan keharusan, bahkan honeymoon juga bukan merupakan keharusan." "Semua pasangan akan tetap baik-baik saja tanpa honeymoon maupun babymoon." "Hanya saja bedanya, ada pasangan yang memang menginginkannya dan kalau mereka mampu, mereka akan melakukannya." "Begitu juga dengan aku, Sayang. Aku menginginkannya, menyenangkanmu dan anak-anak kita

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kehamilan yang Menyenangkan

    "Kembar lagi? Grandma akan punya cicit kembar lagi?" Elizabeth memekik senang saat Edgard memberitahunya tentang kehamilan Janice. "Benar, Grandma akan punya cicit lagi dan bukan hanya satu bayi tapi dua sekaligus," tegas Edgard. "Oh, Mefi, kau dengar itu? Oh, Grandma senang sekali! Grandma senang sekali! Janice ... oh, cucu Grandma ...." Elizabeth merentangkan kedua tangannya dan Janice pun langsung masuk ke dalam pelukan wanita tua itu. "Oh, cucu Grandma! Dengar ya, mulai hari ini Grandma akan selalu menyiapkan makanan sehat untukmu, Janice. Kau harus punya tenaga untuk menjaga dan melahirkan bayi kembar yang lucu itu. Haha ...." Janice hanya tertawa senang di pelukan Elizabeth dan Janice mengangguk bersemangat. Memang Janice belum sepenuhnya segar karena kehamilan kembar membuatnya begitu mudah lelah dan mengalami morning sickness parah, tapi ia begitu antusias melihat kebahagiaan semua orang. Elizabeth dan Nara pun langsung asik sendiri membayangkan anggota keluarga baru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa waktu berlalu dan Janice serta Edgard sudah kembali disibukkan dengan banyaknya kegiatan serta pekerjaan mereka. Pekerjaan Edgard makin sibuk dan makin berkembang, sedangkan Janice membantu suaminya dengan sepenuh hati sambil mengurus kedua anaknya. Namun, padatnya kegiatan mereka akhirnya membuat Janice tumbang juga. "Kau yakin tidak perlu ke dokter, Sayang? Aku tidak tega melihatmu seperti ini, apalagi aku harus ke luar kota besok," seru Edgard cemas. "Aku hanya kelelahan. Aku hanya butuh istirahat, Edgard! Sudahlah, tidak usah cemas!" Janice terus menenangkan Edgard sampai Edgard pun akhirnya pasrah. Namun, saat Edgard ke luar kota, Janice mulai mengalami mual-mual dan gejala yang mencurigakan bagi Nara. "Cobalah melakukan tespek, Janice! Ibu rasa kau sedang hamil." "Ah, tidak, Ibu. Aku hanya kelelahan, tidak apa." Janice berdebar mendengar kemungkinan ia hamil, tapi rasa trauma kehilangan janinnya masih membuatnya takut kecewa kalau ternyata ia tidak hamil. Jani

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Perfect Honeymoon

    "Cheers!" Edgard dan Janice bersulang malam itu setelah menikmati makan malam romantis di restoran resort. Mereka pun tidak berhenti saling menatap dan melemparkan senyum. Setelah sepanjang sore berjalan bergandengan tangan menyusuri resort, mereka pun begitu kelaparan sampai Janice makan begitu banyak. "Bagaimana rasa winenya, Sayang?" "Hmm, ada rasa manis tapi ada pahitnya juga." "Kau menyukainya?" "Hmm, tidak. Tapi aku mau meminumnya sedikit lagi. Apa ini tidak membuat mabuk?" "Tidak, Sayang. Kecuali kau minum satu botol. Haha!" Edgard hanya tertawa mendengarnya. "Lagipula kalau kau mabuk, kau aman bersamaku, Sayang."Janice pun tertawa lebar mendengarnya dan terus meneguk winenya sambil memejamkan matanya. "Hmm, apa acara kita setelah ini, Edgard?" Edgard menaikkan alis mendengarnya. "Acara kita? Apa yang bisa kita lakukan di malam hari, Sayang? Haha, tentu saja berdua di kamar, bahkan mungkin kita tidak akan keluar sampai besok siang." "Astaga, Edgard! Kau membuatku me

DMCA.com Protection Status