Share

Undangan

Author: Queeny
last update Last Updated: 2021-03-12 11:54:54

Dahi Alena berkerut saat melihat ada sebuah undangan di meja kerjanya. 

"Apaan, nih?" Dia bertanya kepada salah satu teman kerja yang duduk di sebelah.

"Undangan Pak Adam sama Mbak Cintia," jawab temannya itu. 

"Nikahan?" tanya Alena lagi. 

"Bukan. Tunangan."

"Bukannya sudah?"

"Dulu cuma pertemuan keluarga. Kayaknya yang sekarang mau go public."

Alena membuka bungkusnya. Seketika bau harum tercium. Undangan dengan design mewah begini pastilah mahal. Terang saja, calon istri baru Adam bukan orang sembarangan. Catat ya, anak direktur perusahaan. 

Mata cantik itu menelusuri setiap kata yang tertulis, rangkaian huruf yang indah, juga terselip sebuah doa. Tak lupa foto dua orang yang sedang tertawa bahagia. 

Ah, dia jadi teringat dengan pernikahan mereka dulu. Sama seperti ini, dimana mereka begitu bahagia dan mempersiapkannya secara matang.

"Nanti kamu pergi sama siapa?" tanya Alena.

"Belum tau. Apa kita bareng aja? Aku agak kurang pede gitu. Pesta orang kaya," jawab temannya.

Wanita itu menimbang beberapa saat, kemudian berkata, "Boleh juga. Nanti aku jemput kamu, ya. Dandan yang cantik. By the way ini juga masih ada waktu beberapa hari lagi. Jadi masih sempat cari dress buat dipakai nanti."

Alena sudah bertekad akan tampil semaksimal mungkin. Sebagai mantan istri Adam, dia tidak akan berpenampilan sembarangan. 

"Wajib gitu beli gaun baru?"

"Iya, dong. Namanya undangan anak bos pasti yang datang orang-orang penting. Mana tau ada cowok ganteng plus tajir, terus jadi jodoh kita. Ya, gak?" 

Dua wanita itu tergelak lalu melanjutkan perkerjaan. Alena kembali fokus pada data-data yang harus di-input dengan program khusus. 

Selama satu bulan ini, pekerjaannya lancar dengan hasil yang cukup memuaskan. Wanita itu memang cerdas dan bertanggung jawab. Itulah salah satu kelebihannya di antara banyak kekurangan. 

Jam di ruangan itu berdentang satu kali. Ini waktunya makan siang. Sepertinya hari ini Alena akan makan di luar. Dia bosan dengan menu yang sama di cafetaria.

Wanita itu melirik jam tangan. Jika dihitung, waktunya tidak akan cukup. Jadi kemungkinan dia akan telat kembali ke kantor. Namun, Alena tak peduli. Sekalipun akan mendapat peringatan karena terlambat nanti, dia tetap akan makan di luar. Kasihan lidahnya jika setiap hari hanya makan menu yang itu-itu saja. 

"Sudah terima undangan?" 

Alena menoleh dan mendapati Adam berdiri di sampingnya saat sedang menunggu antrean lift. 

"Sudah, Pak. Selamat, ya."

"Thanks, Len. Aku masih gak nyangka kalau mau tunangan sama Cintia," kata Adam sembringah.

"Curhat, Pak?" 

"Hanya sedikit bercerita."

"Syukurlah, namanya jodoh pasti sesuai dengan diri kita," kata Alena bijak.

"Iya. Sayang jodoh yang sebelumnya gak sesuai sama aku. Padahal dulu sayang banget," kata Adam dengan santai. Mata lelaki itu bahkan tak menatap wajah mantan istrinya, malah berpura-pura melihat angka di lift. 

Alena berlaku sama, berpura-pura tak mendengar apa yang diucapkan laki-laki itu. Jika memang Adam sudah move on dan mendapatkan penggantinya, mengapa masih suka mengungkit masa lalu mereka setiap kali bertemu. 

Dia malah jadi curiga, kenapa setiap saat mereka selalu bertemu. Apa Adam diam-diam menguntit?

"Lantai berapa?" tanya Adam saat mereka berdua sudah berada di dalam lift.

"Basement," jawabnya.

"Gak ke atas makan siang?"

"Bosan. Mau cari menu lain hari ini."

"Mau makan apa memangnya? Bakmi?" Adam menyebut sebuah restoran bakmi terkenal di ibukota ini. Dulu mereka sering makan disitu jika sedang jalan-jalan. 

"Kok tau?" tanya Alena heran.

"Kan kamu suka banget," kata Adam dengan percaya diri.

"Masih ingat rupanya."

"Semua tentang kamu aku masih ingat dengan jelas." Adam membuang pandangan ke samping karena tersadar bahwa dia sudah kelepasan bicara. 

Sementara itu, Alena hanya mengulum senyum melihat mantan suaminya yang menjadi salah tingkah. 

"Di dekat sini ada aku lihat cabangnya. Jadi mau coba," kata Alena mengalihkan pembicaraan.

"Gak keburu waktu, Len. Nanti bisa telat."

"Ya gak apa-apa sih kalau dapat teguran. Gak lolos pribation juga gak masalah." Matanya menantang, ingin melihat bagaimana reaksi Adam.

Laki-laki itu tertawa sinis. Dia mengalah kali ini, demi bisa bersama dengan sang mantan. Mereka hanya berdua di lift dan suasana menjadi kaku karena ucapan Alena tadi.

"Kalau gitu bareng. Aku mau makan juga," katanya.

"Kamu ini, sudah punya tunangan masih makan siang sama orang lain," sindir Alena.

"Anggap saja kita temanan, gitu. Kayak dulu waktu ketemu pas OSPEK."

Kata-kata Adam tadi mengungkit kenangan lama. Alena mengabaikannya. Ketika pintu lift terbuka dia segera keluar.

"Mobil kamu atau mobil aku?" tanya Adam.

"Mobil aku aja."

"Kamu yang nyetir?"

"Siapa takut!" kata Alena dengan percaya diri. Lalu dia menyalakan mesin dan melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang.  

"Bentar lagi bakalan ada gosip di kantor. Manager personalia dan karyawan baru semobil waktu makan siang," kata wanita itu sambil menyetir.

"Kalau ada yang berani ngomong macam-macam nanti aku SP," kata laki-laki itu jumawa.

"Mentang-mentang punya jabatan."

"Iya, dong. Jabatan harus digunakan untuk kebaikan dan kepentingan bersama. Lagian, gak mudah buat aku ngedapetinnya," kata Adam sambil melirik wajah cantik di sampingnya. 

"Salah satunya dengan mengencani anak dirut?"

"Ya bisa dibilang begitu. Tapi aku juga tunjukin performance, biar gak mau-maluin. Paling gak secara materi, aku udah lebih mapan sekarang. Jadi gak bakal diremehkan sama istri kayak dulu," kata laki-laki itu tenang. 

Dia tak bermaksud menyindir Alena, namun wanita itu langsung tersinggung mendengar ucapannya. Setelah ucapan tadi, sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Tiba di tujuan, Alena langsung mengambil tempat duduk di sudut. 

"Kamu mau apa? Bakmi spesial pangsit goreng?"

Alena mengangguk. 

"Minumnya?"

"Es leci tambah air mineral."

Laki-laki itu mengantre di kasir. Jam makan siang begini, restoran ini sudah pasti full. Dia sendiri bertaruh akan kedisplinannya kalau sudah begini. Adam yang tegas menerapkan peraturan, kini harus melanggarnya. Tapi dia kan manager, bisa saja nanti beralibi ada pertemuan dengan klien. Gampang!

Setelah menyebutkan pesanan, dia kembali menuju meja dimana Alena duduk dengan santai sambil bermain ponsel. Mantan istrinya itu terlihat menawan. Adam bahkan menelan ludah ketika melihat gesture tubuh Alena saat menggeser posisi duduk. 

"Udah?" tanya Alena.

"Udah. Tunggu aja bentar lagi pesenan kamu datang," katanya.

Tak berapa lama, dua porsi bakmi spesial muncul di hadapan mereka. Alena terkejut karena Adam memesan menu yang sama seperti dulu. Bakmi goreng pangsit rebus. 

Gara-gara perbedaan ini, dulu mereka sering berargumen. Baginya pangsit itu lebih enak digoreng dari pada direbus. Bagi Adam sebaliknya. Sikap mereka persis seperti orang-orang yang meributkan enaknya bubur diaduk dan tidak diaduk.

"Kamu harus datang ya, Len. Nanti aku kenalin sama Cintia. Dia itu baik, lembut, cantik. Ah, pokok semua ada. Lengkap satu paket." Adam berkata sambil membayangkan kekasihnya. 

Alena menganguk dan tersenyum masam. Sepanjang makan, laki-laki itu terus saja menceritakan kebaikan hati calon istrinya juga kemesraan mereka.

Dia lupa, tadi kan mereka sudah sepakat akan berteman lagi. Tapi, kata-kata pujian Adam itu malah membuatnya tak berselera makan. Bukannya cemburu tapi eneg dan sedikit panas. 

Eh, tapi kalau hati panas mendengar mantan membanggakan kekasih barunya itu bukannya sedang cemburu ya, Len?


Related chapters

  • Me & My Ex   Pesta

    Alena membuka sebuah laci di dalam lemari dan mengeluarkan sebuah box berisi perhiasan, kemudian memilih mana yang akan dia pakai.Rasanya dia ingin menghindar, tapi semua karyawan diwajibkan datang. Pak Dirut ingin menjamu semua karyawan sekaligus meresmikan pertunangan putrinya.Tangan mungil itu mengambil sebuah kalung bermata berlian lalu memakainya. Terlalu penuh dan tidak cocok dengan gaun yang akan dia pakai nanti, lalu dia meletakannya kembali.Kemarin sore, Alena pergi ke butik langganan di salah satu mall. Hampir satu jam melihat, akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah dress berwarna biru selutut dengan lengan panjang. Bordiran cantik di bagian leher itu yang membuatnya jatuh hati.Alena tak mau berpenampilan seksi kali ini. Bahaya kalau sampai Adam menggodanya di depan orang banyak. Di kantor saja laki-laki itu tak tahu malu.Temannya juga batal pergi bersama karena akan pergi bersama orang lain. Sehingga Alena akan datang se

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Luka

    Cintia memasuki kantor dengan gelisah dan terburu-buru. Setelah malam pertunangannya yang berakhir dengan ketidak jelasan, juga aksi tutup mulut laki-laki itu dan calon mertua, dia memutuskan untuk datang pagi ini menemui papa dan meminta bantuan.Selama acara berlangsung, Adam menghindar dengan alasan tak ingin merusak suasana dan akan menjelaskannya nanti. Bahkan setelahnya, mereka sekeluarga langsung pulang padahal dia masih ingin bertanya mengenai Alena."Papa."Cintia membuka pintu ruangan setelah memastikan kepada sekretaris bahwa papanya sedang tidak sibuk dan bisa menerima tamu."Ada apa, Nak. Kok datang ke sini? Butik kamu tinggal?""Ada yang jagain, Pa. Aku mau tanya soal karyawan baru itu," katanya sambil duduk di sofa dan mengambil sebotol air mineral."Alena?""Iya.""Papa gak terlibat langsung dengan rekrutmen karyawan baru. Semua sudah diserahkan ke divisinya masing-masing," jawab laki-laki

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Perjodohan

    'Weekend ini pulang ke rumah ya, Nak.'Begitulah pesan yang Alena terima dari mama. Sejak penghasilannya menurun karena papa memangkas subsidi, mau tak mau dia harus sering pulang untuk mengambil hati.Sekalipun papa sering menyindir, Alena harus menebalkan telinga. Sepertinya dia memang harus mencari tambang emas baru selain papa tentunya. Yoga, adalah pilihan yang tepat.'Iya, Alen pulang.'Hanya itu yang dia ketikkan sebagai balasan, lalu kembali fokus menghadap layar dan mengerjakan laporan.Setelah acara pertunangan malam itu, Adam sudah jarang mengganggu lagi. Mungkin dia sudah diberikan mukjizat supaya tidak menggombal dengan wanita lain. Lagi pula di kantor mereka juga tidak berhubungan langsung."Len, udah dengar kabar?" kata temannya.Alena menggeleng karena kapok ketahuan sedang bergosip di saat jam kerja. Dia sebenarnya pasrah seandainya memang tidak lulus masa percobaan. Namun setidaknya, selama dua

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Ketemu

    Adam memencet bel pintu rumah itu dan langsung disambut Cintia dengan malas."Tuan puteri udah siap?""Sekarang?""Iyalah. Masa' besok." Adam tergelak melihat wajah tunangannya yang cemberut.Setelah hari itu, dia bahkan menolak bertemu dengan Cintia sama sekali. Bukan menghindar, tapi karena kesibukan di kantor yang cukup padat. Perusahaan akan mengadakan gathering tahunan karyawan dan divisinya yang akan menyusun anggaran, juga pelaksanaannya."Aku ganti baju dulu. Kamu tunggu bentar." Cintia masuk ke dalam dan bersiap-siap.Adam berusaha menepati janji untuk mengajak wanita itu jalan-jalan sekalipun masih ada beberapa laporan yang belum selesai. Sepertinya dia akan lembur di hari senin nanti."Loh, ada kamu?" Papa Cintia keluar dan menemui calon menantunya. Laki-laki paruh baya itu dengan santainya duduk di sebelah Adam."Mau ajak Cintia jalan, Pa," jawab Adam."Ya refreshing. Jangan kerja t

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Gathering

    Selamat datang peserta gatheringPT. Langit Jaya10-14 Februari 2021Begitulah kata-kata yang tertulis di banner The Ritz, sebuah hotel berbintang di kota itu. Seluruh staf dan karyawan pagi-pagi diberangkatkan karena acara akan diadakan full di tempat itu.Ada bagian dari hotel yang bisa digunakan untuk kegiatan outbond selain pool tentunya. Semua peserta begitu semangat saat keberangkatan, kecuali ... Alena. Pendekatannya dengan Aldo gagal karena ulah Adam. Sehingga setelah hari itu, dia bahkan merasa malas setiap kali bertemu dengan laki-laki itu.Aldo mungkin saja bisa menerima statusnya jika dijelaskan secara baik-baik, tapi bukan dengan cara seperti itu.Malam itu, mereka makan dalam diam hingga di dalam perjalanan pulang. Aldo juga bertanya secara detail siapa Yoga dan Adam. Alena berusaha menyampaikan dengan perlahan agar laki-laki itu tak salah paham.Awalnya Aldo terlihat bisa menerima. Namun, k

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Pool

    Suara riuh para peserta menggema di sekitaran pool. Hari ini, sebagian akses hotel ditutup untuk tamu yang lain karena perusahaan akan menjamu semua karyawan.Acara pembukaan sudah dimulai kemarin dengan training yang berjalan seharian penuh. Hari kedua ini akan dilanjutkan dengan kegiatan di kolam renang. Tempat itu penuh sesak, karena panitia menyusun beberapa perlombaan yang melibatkan semua karyawan.Di sinilah Adam berperan utama bersama timnya untuk mengatur apa saja jenis perlombaan dan juga hadiahnya. Dari pihak hotel membantu menyediakan fasilitas alat pendukung."Seru ya acaranya." Alena ikut berteriak dan bersorak saat ada yang peserta terjatuh ke kolam renang."Iya, seru banget. Tahun lalu kan outbond-nya di jembatan gantung," jawab temannya.Mereka ikut hanyut dengan suasana. Mata Alena fokus pada lomba yang sedang berlangsung. Memang kali ini, semua kegiatan selama tiga hari akan berpusat di hotel saja. Nanti di hari sabt

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Outbond

    Hari ketiga gathering sama seperti sebelumnya. Ada satu tempat outdoor di hotel ini yang cukup luas untuk outbond, tapi terbatas dan tidak bisa menampung semua. Sehingga kegiatan yang diadakan mirip seperti acara peringatan tujuh belasan, misalnya lomba makan kerupuk, tarik tambang, dan lomba balap karung.Tim hotel yang cukup kreatif, ditambah tim dari pihak perusahaan, membuat acara ini menjadi seru, menegangkan dan penuh dengan teriakan kegembiraan. Tidak semua peserta gathering ikut perlombaan, kebanyakan dari mereka hanya menonton sambil menikmati snack yang disajikan di sebuah booth di pinggir lokasi.Tiga hari ini memang diisi dengan kegiatan refreshing bagi karyawan setelah setahun mereka bekerja keras untuk perusahaan."Pak Adam! Pak Adam!"Teriakan itu membuat Adam terpaksa ikut ambil bagian karena beberapa orang menunjuknya menjadi peserta lomba, setelah aksi heroiknya menolong Alena kemarin di kolam renang. Jadi dia memilih salah

    Last Updated : 2021-03-12
  • Me & My Ex   Perhatian

    Adam terbangun saat merasakan lututnya begitu nyeri. Saat dilihat, bagian itu memang bengkak dan membiru. Dia mencoba bangun dan berjalan tapi rasa nyeri semakin menghebat, ingin menelepon beberapa staf tapi ini masih jam empat pagi.Adam mencoba berjalan dan memasak air di teko listrik yang terletak di nakas, lalu mengambil handuk kecil di kamar mandi. Dengan pelan dia mengompres memar itu agar nyerinya berkurang.Tangan besarnya mencari-cari sesuatu di laci, berharap ada minyak gosok atau apa pun yang bisa mengobati. Nihil, dia lupa kalau ini di hotel, bukan rumah sendiri. Hingga beberapa saat Adam terbangun karena bunyi alarm di ponsel. Ternyata dia ketiduran setelah hampir setengah jam mengompres lututnya.Adam berjalan ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi. Nyerinya sudah berkurang, tapi sepertinya dia tidak bisa ikut touring hari ini. Tunangannya pasti kecewa karena sudah mengorbankan banyak hal. Sekalipun anak direktur utam

    Last Updated : 2021-03-12

Latest chapter

  • Me & My Ex   Cinta Untuk Cintia

    Cintia memasuki kantor dengan santai. Sebagai salah satu pemegang saham, kini dia mendapatkan hak untuk mengunjungi perusahaan saat meeting tertentu. Dia juga diberikan ruangan tersendiri karena status sebagai anak direktur utama."Pagi Pak Dirut," sapanya saat memasuki ruangan papanya. Gadis itu langsung duduk di sofa sembari mengambil air mineral yang terletak di meja."Kamu gak kerja?""Lagi off pemotretan. Aku pengen lihat-lihat suasana kantor," jawabnya."Udah gak ada Adam lagi di sini. Apa yang mau kamu lihat? Biasanya kamu datang kan cuma buat ngelepas kangen sama dia," kata papanya. Laki-laki itu meletakkan mouse dan duduk di samping putrinya."Aku gak cari dia kok, Pa. Kan aku sendiri yang mau dia keluar dari kantor ini," jelas Cintia santai."Tapi papa tau hati kamu juga gak tega. Kamu benci tapi masih cinta."Cintia tersentak dengan wajah merona. Apa yang diucapkan papanya langsung mengena ke dalam h

  • Me & My Ex   Terima Kasih, Sayang

    "Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh."Suara MC terdengar menggema memandu acara. Hari ini seluruh keluarga berkumpul di kediaman orang tua Alena untuk menghadiri acara aqiqah putra mereka."Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas berkah, rahmat dan karunia-Nya, maka hari ini kita dapat menghadiri acara aqiqah adik Aksa Adyatama bin Adam Al-Kautsar. Untuk itu marilah kita ...."Semua orang begitu khidmat mengikuti setiap rangkaian acara, mulai dari pembacaan ayat suci Al Qur'an, sambutan tuan rumah, pencukuran rambut serta doa penutup.Setelah semua selesai, tamu-tamu yang lain mulai berdatangan dan mencicipi hidangan. Adam memotong dua ekor kambing untuk putranya di usia ke dua puluh hari, juga mengundang hampir semua kenalan. Mereka ingin berbagi kebahagiaan dan memperkenalkan sang buah hati.Alena sendiri sejak siang

  • Me & My Ex   Putraku

    Cafe ramai hari ini. Adam sampai kewalahan melayani pembeli. Antrean cukup panjang terutama untuk pembelian via online. Menu angkringan menjadi best seller selama beberapa bulan terakhir, padahal resepnya sederhana dengan bumbu racikan sang mama.Alena tidak turun sejak pagi, hanya berbaring di lantai atas. Perutnya sudah semakin membesar dan tak sanggup banyak beraktivitas. Tadi saja saat menaiki tangga kakinya terasa nyeri.Adam sudah meminta Alena untuk pulang ke rumah orang tua tetapi wanita itu menolak. Dia ingin mendampingi sang suami bekerja sekalipun tak bisa membantu apa-apa. Usia kandungan wanita itu sudah memasuki 36 minggu. Itu berarti tinggal menghitung hari menunggu si mungil di dalam perut dilahirkan.Alena dan Adam sudah mempersiapkan persalinan nanti, mulai dari biaya rumah sakit dan dokter, juga perlengkapan bayi. Pada bulan ke enam, jenis kelamin putra mereka sudah terlihat sehingga kedua mama sibuk mencarikan nama."Pak. Bahan untuk

  • Me & My Ex   Usaha Baru

    Sebuah mobil box berwarna putih berhenti di depan ruko berukuran minimalis dengan membawa beberapa barang. Dibantu oleh seorang asisten, supir menurunkan isinya dengan hati-hati.Adam segera membuka pintu ruko dan ikut membantu menyusun letak beberapa barang. Sementara itu, Alena duduk di kursi sembari memperhatikan aktivitas itu dan mengusap perutnya yang semakin membuncit.Empat bulan setelah mengundurkan diri, Adam dan Alena sepakat untuk membuka sebuah cafe di salah satu ruas jalan besar. Pertimbangan itu diambil karena bisnis kuliner cukup menjanjikan dengan perputaran uang yang lebih cepat.Adam sudah mengajukan lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan dan melakukan interview. Namun, hingga kini memang belum ada satupun yang cocok, sehingga dia memilih untuk berwira usaha."Konsepnya ini maunya gimana?" tanya Alena saat melihat beberapa kursi kayu mulai diangkut ke dalam."Ada yang lesehan dengan target pasaran mahasiswa dan

  • Me & My Ex   Selamat Tinggal

    Suasana di kantor hari itu begitu sepi dan tak sama seperti biasanya. Bisik-bisik mulai terdengar mengenai audit yang dilakukan oleh para pemegang saham secara diam-diam dan melibatkan beberapa petinggi perusahaan.Semua orang menjadi ketakutan kedoknya akan terbongkar. Apalagi Adam yang notabene kesayangan direktur utama bisa terkena kasus dan akan segera diproses.Kabar yang beredar bahwa ada yang sengaja mengincar posisi empuk manager personalia sehingga menggunakan segala cara untuk menggeser laki-laki itu.Adam sendiri dengan begitu santainya memasuki ruangan dan menyapa para karyawan seperti biasa. Namun, dia meminta sekretaris untuk mengadakan rapat internal satu jam ke depan. Laki-laki itu ingin berpamitan dan meminta maaf secara langsung kepada bawahannya jika selama bekerja sama, sikapnya menimbulkan rasa tak nyaman."Permisi, Pak," ucap si sekretaris mengetuk pintu ruangannya sebepum masuk."Ya, masuk," jawab Adam tena

  • Me & My Ex   Pasrah

    Bunyi mesin kendaraan yang memasuki pekarangan rumah, membuat Alena bersemangat dan segera berjalan keluar untuk menemui sang suami. Dia hafal dengan segala sesuatu tetang Adam, bahkan suara mobilnya juga."Tumben cepat banget datangnya, Mas," sambutnya di depan bahkan sebelum laki-laki itu mengetuk pintu.Biasanya Adam akan berkunjung di Jumat malam dan menginap hingga hari Minggu. Rasanya ada yang beda ketika sore hari begini suaminya sudah tiba."Sayang." Adam mencium dahi Alena dengan mesra sembari menggandeng tangan istrinya masuk ke rumah."Mas besok libur, kan? Jadi nginap di sini aja," ucapnya lemah sembari bergelayut manja di lengan laki-laki itu."Iya, besok libur. Tapi mas gak nginap di sini, Sayang," bisik Adam manja.Mereka berdua menapaki anak tangga menuju ke lantai dua, tempat di mana kamar Alena berada."Kenapa? Mas gak kangen aku?" Alena membuka lemari dan menganbilkan baju ganti untuk Ad

  • Me & My Ex   Fitnah

    "Pagi, Pak. Hari ini rapat direksi jam sepuluh pagi."Begitulah sapaan yang Adam terima saat memasuki ruangan setelah mengantre absen di lobi depan. Pagi-pagi dia sudah berangkat ke kantor dan meminta sekretarisnya memesankan sarapan.Alena sudah kembali ke rumah orang tuanya karena kondisi fisik yang semakin drop. Sehingga dia mengalah sekalipun rasa sepi menemani setiap malam.Setiap hari setelah pulang kerja dia akan menjenguk Alena untuk melepas rindu lalu pulang setelah istrinya bermanja-manja. Papa mertuanya bahkan sempat meminta agar dia ikut pindah, namun laki-laki itu menolak."Permisi, Pak. Ini sarapannya. Saya belikan di cafetaria," ucap si sekretaris sembari meletakkan sebuah plastik berisi rice bowl dan orange juice sesuai dengan pesanan Adam."Thanks. Kamu boleh lanjut kerja," kata Adam dengan mata masih berfokus kepada layar di depan. Sebelum rapat direksi dimulai nanti, semua sudah harus beres dikoreksi."Oke, Pak

  • Me & My Ex   Positif

    Setelah melewati bulan madu yang seru selama beberapa hari, di mana banyak kelakuan Adam yang membuat Alena kesal tapi sekaligus bahagia, akhirnya mereka pulang ke rumah.Koper yang tadinya kosong karena pergi hanya membawa pakaian seadanya, kini penuh dan justeru bertambah dengan oleh-oleh yang cukup banyak, hingga mereka harus membayar tambahan biaya bagasi.Alena benar-benar menghabiskan uang suaminya untuk berbelanja ini dan itu. Adam sendiri sengaja menjamu istrinya, karena dulu belum pernah kesampaian. Lagipula, kesempatan itu mungkin tidak akan datang dua kali. Bisa saja nanti dia hamil dan harus menunda berpergian jauh.Mereka mengunjungi beberapa toko yang menjual oleh-oleh dan membeli berbagai macam barang, seperti kaus juga makanan khas Bali. Alena bahkan sempat berfoto-foto di beberapa spot.Tak hanya pantai, mereka juga mengunjungi beberapa pura, bermain rafting, dan Tanah Lot. Adam benar-benar mengajak istrinya berkeliling, wal

  • Me & My Ex   Honeymoon

    "Flight attension. Landing station."Pesawat yang mereka tumpangi mendarat mulus di Bandara Ngurai Rai, Bali. Adam dan Alena langsung mengantre untuk mengambil barang bawaan mereka di bagasi.Mereka tak membawa banyak barang kali ini, karena Adam tak mendapatkan izin cuti lama. Perusahaan sedang gencar-gencarnya melakukan promo untuk produk baru yang sebentar lagi akan launching. Sehingga ada banyak kegiatan yang timnya harus persiapkan."Alhamdulillah, akhirnya kita sampai juga," ucap Adam sembari memeluk istrinya dengan mesra. Sepanjang perjalanan dia kerap menggoda Alena dengan mencubit pipi dan hidung saat wanita itu terlelap.Setelah akad nikah dan malamnya mereka memadu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status