Beranda / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / 49. Bercinta Lagi Di Usia 40an

Share

49. Bercinta Lagi Di Usia 40an

Penulis: Ms Iced Coffee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-28 20:30:23

Tubuh Rosella bergerak bersama Rex. Ritme tubuh mereka semakin intens seiring berlalunya waktu. Gairah di antara mereka tampak memancar ke luar, dan memenuhi ruangan dengan energi yang nyaris gamblang.

Lengan kuat Rex kemudian membalikkan Rosella ke punggung dan memeluknya erat-erat saat ia melaju ke arah wanita 40an tetapi cantik tersebut dengan kekuatan yang membuatnya terengah-engah.

"Aahh ... aaahh ... Rex ...." Rosella mengerang dan mengepal di sekeliling Rex tatkala setiap dorongan yang dilakukan oleh Rex mengirimkan gelombang kenikmatan, yang mengalir ke seluruh tubuhnya.

Saat Rex mempercepat dorongannya, lengannya yang kuat memeluk Rosella erat-erat, bibirnya menempel di leher wanita itu. Tekanan lembut namun terus-menerus dari mulutnya menyebabkan Rosella terkesiap kegirangan, dan tubuhnya bergetar di bawahnya.

Sebagai balasan, Rosella mengulurkan tangan untuk membelai wajah Rex. Ujung jari Guru Les sekaligus Pengasuh nan cantik dan seksi itu menyentuh jang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mawar Hitam Sang Presdir   50. Dengan Pil Dan Tanpa Kondom

    Setelah memanggil Rosella dengan sebutan Gadis Kecil, mulut Rex yang panas mencium Rosella di perutnya dan turun lebih jauh ke bawah. Sebagai respon, punggung Rosella melengkung—menginginkan lebih."Ya Tuhan...." kata Rosella, berbisik dalam hatinya. Ia lalu membanting tangannya ke vaginanya. Namun, dengan cepat Rex meraih tangan Rosella dan menekannya ke kasur. Ia kemudian menghirup vagina Rosella di balik celana dalamnya. "Rosella, baumu terlalu harum untuk tidak dimakan. Katakan padaku, Rosella, jika aku boleh memakannya lagi sebagai sarapanku pagi ini?" "Aku ... Hanya saja ... Mmm." Kalimat Rosella selalu gagal."Aku tahu, Sayang. Aku di sini untuk menunjukkan padamu betapa nikmatnya rasanya," terang Rex disertai dengan seringai nakal khasnya. Rosella menggigit bibirnya saat melihat bosnya itu menghirup aroma tubuhnya lagi. Dia menggerutu—suara yang benar-benar liar, cicit batin wanita 40an yang cantik dan seksi, yang dipanggil Gadis Kecil oleh sang Presdi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Mawar Hitam Sang Presdir   51. Kau Milikku, Kuberi Segalanya Untukmu

    Seketika saja Rex menyipitkan mata, menyeringai dan menggeleng samar usai mendengar penuturan sang Tutor. "Rosella, jangan membuatku kehilangan kendali diri, karena sekarang kau memohon penisku membuatku ingin melapisi dindingmu dan tak memikirkan konsekuensinya."Rosella hanya tersenyum karena kata-kata Rex itu. "Kau tahu, Rosella, penisku sakit untuk berada di dalammu," kata Rex dengan suara rendah. "Kalau begitu, bagaimana jika dengan mulutku? Apakah mulutku padamu akan membuatnya terasa lebih baik?" Rosella tersenyum smirk dan alisnya naik ke atas. "Astaga," Rex menggeram. Pertanyaan Rosella itu membuatnya menginginkan bibir Rosella yang cemberut di sekitar kejantanannya sejak hari ia muncul di rumahnya. Ya, ayah tiga orang putra ini ingin Rosella melihatnya saat ia menghisap dan menjilatinya sementara tangannya akan memelintir rambutnya yang panjang dan agak keriting. Lalu detik berikutnya, tatapan mata hijau Rosella bertemu dengan milik Rex lagi tatkala ia menelusuri jari-ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Mawar Hitam Sang Presdir   52. Berbaring Dalam Kebahagiaan

    Rosella menyapu lidahnya ke lidah Rex sementara ia melingkarkan satu lengan di punggung pria tampan itu, dan lengannya yang lain di rambutnya. Ketika Rosella melepaskan diri, ia menatap Rex di inti matanya sebelum ia melihat tubuhnya yang kekar nan berotot. Momen ini berlangsung selama beberapa detik... menit... Keduanya bahkan tidak tahu berapa lama itu.Namun kemudian, Rosella menggelengkan kepala sedikit dan merangkak ke bawah tubuh Rex sampai ia kini berada di antara paha lelaki tampan dan mapan itu lagi. "Katakan padaku bagaimana kau menyukainya, Rex." Kontan jantung Rex berdebar kencang di dadanya saat ia mengerang dengan pelan. "Rosella, kau tak harus membalasnya."Rosella mengulas senyum terbaiknya kepada Rex. "Aku bukannya membalas, Rex. Aku ingin melakukan ini untukmu ... dan untukku," terangnya tegas tetapi suaranya begitu pelan dan lembut. Terdengar sensual di telinga Rex. Sementata, ia memegang kejantanan Rex dan meremas batangnya dengan satu tangan. Rex pun membimbing

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Mawar Hitam Sang Presdir   53. Tugasku Menemani Anak-anak

    Saat memeluk Rosella, Rex juga membelai rambut ikalnya dengan malas, dan kemudian ia mencium pipinya dengan lembut. Bagi Rosella, ini tak terasa seperti berguling-guling santai di atas jerami. Baik pergulatan panas tadi malam maupun lagi ini terlalu intens untuk itu. Kendati begitu, Rosella tak akan menyebutkannya. Ia tidak ingin ada yang aneh di antaranya dan Rex. "Rosella, kau benar tadi malam," ucap Rex tiba-tiba, sehingga membuat kening Rosella berkerut dan wajahnya tampak bingung. "Tetang apa?" tanya Rosella karena otaknya terasa lembek. Ia tidak dapat mengingat banyak hal lain dari tadi malam. "Tentang anak-anak," jawab Rex. Bicaranya pelan. "Aku agak mengabaikan mereka. Karena itulah, aku ingin menjelaskannya pada mereka," imbuhnya. Rosella mendengus lemah dan menganggukkan kepala mengerti. "Jadi, bagaimana rencanamu?" balasnya sambil menjauh dari Rex hanya untuk menatapnya. Rex lalu mengarahkan mata c

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Mawar Hitam Sang Presdir   54. Makan Malam Dengan Ayah Rex

    Rex tahu apa yang coba dilakukan ayahnya, tetapi tentu saja ia tidak akan memberinya kesempatan untuk mempermalukan Rosella. Rosella melirik Rex, matanya dipenuhi rasa terima kasih. Sementara, ayah Rex tidak mengalihkan pandangan darinya. Ia terus mengamatinya. Ketika Rex tidak dapat menahan keheningan yang menegangkan lebih lama lagi, ia pun berdeham pelan dan berkata, "By the way, aku punya proyek baru yang sedang berjalan dengan baik." Penuturan Rex itu berhasil menarik perhatian ayah Rex. Buktinya, pria paruh baya dengan rambut berubannya itu dengan cepat mengalihkan matanya yang berbinar ke arah Rex. "Benarkah?" ucap ayah Rex sambil memasang raut wajah senang. "Ya," jawab Rex sambil menusuk salad asam dan gurih di piringnya ke dalam mulutnya. "Proyeksinya bagus, dan aku yakin itu akan mencapai titik impas," jelasnya. Setelah itu, Rex terus berbicara tentang bisnisnya dengan ayah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Mawar Hitam Sang Presdir   55. Mari Kita Urus Kebutuhanmu

    Saat Rex mendekati Rosella, wanita nan cantik dan seksi itu menggelengkan kepalanya lagi. "kurasa aku tidak bisa terus melakukan ini," ucap Rosella, pelan. "Di bawah tatapan tajam pengawasan dan ketidaksetujuan ayahmu, aku merasa semuanya salah," imbuhnya. Rex berdiri di belakang Rosella, cukup dekat untuk disentuh, tapi tidak sepenuhnya. "Saat aku menyentuhmu, apakah kau merasa jijik, Rosella?" Rex bergumam dengan nada suara rendah. Tanpa ragu sedikit pun, dan bahkan dengan cepat, Rosella menggelengkan kepalanya tegas. Sesaat usai Rosella menjawab dengan gelengan kepala, Rex melangkah lebih dekat kepadanya. Kemudian, tangannya bergerak ke rambut yang ia kagumi beberapa menit sebelumnya. Ketika Rex menyibakkan rambut panjang Rosella ke samping, getaran kecil saat ia menyentuhnya tak luput dari perhatiannya. Lalu detik berikutnya, Rex menjatuhkan bibirnya yang tiba-tiba haus akan tubuh Rosella ke bahunya yang sempurna dengan bintik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Mawar Hitam Sang Presdir   56. Terbawa Suasana Panas Dan Liar

    Lidah Rosella meluncur di bibirnya. "Rex, kau suka bicara kotor?" tanyanya dengan suara sensual. Rex tersenyum smirk. "Itu karena kau membuatku merasa liar, Rosella," jawab Rex. Selanjutnya, ia menarik celana dalam Rosella dan melemparkannya bersama gaunnya ke lantai. Rosella menggigil. "Aku lebih membutuhkannya sekarang daripada sebelumnya," aku wanita ini tanpa ragu. Sesaat setelah mendengar penuturan Rosella, ia melepas pakaiannya dan berlutut di tempat tidur. "Buka kakimu, biarkan aku melihatmu," perintah Rex pada Tutor dan Pengasuh ketiga putranya, yang menjadi favoritnya. Segera, Rosella menuruti perintah Rex. Buktinya, ia melebarkan kedua kakinya. Lalu, Rex menekan mulutnya ke liang senggama wanita 40an nan cantik dan seksi itu. "Aaaaaaaggghh...." Rosella mengerang bersamaan dengan punggungnya yang melengkuk ke atas, membuat mulut Rex semakin dekat dengan liang senggamanya. "Oh Ya Tuhan ... Re

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Mawar Hitam Sang Presdir   57. Bekas Luka Bedah Jantung

    Tidak berselang lama, Rosella menarik Rex ke atas, berbalik dan memperlihatkan pantatnya yang benar-benar indah kepadanya yang menunjukkan bahwa ia ingin bercinta. Menyadari hal itu, Rex mendorong Mr. P nya yang keras seperti batu tepat ke dalam vagina Rosella yang lagi-lagi telah basah, kencang, dan panas. Lalu, ia meniduri si Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi tersebut. "Aaaagghh...." Rosella mencoba untuk tak berisik saat bercinta dengan Rex. Namun, ia gagal. Sama seperti biasanya, ia selalu berisik saat mereka bersenggama. Rex meniduri Rosella selama beberapa menit, dan Rosella akhirnya gemetar di bawah pancuran shower saat sang Presdir memijat klitorisnya sambil menidurinya dari belakang. Namun kemudian, Rosella berbalik lagi dan Rex dengan Mr. P nya menyelinap keluar dari vagina Rosella yang ketat dan masih berdenyut hebat tapi sangat hangat. "Cum for me now," kata Rosella, tegas kepada Rex. Lalu detik berikutnya, ia berlutut dan mulai mengisap Mr. P milik Rex samb

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • Mawar Hitam Sang Presdir   122. Mawar Hitam Sang Presdir

    "Siapa yang membantumu melakukan ini?" tanya Rex. Rosella tidak menjawab. "Kau tidak akan menjawab pertanyaanku?" Rosella mengangkat bahu. Ia sama sekali tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Semakin berat beban ini, semakin Rosella pikir Chris berbohong kepadanya tentang banyak hal. Rasa bersalah mulai mengganggu Rosella. Matanya berkaca-kaca. Ia memalingkan wajahnya, tidak ingin Rex melihatnya. "Aku pikir dia sedang membalas kematian Rimba, tapi yang dia lakukan hanyalah pekerjaan kotor untuk Chris. Bagaimana aku bisa begitu naif?" sesal Rosella dari dalam hatinya. Rosella mencoba mengendalikan diri saat mereka memasuki tempat Rex. Pintu tertutup dengan bunyi klik keras di belakang mereka. "Bagaimana kepalamu?" tanya Rex lagi. Rosella heran dengan Rex yang peduli padanya. Ia cukup yakin ia hanya di sini untuk semacam interogasi. Ia rasa mungkin ia harus meletakkan semua kartunya di atas meja. Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Rimba. "Baik-baik saja," jawab Rose

  • Mawar Hitam Sang Presdir   121. Di Antara Dua Pilihan

    Polisi itu melakukan apa yang Rex katakan dan meninggalkannya. Pergelangan tangan Rosella memiliki sedikit tanda merah di tempat borgol menggores kulitnya.“Polisi sialan,” gerutu Rex dan mencari-cari lotion. Ia menemukan sesuatu yang encer di kamar mandi dan mengisi telapak tangannya dengannya. Rex bergegas kembali ke samping tempat tidur dan mengoleskan krim ke pergelangan tangan dan lengan Rosella. Wanita itu merasa lemah dan rentan."Dia pasti kembali ke menara D1 dan tidak dapat menemukanku, jadi dia membunyikan alarm kebakaran. Dia bukan orang di balik kesepakatan Park Hill. Dia tidak akan berbohong kepadaku seperti itu. Dia tidak akan membiarkanku menyentuhnya, mencintainya, menghargainya jika yang ingin dia lakukan hanyalah membuatku bertekuk lutut...bukan?" kata Rex, bergumam. ***Suara bip adalah hal pertama yang Rosella dengar saat ia mulai terbangun. Semuanya kembali berhamburan seperti gelombang pasang yang menghantam udara keluar dari paru-parunya

  • Mawar Hitam Sang Presdir   120. Kejutan Menyakitkan Lainnya

    "Rex di sini," gertak Rex di telepon."Rex, aku minta maaf—""Kau belum menemukannya?" Rex menyela.Connor mendesah. "Tidak. Kami masih mengerjakannya, tetapi aku harus memberitahumu bahwa kesepakatan Park Hill—""Connor, aku tidak peduli tentang kesepakatan Park Hill—"“Kita kalah,” kata Connor. Itu menarik perhatian Rex. “Tunggu, apa?”​​“Kita kalah,” ulang Connor. “Bagaimana kita bisa kalah? Kesepakatan sudah dilakukan. Tangan sudah berjabat tangan. Janji diberikan,” kata Rex, terkejut tidak percaya. “Kontrak tidak ditandatangani,” jelas Connor. “Kata-kata seseorang adalah miliknya—”“Bos, aku tahu. Tapi Joe Rees mendapat tawaran menit terakhir, dan itu sekitar dua persen lebih tinggi darimu, jadi dia menerimanya,” beber Connor. “Dua persen?”“Ya, aku tahu. Itu margin yang sangat kecil. Hampir seperti mereka tahu berapa banyak yang kau tawarkan dan kemudian menaikkannya cukup untuk membuat Rees membatalkannya.”“Itu men

  • Mawar Hitam Sang Presdir   119. Pengkhianat Tertangkap!

    "Apa yang coba kau katakan?" tanya Rosella pada Chris. "Jangan seperti anak kecil. Aku akan menunggu informasi lebih lanjut besok." Chris mengakhiri panggilan. Rosella menyeka pipinya, tidak menyadari bahwa ia mulai menangis. Rosella pikir bahwa ia harus keluar. Pergi. Tapi ke mana ia akan pergi? Ke mana pun lebih baik daripada penjara, ia rasa.Rosella memeriksa tasnya, memastikan setidaknya ia membawa dompet. Ia bisa meninggalkan semua yang lain. Ia berputar kembali saat matahari mulai terbenam. Ia yakin semua orang sudah menjauh dari pandangan sekarang. Bahkan Rex. Ia bertanya-tanya apakah Rex keluar mencarinya atau apakah Rex kembali ke rumah.Butuh waktu hampir satu jam untuk kembali; kaki Rosella mulai sakit. Satu-satunya cahaya datang dari bulan purnama saat ia mendekati gedung itu. Rosella memeriksa sekeliling gedung dan mencetak skor saat ia melihat kayu di atas celah yang kemungkinan akan mereka pasang pintu. Rosella menyelinap masuk, dan ia berkeliaran di tem

  • Mawar Hitam Sang Presdir   118. Si Paling Tidak Cerdik

    Rex berhenti sejenak karena Rosella kesal, yang membuatnya terkejut. Rex pikir mereka akan segera bertemu, tetapi cara Rosella menuduh Rex bersikap mencurigakan, membuatnya bertanya-tanya apakah Rosella atau seseorang yang ia kenal kehilangan uang dalam transaksi tanah spekulatif.“Tidak. Itu penting. Ada beberapa orang yang kacau dalam bisnis real estat dan jika ada seseorang yang menurutku tidak mampu, aku mencoba memperingatkan mereka. Tetapi banyak orang tidak menginginkan bantuan, Rosella. Seperti beberapa minggu atau bulan yang lalu, seseorang bunuh diri setelah menginvestasikan seluruh tabungan hidupnya dalam skema investasi untuk membeli properti hotel ini. Orang yang menjalankan skema itu tidak memiliki cukup uang untuk tawaran minimum. Alih-alih memberi tahu investornya, dia kabur membawa uangnya,” beber Rex. “Tempat ini? Yang sedang kita lihat?” Rosella berputar pelan di tengah lobi yang penuh debu. Kaca untuk unit ritel sedang dipasang, dan meja resepsionis marm

  • Mawar Hitam Sang Presdir   117. Miliarder Real Estate

    Rosella memberitahu Chris tentang kesepakatan Park Hill. Ia mengambil file yang disimpan dan melampirkannya sebelum ia menghapus jejak informasi apa pun dari ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Rasa bersalah mulai menggerogoti Rosella.Rasa bersalah itu menyusup dari sekeliling Rosella. Rasa bersalah terhadap Rimba dan tidak bisa menjaga performanya. Rasa bersalah atas apa yang mungkin ia lakukan pada Hugo Kenyataan.Rex berkata dulu itu perusahaannya adalah milik ayahnya. Dan yang mengejutkan Rosella, bagian yang paling membuatnya merasa tidak enak adalah kenyataan bahwa ia mengkhianati Rex.Rosella seharusnya tidak merasa bersalah atas hal itu, tetapi ia merasa bersalah. Tidak peduli seberapa sering ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang membalas kematian Rimba, rasa bersalah itu tetap ada.Rosella meraih handuk untuk menyeka wajahnya. Satu-satunya saat rasa bersalah dan amarah itu tidak mencoba menguasainya adalah ketika Rex memeganginya. Kendali yan

  • Mawar Hitam Sang Presdir   116. Ratu Catur Presdir Alba

    Rosella menatap ke bawah ke set catur, dan jantungnya mulai berdebar. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat di pahanya, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan keluar dari situasi ini. Rasa bersalah yang seharusnya tidak ia rasakan seketika menyerangnya. "Ini indah," Rosella mengakui, mengambil ratu dari Rex. "Kenapa Joy dan Chris harus meletakkan ini di resumeku yang dibuat-buat?" Rosella menggerutu dalam hati. Rosella sama sekali tidak tahu apa-apa tentang catur. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Rosella untuk mengingat sesuatu dengan ingatannya, tetapi dalam hal ini, ia sama sekali tidak tahu. Rosella harus mengalihkan perhatian Rex sehingga Rex tidak sadar kalau ia tidak tahu apa yang ia lakukan.Rosella bahkan tidak tahu nama separuh bidaknya, apalagi cara memainkannya. Rosella mencoba mencari di otaknya untuk melihat apakah ia dapat mengingat momen saat orang lain bermain di dekatnya. Kalau saja ia dapat mengingatnya, setidaknya ia dapat mengambil bebe

  • Mawar Hitam Sang Presdir   115. Paket Untuk Nyonya Alba

    "Dokumen untuk kesepakatan Park Hill hampir selesai, dan aku akan mengirimkannya kepadamu sore ini. Kami memiliki beberapa petunjuk tentang SUV hitam yang kami incar. Polisi tidak banyak membantu, tetapi orang yang memiliki perusahaan teknologi di lantai atas, Maxim, sedang mengerjakan semacam pengenalan karakter. Aku tidak begitu memahaminya, tetapi dia berpikir bahwa dengan melapisi foto-foto dari CCTV dan membandingkan bentuk-bentuk piksel dengan basis data gambar, kita akan dapat mengidentifikasi pelat nomor SUV tersebut. Aku tidak berpikir itu dapat dilakukan, tetapi dia cukup yakin. Itu berarti kita seharusnya dapat kembali ke kantor sekitar minggu depan mungkin,” beber Cannor. “Tidak perlu terburu-buru,” kata Rex pada Connor. “Kita tidak terburu-buru.”“Kurang dari 24 jam yang lalu kau marah karena kita bekerja di rumah dan ingin mengembalikan hukuman rajam,” Cannor berteriak.“Aku lapar. Aku sudah lama tidak makan, dan emosiku menguasai diriku. Jangan terburu-bu

  • Mawar Hitam Sang Presdir   114. Dibawah Kontrol Gairah

    Rosella mengerang ketika merasakan batang Rex menekan pantatnya. Sementara, tangan Rex menyelinap untuk masuk ke dalam kemeja Rosella. Jari-jari Rex menelusuri perut Rosella hingga ia mencapai kancing celana panjangnya. Rex lalu menarik, melepaskan kancing sebelum mendorong celana Rosella ke bawah kakinya.“Apakah ini yang ada dalam pikiranmu? Ketika kau terus bicara, Rosella?” Kali ini ketika Rex menggerakkan tangannya ke perut Rosella, ia terus turun sampai ke antara kedua paha Rosella. Rosella menggigit bagian dalam pipinya ketika ia mendengar Rex mengeluarkan kutukan pelan di bawah napasnya. Rosella menutup matanya. Ia tidak yakin apakah itu malu atau bukan, tetapi tidak dapat disangkal sekarang bahwa ia terangsang. Celana dalamnya yang basah adalah semua bukti yang Rex butuhkan.“Jawab aku,” tuntut Rex. “Pergilah ke neraka.” Rosella menjerit kecil ketika tangan Rex turun ke pantatnya. Kejutan rasa sakit menghantamnya, entah bagaimana langsung menuju klitorisny

DMCA.com Protection Status