Share

18. Kau Tanggungjawabku

Pagi Daphne terasa menyakitkan ketika rasa mualnya meluap begitu kedua kakinya menapaki lantai dingin usai terbangun dari tidur. Langkahnya bergerak cepat menuju kamar mandi dengan tangan menutup mulut. Tepat di wastafel, ia mengeluarkan isian lambungnya.

“Astaga, Nona!” Maria memekik melihat dirinya muntah di kamar mandi.

Tangannya mengerat di pegangan wastafel setelah menuntaskannya. Perlahan ia memutar tubuh dan berusaha kembali ke ranjang sekalipun jalannya terseok-seok karena lemas.

Tak lama Maria kembali dengan membawa gelas berisi air. “Saya bantu, Nona,” katanya sesaat setelah menaruh nampan di nakas.

“Ini benar-benar tidak enak, Maria,” rintih Daphne sewaktu berhasil duduk di ranjang dengan punggung menyandar pada bantal. “Aku tidak sanggup memasukkan makanan atau apa pun ke dalam mulutku. Pasti semuanya akan kembali keluar dan itu menyiksaku.”

Maria menatapnya prihatin. Lalu tangannya meraih gelas dan menyerahkannya pada Daphne. “Pelan-pelan saja, Nona. Saya yakin, ini akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status