Setelah susah payah mengingatkan Alexa bahwa statusnya kini adalah seorang istri dari Arley Williams. Wanita itu pun akhirnya menurut dan ikut masuk ke dalam kamar Arley.Sebisa mungkin, Alexa tidak menunjukkan wajah tegangnya. Telapak tangan mulai terasa dingin menahan gugup, jika saja gaunnya tak mengikat kencang pada tubuhnya, mungkin saat ini jantungnya sudah melompat keluar."Duduklah, Baby!" Arley membawa wanita yang kini menjadi istrinya untuk duduk di sisi ranjang.Alexa pun duduk di sana. Dia menghindari tatapan Arley, takut jika lelaki itu terus menggodanya."Kembalilah seperti dulu, aku sangat merindukan kamu yang dulu. Alexandra Johnson yang sangat ceria, bukan pemarah seperti ini. Ini bukan sifat kamu," kata Arley.Alexa terdiam mendengar perkataan Arley, dia pun menyadari akan hal itu. Tidak tahu bagaimana caranya kembali seperti dulu karena hatinya yang terlanjur sakit, sebab kebohongan yang sudah dilakukan lelaki itu dan pengakuan pada orang tuanya."Itu tugasmu!"Arle
Alexa menendang kejantanan suaminya, membuat sang empu mengaduh kesakitan. Arley beguling dan merebahkan tubuhnya di samping Alexa sambil menahan nyeri di bawah sana.Arley tidak menyangka Alexa akan melakukan hal itu. Sesuatu yang membanggakan untuknya, kini ditendang istrinya sendiri."Apa rasanya begitu menyakitkan?" tanya Alexa. Wanita itu pun terlihat panik melihat Arley terus mengaduh.Alexa duduk dan menatap wajah Arley tampak berubah. Wajah yang semula berkabut gairah, kini justru memerah."Tidak, tidak begitu. Hanya sedikit nyeri, aku butuh kamu untuk mengobatinya," jawab Arley. Apa pun kondisinya, dia tetap mencoba mengambil keuntungan dari hat tersebut."Aku rasa lebih sakit lagi, saat aku melihat kamu berpelukan dengan Dayana!" Alexa beranjak dari ranjang dan duduk di sofa.Arley tergemap mendengar ucapan Alexa. Bukan kasihan padanya justru malah mengungkit hal yang tidak ada hubungannya dengan kejadian baru saja.Kini Arley yang merasa bersalah karena Alexa sudah menginga
Alexa menolak pulang ke mansion Williams. Setelah menikah dengan lelaki itu, entah kenapa dia menjadi lebih waspada karena Arley pasti akan lebih berkuasa atas dirinya."Lexa, kamu ini aneh sekali. Membuat malu saja!" seru Daisy."Ada apa sih, Mom? Di mana letak aku membuat Mommy malu?" tanya Alexa seraya membuka pintu kulkas di dapur.Daisy menghembuskan napas kasar. Putrinya masih saja tidak mengerti, tentang statusnya saat ini."Kamu itu seharusnya pulang ke mansion Arley bukannya ke sini!" kata Daisy.Alexa menuangkan air dingin dari botol kaca ke dalam gelas dan membawanya ke mini bar. Wanita itu menghempaskan bokongnya di kursi."Aku tahu! Memangnya setelah aku menikah dengan Arley, aku tidak boleh datang ke rumah ini?" tanya Alexa kecewa.Bagaimana bisa, seolah-olah sang mommy tak mengizinkannya untuk datang ke rumah itu."Bukan tidak boleh! Apa tanggapan Arley nanti? Pasti Mommy dikira tidak bisa mengajarimu!"Alexa segera menghabiskan air minum di dalam gelas tersebut hingga
Arley masuk ke dalam kamar dan menyimpan tas kantornya di sofa, dia duduk di sofa tersebut. Tangannya meraih ponsel yang berada di saku jasnya."Andai kamu tahu, baru sebentar tidak bertemu denganmu saja, aku sudah sangat merindukanmu Sugar Baby." Arley mencoba menghubungi Alexa.Tak lama, dia mendengar seperti dering ponsel berada di dalam kamarnya. Arley menajamkan pendengarannya, dia merasa tak salah mendengar. Dia sangat mengenali suara itu dan yakin bahwa itu adalah dering ponsel Alexa.Senyum lebar terukir di bibirnya, dia baru menyadari ada yang berbeda di ranjangnya. Di mana terlihat seperti seseorang yang sedang berbaring di ranjang dan tertutup selimut.Arley bergegas menuju ranjang dan langsung melompat ke atas ranjang."Baby," panggil Arley.Lelaki itu langsung memeluk Alexa yang berbaring di sana. "Baby, kamu tidur? Terima kasih kamu sudah datang, aku memang sedang merindukanmu."Arley memeluk sangat erat, meskipun yang berada di bawah selimut itu tak bergerak sedikit pun
Dua orang lelaki berada di sebuah ruangan. Aura dingin seakan memenuhi ruangan itu."Berikan sedikit hakku, kita sama-sama anak Daddy. Ada darah Williams mengalir di tubuhku, kau tidak bisa menguasai sepenuhnya harta Daddy!"Arley sudah menduga sejak awal bahwa kedatangan kakak tirinya, hanyalah mengenai harta."Harus berapa kali aku katakan, harta yang sekarang aku miliki bukanlah milik Daddy. Ini semua milik mommy-ku, yang berhasil aku kembangkan," kata Arley.Ef menggeleng, dia tidak percaya. Dia juga sangat membenci sifat Arley yang seperti ini, ingin menguasai sendiri harta Austin Williams."Jangan mencoba membohongiku lagi, sampai kapan pun aku tidak akan percaya dengan apa yang kau ucapkan itu! Jadi, berikan secepatnya aku sedang butuh untuk perusahaanku," kata Ef setengah memaksa.Arley tak kuasa menahan tawanya. "Kau pikir aku akan semudah itu memberikan padamu, setelah berkali-kali kau berusaha menghancurkan perusahaanku, kau mengambil vendor yang akan bekerja sama denganku
Alexa cukup penasaran dengan sahabat lama yang dimaksud oleh Dayana, pikirannya justru tertuju pada Arley. Mungkinkah sahabat lama yang dimaksud oleh Dayana adalah suaminya?"Jika yang dimaksud adalah Arley, kemungkinan saat ini Dayana sedang berada di kantor suamiku?"Tiba-tiba saja hatinya terasa panas, Alexa berpikir untuk menghubungi lelaki yang kini sudah menjadi suaminya. Namun, apakah Arley akan mengaku jika dia bertanya?"Apakah aku harus ke kantornya langsung?" gumam Alexa."Ya Tuhan, kenapa kepalaku jadi pusing seperti ini?" Alexa segera mencari nomor sang suami di ponsel dan segera menghubunginya.Jika dia terus bertanya-tanya sendiri, dia tidak akan mendapatkan jawabannya. Mengenai Arley akan jujur atau tidak, biarlah menjadi urusan nanti.Panggilan pun tersambung dan dijawab oleh Arley."Hey Baby, kita baru saja berpisah sebentar. Apakah kamu sangat merindukanku?" tanya Arley di seberang telepon."Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan," ujar Alexa tanpa menanggapi pertanyaa
Dayana benar-benar kesal pagi ini, sudah semalaman tidur di mansion Arley. Tetap saja tak bisa bertemu dengan Arley semalam.Kini, saat dia membuka mata dan mencari keberadaan Arley, justru membuatnya bertambah kesal dengan kehadiran Alexa di sana.Dia memang tidak ingin mengganggu hubungan antara Arley dan Alexa karena dia menghargai kesepakatan antara dirinya dan Arley. Akan tetapi, meskipun seperti itu. Dayana tetap ingin berada di Arley meski tanpa ikatan ataupun perasaan dari lelaki itu."Aku … aku ketiduran saat menunggu Arley semalam," kata Dayana."Baby, duduklah! Habiskan sarapanmu, Dayana kamu juga duduk dan sarapan bersama kami," ucap Arley.Dayana langsung mengambil duduk di samping Arley. "Semalam aku menunggumu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Sebenarnya Dayana tidak tahu apa yang akan dia bicarakan karena dia hanya beralasan agar bisa bertemu dengan Arley."Katakanlah!" pinta Arley."Emm, tidak jadi. Nanti saja," ucap Dayana.Alexa fokus dengan makanan yang berad
Beberapa hari ini, Alexa selalu lembur di kantornya dan membuat Arley setia menunggu di kantor sang istri untuk pulang bersama."Kamu terlihat sangat lelah, Baby." Arley mengusap puncak kepala Alexa."Sebenarnya begitu, tetapi aku senang melakukannya. Ditambah desain ini akan dipakai oleh beberapa model terkenal di acara fashion show. Aku sangat bersemangat menyiapkan semua ini," ucap Alexa dengan tangan yang sangat lihai menari di atas kertas.Terlihat sekali raut bahagia di wajah Alexa. Mimpi-mimpinya sebentar lagi akan menjadi kenyataan."Aku sangat bangga, kamu berada di titik ini," ungkap Arley, "tetap jaga kesehatanmu, aku tidak ingin saat kamu berhasil mewujudkan semua mimpimu, tetapi kamu menjadi sakit karena mengabaikan kesehatanmu.""Siap, Bos. Aku akan tetap menjaga kesehatanku, jangan khawatir," kata Alexa.Arley berjalan ke belakang kursi yang Alexa duduki, kemudian memijat bahu sang istri. Arley tahu istrinya sudah ingin sekali pulang dan beristirahat, tetapi pekerjaanny