Beberapa penjaga keamanan mansion berhasil membuka paksa pintu kamar, sementara Alexa masih berada di bawah kendali Ef."Lepaskan Nona Alexa atau kami akan berbuat kasar!" ujar salah satu penjaga berbadan besar."Ef, tolong lepaskan aku! Aku takut Arley akan berbuat sesuatu padamu!"Ef tidak peduli, dia terus menahan Alexa sampai wanita itu memberikan apa yang dia."Aku tidak takut dengan Arley! Sekarang cepat katakan di mana semua yang kuminta!"Para penjaga semakin mendekat pada Ef dan berusaha untuk menolong Alexa, tetapi semakin penjaga itu mendekat, Ef semakin membawa Alexa pada balkon kamar."Berhenti di tempat Anda, Tuan!""Kalian yang seharusnya berhenti! Kalian ingin melihat Alexa terjun bebas dari sini!" Ef semakin mendekatkan Alexa pada tepi balkon dan sedikit mendorong tubuh Alexa, meski masih dalam genggamannya.Tangan Alexa berpegang kuat pada tepi balkon tersebut. "Aku mohon lepaskan aku!""Katakan pada mereka untuk pergi dari sini!" ucap Arley, "atau kamu yang akan per
"Kamu serius tidak mau memaafkan aku?" tanya Alexa berdiri di hadapan Arley yang duduk di tepi ranjang."Berikan aku alasan kenapa aku harus memaafkanmu," kata Arley tanpa menatap ke arah Alexa.Alexa duduk di samping Arley, dia bingung hendak menjawab apa. "Tadi aku hanya bercanda."Entah Arley akan percaya atau tidak dengan jawaban yang dia berikan, jawaban yang tidak masuk akal dan tentu saja dia berbohong."Lalu bagaimana dengan sekarang? Apa kamu sudah serius?" tanya Arley dengan tatapan yang mengintimidasi wanita di sampingnya.Alexa menggaruk kepalanya yang sedikit pun tidak gatal. Tangannya tiba-tiba saja terasa dingin.Tanpa menunggu jawaban dari Alexa, Arley langsung mendorong tubuh Alexa hingga rebah di ranjang dan segera mendidihnya."Aku tidak akan mengampunimu, meskipun kamu memintaku untuk berhenti! Aku akan membuatmu mendes—"Belum sempat ar6ley meneruskan ucapannya, Alexa menempelkan jari telunjuknya pada bibir Arley."Jangan mengucapkan kata-kata yang seperti itu, aku
"Aku tidak merekayasanya. Apa yang aku kirim adalah kebenaran, aku memang hendak bertemu dengan Alexa, tapi aku malah melihat mereka sedang bemesraan," kata Dayana.Arley benar-benar kecewa, bener yang diucapkan Dayana. Dia pun berpikir bahwa memang foto itu tampak seperti asli.Lelaki itu seberapa pergi meninggalkan ruangannya dan mengejar Alexa. Dia tidak boleh membiarkan Alexa pulang ke rumah orang tuanya dan membiarkan Alexa leluasa bertemu dengan Ef.Arley melihat Alexa yang hendak masuk ke dalam lift, dia pun segera mengejarnya dan menahan Alexa."Lepaskan!""Ikut pulang bersamaku!" Arley segera membawa Alexa masuk ke dalam lift.Tangan Alexa masih dicekal oleh Arley, sebisa mungkin dia tetap berusaha melepaskan cekalan itu."Aku masih ada pekerjaan dan aku juga tidak ingin pulang bersamamu!""Kamu ingin bertemu dengan Ef kembali?"Alexa menggeleng tidak percaya bahwa Arley benar-benar menuduhnya demikian. Dia berusaha menahan tangisnya, tidak ingin terlihat lemah di depan Arley
Arley menatap Alexa yang saat ini sedang berbaring di ranjang, wanita itu baru saja diperiksa oleh dokter yang biasa memeriksanya jika sedang sakit.Dia baru mengetahui jika Alexa mengidap GERD, semakin menyesal jika mengingat kembali, Arley yang membuat mereka tidak jadi makan siang dan kini menyebabkan lambung Alexa terganggu."Baby, maafkan aku. Seharusnya aku tidak membiarkanmu, tak makan apa pun siang tadi," kata Arley."Tidak apa-apa aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa seperti ini, jangan khawatir dan merasa bersalah seperti itu," ujar Alexa."Sekarang minum obat dulu ya, aku akan meminta Mika memasak sesuatu yang tidak berat untuk lambungmu," kata Arley.Arley memberikan beberapa butir obat serta air putih.Alexa menerima dan segera meminum obat tersebut. "Jangan berikan aku makanan seperti orang sakit, aku baik-baik saja."Alexa merasa masih bisa makan seperti biasanya. Hanya saja, mungkin di harus makan dengan porsi yang lebih sedikit dari sebelumnya."Baiklah."Arley teta
Tidak! Tidak mungkin Jeremy yang bergerak menyentuh kakinya di bawah sana. Alexa menatap Arley, entah apa yang akan diceritakan pada Arley.Jika benar itu Jeremy, mungkin saja lelaki itu akan habis dengan Arley.Tidak ingin membuat rasa penasarannya semakin menggunung, wanita itu segera melihat ke bawah meja sana."What?"Alexa terkejut bukan main saat kaki Rihanna yang bergerak-gerak menyentuh kakinya. Alexa kembali duduk seperti semula dan melihat wajah Rihanna yang tersenyum sambil menatap suaminya.Alexa menendang kaki Rihanna dengan kuat, membuat wanita itu memekik."Akh!"Jeremy yang berada di sebelah wanita itu terkejut dan menoleh. "Ada apa, Hanna?"Rihanna tidak bisa berkata apa-apa, dia merasakan kaki bagian tulang keringnya teramat sakit. Wanita itu pun tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada Jeremy.Dia merasa sangat malu karena dia yakin yang melakukan itu adalah Alexa. Sudah terasa sakit, tapi tidak bisa mengatakannya. Sungguh, sial nasib Rihanna."Aku tidak apa-apa,
Acara yang ditunggu-tunggu Alexa tiba, di mana dirinya mendapat kesempatan untuk memamerkan hasil karyanya di acara pagelaran fashion show.Tak hanya dirinya, beberapa desainer terkenal pun hadir di sana untuk memamerkan hasil karya mereka. Rasanya seperti mimpi bagi Alexa, dia tidak pernah menyangka akan ada di titik membahagiakan seperti saat ini."Baby, selamat kamu sudah menjadi desainer seperti impianmu. Sebentar lagi namamu akan dikenal lebih banyak orang," ucap Arley.Alexa terharu, entah sudah berapa kali Arley mengucapkan selamat padanya. Tidak hanya Arley yang berada di sana, Elea juga Alvin turut di sana. Steve dan Daisy pun hadir."Tidak hanya Dayana, hasil karyaku juga dipakai model lainnya."Mereka duduk di deretan kursi menyaksikan berjalannya acara, memanjakan mata mereka dengan hasil karya para desainer yang dipakai para model berjalan di catwalk."Babe jaga matamu!" pinta Alexa."Apa tidak sepercaya itu kamu padaku, hem?"Elea dan Alvin duduk bersebelahan, mereka mas
Beberapa anak buah Arley mencari keberadaan lelaki itu yang diperintahkan oleh Alvin. Mereka semua sudah lebih dulu berada di Boston, di mana Arley memiliki tujuan di kota tersebut.Sementara itu, Alexa berada di kediaman orang tuanya. Steve Johnson juga sudah memerintahkan anak buahnya untuk mencari sang menantu di sekitar bandara."Ke mana sebenarnya dia? Apaan Arley sengaja mau meninggalkan aku?"Penampilan Alexa benar-benar kacau, sejak semalam wanita itu tidak tertidur memikirkan keberadaan suaminya yang entah di mana."Berdoalah yang baik untuk suamimu," ucap Daisy."Mom, tolong minta anak buah Daddy untuk segera menemukan Arley, tidak biasanya Arley tidak ada kabar seperti ini," kata Alexa.Wanita itu benar-benar panik, Arley tidak pernah tak menghubunginya melebihi dari satu jam."Ya Tuhan, ke mana aku harus mencari Arley."Lagi-lagi Alexa menangis, teringat akan dirinya yang bersikap kurang baik terhadap suaminya. Saat seperti ini dia baru menyadari jika dia tidak sanggup jau
"Daddy sudah pulang, bagaimana kabar pencarian Arley? Daddy sudah tahu keberadaannya 'kan?" Alexa mencecar pertanyaan itu pada Austin."Tenang dulu, Lexa," ucap Austin.Tak lama mobil Alvin masuk ke dalam pekarangan rumah Johnson, bibir Alexa tersenyum lebar. Dia meyakini bahwa Arley datang bersama Alvin."Mom, Dad, itu pasti Arley bersama Alvin." Alexa segera menghampiri mobil Alvin yang sudah terparkir cantik di sana.Wanita itu berdiri di depan mobil, menunggu Alvin dan Arley keluar. Dahinya mengerut, kala hanya Alvin yang keluar, Alexa mendekati pintu mobil di mana seharusnya Arley duduk.Alexa tertegun saat membuka pintu tak ada Arley di sana. "Alvin, di mana Arley?"Alexa baru menyadari sorot mata Alvin yang sendu, semakin membuat Alexa tidak tenang. Dia mendekat pada Alvin yang berdiri mematung di depan mobilnya."Di mana Arley, Al? Tolong jawab, kenapa Arley tidak ikut bersamamu?" tanya Alexa dengan mata yang berkaca.Alvin bingung dengan apa yang harus dia katakan pada Alexa.