Arley menatap Alexa yang saat ini sedang berbaring di ranjang, wanita itu baru saja diperiksa oleh dokter yang biasa memeriksanya jika sedang sakit.Dia baru mengetahui jika Alexa mengidap GERD, semakin menyesal jika mengingat kembali, Arley yang membuat mereka tidak jadi makan siang dan kini menyebabkan lambung Alexa terganggu."Baby, maafkan aku. Seharusnya aku tidak membiarkanmu, tak makan apa pun siang tadi," kata Arley."Tidak apa-apa aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa seperti ini, jangan khawatir dan merasa bersalah seperti itu," ujar Alexa."Sekarang minum obat dulu ya, aku akan meminta Mika memasak sesuatu yang tidak berat untuk lambungmu," kata Arley.Arley memberikan beberapa butir obat serta air putih.Alexa menerima dan segera meminum obat tersebut. "Jangan berikan aku makanan seperti orang sakit, aku baik-baik saja."Alexa merasa masih bisa makan seperti biasanya. Hanya saja, mungkin di harus makan dengan porsi yang lebih sedikit dari sebelumnya."Baiklah."Arley teta
Tidak! Tidak mungkin Jeremy yang bergerak menyentuh kakinya di bawah sana. Alexa menatap Arley, entah apa yang akan diceritakan pada Arley.Jika benar itu Jeremy, mungkin saja lelaki itu akan habis dengan Arley.Tidak ingin membuat rasa penasarannya semakin menggunung, wanita itu segera melihat ke bawah meja sana."What?"Alexa terkejut bukan main saat kaki Rihanna yang bergerak-gerak menyentuh kakinya. Alexa kembali duduk seperti semula dan melihat wajah Rihanna yang tersenyum sambil menatap suaminya.Alexa menendang kaki Rihanna dengan kuat, membuat wanita itu memekik."Akh!"Jeremy yang berada di sebelah wanita itu terkejut dan menoleh. "Ada apa, Hanna?"Rihanna tidak bisa berkata apa-apa, dia merasakan kaki bagian tulang keringnya teramat sakit. Wanita itu pun tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada Jeremy.Dia merasa sangat malu karena dia yakin yang melakukan itu adalah Alexa. Sudah terasa sakit, tapi tidak bisa mengatakannya. Sungguh, sial nasib Rihanna."Aku tidak apa-apa,
Acara yang ditunggu-tunggu Alexa tiba, di mana dirinya mendapat kesempatan untuk memamerkan hasil karyanya di acara pagelaran fashion show.Tak hanya dirinya, beberapa desainer terkenal pun hadir di sana untuk memamerkan hasil karya mereka. Rasanya seperti mimpi bagi Alexa, dia tidak pernah menyangka akan ada di titik membahagiakan seperti saat ini."Baby, selamat kamu sudah menjadi desainer seperti impianmu. Sebentar lagi namamu akan dikenal lebih banyak orang," ucap Arley.Alexa terharu, entah sudah berapa kali Arley mengucapkan selamat padanya. Tidak hanya Arley yang berada di sana, Elea juga Alvin turut di sana. Steve dan Daisy pun hadir."Tidak hanya Dayana, hasil karyaku juga dipakai model lainnya."Mereka duduk di deretan kursi menyaksikan berjalannya acara, memanjakan mata mereka dengan hasil karya para desainer yang dipakai para model berjalan di catwalk."Babe jaga matamu!" pinta Alexa."Apa tidak sepercaya itu kamu padaku, hem?"Elea dan Alvin duduk bersebelahan, mereka mas
Beberapa anak buah Arley mencari keberadaan lelaki itu yang diperintahkan oleh Alvin. Mereka semua sudah lebih dulu berada di Boston, di mana Arley memiliki tujuan di kota tersebut.Sementara itu, Alexa berada di kediaman orang tuanya. Steve Johnson juga sudah memerintahkan anak buahnya untuk mencari sang menantu di sekitar bandara."Ke mana sebenarnya dia? Apaan Arley sengaja mau meninggalkan aku?"Penampilan Alexa benar-benar kacau, sejak semalam wanita itu tidak tertidur memikirkan keberadaan suaminya yang entah di mana."Berdoalah yang baik untuk suamimu," ucap Daisy."Mom, tolong minta anak buah Daddy untuk segera menemukan Arley, tidak biasanya Arley tidak ada kabar seperti ini," kata Alexa.Wanita itu benar-benar panik, Arley tidak pernah tak menghubunginya melebihi dari satu jam."Ya Tuhan, ke mana aku harus mencari Arley."Lagi-lagi Alexa menangis, teringat akan dirinya yang bersikap kurang baik terhadap suaminya. Saat seperti ini dia baru menyadari jika dia tidak sanggup jau
"Daddy sudah pulang, bagaimana kabar pencarian Arley? Daddy sudah tahu keberadaannya 'kan?" Alexa mencecar pertanyaan itu pada Austin."Tenang dulu, Lexa," ucap Austin.Tak lama mobil Alvin masuk ke dalam pekarangan rumah Johnson, bibir Alexa tersenyum lebar. Dia meyakini bahwa Arley datang bersama Alvin."Mom, Dad, itu pasti Arley bersama Alvin." Alexa segera menghampiri mobil Alvin yang sudah terparkir cantik di sana.Wanita itu berdiri di depan mobil, menunggu Alvin dan Arley keluar. Dahinya mengerut, kala hanya Alvin yang keluar, Alexa mendekati pintu mobil di mana seharusnya Arley duduk.Alexa tertegun saat membuka pintu tak ada Arley di sana. "Alvin, di mana Arley?"Alexa baru menyadari sorot mata Alvin yang sendu, semakin membuat Alexa tidak tenang. Dia mendekat pada Alvin yang berdiri mematung di depan mobilnya."Di mana Arley, Al? Tolong jawab, kenapa Arley tidak ikut bersamamu?" tanya Alexa dengan mata yang berkaca.Alvin bingung dengan apa yang harus dia katakan pada Alexa.
Hari-hari berlalu tanpa Arley di sampingnya. Alexa sadar bahwa hidupnya harus tetap berlanjut. Dia mencoba untuk kembali mengurus perusahaannya dan tanggung jawabnya telah bertambah dengan perusahaan milik Arley yang ditinggalkan tanpa pesan."Lihatlah, kamu membuatku susah sekarang. Apa aku bisa mengurus perusahaanmu yang besar itu? Aku ini masih sangat baru dalam hal-hal tentang perusahaan, tapi kenapa kamu tega membuatku menjadi bertanggung jawab atas perusahaanmu."Saat tengah memeriksa beberapa email, Alexa kedatangan Dayana di ruangannya, wanita itu datang dengan raut wajah bahagia."Hai, Alexa, aku sangat senang kau sudah bisa beraktivitas lagi seperti biasa," ucap Dayana."Apa yang membuatmu bahagia seperti sekarang ini? Apa karena kematian suamiku yang membuatmu bahagia?" tanya Alexa tanpa berbasa-basi terlebih dahulu pada wanita itu.Entah kenapa Alexa merasa jika Dayana sangat mencurigakan. Harusnya wanita itu merasa sedih kar
Ef tersenyum lebar saat melihat pemberitaan tentang dirinya dan Alexa dimuat di media sosial juga televisi."Rencanaku berhasil," gumam Ef.Ya, Ef yang merencanakan agar media memuat berita dirinya dengan Alexa. Dia menginginkan Alexa berada di dalam genggamannya.Saat ini Alexa memiliki semua yang Ef inginkan. Itulah sebabnya, dia ingin cepat-cepat memiliki hubungan yang serius dengan Alexa."Bagaimana caranya agar Alexa mau segera menikah denganku? Apakah aku harus melakukan cara yang kotor?"Ef menggosok-gosok dagunya. "Jika cara bersihku tidak bisa membuatmu luluh, maka aku akan menggunakan cara yang kotor."*****Alexa, Lian, Elea dan Alvin tengah makan siang. Mereka berempat menjadi semakin akrab, setelah Elea dan Alvin mulai dekat."El, aku lihat followers-mu di di sosial media sangat banyak," kata Alexa, "kamu juga sering menerima endorsement. Bagaimana jika aku memberikan beberapa sample produk terbaru dari Love My Outfit untuk kamu promosikan.""Jika kamu setuju, kita bicara
Arley membuka mata dan terkejut saat melihat melihat Dayana tengah memeluknya. Dia lebih terkejut lagi ketika melihat tangan dan kakinya tanpa ikatan."Sialan kau, Dayana!" Arley mengumpat Dayana dalam hati.Tidak ingin membuang kesempatan emas, Arley bangkit dari ranjang dengan sangat hati-hati. Dia berjalan menuju pintu dan membukanya dengan mudah karena kunci sudah tergantung di sana.Namun, saat keluar dari kamar, dia melihat dua penjaga yang masih terpejam. Lelaki itu pun berinisiatif untuk mengunci pintu kamar agar Dayana tak bisa keluar.Perlahan Arley mengambil kunci yang berada di tangan salah satu penjaga tersebut. Akan tetapi, penjaga itu justru terbangun."Hei, kau—"Belum sempat meneruskan ucapannya, Arley lebih dulu memukul dada penjaga tersebut hingga pingsan."Kalian bukan tandinganku," batinnya.Arley bergegas membuka pintu dan segera pergi dari sana. Dia baru mengetahui jika Dayana membawanya ke sebuah apartemen.Usai keluar dari apartemen, Arley justru bingung henda