Arley membuka mata dan terkejut saat melihat melihat Dayana tengah memeluknya. Dia lebih terkejut lagi ketika melihat tangan dan kakinya tanpa ikatan."Sialan kau, Dayana!" Arley mengumpat Dayana dalam hati.Tidak ingin membuang kesempatan emas, Arley bangkit dari ranjang dengan sangat hati-hati. Dia berjalan menuju pintu dan membukanya dengan mudah karena kunci sudah tergantung di sana.Namun, saat keluar dari kamar, dia melihat dua penjaga yang masih terpejam. Lelaki itu pun berinisiatif untuk mengunci pintu kamar agar Dayana tak bisa keluar.Perlahan Arley mengambil kunci yang berada di tangan salah satu penjaga tersebut. Akan tetapi, penjaga itu justru terbangun."Hei, kau—"Belum sempat meneruskan ucapannya, Arley lebih dulu memukul dada penjaga tersebut hingga pingsan."Kalian bukan tandinganku," batinnya.Arley bergegas membuka pintu dan segera pergi dari sana. Dia baru mengetahui jika Dayana membawanya ke sebuah apartemen.Usai keluar dari apartemen, Arley justru bingung henda
"Apa aku memang memerlukan bodyguard?"Tiba-tiba saja Alexa terpikirkan dengan perkataan Alvin sebelum keluar dari ruangannya."Tidak mungkin, jika saya yang menjaga Anda di mansion, bukan?"Alexa menghela napasnya, sepertinya dia memang harus menyerahkan semuanya pada Alvin dan menerima jika harus memiliki bodyguard.____Alexa kedatangan Dayana di kantor, wanita itu menerobos masuk ke dalam ruangannya. Ada saja tingkahnya yang membuat Alexa geram."Kau? Seperti inikah caramu masuk ke perusahaan orang lain?" tanya Alexa. Tatapan tidak suka terlihat jelas di mata Alexa.Dia benar-benar membenci wanita yang berada di hadapannya saat ini. Satu-satunya wanita yang bahagia melihat kematian suaminya.Kurang ajar! Mungkin itulah kata-kata yang tepat untuk Dayana.Dayana tampak memerhatikan seluruh ruangan tersebut. Dia mencari keberadaan Arley, sejak kemarin Arley pergi darinya dan dia sudah berusaha untuk mencari keberadaan lelaki itu, tetapi tetap saja tidak ditemukan."Untuk apa kau di si
Di perjalanan saat hendak ke restoran mobil Alexa dan Frans dihadang oleh sebuah mobil yang tidak asing untuk Alexa. Mau tidak mau terpaksa menghentikan mobilnya."Ef? Mundur saja, Frans! Tidak usah tanggapi dia!" pinta Alexa."Tidak apa-apa biar saya hadapi, ini sudah menjadi tugas saya. Jadi, biarkan saya menjalankan tugas seperti seharusnya," kata Frans dengan sangat yakin.Alexa menepuk keningnya. Wanita itu hampir saja terlupa bahwa Frans adalah bodyguard-nya, yang memang bertugas untuk melindunginya dari siapa pun yang akan mengganggu dirinya."Ya, kau benar.""Alexa." Ef berjalan ke arah pintu mobil di mana Alexa duduk.Lelaki itu mengetuk kaca mobil tersebut. "Honey, tolong keluarlah sebentar, kenapa kamu jadi sulit untuk ditemui?""Aku sangat merindukanmu, Honey!"Rahang Frans mengeras, dia segera turun dan menghampiri Ef. lelaki itu langsung berdiri di hadapan Ef."Menyingkirlah aku tidak ada
Pagi-pagi sekali Alexa sudah bersiap ke kantor. Namun, dia menyempatkan ke ruang kerja untuk mengambil laptop dan akan mengecek pekerjaan di meja makan. Pekerjaan yang belum sempat dia selesaikan semalam."Frans!" Berkali-kali Alexa memanggil Arley, seraya berlari kecil menuruni tangga."Frans! Aku tunggu di ruang makan!"Arley pun terburu-buru keluar dari kamar dan mengikut Alexa, lelaki itu khawatir penyamarannya diketahui Alexa karena kejadian semalam.Arley sudah berada di ruang makan dia melihat Alexa sudah menyalakan laptop serta menyantap sandwich."Frans, aku sudah bilang untuk bangunkan aku dalam sepuluh menit ke depan, kenapa kau tidak melakukannya dan membiarkanku tidur hingga pagi seperti ini!""Maaf, Nona, saya sengaja tidak membangunkan Anda karena pekerjaan Anda sudah saya selesaikan. Maaf, saya lancang melakukan tanpa seizin Anda," kata Arley.Alexa melebarkan matanya, saat mendengar Arley mengerjakan pek
Alvin menjemput Elea di Love My Outfit Group. Hubungannya semakin dekat, meskipun tidak ada status yang berarti di antara mereka."Aku perhatikan sibuk sekali, ada apa?" tanya Alvin pada Elea yang fokus dengan ponsel.Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Alvin. Mereka akan menuju apartemen Elea."Aku sedang mencari pria tampan di sosial media." Elea menunjukkan ponselnya yang banyak foto laki-laki di sana.Alvin terkejut. "Kamu mau mencari kekasih?"Elea terkekeh, mana mungkin dia mencari kekasih. Dekat dengan satu lelaki saja, tidak ada kejelasan mengenai hubungan mereka."Bukan untukku, tetapi aku berencana mencarikan calon kekasih untuk Alexa. Bagaimana rencanaku?" tanya Elea sangat yakin."Tidak! Aku tidak setuju, itu tidak perlu. Lupakan mencari kekasih untuk Nona Alexa," jawab Alvin.Bagaimana bisa Elea mencarikan calon kekasih untuk Alexa, sementara suaminya masih hidup.Elea mengernyitkan
Alexa tidak percaya jika lelaki yang berada di hadapan yang saat ini benar-benar suaminya. Pelukannya semakin erat, dia berharap bahwa semua ini bukanlah mimpi."Katakan! Apakah aku sedang berhalusinasi?" tanya Alexa.Arley tersenyum dan berkata, "Tidak, Baby.""Aku bahagia kamu kembali lagi bersamaku. Aku harus memberi tahu, Mommy dan Daddy, mereka pasti akan sangat senang mengetahui kamu masih hidup," kata Alexa.Arley mengusap rambut sang istri. "Mom dan Dad sudah tahu jika aku masih hidup."Alexa melepaskan pelukannya dari Arley. "Maksudmu, hanya aku yang tidak tahu?"Alexa memukul dada Arley dan menangis sejadinya. Kesal karena lelaki itu tak memberi tahunya juga, malah membuatnya semakin merindu."Kamu jahat!" Alexa meninggalkan Arley di depan pintu gudang.Lelaki itu berjalan membawa langkah lebarnya menyamai sang istri. Melihat Alexa merajuk, membuat dia semakin gemas. "Aku minta maaf, Baby. Jangan marah
Sebenarnya Alexa memaksa ikut ke kantor Arley, tetapi sang suami tidak mengizinkannya. Alexa khawatir Arley marah karena jawabnya mengenai anak.Dia memang menjawabnya belum siap dan membuat respon Arley hanya terdiam."El, dia pasti sangat tersinggung. Bukan aku tidak ingin memiliki anak dengannya, tetapi hubungan kami baru dan lagi untuk apa terburu-buru? Aku masih muda," ujar Alexa."Maafkan pertanyaanku tadi. Aku hanya bercanda," kata Elea tak enak hati.Alexa menggeleng. "Tidak apa-apa.""Mungkin karena Arley merasa sudah cukup usianya untuk memiliki anak, makanya dia sangat kecewa saat kamu menolaknya," ucap Elea."Jangan biarkan dia memiliki anak dari wanita lain. Bukan aku menakut-nakutimu, tetapi sekarang banyak sekali lelaki yang mencari seorang wanita, hanya untuk menampung benihnya dan menghasilkan anak untuknya," kata Elea tampak serius.Lagi lagi Alexa tidak mengerti bagaimana harus bersikap, agar antara dirinya dan Arley tidak ada kesalahpahaman dan bisa memiliki pemiki
Arley terasa enggan untuk menjawab pertanyaan Jeremy yang tidak begitu penting untuknya. Untuk apa menanyakan perasaannya pada Dayana?"Aku malas menjawabnya, ganti pertanyaannya yang lain!"Jeremy hanya tertawa menanggapi ucapan Arley. "Kau pikir aku sedang wawancara?""Kalau begitu tidak usah bertanya apa pun, lebih baik kau pulang saja!" ucap Arley.Lagi-lagi Jeremy tertawa mendengar ucapan sahabatnya, dia sudah sangat hafal dengan Arley. Lelaki itu memang tidak bisa jika dia melakukan kesalahan sedikit saja."Boleh aku mendekati Dayana?" tanya Jeremy.Arley menatap Jeremy dengan lekat, seperti ada sesuatu yang salah. Namun, terdengar sangat jelas di telinganya.Hening di antara mereka. Jeremy pun tidak berani menanyakan kembali pada Arley. Lelaki itu berdeham untuk menetralkan kecanggungan antara mereka."Itu hakmu, silakan saja. Tidak masalah untukku," jawab Arley.Jeremy menatap menyelidik pada sa