"Alexa, sekarang keputusanmu apa? Berkarir atau—"
Belum sempat Steve meneruskan ucapannya, Alexa sudah memotongnya lebih dulu. "Berkarir, Dad. Aku rasa aku ingin berkarir lebih dulu, aku ingin mewujudkan cita-citaku menjadi seorang desainer fashion terkenal, membuat Mom dan Dad bangga padaku."Alexa sangat bersemangat menceritakan keinginannya itu.Daisy mengangguk dan tersenyum bahagia. "Mommy setuju. Mommy sudah salah berpikir tentang Arley, ternyata dia membawa pengaruh baik untukmu.""Andai, Mommy tahu putrinya sudah dirusak oleh lelaki itu, maafkan aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik. Aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada Mommy karena aku mencintai dan takut Mommy membenci Arley," batin Alexa.Jika mengingat hal itu, Alexa benar-benar membenci dirinya sendiri, meski itu bukanlah kesalahannya, tetapi dia merasa jijik dan kotor. Seperti tak ada lagi yang bisa dibanggakan dari dirinya."Kalau begitu, kamu akan m"El, aku mau tanya. Saat aku mabuk, siapa yang memberitahu Arley tentang keberadaanku?" tanya Alexa.Elea mengernyit dan tampak berpikir. "Bagaimana maksudnya? Aku tidak paham.""Saat malam kita di klub, aku minum dan pasti mabuk kan? Saat aku sadar, aku sudah bersama Arley, siapa yang memberitahu Arley?"Elea terkejut. Dia pikir Flo mengantar Alexa sampai ke rumahnya."Saat itu aku mendadak ada urusan, Lexa. Jadi, aku menitipkanmu pada Flo. Hanya Flo yang mengetahui tentang ini, Apa kamu tidak bertanya pada kekasihmu itu, kenapa kamu bisa ada bersamanya?" tanya Elea.Mereka duduk di kursi taman dengan masing-masing dari mereka memegang cup minuman."Aku tidak bertanya apa pun pada Arley."Jelas saja dia tidak bertanya, otaknya sudah teralihkan dengan kejadian setelah dia mabuk."Biar aku yang tanyakan pada Flo, aku akan menghubungi sekarang," kata Elea, segera meraih pons
Arley berpamitan pada Alexa untuk urusan pekerjaan di California. Kali ini lelaki itu pergi bersama Alvin. Ada beberapa meeting penting bersama klien di sana."Berapa hari di sana?" tanya Alexa."Tidak lama, Baby. Aku hanya menginap satu malam di hotel dan mengambil penerbangan pagi sekali untuk kembali ke NYC," jawab Arley.Rasanya Alexa sangat berat untuk berjauhan dengan Arley. "Aku pasti merindukanmu.""Mau peluk?" tanya Arley.Alexa mengangguk dan Arley pun segera membawa wanita itu dalam dekapannya. Mereka leluasa berpelukan karena berada di dalam ruangan Alexa.Alexa memeluk Arley sangat erat, ada kekhawatiran jika harus berjauhan dengan Arley. Khawatir akan terulang seperti saat di Hudson bersama Rihanna."Apa yang kamu pikirkan? Aku hanya satu malam di sana," kata Arley. Dia sudah menyadari perubahan yang terjadi pada sang kekasih."Kamu tidak akan menghianatiku, kan?" tanya Alexa.Arley mengacak rambut Alexa karena gemas. "Jangan berpikir buruk tentangku seperti itu, aku menc
Alexa berdiri di balkon kamarnya, menunggu panggilan telepon dari sang kekasih. Sebelumnya, Alexa sempat menghubungi Arley lebih dulu. Namun, tak tepat waktu, Arley sedang ada acara makan malam dengan klien."Apa belum selesai, makan malamnya?" gumam Alexa sembari menyentuhkan ponselnya di dagu.Alexa berjalan ke ranjangnya dan menghempaskan bokongnya di sana. Matanya sudah mengantuk, tetapi dia ingin mendengar suara Arley sebelum dia tidur.Terlihat berlebihan memang, tetapi begitulah keadaannya. Baru berapa jam tak bertemu saja rasanya dia sudah sangat rindu.Ditambah karena keadaan Arley yang jauh, membuat hatinya resah.Alexa membaringkan tubuhnya di ranjang, mungkin dia membutuhkan waktu untuk tidur sejenak sembari menunggu telepon dari sang kekasih.____Alexa terbangun dari tidurnya saat hari sudah pagi dan terkejut kala mengingat Arley tak juga menghubunginya.Buru-buru dia melihat ponsel yang berada di dekatnya dan … ponsel Alexa dalam keadaan mati."Ya, Tuhan. Aku lupa mengi
"Hari ini aku sudah mendapatkan BA untuk promosikan outfit-outfit yang aku desain sendiri," ujar Alexa."Wah selamat ya, Love My Outfit Group semakin sukses aku lihat. Kamu hebat," puji Arley.Alexa tersenyum. "Ini semua berkat kamu, kamu yang lebih hebat. Jika tanpa bantuan kamu, aku mana mungkin bisa seperti sekarang.""Terima kasih, Babe," kata Alexa.Arley menganggukkan kepalanya. "Apa aku hanya mendapatkan ucapan terima kasih?""Loh memangnya aku harus memberikan apa?" tanya Alexa kebingungan.Arley mendekatkan wajahnya pada Alexa dan tatapannya mengunci pandangan milik Alexa agar tak melihat ke arah lain."Aku menginginkan …."Tubuh Alexa rasanya menegang, Arley membuatnya benar-benar sangat panik. Dia takut, Arley akan melakukan hal yang sudah pernah dia lakukan sebelumnya."Aku tidak mau melakukan itu! Aku tidak suka!" Alexa mendorong tubuh Arley.
Seusai pemotretan, Alexa mengenalkan Dayana pada kekasihnya."Dayana, bagaimana apakah Arley yang kita kenal adalah orang yang sama?" tanya Alexa.Dayana tertawa mendengar pertanyaan Alexa. "Sesuai dugaanku, mereka orang yang berbeda. Sudah kukatakan, Arley yang kukenal, dia sangat mencintaiku. Jadi, sangat tidak mungkin dia memiliki kekasih lain," jawab Dayana."Bagus!" Alexa tersenyum lebar begitu pun Dayana."Dayana, kenalkan ini Arley. Dia kekasihku," ucap Alexa.Dayana mengulurkan tangannya, dengan dinginnya Arley menjabat tangan Dayana dan melepaskannya kembali."Maaf, Day. Dia memang seperti ini, tetapi dia sangat baik." Alexa tak nyaman saat Arley menunjukkan sikap dingin dan ketusnya pada Dayana."Tidak apa-apa, aku santai orangnya. Senang bisa mengenalmu, Tuan Arley." Dayana menyunggingkan senyumnya, kemudian pergi meninggalkan Alexa dan Arley yang masih di ruang pemotretan.Arley terlihat tidak nyaman melihat Dayana bersikap demikian."Baby, sepertinya aku harus kembali ke
Arley memasangkan sabuk pengaman pada sang kekasih. Dia merasa sangat bersalah karena semalam mengabaikan panggilan Alexa."Maaf untuk semalam, aku benar-benar tidak bis—""Okay, tidak masalah. Aku maklum kamu pasti sibuk," jawab Alexa sembari tersenyum. Dia harus lebih mengerti dengan Arley yang seorang CEO di perusahaan besar dan pastilah memiliki kesibukan yang sangat padat."Kamu yakin tidak marah?" tanya Arley.Alexa mengusap rahang tegas milik Arley."Kenapa aku harus marah? Memangnya kamu berbohong?" tanya Alexa.Arley tidak menjawab, dia mencubit kecil hidung Alexa, juga mengacak rambut wanita itu."Hei ada apa ini? Aku mau ke kantor, penampilan aku jadi berantakan. Dasar menyebalkan!" gerutu Alexa.Berada di dekat Alexa membuat Arley selalu tersenyum dan bahagia dengan tingkah gadis itu."Kamu senang sekali mencubit dan mengacak rambutku ini. Kamu mau aku terlihat tidak cantik lagi?" tanya Alexa merajuk."Tidak, Baby! Kamu tetap cantik dan akan selalu cantik, meskipun rambutm
Alexa membeku saat melihat Arley dan Ef berada di dalam restoran yang sama dengannya. Lelaki itu mengatakan jika dia ada pembahasan dengan klien, tetapi yang saat ini Alexa lihat, Arley bersama Ef."Apa yang sedang mereka bicarakan di sini?" gumam Alexa.Alexa juga memerhatikan mereka hanya berdua dan tidak ditemani oleh siapa pun."Mungkinkah mereka sudah berbaikan? Jika iya, kenapa wajah mereka sangat tegang?"Wanita itu terkejut saat Arley menarik kerah kemeja Ef, wajahnya terlihat sangat marah dan tidak lama kemudian. Lelaki itu mendaratkan pukulan di rahang.Alexa membekap mulutnya sendiri dia tidak mengerti dengan apa yang kedua lelaki itu perdebatkan, tetapi Arley terlihat begitu marah dengan Ef."Arley!" Dari kejauhan Alexa memanggil sang kekasih.Arley dan Ef menoleh ke arah Alexa dan seketika Arley melepaskan tangannya dari kemeja Ef."Baby, kenapa kamu bisa di sini?" tanya Arley."Aku yang harusnya bertanya, kenapa kamu di sini? Bukankah kamu bilang ada pembahasan penting d
Alexa datang ke mansion Arley membawakan kue yang dibuat oleh Daisy. Wanita paruh baya itu meminta Alexa untuk memberikannya pada Arley."Aku tidak menyangka Mommy akan sebaik ini pada Arley," gumam Alexa sembari berjalan menuju kamar Arley yang berada di lantai teratas.Mansion Arley tak pernah ramai karena hanya dihuni oleh Arley dan satu asisten rumah tangga.Saat sampai di lantai atas, Alexa bingung hendak ke kamar Arley atau ruang kerja lelaki itu, pasalnya pintu ruang kerja Arley sedikit terbuka.Tidak ada salahnya jika Alexa mencoba mencari Arley di ruang kerjanya. Mungkin saja, Arley berada di sana dan tengah bekerja."Babe." Alexa mengetuk pintu ruang kerja.Setelah dua menit Alexa menunggu di depan pintu, akhirnya Arley keluar dari ruang kerja tersebut."Baby, kenapa tidak memberitahuku dahulu jika akan datang?" tanya Arley."Apa kedatanganku mengganggu? Memangnya kamu sedang apa? Boleh aku masuk?" Ale