Share

Part 48 Sebuah Janji 1

Author: Lis Susanawati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

MASIH TENTANGMU

- Sebuah Janji

"Halo, Pa." Gama menjawab telepon dari papanya.

Dadanya selalu saja berdebar setiap kali ia mendapatkan telepon dari keluarga. Cemas jika yang diterimanya adalah kabar buruk tentang Mbah Kakungnya yang sekarang masih terbaring di rumah sakit.

Dokter Angkasa belum mengizinkan untuk pulang. Sebab kondisinya belum stabil. Namun selama Gama beberapa kali ke rumah sakit, dia belum pernah bertemu lagi dengan dokter itu.

"Kamu sudah pulang?"

"Belum, Pa."

"Ada masalah?"

"Nggak ada."

"Bagaimana Dea?"

"Alhamdulillah, dia mau ngasih kesempatan kedua," jawab Gama seraya memandang pada Deandra.

"Syukurlah. Tapi hati-hati dengan Alita. Mereka masih kerja satu kantor, kan? Apa Dea resign saja."

"Nanti akan kami bicarakan, Pa."

"Perempuan itu berbahaya, Ga. Rumahmu sedang diawasi. Ada lelaki yang sering mondar-mandir di jalan depan rumah. Tadi Gandi yang cerita. Anak buahnya beberapa kali lihat lelaki yang sama di sana."

"Aku tahu. Aku sudah lihat rekaman CCTV-nya. Pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Evi Selviah
Ceritanya bagus sy suka,buat sy akan lebih bagus lg klo gak bnyk muter2nya atau membahas kembali hal2 yg sudah dibahas di bab sblmnya, ada bbrp cerita yg gak penting juga diceritakan tp mungkin tujuan penulis utk mengajak pembaca berimajinasi seakan2 melihat yg realnya tp buat sy jd agak membosankan
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
Alita makin parah y. masak iya ngirim orang buat mata matain Gama.
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
enak kan Gama kalaubakur sama Saga jadi ada teman curhat berbagi cerita..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 49 Sebuah Janji 2

    Dulu sampai empat bulan lamanya, dia dan Alita bisa menutupi hubungan dari Dea. Gama yakin, sekarang ini dia juga bisa menyembunyikan hubungannya dengan Dea dari Alita.Hanya saja dulu Dea memang tidak mencari tahu tentangnya. Berbeda dengan Alita yang sengaja memata-matai dirinya."Kata istriku, Alita kemarin malam makan di kafe bersama sepupunya.""Masih sering ke sini?""Mungkin tujuannya bukan hanya makan. Pasti ada hal lain yang ingin ia ketahui. Tapi aku sudah pesan ke Melati, kalau tidak perlu mendekati bahkan sampai bicara panjang lebar dengan Alita.""Papa dan mamanya Lita masih di sini?""Mamanya saja yang masih tinggal. Papanya sudah kembali ke Surabaya.""Sebenarnya rumit juga kalau kita melaporkan ancamannya Lita. Sebab dia sekarang diam tanpa tindakan. Yang bekerja hanya orang-orang suruhannya saja.""Gampang, kalau dia mulai bertindak macem-macem. Ancam balik saja. Bilang kita bisa melaporkannya ke pihak berwajib. Kayaknya dia akan mengamuk setelah tahu kamu rujuk denga

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 50 Rujuk 1

    MASIH TENTANGMU- RujukLangit cerah sore itu. Awan putih bak gumpalan kapas berarak di langit yang biru bersih. Pemandangan yang langka disaat musim penghujan begini. Hampir sebulan tiap sore pasti hujan, meski hanya sebentar."Han, aku temui dokter Angkasa sebentar." Dea menepuk bahu sahabatnya saat mereka sampai parkiran mobil."Dea, kamu harus ingat kamu siapa sekarang ini. Jangan sampai Gama tahu terus ngamuk sama kamu." Dengan suara lirih, Hani mengingatkan sahabatnya."Aku nggak enak saja sama dokter Angkasa. Dia udah nungguin sejak tadi.""Tapi nggak usah lama-lama. Kasihan kalau dia masih berharap padamu, sedangkan kamu sudah memutuskan untuk kembali pada Gama.""Aku ngerti." Dea mengangguk. Hubungan yang terancam itu memang tidak bisa diceritakan pada siapapun. Untuk memberitahu dokter Angkasa juga tidak mungkin. Khawatir kalau bocor ke orang lain. Akhirnya sampai juga ke Alita. Sebab gadis itu tengah gencar-gencarnya sibuk mencari tahu.Tadi siang Gama mengirimkan pesan. Le

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 51 Rujuk 2

    [Maaf, Dok. Terima kasih untuk buket bunga dan bingkisannya. Tapi sebagai seorang teman, ini terlalu istimewa untuk saya.]Dipandangnya deretan kata-kata yang dikirim Deandra. [Nggak apa-apa. Antik bilang suka cokelat. Jadi aku belikan cokelat untuk kalian berdua.] Terkirim. Tidak lama sebuah balasan singkat terbaca olehnya.[Terima kasih, Dok.][Sama-sama, Dea.]Setelah membalas pesan, Dokter Angkasa menyimpan kembali ponselnya, kemudian menyalakan mesin mobil dan meninggalkan halaman klinik. Sementara Dea yang duduk di ranjangnya masih termenung menatap layar ponsel. Dia tidak boleh memberikan harapan. Tapi bagaimana ia akan menjelaskan. Menjabarkan semuanya juga jelas tidak mungkin. Jika diberitahu sekilas kalau dia rujuk dengan Gama, khawatir juga jika sampai pada Alita. Bukankah gadis itu juga sering mengantarkan neneknya ke rumah sakit untuk check up kesehatan.Suara ketukan di pintu kamar membuat Dea beranjak untuk membukanya. Mbak Sri sudah berdiri di sana. "Mbak Dea, disuru

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 52 Nervous 1

    MASIH TENTANGMU- NervousKeluarga Pak Dedy bernapas lega setelah melihat kendaraan siapa yang memasuki halaman rumahnya. Mempelai lelaki yang tengah ditunggu dan membuat mereka khawatir telah sampai meski terlambat. Bukan takut Gama akan melarikan diri, jelas itu tidak mungkin. Sekalipun dulu Gama seperti apa, tapi laki-laki itu tidak mungkin bertindak sepengecut itu.Mereka hanya cemas jika diam-diam Alita telah tahu semuanya dan menggagalkan acara.Tangan Dea berkeringat meski AC di ruang tamu menyala. Nervous. Padahal ini bukan pernikahan yang pertama kalinya. Menikah pun masih dengan pria yang sama. Bahkan mereka juga sering bertemu dan mengajak anak jalan bersama. Namun pagi ini tidak bisa dipungkiri, degup jantungnya tak berpacu seperti biasa.Gemuruh makin menderu saat ia bersitatap dengan pria tegap yang memakai jas warna hitam dan kemeja warna biru muda sebagai dalamannya, muncul di pintu. Gama juga terkesima menatap Dea yang sangat cantik pagi itu. Di mata Gama, Dea tidak b

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 53 Nervous 2

    "Aku sudah memikirkan tentang hal itu. Tapi sekolahannya Antik sangat ketat. Kalau bukan family yang menjemput, nggak akan diizinkan masuk. Setiap jam pulang sekolah, papa mertua sudah standby di sana. Kalau pulang awal selalu ada pemberitahuan lewat WAG.""O, syukurlah. Tapi mesti hati-hati.""Jujur saja, aku lebih khawatir pada Dea. Tapi kalau Dea tiba-tiba berhenti kerja malah membuatnya curiga.""Terus mau sampai kapan kamu sembunyikan? Apa kalian tetap tinggal berasingan? Padahal kamu dan Dea udah jadi suami istri.""Dua atau tiga minggu lagi kami baru bisa isbat nikah di KUA. Semua surat-surat dan pendaftaran baru bisa diajukan hari Selasa nanti. Senin ini masih cuti bersama. Untuk sementara kami tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Yang penting aku udah nikahin Dea.""Takut diserobot sama dokter itu?"Gama tersenyum. Jelas saja iya. Dokter itu merupakan rival yang tidak boleh dianggap enteng. Namun Gama meminta kakak iparnya, Astrid, agar menyimpan rahasia ini dulu. Jangan

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 54 Malam di Malang 1

    MASIH TENTANGMU- Malam di Malang Dea membalas senyum suaminya saat keduanya saling pandang. Gama mengangkat tubuh istrinya dan di dudukkan di atas meja rias. Baru sebentar juga mengecup bibir, suara Antika yang memanggil dari luar mengalihkan perhatian pengantin baru."Mama!""Ada Antik, Mas." Dea mendorong pelan tubuh suaminya. Ia turun dan membenahi bajunya.Gama melangkah untuk membuka pintu. Di depannya berdiri bidadari kecil yang tersenyum penuh cinta. "Papa, kok di sini?" tanyanya polos."Iya, Sayang. Memangnya kenapa?" Gama berjongkok di depan putrinya sambil memegang kedua lengan Antika."Biasanya Papa kan langsung pulang?""Mulai sekarang, sesekali papa akan tidur di sini. Bersama mama dan Antik. Boleh?"Mata bening gadis kecil itu tampak membulat dan berbinar-binar. Senyum menghiasi bibir mungilnya. "Boleh. Antik bisa seperti teman-teman Antik yang tinggal bersama papa dan mamanya, 'kan?"Gama mengangguk. Kemudian menggendong sang anak dan membawanya masuk ke dalam setelah

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 55 Malam di Malang 2

    "Terima kasih, sudah memberiku kesempatan kedua. Aku janji akan berusaha menjadi suami dan ayah yang lebih baik!"Sekali lagi senyum merekah terbit di bibir Dea. "Andai kita berpisah karena Mas selingkuh, aku nggak akan memberikan kesempatan lagi.""Sudah kubilang kan, kalau aku nggak pernah selingkuh selama ini."Dea tersenyum. Kemudian hendak membawa baju gantinya ke kamar mandi. Namun tangan Gama meraih lengannya. "Mau ke mana? Ganti di sini saja.""Aku mau sekalian cuci muka. Mas, turun dulu saja. Nanti mereka kelamaan menunggu kita." Ah, hanya alasan Dea saja. Padahal tadi sudah mandi juga. Sejak dulu, Dea memang malu berganti pakaian dihadapan suaminya. Kecuali memang terpaksa karena buru-buru.Gama mengambil kaus yang telah disiapkan Dea di atas tempat tidur. Tepat setelah berganti baju, ponselnya berdenting. Ada pesan masuk dari Alita. Seperti biasa, Gama hanya membaca isi tulisan itu dari layar notifikasi.[Ingat ya, Mas. Dengan siapapun kamu akan menikah. Akan kukacaukan pe

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 56 Romansa 1

    MASIH TENTANGMU- Romansa Gerimis yang turun malam itu menambah syahdu suasana. Menjadi melodi yang mengiringi sepansang kekasih yang tengah kasmaran.Menjadi malam istimewa untuk mengawali kehidupan baru mereka. Setelah badai panjang menerpa dan membuat karam bahtera selama 48 purnama. Gama menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua. Mengelap peluhnya yang menetes di wajah Deandra dan menyelipkan rambut di belakang telinga. Memberikan lengannya sebagai bantal. Deandra yang tampak lelah, tersenyum memandang sang suami kemudian memejam. ***L***Sayup-sayup suara kicau burung di luar kamar membangunkan Dea. Rasanya baru saja memejam dan masih ingin tidur lagi, tapi keburu hari sudah pagi. Gama tidak ada di sampingnya. Ke mana dia? Dea menoleh pada jendela yang masih tertutup rapat. Kemudian meraih ponsel untuk melihat sudah pukul berapa sekarang. Setengah lima pagi.Dea segera menyibak selimut, kemudian berjingkat masuk kamar mandi. Kenapa ia tidak dibangunkan? Tubuhnya tet

Latest chapter

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 145 Hidup Baru 2

    Paginya, Alita berkemas-kemas dibantu oleh Naufal. Sesekali mereka saling pandang dan melempar senyum. Rambut Alita terurai sebawah bahu dan masih setengah basah."Akhir pekan ini, kita lihat rumah di Grand Permata," kata Naufal menghampiri istrinya dan membantu mengunci travel bag."Kamu sudah tahu Grand Permata, kan?""Iya, aku pernah lewat sana.""Kamu suka nggak tempat itu?""Suka.""Ada juga di Singosari Residen. Tapi kejauhan kalau ke kantor. Di sana pemandangannya juga menarik. Bagaimana?""Aku ngikut saja. Mana yang terbaik buat kita.""Oke. Nanti kita lihat dua-duanya. Jadi kamu bisa membuat pilihan. Kalau di Singosari Residen memang lebih tenang tempatnya. Adem karena di kelilingi perbukitan. Cuman agak jauh dari kantor. Sebelum mendapatkan rumah, kita tinggal di kosanku sambil cari kontrakan rumah untuk sementara.""Ya." Alita tersenyum. Kemudian mengecek laci, memperhatikan gantungan baju, dan masuk ke kamar mandi untuk memastikan tidak ada barang mereka yang tertinggal.T

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 144 Hidup Baru 1

    MASIH TENTANGMU- Hidup BaruJam dua ketika tamu sudah mulai senggang. Alita menghampiri Dea dan Melati yang duduk ngobrol, terpisah dari rombongan Pak Norman."Makasih banget kalian menyempatkan datang dari Jogja ke Surabaya," ucapnya sambil duduk di kursi depan dua wanita itu. Agak susah duduk karena memakai jarik yang sangat sempit. Makanya Dea membantu memegangi tangan Alita agar tidak terjengkang."Sama-sama," jawab Dea dan Melati hampir bersamaan."Setelah ini kamu dan suamimu tinggal di Malang?" tanya Melati."Iya. Kami berdua kerja di sana.""Kamu sudah lama pulang ke Surabaya?" tanya Melati lagi Dijawab anggukan kepala oleh Alita. Melati malah tidak tahu banyak tentang Alita, semenjak pakdhenya Alita masuk penjara. Apalagi setelah putus pertunangan dari Gama, Alita tidak pernah lagi datang ke kafenya. Dea sendiri tidak pernah membahas pertemuannya dengan Alita pada siapa-siapa. Kecuali pada sang suami, itu pun baru seminggu yang lalu. "Bentar aku mau ke toilet," pamit Melat

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 143 The Wedding 2

    Jogjakarta, dua minggu kemudian."Undangan dari siapa, Mas?" Dea meraih undangan yang baru diletakkan oleh Gama di hadapannya. Dia membaca nama yang tertera. Tidak ada foto calon pengantin dalam undangan itu."Dari Alita?" Dea kaget. "Ya. Saga yang ngasih tadi. Seminggu lagi Lita nikah di Surabaya. Kata Saga, Naufal itu teman kuliah mereka dulu.""Calonnya dari Surabaya juga?"Gama mengangguk, tapi dia heran melihat wajah sang istri tampak bingung dan berulang kali memperhatikan undangan mewah kombinasi warna putih dan kuning keemasan di tangannya. "Sayang, kenapa?"Dea meletakkan undangan di atas meja riasnya."Mas, waktu aku hamil delapan bulan dan tinggal di apartemen. Sebenarnya aku bertemu dengan Alita yang tinggal di apartemen itu juga."Ganti Gama yang terkejut. "Beneran?"Dea mengangguk."Kenapa nggak cerita sama mas?""Karena Mas pasti langsung mengajakku pindah dan nggak boleh lagi bertemu dengan Lita. Waktu itu dia sudah berubah baik. Dia minta maaf padaku sambil nangis.

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 142 The Wedding 1

    MASIH TENTANGMU- The Wedding Pagi yang cerah, suasana yang indah. Rumah Pak Handoyo begitu meriah. Senyum suami istri itu sangat sumringah. Menyambut tamu dari keluarga Naufal dan dari beberapa kerabat mereka sendiri yang di undang ke rumah. Tak ada yang ditutupi lagi kalau pernikahan Alita dengan Tony sudah selesai empat bulan yang lalu.Mereka mengerti dan tidak pernah bertanya secara detail.Tentang keguguran itu pun kerabat tidak ada yang tahu. ART saja yang tahu, tapi mereka juga tutup mulut. Tidak ada yang jadi 'lambe turah'. Sebab sadar karena di sana hanya bekerja dan digaji tidak murah. Pak Handoyo dan Bu Lany juga sangat baik sebagai majikan.Alita memakai gamis warna khaki dengan hiasan bordir di bagian kerah dan kancing depan. Memakai jilbab polos warna senada. Naufal memakai kemeja warna abu-abu. Acara dadakan yang membuat mereka tidak sempat menyelaraskan outfit untuk lamaran. Juga tidak ada backdrop. Namun tidak mengurangi kegembiraan hari itu.Orang tua Alita dan ke

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 141 Janji yang Ditepati 2

    Pagi-pagi sekali Gama bersama keluarganya sudah sampai di rumah Pak Norman. Ia juga sudah check out dari vila. Pagi ini bersama keluarga kecil Saga, mereka akan kembali ke Jogja. Liburan telah selesai dan besok waktunya kembali ke kantor.Pak Norman menciumi bocah-bocah satu per satu. Alangkah bahagianya. Di hari tua bisa memiliki cucu sebanyak itu. Termasuk anak-anak Gama direngkuh tak ubahnya seperti cucu sendiri. Gama adalah bagian dari Ariani. Perempuan yang memiliki tempat tersendiri di hatinya.Bu Rista dan Kartini juga menyempatkan menggendong si kembar yang sangat lucu. Juga si bayi Akhandra yang mencuri perhatiannya. Tiga hari ini menjadi momen yang sangat indah. Mereka berkumpul bersama dan membuat rumah besarnya sangat ramai."Kami pamit, Om, Tante." Gama mencium tangan Pak Norman dan Bu Rista. Diikuti oleh Dea. Juga berpamitan pada Akbar dan Tini.Saga dan Melati melakukan hal yang sama. Hingga mereka berpisah di halaman rumah. Dua mobil meninggalkan pekarangan disertai la

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 140 Janji yang Ditepati 1

    MASIH TENTANGMU- Janji yang Ditepati"Itu Saga." Naufal melihat teman lamanya."Iya. Tapi kita pergi saja." Alita berbalik dan melangkah cepat. Naufal pun menjajari langkahnya. Mereka menuruni eskalator dan Alita tak lagi menoleh ke belakang.Bukan hal mudah bertemu mereka lagi. Mungkin menjauh juga tidak mempengaruhi apapun. Dirinya bukan siapa-siapa dan bisa jadi sudah dilupakan. Justru kalau tiba-tiba ia muncul, mungkin akan merusak suasana. Sebab di sana pun juga ada Akbar bersama istrinya. Mereka sedang bahagia menikmati kebersamaan.Rupanya Gama juga membawa istri dan anaknya menyambut pergantian tahun di Malang. Keluarga Saga tinggal di Lawang. Mungkin mereka tadi tengah jalan-jalan. Kenapa bumi ini terasa sempit."Kita keluar saja dari Trans*art kalau gitu." Naufal memutuskan karena melihat Alita yang tidak nyaman dan terlihat cemas.Ia bisa memahaminya. Tentu bertemu mereka lagi adalah sesuatu yang tidak mudah setelah banyak peristiwa tertoreh dalam hubungan mereka."Kita m

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 139 Serius 2

    Naufal dan Alita lantas makan tanpa percakapan. Makan dengan cepat agar sampai pantai tidak kesiangan. Butuh waktu dua jam untuk sampai di Balaikambang.Alita yang menghindari banyak orang dalam waktu empat bulan ini. Namun terasa nyaman saat bepergian bersama Naufal. Sebenarnya dialah teman laki-laki yang bisa diajak ngobrol enak sejak dulu. Sosok yang bisa dipercaya. Saking percayanya sampai mereka melakukan one night stand.Bromo. Sebenarnya di bulan Desember dan awal Januari begini, Bromo sedang indah-indahnya. Savana dengan rerumputan yang menghijau karena terguyur hujan, setelah kekeringan selama musim kemarau. Mereka melanjutkan perjalanan tanpa banyak percakapan. Sesekali mengulas apa yang dilihatnya di sepanjang perjalanan. Tentunya pemandangan yang menyejukkan mata.Dua jam kemudian mereka sudah menyusuri pantai dengan pesona pasir putih dan pemandangan air laut yang kebiruan. Suasana teduh karena mendung memayungi angkasa, meski hari sudah siang.Tahun baru, pengunjung mem

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 138 Serius 1

    MASIH TENTANGMU- 71 Serius Alita belum bisa tidur meski sudah jam sebelas malam. Sebentar lagi pergantian tahun. Sejam lagi sudah tahun yang berbeda. Namun kehidupannya masih tetap sama.Ia ingat Naufal. Tidak mengira saja, ia bertemu lagi dengan Naufal di kota ini.Memang bisa saja mereka bertemu, karena sama-sama berasal dari Surabaya. Namun statusnya yang masih single membuat Alita seakan tak percaya. Apa sekali saja dia tidak pernah pacaran?Dan kata-kata Naufal tadi masih diingatnya. Laki-laki itu merasa sangat bersalah terhadap apa yang telah mereka lakukan dulu. Tidak hanya merasa bersalah, tapi juga ingin bertanggungjawab. Bertanggungjawab seperti apa? Hendak menikahinya? Padahal dirinya terlalu kotor. Memang Naufal yang pertama kali mengambil segalanya. Tapi bukan alasan itu yang membuat Alita tetap sendiri sampai saat ini. Naufal belum tahu sejahat apa dirinya selama sebelas tahun.Wanita melamun lalu menoleh saat ponselnya di nakas berpendar. Siapa yang menelpon malam-ma

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 137 Laki-laki Itu 2

    Alita tersenyum getir. Naufal tidak tahu apa-apa tentang dirinya. Memang di biodata itu tertulis belum menikah, padahal dirinya sudah janda. Sebab mau mengganti identitas, dia tidak punya akta perceraian."Kamu sudah menikah? Aku khawatir kalau sedang jalan sama suami orang." Alita memberanikan diri untuk bertanya.Naufal dengan cepat menggeleng. "Nggak usah khawatir. Kamu duduk dengan laki-laki yang masih jomblo." Senyum mengakhiri ucapannya.Di usia tiga puluh empat tahun, Naufal juga masih belum menikah? Dia bukan lelaki kurang pergaulan, bukan pria buruk rupa, karirnya juga mentereng. Tapi belum menikah."Kenapa belum nikah?" Alita mulai enjoy. Dulu pun mereka adalah sahabat yang sangat akrab dan biasa ngobrol tentang apapun."Kamu juga belum menikah? Kenapa?"Alita tersenyum getir."Karena perbuatanku waktu itu?" tanya Naufal dengan wajah sendu. Ada sesal dan rasa bersalah tampak di sana. Meski harus membongkar kisah lama, tapi ia mesti mengutarakannya. Sebab ia menyesalinya hing

DMCA.com Protection Status