Share

Bab 100

Penulis: Sherra Bee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 22:03:53

Langkah Arhan begitu gontai menuruni tangga. Laki-laki itu baru keluar kamar pada sore hari setelah perutnya sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Dirinya pun merasa lemas karena tak mendapatkan balasan apapun dari sang istri setelah dengan tanpa malu mengirimkan foto yang sudah ia ambil secara mengenaskan. Berharap istrinya mau pulang karena melihat keadaan dirinya.

“Namira masih belum pulang, Bi?” tanya Arhan seraya menarik kursi meja makan. Meskipun tahu bahwa jawabannya belum, ia tetap menanyakan hal itu kepada wanita paruh baya yang saat ini segera menghangatkan bubur sesuai permintaan Namira sebelumnya.

Arhan menuangkan air pada gelas, kemudian meneguknya dengan rakus hingga habis dan diulangi hampir tiga kali. Cairan di tubuh laki-laki itu sepertinya terkuras oleh air mata serta lelah menunggu kepulangan sang istri yang belum pasti kapan dan tengah berada di mana.

Kepala laki-laki itu lantas jatuh di atas meja dengan mengenaskan dalam posisi menyamping, menatap kosong pintu yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 101

    Meskipun tidak tahu di mana tepatnya Namira berada, Arhan sangat lega mengetahui jika Bi Ida ada di pihak wanita itu. Setidaknya sang istri tak benar-benar kabur berdua saja bersama Elio, apalagi ke tempat yang tidak ada siapapun yang mereka kenal. Disaat Arhan sudah mulai bisa kembali tenang atas kabar sang istri yang baik-baik saja. Di sisi lain, Namira justru gusar karena informasi yang wanita itu dapatkan dari Iyan. Pasalnya tak ada siapapun yang bisa ia tanyai tentang apa yang dibicarakan oleh Arhan dan Raya. Mantan kekasihnya itu hanya mengirimkan foto saja, tidak beserta video yang memuat percakapan keduanya. Namira menggigiti bibirnya berulang kali. Pilihannya antara bertanya langsung pada Iyan, barang kali laki-laki itu mengetahui sesuatu, atau memilih opsi lain yaitu dengan cara mengabaikan pesan itu sampai Arhan yang mengatakannya sendiri. Namun mengingat keadaan rumah tangganya saat ini bersama Arhan, Namira jadi tak yakin akan mendapatkan jawaban itu dalam waktu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 102

    Keesokan harinya pada pagi hari, Arhan bersiap-siap untuk bekerja seperti biasa. Laki-laki itu ingin menunjukkan kepada Namira jika ia akan berusaha untuk mandiri. Semoga ini bukan disalahartikan dengan persiapan hidup sendiri tanpa wanita itu. Namun sebagai bentuk bahwa ke depannya ia tidak akan menyusahkan sang istri dengan hal-hal yang bisa ia lakukan sendiri.Seperti dasi yang melingkar di lehernya saat ini yang dibiarkan menjuntai begitu saja tanpa tersimpul rapi sesuai dengan yang biasa Namira lakukan. Kelihaian tangannya dalam membentuk kain panjang itu sudah tak sebagus dulu. Setelah memiliki istri, ia jadi tidak pernah melakukannya sebab wanita itu yang akan dengan senang hati memenuhi segala kebutuhannya meskipun sembari bersungut-sungut karena waktu memasak atau kegiatan lain yang tengah istrinya lakukan jadi terhambat.Mengingat semua rutinitas paginya bersama Namira, membuat hati laki-laki itu kembali merasa bersalah. Mungkin saat ini ia terlihat acuh tak acuh. Namun jauh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 103

    Kabar tentang kabur Namira nyatanya sampai ke telinga Raya. Wanita itu mendapatkan informasinya tentu saja dari Iyan yang masih bersikeras mencari tahu apapun mengenai rumah tangga sang mantan kekasih.Berawal dari bolos kerjanya Arhan kemarin, seseorang yang Iyan jadikan mata-mata di tempat kerja suami Namira itu memberitahu dirinya. Lantas dengan mengantongi kabar tersebut, laki-laki itu mengulik alasan di balik tindakan sang mantan kekasih terhadap suaminya.Sejak Iyan mengusulkan untuk bekerja sama memisahkan Arhan dan Namira, Raya tidak begitu setuju dengan ide itu. Dampak dari kejadian yang wanita itu lakukan terhadap ayahnya Nima saja sudah cukup membuatnya terpuruk sebab semua yang ia miliki saat itu hilang seketika, dengan kata lain ia dibuang dari segala sisi.Namun setelah melihat kemesraan Arhan dan istrinya saat di Bandung, membuat Raya menginginkan hal yang sama serta dari orang yang sama pula. Sejak saat itu ia jadi memikirkan hal yang serupa dengan Iyan. Wanita itu jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 104

    Arhan berangkat kerja dengan perasaan yang campur aduk. Di kursi belakang ia menatapi kotak bekal dari Namira yang di berikan oleh Bi Ida sembari berlari tergopoh-gopoh supaya sempat memberikan kepadanya. Pikirannya melayang pada makanan yang sudah mendarat di perutnya yang pagi tadi keroncongan.Saat itu perasaannya begitu senang sekedar membaca pesan singkat yang ditulis di kertas kecil yang ditempel di bagian luar plastik. Namun sekarang ia jadi tak yakin jika makanan itu aman untuk dirinya. Tiba-tiba pikirannya berkelana ke segala kemungkinan buruk yang akan terjadi padanya.Bagaimana kalau makanan tadi sudah di beri racun?Sekilas pertanyaan itu menghampiri perasaannya yang tengah gundah, tapi jika memang begitu kenapa ia tidak merasakan dampak apa-apa. Apa racunnya belum bereaksi?Arhan larut dalam pikirannya sendiri sejak dari berangkat hingga saat ini duduk di ruangan kerjanya. Bahkan ketukan pintu yang dilakukan hampir lima kali itu ia abaikan. Laki-laki itu tersadar kala pon

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 105

    Berbekal informasi dari Bianca tentang Andri yang mengumbar kondisi rumah tangganya pada orang lain yang tidak diketahui identitasnya, Arhan mulai beraksi mencari tahu kebenaran dari ucapan sang sekretaris serta mencoba mencari petunjuk, barang kali ia menemukan sesuatu mengenai seseorang yang menjadi lawan bicara Andri di telepon.Ponsel yang semula menjadi fokus utamanya ia simpan, lantas beralih pada komputer di depan. Gerakan tangan dan ketukan jari pada mouse begitu lincah, memamerkan kelihaian tangannya entah pada siapa.Arhan membuka kembali rekaman CCTV saat Iyan datang ke kantornya untuk mencari Namira, berharap dari sana ia bisa menemukan sesuatu. Perasaannya mengatakan jika Andri bertukar informasi dengan mantan kekasih istrinya setelah mendengar apa yang Bianca ucapkan.Mata tajam Arhan memperhatikan setiap gerak-gerik Iyan yang tampak biasa saja. Tidak ada yang mencurigakan sama sekali dalam rekaman di layar komputernya. Namun untuk meyakinkan dirinya sekali lagi, laki-la

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 106

    Namira membuang napas lelah setelah selesai berbicara dengan Pak Ato yang akhirnya mau mengutarakan alasan menghilangnya saat itu melalui sambungan telepon, jadi ia tidak perlu bersusah payah kembali ke Bandung lagi dalam keadaan rumah tangganya saja sedang tidak baik-baik saja.Alasan yang diberikan Pak Ato benar-benar membuatnya tercengang tentang keadaan kost miliknya. Laki-laki paruh baya itu menyampaikan kalau itu ulah anaknya yang mengamuk, jadi semua tanaman dalam pot hancur. Bunga-bunga cantik yang ditanam mendiang ibunya pun habis dicabut brutal oleh sang anak.Lantas alasan lainnya adalah Pak Ato tidak mampu untuk mengganti itu semua. Gaji yang laki-laki itu dapatkan dari bekerja sebagai pengganti dirinya untuk merawat kost hanya sampai pada alokasi kebutuhan sehari-hari.Namira paham dengan keadaan Pak Ato, tapi kenapa harus sampai bersembunyi? Seingat dirinya selama ini ia tak pernah memberatkan posisi laki-laki paruh baya itu. Jika disampaikan dengan benar, ia pun tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 107

    Di sore hari, Bi Ida pulang seperti biasanya sembari menenteng satu kresek mangga yang dibelinya ketika dalam perjalanan. Banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk memilih beberapa mangga yang paling bagus dan manis. Pantat mangga itu dicium untuk mengidentifikasi kematangan meskipun tak selalu mendapatkan yang diinginkan. Rasa masamnya terkadang masih tersisa, padahal aroma harumnya sudah menguar menusuk hidung. Ini hanya soal keberuntungan saja.Tanpa perlu mengetuk, Bi Ida masuk dengan menekan gagang pintu supaya benda besar yang melebihi tingginya itu terbuka. Pandangannya menyapu ke seisi rumah demi mencari sosok wanita yang kini tinggal di rumahnya untuk sementara waktu sampai aksi kabur dari suaminya berakhir.Langkah wanita paruh baya itu menuju dapur terlebih dahulu untuk menyimpan kresek berisi mangga yang sebelumnya ia beli. Lantas beralih ke kamar untuk menyimpan tas yang selalu ia bawa ketika pergi bekerja.Bi Ida cukup heran karena belum menemukan Namira di rumahnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 108

    Wajah Arhan terpampang merah padam disertai tatapan tajam yang seolah akan melubangi apa saja yang tengah dilihat olehnya saat ini. Bahkan gigi-giginya terdengar bergemeletuk saling menekan menahan amarah. Tak lupa dadanya pun naik turun, ia kesulitan mengatur emosinya yang datang secara tiba-tiba.Genggaman pada ponsel yang semula biasa saja kini mengerat hingga ujung jari-jarinya memutih, melampiaskan amarah yang seketika menggumpal besar di dalam hati. Laki-laki itu siap meledak kapan saja.Larangan darinya untuk tidak membalas pesan dari Iyan terucap beberapa jam yang lalu, pada saat pagi menjelang tengah hari. Dan saat ini masih di hari yang sama. Bahkan malam pun belum datang, tapi bisa-bisanya wanita itu melupakan ucapannya. “Sebenarnya Namira paham tidak, sih, kalau aku larang buat bales, itu artinya bertemu juga tidak boleh?” tanya Arhan entah pada siapa sebab sekarang ini ia hanya seorang diri di ruangannya atau mungkin di gedung yang ia miliki. Jam pulang kerja sudah lewat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27

Bab terbaru

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 147

    Entah pada kata yang mana, hati Iyan melembut sejenak mendengar permintaan maaf dari Raya. Namun tak lama ia kembali mengamuk. Dalam kesadarannya mendadak tak terima jika ia mengampuni wanita itu dengan mudah. Padahal ini sudah berlangsung bertahun-tahun.Iyan berteriak. Menepis tangan Arhan yang mencoba menahan untuk tak kembali menerjang Raya. Laki-laki itu berlalu pergi keluar sampai membuat Namira melongo dan meminta suaminya untuk mengejar sebab masalah mereka belum selesai. Rencana ini harus tetap berjalan bagaimana pun caranya.Saat Namira tengah meminta suaminya untuk melakukan sesuatu, Iyan kembali masuk dengan cara berjalan mundur. Di depannya ada dua orang bertubuh kekar yang menghadang langkah laki-laki itu yang akan meninggalkan villa.“Apa maksudnya ini?” tanya Iyan pada Arhan yang menyunggingkan senyum. Kini tubuhnya sudah sepenuhnya berbalik dan dua orang tak dikenal itu berdiri di belakangnya.Arhan memasukkan dua tangannya pada saku celana. “Siapa yang izinin kamu pe

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 146

    Iyan refleks berdiri. Ia menghadang Arhan yang berjalan mendekat ke arah mereka seorang diri. Laki-laki itu tahu alasan Namira kabur karena sang suami yang berselingkuh sehingga membuat wanita itu memilih pergi. Ia mencoba melindungi mantan kekasihnya dari suaminya, takut-takut akan menarik pulang dengan paksa apalagi melihat tengah bersama dengan dirinya.Mata kedua laki-laki itu bertemu, saling memandang dengan tatapan sengit penuh pertarungan lewat sorot yang tajam. Langkah Arhan begitu tegas, tapi tak membuat Iyan ciut hanya karena hal itu. Laki-laki itu justru semakin mengepalkan tangan yang terentang, menyembunyikan Namira beserta anaknya di balik punggung. “Kamu diem di situ aja. Biar aku yang hadapi dia.”Andai Namira tengah berada dalam huru-hara rumah tangga yang sebenarnya atau kejadian saat ini sesuai dengan yang Iyan pikirkan, sudah pasti ia terbuai dengan apa yang mantan kekasihnya itu lakukan.Sikap Iyan benar-benar mencerminkan seorang laki-laki pelindung, yang kebanya

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 145

    Karena tiba-tiba ada rencana yang harus dirubah sebab keberadaan Iyan yang tak di sangka-sangka ternyata ada di hotel yang sama dengan Namira. Wanita itu dengan spontan menjalankan rencana di luar yang sudah disepakati.Namira pikir, mengoptimalkan rencana untuk menggaet Iyan tanpa meninggalkan curiga adalah usaha untuk membuat laki-laki itu tetap ada dalam jangkauannya. Itu sebabnya ia meminta tolong pada sang mantan kekasih untuk mengantar dirinya ke villa.Semula Namira merasa bangga akan hal itu, tapi ternyata malah menjadi boomerang untuknya sampai semalaman terpikirkan beberapa kemungkinan buruk yang akan menimpa dirinya dan sang anak.Beruntung semalam Pak Marwan sudah mendapatkan kunci dari sang pemilik villa, jadi pagi ini Namira tinggal menempatinya saja tanpa dicurigai oleh Iyan.Sesampainya mereka di villa. Iyan dengan sigap membantu menurunkan barang-barang milik Namira. Dua tas jinjing di kedua tangannya bukanlah sesuatu yang merepotkan, beratnya saja tak terasa menurut

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 144

    Akhirnya mereka sampai pada hari di mana akan membungkam dan membuat Iyan dan Raya tak bisa berkutik lagi. Namira berharap semuanya berjalan lancar hari ini supaya bisa fokus pada hal lain yang tak kalah penting.Karena nyatanya masalah yang menimpa rumah tangganya bisa berpengaruh besar ke segala hal dalam hidup mereka, tak terkecuali dampak utamanya adalah hubungannya dengan Arhan.Berbicara tentang hari ini, semalam Namira sudah memberitahu Arhan semuanya mengenai pertemuan tak sengajanya dengan Iyan. Memang ia tak tahu apa yang sebenarnya mantan kekasihnya itu lakukan di Bandung.Namun mengingat laki-laki itu memang asli orang Bandung dan orang tuanya yang baru ia ketahui ternyata Pak Ato juga ada di kota yang sama dengannya saat ini. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau salah satunya urusan Iyan adalah mengunjungi ayahnya.Jika diperkenankan untuk berpikir lebih luas lagi. Sebenarnya ada yang mengganggu pikiran Namira tentang keberadaan Iyan yang katanya baru sampai kemarin. Apa

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 143

    Sesampainya di lobi hotel, Namira menghampiri resepsionis terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pesanannya yang dilakukan melalui sebuah aplikasi yang bekerja sama dengan hotel tersebut.Namira tidak langsung pergi untuk beristirahat dengan nyaman, ia memilih untuk duduk sebentar di lobi hotel sembari menunggu Pak Marwan selesai mengangkut semua barang bawaan mereka.Dalam beberapa detik mata Namira menangkap sosok laki-laki yang sebelumnya tidak ia ketahui keberadaannya. Bahkan ia sempat kebingungan untuk membuat sang mantan kekasih untuk mau menemuinya, tapi Tuhan sepertinya tengah berpihak padanya saat ini.Senyum Namira tersungging senang, lalu ia merapikan penampilannya. Satu tas yang tergeletak tak jauh darinya dengan ukuran sedang dan tidak terlalu berat semakin membuat otaknya bekerja lebih cepat. Semua pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan Iyan sudah memiliki jawaban di kepalanya.Mata mereka bertemu kala Namira mengangkat kepala. Ia bisa melihat bahwa Iyan terkejut dengan

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 142

    “Pak kita ke villa dulu, ya,” ucap Namira yang seketika teringat jika tugas kedua setelah mengecek kondisi rumah orang tuanya adalah mengunjungi penginapan yang sebelumnya mereka sewa untuk melancarkan aksinya besok.Tak ada anggukan atau sesuatu yang menunjukkan kesediaan Pak Marwan dalam menunaikan perintah majikannya itu. Namira sempat mengernyitkan dahi, tapi tak mau ambil pusing. Sudah pasti laki-laki paruh baya itu akan menuruti segala perintahnya saat ini sebab tidak mungkin menunggu persetujuan suaminya dulu.Namun tiba-tiba mobil yang mereka kendarai, Pak Marwan bawa untuk menepi. “Ada apa, Pak?” tanya Namira yang semakin mengernyitkan dahinya. Ia menatap sekeliling, jelas sekali saat ini mereka belum sampai di villa apalagi hotel.Sang sopir itu mengeluarkan ponselnya tanpa berniat mengucapkan apapun kepada Namira yang seketika menjadi marah sebab beranggapan kalau Pak Marwan akan menghubungi suaminya untuk meminta izin membawanya ke villa bukan ke hotel, sesuai yang Arhan u

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 141

    Berbeda dengan Arhan yang sudah melacarkan aksinya sebelum ia benar-benar pergi ke Bandung. Namira justru sama sekali belum melakukan apapun untuk membuat Iyan mau menemuinya besok. Ia baru sampai di rumah orang tuanya. Dugaannya ternyata benar bahwa rumah yang ditinggali oleh orang tuanya sebelum meninggal itu sudah seperti rumah hantu, bangunan terbengkalai dan tak layak huni. Apa yang dikatakan suaminya pun sepenuhnya benar kalau Pak Ato tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, sama seperti masalah kosan yang keadaannya tidak seasri dulu. Namira membuang napas berat, sebelum ia turun untuk mengambil gambar supaya bisa ditunjukkan pada suaminya. Terlebih dahulu ia menghubungi saudara satu-satunya yang ia miliki sebab Bima lah yang menjadikan Pak Ato sebagai penanggung jawab atas bagian luar rumah itu, tapi tak dilakukan dengan benar. Sambungan telepon itu tak kunjung mendapatkan jawaban sampai wanita itu berdecak sebal. "Mana, sih, Kak Bima? Kenapa nggak angkat teleponnya?"

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 140

    Sepeninggal istri dan anak juga Pak Marwan. Laki-laki yang kedapatan pergi besok untuk menyusul Namira kini tengah duduk di meja makan.Lebih tepatnya Arhan mengikuti langkah Bi Ida hingga dapur. Ia duduk di sana sementara wanita paruh baya itu menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda karena kepergian majikannya.Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tak ada yang berniat membuka suara. Apalagi Bi Ida meskipun sudah lama bekerja dengan Arhan, jika di hadapkan dengan laki-laki itu tetap saja bingung mau memulai pembicaraan apa untuk memecah keheningan.Suasana diantara mereka terkesan canggung meskipun Bi Ida saat ini tengah membelakangi majikannya. Arhan pula tak memedulikan apa yang dilakukan pembantunya di sana. Laki-laki itu hanya merasa kesepian setelah kepergian istri beserta anaknya, jadi di sanalah ia sekarang. Mengalihkan kekosongan dengan kehadiran wanita yang sibuk dengan aktivitasnya.Arhan memainkan ponsel sejak tadi. Ia mulai melancarkan aksi untuk membuat Raya

  • Masa Lalu Yang Belum Usai   Bab 139

    “Doain lancar dan selamat sampai tujuan, ya, Mas.”Namira mengutarakan permohonan dari ketakutan sebab akan menempuh perjalanan berjam-jam tanpa didampingi suaminya. Ia hanya akan ditemani oleh Pak Marwan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Tentu ini juga menjadi pengalaman pertama selama menikah. Biasanya kemanapun dan mau sejauh apapun pasti Arhan akan selalu berada di sampingnya untuk menemani dan berbagi tugas atas Elio. Namun kali ini sepertinya ia akan mengendalikan dirinya sendiri sebelum laki-laki itu menyusul ke Bandung.Pelukan Namira semakin lama semakin erat. Tak mau berpisah dengan suaminya yang justru tengah merasakan kegembiraan sebab tingkah laku wanita itu yang manja. Berbeda dengan bayangannya saat laki-laki itu mengajaknya pulang. Ia kira yang akan didapatkan itu gerutuan, tatapan sinis, bahkan menghindari dirinya, tapi ternyata semua itu terjadi sebaliknya. Contohnya seperti sekarang ini.“Selalu aku doakan, Sayang. Nanti di sana minta tolong sa

DMCA.com Protection Status