Share

Mas Duda Nyebelin
Mas Duda Nyebelin
Penulis: helloimironman

Prolog

Penulis: helloimironman
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-04 01:41:26

Naheera menatapi isi dompetnya yang kosong, tanda bahwa sekarang sudah akhir bulan. Gadis yang biasa di panggil Heera itu mendengus, akhir bulan atau tidak, dompetnya memang selalu kosong. Kalau pun terisi mungkin umurnya tidak akan lebih dari satu minggu mengingat banyak keperluan dan cicilan yang mengharuskan Heera merelakan lembar-lembar berharga itu keluar dari dompet usangnya.

Heera kira semakin dewasa dan bertambahnya usia, ia akan lebih leluasa dalam menikmati kehidupan karena bisa mencari uang untuk dirinya sendiri. Tapi ternyata Heera salah, tentu saja salah, bagaimana bisa Heera berpikir hidup untuk dirinya sendiri sementara di kampung adik dan ibunya butuh makan dan biaya hidup sehari-hari. 

Heera mahasiswi semester akhir, seharusnya cewek itu hanya fokus pada kuliahnya yang mungkin tinggal beberapa langkah menuju kelulusan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga membuat Heera harus pintar membagi waktu antara kerja dan kuliah. Sering kali Heera mendapati teguran dari dosennya karena tertidur saat kelas tengah berlangsung, atau bahkan di usir dari kelas karena tidak mengumpulkan tugas. Saking sibuknya mencari uang, semangat Heera untuk mendapatkan gelar jadi terbagi dua antara bekerja dan kuliah.

Hampir 4 tahun hidup di Kota, tapi gaya hidup Heera tidak seperti gadis kota kebanyakan. Melakukan perawatan kulit di klinik mahal, foya-foya atau berpacaran? Tidak pernah. Satu dari tiga macam hal tersebut tidak pernah Heera lakukan. Heera sudah terlahir dengan wajah cantik alami dan berkulit putih, tidak seperti warna kulit perempuan indonesia pada umumnya yang berwarna sawo matang, tapi menurut Heera warna kulit asli wanita Indonesia itu eksotis, hanya saja rata-rata tipe idaman cowok Indonesia adalah perempuan dengan kulit putih nan mulus, maka dari itu sebagian perempuan Indonesia berbondong-bondong merawat kulit mereka. 

Dan dengan yang namanya berpacaran, Heera sangat menghindari hal itu. Ia sibuk mencari uang dan kuliah hingga tidak memiliki waktu untuk berkencan. Menurut Heera, pacaran itu rumit, jadi ia tidak ingin membuang waktu dan menambah beban di hidupnya karena berpacaran dengan laki-laki yang belum tentu menjadi jodohnya. Heera sangat ambisius dan pekerja keras, dia bukan tipe perempuan yang suka buang-buang waktu untuk hal yang tidak penting. Satu detik bahkan sangat berharga untuk Heera.

DRT

Ponsel Heera bergetar, dengan gerakan males ia meraihnya.

Rahel: kak, uang untuk bayar spp ku kapan dikirim?

Kepalanya bertambah nyeri saat membaca pesan itu. Dengan mata berlinang Heera mengetik balasan pesan untuk adiknya. Bukan balasan pesan mengeluh atau memaki adiknya yang tidak memahami keadaanya, Heera bukan tipe kakak yang seperti itu.

Heera: sabar ya, kaka usahakan kirim uang secepatnya

Heera memijat pelipisnya, memiliki 2 pekerjaan paruh waktu tidak membuat ia memiliki uang setiap ia butuh. Ia harus kerja, kerja dan kerja. Kaya tidak, tipes iya.

Desahan napas berat Heera hembuskan, hidup memang berat, tapi akan lebih menyesakan jika ia hanya berdiam diri membiarkan dunia menindasnya. Tidak ada yang tidak mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin jika suatu saat nanti ia tidak tahu lagi bagaimana caranya menghabiskan uang saking banyaknya uang yang ia miliki. 

DRT

Heera membuka matanya, kembali menatap ponsel ditangannya yang menyala. Satu pesan masuk dari Jessi, teman satu kostnya tapi beda kamar.

Jessi: sudah makan belum, ra? Keluar sini ada tetangga baru kasih bingkisan

Heera langsung menegakan tubuhnya, meyudahi khayalannya kemudian beranjak keluar dari kamar. Sebagai anak kost yang setiap hari makan sekenyangnya, tentu saja saja makanan gratisan adalah favorit Heera. Jadi ia harus cepat datang sebelum Jessi menghabiskan semuanya!

***

Sean Rangadi, ia di kenal sebagai Hot Single Daddy di lingkungannya. Memiliki sejuta pesona dan kharisma yang kuat membuat Sean dengan mudah memikat hati wanita. Pahatan wajah sempurna dengan hidung lancip, rahang tegas dan bibir mungil yang menggoda, di tambah lagi Sean memiliki tubuh yang tinggi dan dada bidang, wanita manapun sudah pasti berlomba-lomba untuk jatuh ke pelukannya.

Meskipun umur Sean sudah menginjak kepala tiga dan pernah dua kali gagal membangun rumah tangga, tapi hal itu tidak membuat kadar ketampanan dan pesonanya berkurang di mata para wanita. 

Pernikahan pertama Sean terlaksana karena perjodohan, sementara pernikahan keduanya terjadi karena Sean melakukan kesalahan, yaitu menghamili pacarnya, padahal saat itu status Sean adalah suami dari istri pertamanya -Anjani. 

Sean memiliki satu anak dari istri keduanya, Yuna. Sementara dengan Anjani ia tidak memiliki anak karena mereka menikah tanpa rasa cinta dan terikat pernikahan kontrak. Pernikahan Kontrak yang Sean cetuskan kini menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya. Awalnya Sean tidak mencintai Anjani, namun lambat laun rasa cintanya kepada gadis konyol itu tumbuh. Sayang, mereka tidak di takdirkan untuk bersama. Kisah rumah tangganya rumit di jabarkan secara singkat.

Sean sangat mencintai Anjani, sampai saat ini. Bahkan setelah Sean bercerai dari Yuna, ia kembali berusaha mengambil hati Anjani. Namun ternyata, hati Anjani bukan lagi miliknya. Usai menolak lamaran Sean, beberapa tahun kemudian Anjani menikah dengan pria yang lebih baik dari Sean. Ya, Sean mengakui kalau pria itu lebih baik darinya. Tidak seperti dirinya yang pecundang dan tidak menghargai Anjani. Dan Sean sedang menikmati karmanya sekarang.

Sean memiliki apapun, ketampanan, kekayaan dan kehandalannya dalam berbisnis. Namun kelebihannya itu tidak membuat Anjani tertarik untuk rujuk kembali. Anjani tidak membenci Sean, tapi baginya, Sean hanya masa lalu, sementara Anjani terus melangkah maju. 

4 tahun yang lalu, dimana kabar pernikahan Anjani dengan lelaki lain terdengar sampai di telinga Sean. Sean memutuskan untuk melarikan diri dari Jakarta bersama anaknya. Pulau Dewata Bali menjadi tempat pilihan Sean untuk menetap sementara guna menghapus Anjani dari hati dan pikirannya. 

Tapi, pelariannya tidak membuahkan hasil, bahkan setelah tahun demi tahun berlalu, nama Anjani masih tetap melintas di pikiran Sean. Segala cara telah Sean lakukan, berkencan hingga tidur dengan beberapa wanita. Bahkan Sean sempat merencanakannya pernikahan dengan wanita berdarah Amerika, namun gagal karena wanita itu hanya mencintai dirinya, tidak mencintai Keenan, anaknya.

"Good bye, Bali."

Sean tersenyum tipis melihat Keenan yang sedang melambaikan tangannya kearah luar jendela mobilnya.

4 tahun pelariannya akan berakhir di sini. Sean menyerah, ia kembali ke Jakarta dan berharap salah satu penduduk Kota Metropolitan itu bisa meluruskan kembali benang kehidupannya yang kusut. Dan jika Sean boleh berharap satu hal lagi, ia berharap bertemu dengan perempuan yang dapat menyembuhkan luka mendalam di hatinya.

Karena Sean ingin kembali merasakan jatuh cinta dan melupakan Anjani sepenuhnya.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Rumit amat hidup sean...
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
Cerita yang bagus, bokek saat bulan tua.
goodnovel comment avatar
Edmapa Michael Pan
bagus senang Aku.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mas Duda Nyebelin   01. Tetangga Baru

    "Dia Sean, penghuni baru rumah depan kosan kita." Jessi berbisik kepada Heera seraya mencuri lirikan kearah pria tampan yang sedang mengobrol dengan Ibu kost diruang tengah, sementara Heera dan Jessi duduk berdua di depan televisi.Heera menatap pria bernama Sean, seketika Heera meneguk salivanya, usia Sean memang sepertinya tidak muda lagi, tapi pesonanya membuat siapa pun terkesima. Heera saja sampai menggelengkan kepalanya, manusia di hadapannya itu seperti tidak nyata. Mata Heera masih menikmati pahatan indah itu, lurus, dalam dan enggan berpaling, ia seperti tersihir paras menakjubkan milik Sean. Biasanya, manusia dengan wajah tampan seperti Sean hanya Heera lihat di drama Korea atau series Netflix yang sering ia tonton. Haruskah Heera meminta foto bersamanya? Heera menggelengkan kepalanya, hal itu pasti hanya akan membuat Sean ilfeel. Lagi pula jika benar Sean adalah tetangga barun

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Mas Duda Nyebelin   02. Penasaran

    "Maaf, Heera."Heera menundukan pandangannya, ia baru saja di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan resto, karena alasan sang pemilik resto tidak mampu lagi memberi gaji kepada Heera.Heera mendesah berat, sia-sia saja ia tadi berlari kencang supaya datang ke resto lebih cepat kalau kabar yang ia dapatkan di tempat kerjanya malah seperti ini.Usai mengganti seragam pelayannya, Heera beranjak pergi dari resto tersebut, tak lupa berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada pemilik resto, karena tanpa di duga atasan Heera mengirimkan uang pesangon ke rekeningnya. Meski jumlahnya hanya setengah dari gajinya, tapi uang pesangon itu cukup untuk membayar SPP adiknya.Heera melangkah keluar dari resto dengan senyum sumringah, padahal beber

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Mas Duda Nyebelin   03. Menafkahi?

    Heera melirik jam mungil yang melingkar di pergelangan tangannya, ia tersenyum saat menyadari beberapa menit lagi jam kerjanya selesai. Senyum Heera bertambah lebar saat membayangkan kasur di kamarnya, ia sudah sangat mengantuk dan ingin cepat-cepat menyatu dengan kasur kesayangan.Heera bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kelab malam, ia bekerja dari jam 9 malam sampai jam 4 subuh. Ini penyebab mengapa wajahnya selalu terlihat kelelahan dan tak bergairah, karena ia selalu mengorbankan waktu tidurnya untuk bekerja. Ia akan tidur setelah pulang ke kosan, tapi jika ia ada kelas pagi, terpaksa Heera tidak tidur dan menahan kantuk yang luar biasa selama kelas berlangsung."Senyum-senyum sendiri, udah tidak sabar ya mau pulang?" Adelio bertanya, pria dengan warna kulit eksotis itu adalah seorang bartender.Heera mengangguk sambil tersenyum malu yang tidak bisa ia tahan, "Gue ada kelas pagi nanti." jawab Heera.Adelio melempar senyum manis, tanpa perm

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Mas Duda Nyebelin   04. If You Want to

    Heera meremas jari-jarinya, entah kenapa saat ini ia bisa berada didalam satu mobil yang sama dengan Sean dan Keenan. Beberapa menit lalu saat Heera sedang memakai sepatunya bersiap untuk berangkat kuliah, Keenan mendatanginya dan menyeret Heera untuk masuk kedalam mobilnya. Heera menolak karena Sean sudah duduk dikursi kemudi dengan wajah datarnya, tapi setelah Sean berkata dan memerintahkan Heera untuk ikut bersamanya, Heera pasrah, sementara Keenan bersorak ria.Sedari tadi Sean tidak membuka suaranya, lelaki dengan wangi aroma maskulin yang menyeruak di hidung Heera itu hanya diam dan fokus menyetir. Tak ada suara radio, hanya ada suara Keenan dan Heera yang saling melempar pertanyaan dan jawaban. Sesekali mata tajam Sean melirik ke kursi belakang melalui kaca, tapi Heera dan Keenan tidak menyadarinya saking asiknya mengobrol."Tante tidak memakai make-up?" tanya Keenan sembari mengamati wajah polos Heera.Heera tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya, ga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Mas Duda Nyebelin   05. Lari Pagi

    "Keenan, Wake up!"Sean menyibak selimut Keenan secara kasar, membuat Keenan yang terlelap kini menggeliat, matanya yang baru saja ia buka langsung menyipit kembali saat silau sinar matahari menembus kaca jendela kamarnya."Cepat cuci muka, gosok gigi lalu pakai sepatumu, Ayah tunggu di luar." perintah Sean yang sudah rapih dengan setelan olah raganya. Seperti biasa, setiap hari libur ia selalu mengajak Keenan untuk ikut olah raga bersamanya."5 menit lagi, Yah..." rengek Keenan kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur."5 menit lagi atau ayah akan membuang Wish-mu." ancam Sean sembari terus berjalan keluar dari kamar Keenan, tangan kanannya terangkat menunjukan boneka kucing milik Keenan yang menjadi tawanannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20
  • Mas Duda Nyebelin   06. Bad Day

    "Heera, kamu mau kemana?"Heera yang sedang berjalan spontan menghentikan langkahnya saat pertanyaan Sean seakan tertuju padanya. Heera menoleh, menatap Sean yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya."Mau kerja, pak." jawab Heera. Hari biasa Heera memang pergi ke kelab jam 9 malam, tapi kalau hari sabtu dan minggu bosnya meminta Heera untuk datang pada sore hari. Kelab akan sangat ramai jika di hari libur, maka dari itu Heera datang lebih awal dari biasanya."Kamu kerja dimana? Ayo saya antar." ajak Sean tanpa basa-basi. Lihatlah, siapa yang berbicara dengan nada semanis itu. Heera hampir tidak percaya kalau Sean yang kelihatan dingin bisa mencair dengan secepet ini.Heera menaikkan kedua alisnya, merasa bingung dengan sikap Sean yang tiba-tiba berubah jadi sok akrab. Benar kata Jessi, Sean ini pasti buaya kelas kakap. Heera harus berhati-hati padanya. Heera menggelengkan kepalanya, ia tersadar dari p

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Mas Duda Nyebelin   07. Who She is?

    PLAK!Heera berdecih, menatap jijik laki-laki yang baru saja ia tampar pipinya. Bukan tanpa alasan Heera murka hingga menampar laki-laki itu, harga diri Heera baru saja di lukai. Heera menggelengkan kepalanya, masih tidak percaya bahwa ia menjadi korban pelecehan dari laki-laki sialan yang sedang mabuk.Padahal Heera sudah cukup sabar dan diam saja sedari tadi, tapi laki-laki tersebut malah menarik dan mendudukan Heera secara paksa di atas pangkuannya. Bukan cuma itu saja, tangan kurang ajar laki-laki itu juga menggerayangi tubuh Heera, bagaimana bisa Heera diam saja kalau begini?!"Wanita murahan! Beraninya kamu menampar saya?!" laki-laki tersebut marah, menatap Heera murka. Tapi Heera tidak takut, justru Heera bertambah marah karena laki-laki itu tidak merasa bersalah dan malah memarahinya.Cih, dasar lelaki tua bangka kurang belaian! umpat Heera dalam hati."Beraninya tangan kotor

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • Mas Duda Nyebelin   08. He's Back

    "Tumben kamu masih di sini, Ra? tidak berangkat kuliah?"Heera menoleh, menatap Ibu kost yang baru keluar dari kamarnya dan bertanya.Heera yang menaikan kedua kakinya keatas sofa spontan menurunkannya lalu tersenyum menyapa, "Libur bu, sekarangkan hari minggu." jawab Heera."Tidak kerja?" Ibu kost bertanya lagi, karena melihat Heera santai-santai seperti ini adalah pemandangan yang tidak biasa, gadis itu paling tidak bisa diam di kosan, kalau ada waktu luang sedikit pasti langsung pergi kerja."Lagi nganggur, bu." jawab Heera sambil pasang wajah seolah biasa saja. Padahal pikirannya lagi rumet parah."Inget Ra, lo miskin, cepet pergi cari kerja!" Anin tiba-tiba datang dan langsung menarik Heera untuk segera berdiri. Anin ini hampir mirip Heera, pemburu cuan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06

Bab terbaru

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part [Tamat]

    Sean menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya beserta sang istri. Dengan tak sabaran pria itu menanggalkan daster Heera yang kenakan. Melihat gunung kembar Heera yang menganggur didepan mata, segera ia gunakan mulut serta tangannya untuk bekerja. Tidak perlu di jelasin apa yang Sean lakukan saat ini, karena ya, memang yang sedang pria itu lakukan sesuai dengan isi kepala kalian sekarang. Heera melenguh di antara tidurnya. Tentu wanita hamil itu tertegun saat membuka mata dan mendapati Sean sedang bersarang di tempat favorit suaminya. Memasuki bulan kelahiran, Sean dan Heera sepakat untuk puasa alias tidak melakukan hubungan badan. Tapi tetap saja, soal menyusu sudah menjadi aktivitas rutin Sean setiap malam. Terkadang Heera juga memuaskan suaminya itu dengan segala cara yang bisa ia lakukan. Tangan Sean bekerja dengan baik saat ini, memijat dan memainkan payudara sintal sang istri yang makin membesar karena efek kehamilan. Gairah Sean tak terelakkan begitu mendengar desahan H

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 10

    Beberapa Tahun Kemudian... "Pegang tangan abang, Kel." perintah Keenan sambil tersenyum lembut, ia lantas menggenggam erat tangan mungil sang adik kesayangannya dengan sigap setelah mereka keluar dari mobil. Saat ini kakak beradik itu tengah berjalan menuju sebuah taman kanak-kanak tempat Keela bersekolah. Ya, Shakeela Isyana Rangadi, putri kedua Sean dan Heera. "Ayah, ayo cepetan." ujar Keela dengan suara menggemaskan. Ia tidak sabaran ingin bertemu teman-temannya, sementara Sean sedang mengeluarkan tas dan totebag berisi kotak bekal yang Heera buatkan untuk Keela. "Sabar dong, Sayang. Ayo, pegang tangan ayah." Sean menyampirkan tas berwarna pink milik Keela ke pundaknya, lalu tangan kanannya yang bebas ia gunakan untuk menggandeng tangan mungil Keela. Sambil dituntun dua bodyguard yang selalu menjaganya Keela berjalan memasuki halaman sekolahnya, seorang guru menyapanya dengan senyum manis seperti biasa. "Pagi, Keela." "Pagi, Bu Vira." jawab Keela setelah menyalimi tangan sang

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 9

    "Kamu di mana, Ra?" Heera merapatkan bibirnya, mendengar suara rendah Sean, sepertinya pria itu sudah menunggunya pulang di rumah."Aku masih di mall, mas.""Masih sama Jessi?" Beberapa detik Heer terdiam, pandangannya menoleh ke arah Jessi dan dua pria yang baru saja dikenalnya. Yang satu teman kencan Jessi, yang satu lagi adalah teman dari teman kencannya Jessi. "I-iya, masih dong." Heera tak berbohong, ia memang masih bersama Jessi, hanya saja istri Sean itu tidak berterus terang kalau ada dua pria yang bersamanya sekarang. "Pulang. Keenan nyariin kamu. Mas tunggu." ucapan Sean yang menekan disetiap kalimat dan langsung mematikan sambungannya begitu saja membuat Heera membatu di tempat. Heera takut, kenapa Sean bersikap demikian? Apa ia mengetahuinya? Kepala Heera spontan menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari radar Sean, tapi tidak menemukan. "Siapa?" Rakha, pria yang duduk dihadapan Heera bertanya saat melihat kepanikan yang melanda wajah Heera. "Suami aku. Aku udah disuruh

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 8

    "Mas, aku boleh keluar gak sama Jessi?" Heera bertanya, menatap dengan pandangan sedikit ragu kearah Sean yang baru saja mendudukan diri di atas sofa. Ini sudah sore, dan Sean baru bangun dari tidurnya. Pria itu langsung istirahat setelah menyetir perjalanan panjang dari rumah mertuanya. "Mau kemana, Sayang?" tanya Sean sambil mengusak rambutnya yang sedikit aut-autan. Melihat itu, tangan Heera jadi gatal dan ikut merapikan rambut sang suami. "Mau jalan aja, udah lama juga aku gak jalan sama Jessi." jawab Heera. Sean manggut-manggut. Semenjak menikah, Heera memang jarang keluar bersama temannya, selain karena kadang Sean larang, tapi Heera juga memikirkan Keenan. Siapa yang akan menjaga anak itu jika ia pergi? Meski beberapa kali Heera mengajak Keenan saat ngumpul bersama temannya. Itu pun kalau Sean izinkan."Ngajak Keenan?" tanya Sean. Heera terdiam sesaat, sebelum menggeleng perlahan. "Kasihan Keenan habis pergi jauh, lagian kan ada Mas di rumah." Alasan Heera menerima tawaran J

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 7

    "Gimana ngurus suami sama anak kamu, gak ada kesulitan, kan?" Heera yang sedang menyiram tanaman di halaman lantas menoleh ke arah Prima yang lagi duduk di kursi teras. Sebelum menjawab, Heera tertawa kecil lebih dulu. "Gak ada kok, Bu. Mas Sean sama Keenan gampang diurusnya." jawab Heera dengan nada guyon. "Coba kamu duduk sini dulu bentar, Ra." perintah Prima, meminta Heera untuk duduk di kursi kosong di sebelahnya. Saat ini di rumah hanya ada mereka berdua karena Keenan, Sean dan Rahel sedang bersepeda. Kebetulan sekarang sudah sore, cuacanya cocok untuk bermain di luar rumah. Tanpa membantah, Heera mematikan keran air lebih dulu kemudian duduk di sebelah sang Ibu. Raut wajah Heera tampak serius mengikuti mimik milik Prima. "Ada apa, Bu?" tanya Heera penasaran. Tidak biasanya sang Ibu tampak hendak membicarakan hal serius begini. "Tadi Sean minta di do'akan supaya kamu cepat isi. Memangnya kamu sudah siap memberikan Sean

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 6

    "Masih sakit perutnya, Sayang?"Heera yang sedang memainkan ponselnya di atas ranjang spontan menoleh dan mendapati Sean yang baru saja memasuki kamar. "Udah gak sesakit tadi," jawab Heera seraya meletakan ponselnya. Atensinya kini terfokus penuh pada Sean yang baru saja merebahkan badannya disamping sang istri. Tangan Sean bergerak, menyelinap masuk ke dalam piyama Heera lalu mengusap-usap hangat perut istrinya itu. "Syukurlah," katanya. "Mas mau nanya boleh?" sambung Sean membuat Heera mengernyitkan keningnya. "Nanya apa, Mas?" "Kamu pernah ketemu Ayah kamu di sekolah Keenan?" to the point. Sean tidak ingin ada rahasia diantara ia dan Heera. Meski Sean tahu Heera sedang berusaha menutupi hal ini darinya.Heera diam sesaat, seakan tertangkap basah rahasianya. Tapi dengan ragu cewek itu mengangguk, lengkap dengan wajah penuh sesalnya. "Iya. Tapi Ayah seperti gak kenal aku." lirih Heera tersirat kesedihan. Ia masih ingat bagaimana sikap Juni ketika bertemu dengannya dan Keenan beb

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 5

    "Kita gak pernah bertemu, tapi kamu mengenali saya." Sean tersenyum tipis. Saat ini ia sedang berbicara empat mata dengan Juni di salah satu kafe yang jaraknya tidak jauh dari sekolah Keenan. Sebenarnya, Sean sudah menolak ajakan Juni karena ia khawatir meninggalkan Heera sendirian di rumah, tapi Juni memohon dan meminta waktu Sean. Karena sungkan, Sean tidak ada pilihan lain. "Tidak mungkin saya tidak mengenal mertua saya sendiri," jawab Sean. Ia memang tidak pernah bertemu langsung dengan Juni, tapi bukan Sean namanya kalau tidak bisa mendapatkan informasi orang-orang yang berhubungan dengan Heera. Kalau sekedar mencari identifikasi Juni saja dalam satu menit pun bisa Sean dapatkan."Satu minggu lalu saya bertemu Heera saat sedang mengambil rapot untuk Keenan." ujar Juni membuat Sean tak bergeming. Heera tidak mengatakan apapun tentang hal itu. "Jadi, Keenan anak kalian?" imbuh Juni dengan kerut yang tercetak di keningnya. "Tapi, setahu saya

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 4

    "Sayang, you okay?" Sean bertanya khawatir kepada Heera yang meringkuk bak janin di sampingnya. Disentuhnya pundak telanjang Heera yang berkeringat dingin, sepasang mata Sean yang sayup-sayup terbuka seketika langsung sepenuhnya terjaga melihat wajah sang istri yang pucat dan banjir keringat. Tangan Heera mencengkram lemas lengan Sean, sementara satu tangannya memegangi perutnya. "Aku mens," lirih Heera tampak kesakitan. Punggung tangan Sean jatuh di kening Heera, mengusap keringat istrinya sebelum menyibak selimut dan melihat banyak darah menodai seprai. "Maaf..." lirih Heera lagi penuh sesal. Heera mencoba menegakan tubuhnya, tapi tidak bisa karena nyeri yang menjalar di perutnya luar biasa mencengkram. Sean menggeleng, mengecup telapak tangan Heera sesaat sebelum menggotong badan mungil Heera dan memindahkannya ke sofa panjang di sudut ruangan. Langkah cepat Sean berjalan menuju lemari pakaian, mengambil celana milik Heera berserta dalaman, tak lup

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 3

    "Cantik ya istrinya Sean," Heera tersenyum malu, lantas menunduk sopan kepada Mira -Teman Lucia- yang baru saja memujinya. "Kalau kata Keenan, Ayahnya cuma suka sama cewek cantik. Cantik hati dan parasnya, seperti Heera." timpal Lucia menambahi, semakin membuat Heera menunduk dalam."Sudah isi belum?" tanya Mira tiba-tiba. Lucia menatap Heera dengan wajah tak enak hati. Ia tahu pertanyaan Mira mungkin mengganggu anak menantunya itu. "Belum. Masih mau fokus mengurus Keenan dulu, Tan." jawab Heera tersenyum kalem. Mira manggut-manggut, "Anak saya dulu belum sebulan nikah sudah hamil. Sekarang anaknya udah tiga, jaraknya cuma beda satu tahun." curhat Mira. "Memang sih kalau anaknya banyak istrinya jadi lebih repot, tapi keluarga mereka tambah seru lho karena banyak anggotanya." imbuhnya diakhiri tawa renyah.Tangan Lucia terulur dan jatuh dipunggung sempit Heera, mengusap lembut di sana. "Maklum bu, Heera masih muda. M

DMCA.com Protection Status