Suatu sore setelah pulang bekerja, Gennifer Winston berbelanja di sebuah pasar modern. Karena memang hanya mampir, jadi dia terpaksa sendirian.
Pada saat memilih sayur dan buah, dia didekati oleh seorang pria tampan dan rapi yang juga baru saja pulang bekerja. Jika dilihat dari penampilannya, pria ini seperti pekerja proyek karena masih memakain sepatu safety dan sebuah rompi masih melekat di pakaiannya.“Permisi Nona. Aku berasal dari negara tetangga dan baru beberapa minggu berada di Gloriston. Bisakah aku minta tolong padamu?”Gennifer menoleh. Beberapa detik dia menyoroti wajah pria itu. Dia tidak memang tidak kenal. Dia tersenyum ramah dan menjawab, “Baiklah, dengan senang hati.”Pria itu menghadapkan wajahnya lurus lurus. “Perkenalkan, nama aku Jonathan Franklin. Aku seorang insinyur yang sedang menangani sebuah proyek besar di Glortiston. Karena pendatang, aku tidak begitu paham daerah sini, bisakah Nona menemaniku?”Seketika wajahSesampainya di Gloriston Square, Gennifer berjalan tenang pas di depan Jonathan. Setelan kantoran dan wajah yang cantik dari Gennifer telah menyita perhatian dari orang orang sekitar.Mungkin mereka pikir bahwa dia dan pria di belakangnya merupakan pasangan suami istri. Jika dilihat dari segi apa pun, mereka memang cocok dan pas.“Serius tidak merepotkanmu?” tanya Jonathan sambil mengedarkan pandanganya ke seisi mall.“Tidak. Kebetulan aku juga mau cari parfum buat suamiku,” balas Gennifer mematahkan harapan Jonathan.Dengan total delapan lantai, Gloriston Square merupakan pusat perbelanjaan modern terbesar dan termegah di Gloriston dan Chemisland.Jonathan cukup takjub begitu menyaksikan semua yang ada di sini, Di negaranya, tidak ada mall yang selengkap dan seindah ini. Luar biasa.Saat ini, Jonathan tidak tahu bahwa dia sedang berjalan dengan salah satu wanita yang diidam-idamkan oleh banyak orang dan termasuk wanita dari kalangan yang cukup terpandang.Seandainya dia tahu bahwa Gen
Russel Winston mengoles dagunya yang tidak gatal. “Wow! Sebuah proyek besar!” Dia pun berpura-pura tercengang. Lalu dia memuji Jonathan, “Hebat kau bisa menjadi arsitek di sana, Jo.”Mendapatkan pujian bohongan itu, Jonathan mengunggah sebuah senyuman hangat dan membalas, “Ya, sebuah proyek besar. Jujur, aku begitu bangga bisa mengurus proyek tersebut. Bosnya sangat baik padaku. Aku menjadi salah satu orang kepercayaannya.”Sepertinya obrolan pagi ini akan menjadi obrolan yang cukup menarik. Karena tidak ada acara yang sangat penting, Russel pun merelakan waktu paginya hanya untuk berbincang santai dengan seorang pria yang tersesat di salah satu jalan kehidupan.“Jika kau mendapat amanah dari bosmu, kenapa kau tidak begitu kenal dekat dengannya? Apa kau tidak pernah berbincang seperti ini bersamanya?”“Kami pernah beberapa kali ngobrol seperti ini, tetapi tidak hanya membahas perkara pekerjaan.”“Seharusnya, kau juga tahu beberapa informasi penting dari bosmu tersebut walaupun tidak ta
Di kediaman Harvard yang sangat megah, pagi ini.Tuan Warren Harvard menyeruput tehnya lalu berkata kepada putra tunggalnya, “Raymond anakku. Beberapa waktu lalu Aldous menolak kemauan Ayah untuk menghabisi Marvin Rock. Ayah tidak begitu tahu apa alasannya.”Saat ini, Keluarga Harvard sedang membutuhkan bantuan dari mafia atau juga gangster untuk mengantarkan sebuah paket rahasia ke sebuah titik di perbatasan Chemisland dan negara sebelahnya.Karena bukan barang sembarangan, mereka tidak bisa menyuruh orang sembarangan, maka dari itu mereka membutuhkan orang orang seperti Keluarga Morgan untuk bisa mengantarkan paket tersebut.Selama ini, Keluarga Morgan selalu bersedia menuruti kemauan Harvard, namun beberapa kali belakangan Keluarga Morgan tampak sombong dan melengos, apa alasannya?Raymond menghela napas kasar. “Ada apa dengan Keluarga Morgan? Kabarnya mereka akan segera menutup bisnis kotor mereka, Ayah. Casino dan tempat prostitusi mereka akan mereka tutup.”Tuan Warren mengangguk
Raymond Harvard selama ini memang sangat benci terhadap Marvin Rock dalam banyak hal. Tidak hanya urusan dendam pribadi, namun dia sering dimarah oleh ayahnya karena dinilai tidak becus mengurusi Marvn Rock. Selain itu, jelas karena dia cukup sering menahan malu.Sudah lama Raymond ingin menyaksikan Marvin Rock tersiksa, atau bahkan mati, karena setelah itu, mereka pikir bisnis mereka tidak akan ada lagi yang mengancam. Menurut Keluarga Harvard, hanya Marvin Rock lah sepertinya sosok yang sangat dikhawatirkan.Di balik sombongnya Raymond dan sering menjelek-jelekkan Marvin Rock, rupanya dia dan keluarganya dipaksa mengakui bahwa Marvin Rock punya kans besar untuk sukses dan menjadi pesaing berat mereka di negeri ini. Hanya saja, mereka tak mau mengakui itu. Orang kaya yang jahat hatinya memang unik.Sudah mafhum bahwa jika ada perkelahian di distrik Chernys, orang orang di sekitar sana tidak akan ambil pusing. Meskipun darah sudah di mana-mana, mereka tidak akan peduli.BUG!Marvin Roc
Big Boss Morgan dulunya merupakan bos mafia yang sangat ditakuti di semua penjuru Gloriston, karena jaringan mereka meluas ke wilanyah lain di Chemisland, maka sistem hierarki mereka pun makin berkembang menjadi sebuah tatanan besar di semua penjuru negeri.Paling awal, Big Boss Morgan menambah pundi-pundi uang dari peredaran narkoba, penyelundupan senjata, dan pencucian uang, hingga mengarah ke perjudian dan prostitusi. Selain itu, sebagian kecil dari mereka terpaksa terjun ke dunia pembegalan dan pencurian akhir-akhir ini.Hanya ada satu ketua mafia besar dan tak terkalahkan di Chemisland, yaitu Morgan!Alkisah, sekitar empat puluh tahun lalu, Morgan muda merupakan pria kuat dan tangguh. Dia memiliki satu saudara kandung bernama Bertram. Meskipun mempunyai kecerdasan luar biasa, Bertram tidak punya kekuatan seperti kakaknya.Suatu ketika Bertram diejek oleh seorang pria bernama Randolf. “Apa kerjaanmu setiap hari yang berada di bawah matahari?”
The Titanz sempat memberikan perhitungan dan melakukan balas dendam kepada Morgan, namun upaya yang mereka kerahkan tidak menuai hasil, karena semakin besar usaha mereka, semakin besar pula kekuatan dari Mafia Morgan.Selama bertahun-tahun, meskipun masih aksis, The Titanz yang dipimpin oleh Hartmut tidak bisa mengalahkan dominasi Morgan dalam hal apa pun, baik itu premanisme, hingga melakukan kriminal bersama pemerintah dan polisi.Hingga hari ini, The Titanz terus mencari cara bagaimana bisa mendegradasi kekuasaan Morgan. Ketika Hartmut mendengar kabar dari Tuan Warren Harvard bahwa saat ini Keluarga Morgan telah tobat, Hartmut sangat kaget.Pasalnya, jika info tersebut memang benar, berarti langkah mereka jelas akan dipermudah dengan sendirinya. Namun, apa iya Morgan akan meninggalkan total semua dunia hitam begitu saja, lalu pasrah melepaskan tampuk kejayaannya pada orang lain terutama musuh terdekat?Di istana milik Keluarga Harvard, sang ket
“Jika kau bisa menggagalkan berdirinya The Rock Holding Company.”Hartmut menggeleng cepat. “Tidak! Sangat sulit, Tuan.” Dia mengelak karena tidak yakin. “Begini Tuan. Jika seorang Aldous Morgan saja sudah seperti berada di bawah ketiak Marvin Rock, rasionalnya Marvin Rock cukup besar dan sulit untuk dijatuhkan. Tidak banyak orang yang bisa mengambil hati Aldous.”Termasuk dirinya sendiri, pikir Tuan Warren, tidak bisa melobi Alodus, alasannya karena adanya pengaruh Marvin Rock.Jika The Rock Holding Company nantinya berdiri, peluang Harvard Corp bakal terdegadasi dari persaingan bisnis papan atas di Chemisland bakal terbuka cukup lebar. Apa yang selama ini diprediksi oleh sebagian orang bisa saja terjadi apabila Marvin Rock sukses dengan perusahaan tersebut.Tuan Warren melihat semua ini sebagai sebuah ancaman besar bagi bisnis besarnya. Meskipun dia anggap Marvin merupakan mantan napi yang sempat tercoreng namanya, dia tidak bisa memungkiri bahwa ana
Sesampainya di apartemennya, Lizzie pun bergegas mengecek semua ruangan. Dia mengerling lalu bernapas lega. “Ah. Syukurlah. Rupanya kompornya sudah aku matikan. Aku lupa.” Lizzie langsung melepaskan jaket kulitnya dan melemparkannnya ke atas meja.Marvin Rock yang terengah-engah pun mengatur napasnya. “Jadi, semua aman?” tanyanya mengerutkan kening.Lizzie duduk sambil menyapu keringat di dahinya. “Semua aman.” Setelah menenangkan diri, dia lalu menawarkan makan siang bersama di sini. “Kebetulan aku masak daging asap. Jika Tuan menyangka bahwa seorang seleb terkenal tidak bisa memasak, dugaan tersebut salah total. Buktinya, aku cukup jago lho. Ayo kita makan bareng!”Dengan alasan mau segera berangkat ke kantor, Marvin Rock menolaknya secara halus, namun penolakan tersebut ditolak lagi oleh Lizzie.Wanita seksi itu mengeluarkan sebuah senyuman sensual yang menggairahkan, sehingga Marvin Rock sedikit terpesona.Seketika Marvin Rock mengerj