Sesampainya di apartemennya, Lizzie pun bergegas mengecek semua ruangan. Dia mengerling lalu bernapas lega. “Ah. Syukurlah. Rupanya kompornya sudah aku matikan. Aku lupa.” Lizzie langsung melepaskan jaket kulitnya dan melemparkannnya ke atas meja.
Marvin Rock yang terengah-engah pun mengatur napasnya. “Jadi, semua aman?” tanyanya mengerutkan kening.Lizzie duduk sambil menyapu keringat di dahinya. “Semua aman.” Setelah menenangkan diri, dia lalu menawarkan makan siang bersama di sini. “Kebetulan aku masak daging asap. Jika Tuan menyangka bahwa seorang seleb terkenal tidak bisa memasak, dugaan tersebut salah total. Buktinya, aku cukup jago lho. Ayo kita makan bareng!”Dengan alasan mau segera berangkat ke kantor, Marvin Rock menolaknya secara halus, namun penolakan tersebut ditolak lagi oleh Lizzie.Wanita seksi itu mengeluarkan sebuah senyuman sensual yang menggairahkan, sehingga Marvin Rock sedikit terpesona.Seketika Marvin Rock mengerjAldous Morgan yang terlalu sibuk mengurus bisnis keluarga, terpaksa hingga hampir berumur empat puluh ini masih saja membujang, sementara saudaranya nomor dua dan nomor tiga sudah pada menikah.Bahkan, dia sendiri merupakan satu-satunya di antara lima bersaudara yang paling tidak terlalu hobi bermain wanita. Baginya, uang dan kekuatan adalah prioritas.Namun, karena sangat lama tidak merasakan kebersamaan dengan seorang wanita, ketika dihadapkan dengan sosok Lizzie White, Aldous terpaksa menelan salivanya terang-terangan, dia terbuai godaan Lizzie.Sesuai dengan janji dari mereka, bahwa Lizzie telah tiba jam tujuh malam, dan akan pulang esok pagi. Maka, Aldous mengusir salah satu adiknya yang tengah berpesta di room rahasia milik Keluarga Morgan bersama sejumlah wanita.Setelah room ini kosong, barulah Aldous dan Lizzie masuk ke dalamnya. “Tempat karaoke, dj, kamar tidur, dan wc. Nikmati sepuasanya, Lizzie! Jika kau butuh minum jenis apa
Lizzie White merupakan seorang seleb media sosial yang cukup populer. Karena suara dan tubuhnya begitu mempesona, dia sangat sering menjadi tukang endorse dan bintang iklan. Nama Lizzie White terkenal harum di kalangan netizen penggila media sosial.Pada hari ini, Lizzie White menawarkan diri kepada Aldous Morgan, agar dirinya bisa dipilih menjadi brand ambassador Morgan Entertainment nantinya. Meskipun proyek masih berlangsung, Lizzie tidak ingin kalah start dari bintang wanita lain di Gloriston.Marvin Rock melihat jam tangannya. “Aku punya waktu satu jam untuk membicarakan ini,” lalu menatap wajah Aldous sembari menaikkan salah satu alisnya.Melihat kecantikan Lizzie, Aldous menahan untuk menelan ludahnya. Sekelebat lirikan ke arah Lizzie, lalu dia menatap Marvin Rock seraya berkata, “Baiklah. Ayo kita bicarakan masa depan Morgan Entertainment di salah satu taman Chernys.Sesampainya di sana, tepatnya di bawah pepohonan yang begitu rindang, mer
Mundur sedikit beberapa menit yang lalu, saat Aldous baru saja menikmati pestanya bersama Lizzie.Usai bekerja, Marvin Rock kembali ke distrik Chernys, tepatnya di areal proyek, karena ada barang miliknya tertinggal di sana. Karena tidak ketemu, akhirnya dia pun bergegas ke kediaman Keluarga Morgan, bermaksud menanyakannya langsung kepada Aldous, bisa jadi Aldous yang sudah mengamankannya.Namun, tidak lama berselang turun dari mobilnya, Marvin Rock dihadang oleh dua orang pria asing, dan mau digebuki. Lokasi tersebut sekitar lima puluh meter dari kediaman Keluarga Morgan, cukup jauh. Secara daerah di sini sudah tahu seperti apa, Marvin Rock pun tak heran mendapat serangan mendadak.Saat itu, Marvin Rock belum tahu bahwa ternyata dua pria tersebut merupakan mata-mata dari Hartmut yang bertugas untuk mengawasi Lizzie dari kejauhan. Ketika melihat Marvin Rock di tengah suasana gelap pinggir jalan, mereka berdua lantas langsung menghubungi Hartmut untuk memin
PLAK!PLAK!“Rasakan itu, b4jingan kalian semua!” tangan kanan Lizzie agak perih setelah menampar dua pria bodoh itu. “Enyahlah kalian dari sini!”Marvin Rock berjalan melingkari dua orang itu sambil terus berpikir keras. Sebagai seorang yang terbiasa berpikir kritis, dia tidak akan begitu gampangnya melepas orang yang mau membunuhnya. Tidak semudah itu.“Kalian tidak akan pulang malam ini!” tegasnya menyeringai. “Sampai Aldous memberikan sebuah saran padaku. Aldous lebih mengenal Hartmut, jadi dia tahu apa yang harus aku lakukan.” Marvin Rock menyuruh lima anak buah Aldous untuk mengurung dua pria itu malam ini.Setelah agak tenang, barulah Marvin Rock mengajak Lizzie untuk segera pulang. Namun, Lizzie menolak, alasanya jelas, dia belum memasukkan racun di tubuh Aldous. Tadi dia terlalu asyik menikmati kebodohan Aldous hingga lupa harus memasukkan racun di minumannya.“Masih ada yang mau aku bicarakan dengan Tuan Aldou
Mengetahui rencana yang dijalankan oleh Lizzie kacau balau, Hartmut marah besar. Di kediamannya yang cukup tersembunyi, dia tidak bisa menahan emosi pagi hari ini.“Lizzie! Seharusnya kau sudah membunuh Marvin Rock! Jika dia sudah mati, rencana kita tidak akan seperti ini!” bentaknya gusar.Lizzie memantik api, lalu menyalakan rokok. Karena dari semalam tidak tidur, matanya sedikit merah. “Aku pusing memikirkan rencana darimu!” keluhnya sambil mengerutkan alis. “Bukankah kau menginginkan Aldous yang mati?!” sentaknya dengan nada tinggi.Mendengar itu, Hartmut menyeringai. “Jika kau tidak jatuh cinta dengan pria mantan teroris itu, rencana kita tidak akan berantakan, Lizzie! Semua gara-garamu. Seharusnya Marvin Rock sudah mati!”“Aaagghhrr!!” Lizzie berteriak. “Zion! Keparat kau!”“Dan sekarang kau malah menyalahkan kakakmu juga?!”Zion merupakan salah satu anak buah dari Hartmut yang bertugas dalam peredaran narkoba di Gloriston.
“Setelah Morgan Entertainment selesai, aku akan melamarnya,” ujar Wesley dengan tatapan penuh keceriaan. Meskipun sudah terlalu sering bermain dengan wanita, Wesley mulai kepikiran menikah juga akhirnya. “Lizzie jauh lebih manis daripada brownies ini.”Aldous melirik adiknya. “Ya, kalian cocok. Kalian seumuran. Aku sangat setuju jika kau menikah dengan Lizzie. Siapa yang tidak mau bersanding dengan Keluarga Morgan? Siapa yang tidak kenal dengan kita?”Mendengar sanjungan dari kakaknya, Wesley kian bergemuruh dadanya. Dia merupakan fans berat Lizzie. Jika Lizzie memposting sesuatu di salah satu media sosial miliknya, dia akan tahu karena dia sering mengikuti perkembangan dunia maya Lizzie.Saat ini, Wesley mengusap dagu sembari melamuni masa depannya yang cerah bersama Lizzie. Namun, kalau dia tahu, sebentar lagi, jika dia memakan sedikit saja brownies ini, jangankan menikah dengan Lizzie, dalam hitungan menit dia akan mati di tempat.Lalu Wesley m
“Aku adalah Bastian! Kepala di pos 18! Apa wewenangmu mau bertemu dengan bos besar?” kalung rantai di leher dan cincin tengkorak di jemarinya mendandakan bahwa pria paruh baya ini punya dominasi kuat di daerah ini.Dia melanjutkan dengan wajah sangar. “Kemarin ada satu orang masuk rumah sakit lantaran berurusan sepele denganku. Kakinya patah. Sekarang, apa kau mau ke mana-mana pakai kursi roda ha?” sergahnya dengan nada tinggi.Mendengar itu, Marvin tak berekspresi. Seandainya Bastian tahu, malam yang lalu Marvin baru saja membuat keok dua anak buah Hartmut, hanya saja Marvin tidak ingin sombong.“Aku ada urusan penting dengan bos kalian,” ujar Marvin masih santai.Bastin tidak tenang melihat gaya Marvin yang tampak cool. Baginya, sangat mudah menghabisi seorang pria kantoran yang kaku. Dalam kepala Bastian, dia dengan begitu gampanganya mencangking kerah baju Marvin hingga Marvin terangkat ke atas.Setelah mencetak sebuah senyum remeh,
“Tuan Rock!” jerit Aldous dari kejauhan. “Apa yang terjadi padamu?” cecarnya sambil berlarian.Saat ini, dua orang sudah terkapar dengan wajah bersimbah darah pas di dekat telapak kaki Marvin.Melihat kedatangan Aldous, Bastian langsung melongo dengan wajah pucat. ‘Tuan Rock? Barusan Aldous sang putra sulung dari Morgan memanggilnya Tuan’. Bastian sontak mengerja-ngerjapkan matanya sambil menampar-nampar pipinya sendiri berkali-kali. Dia seperti bermimpi.Aldous menyeringai. “Astaga! Apa Tuan tidak apa-apa? Seharusnya tadi aku ikut bersamamu Tuan. Maafkan aku.” Aldous langsung menunduk.Tujuh anak buah Bastian tercengang tidak percaya. Mereka semua tahu itu adalah Aldous yang sangat terkenal. Melihat Aldous yang sangat hormat kepada Marvin, mereka semua terbelalak tak percaya. Saat ini juga, tubuh mereka bergidik ketakutan.Aldous langsung mencekik leher Bastian. “Apa yang kau lakukan sama Tuan Rock? Apa kalian semua berlaku kasar?”