Marvin Rock memasukkan ponselnya setelah titik lokasi istrinya memang pas berada di hotel ini. Tidak mungkin istrinya pergi ke tempat macam ini malam malam begini. Dia pikir, pasti ada yang tidak beres.Pada saat tadi Gennifer menghubunginya, Marvin Rock masih berada di restoran bersama dua orang lainnya, dan tidak sadar bahwa istrinya menelepon. Ketika dalam perjalanan pulang, dia mengecek ponsel dan cukup banyak ada panggilan masuk dari istrinya.Ketika dia menelepon balik, Gennifer malah yang tidak mengangkat teleponnya, karena pada saat itu ponsel Gennifer sudah berada di tangan anak buah Dion. Marvin Rock cuma punya info lokasi keberadaan Gennifer.Pria bertopi mencegat Marvin Rock. “Siapa kau? Hotel ini sedang ditutup. Tidak boleh masuk.”“Kau sangat asing. Pergilah dari sini dan carilah hotel lain.”Marvin mengedarkan pandangan ke sekitar. Baru tadi siang dia lewat sini. Lalu dia mengawasi enam orang preman di depannya dan berkata tegas, “Di atas meja itu tas istriku! Di mana di
Baru saja mau menikmati indahnya tubuh Gennifer di kamar hotel yang sunyi, Dion merasa terganggu. Lantas dia pun keluar dan mengunci pintu kamar tersebut, kemudian turun menyaksikan apa yang sedang terjadi.“Hentikan!” jerit Dion sambil berkacak pinggang. “Kau sudah buat keributan di daerah kekuasaanku.”Marvin Rock menegakkan bahu. Cukup lama dia mengawasi wajah Dion. Wajah itu agak mirip dengan seseorang, rambutnya saja yang sangat berbeda. Marvin Rock tersenyum dan berkata dingin, “Kau ya? Keluarkan istriku! Jika kau sudah melakukan tindakan haram pada istriku, bukan hanya kau yang terancam, tapi keluargamu juga.”Bola mata Dion tergelohok lebar dan hampir keluar. “Apa? Apa kau sudah gila bicara seperti itu?” sentaknya dengan ekspresi yang amat terkejut.Seandainya Dion tahu, tadi siang Marvin Rock sudah membuat heran saudaranya bernama Franky dan Wesley. Namun, Marvin Rock tidak perlu menjelaskannya.Marvin Rock tersenyum tipis. “Kau rupanya. Suruh enam anak buahmu ini untuk segera
Marvin Rock memasukkan tangannya ke saku celana dan berkata dengan sangat kalem, “Mereka menculik istriku, merampoknya, dan hampir memperkosanya.”“Apa?” Aldous sangat syok. Urat di wajahnya mencuat dan darahnya menguap saking panasnya. Aldous sontak mencangking leher adiknya dengan kedua tangannya, menariknya ke atas, hingga berdiri. Dipelototinya sangat tajam. “Apa kau sudah gila berurusan dengan Tuan Rock?”Gedebak! Gedebuk!Tidak hanya mimisan, wajah Dion habis babak belur dihajar Aldous dengan sangat garang. Setelah Dion terkapar tak berdaya, dia lantas menyuruh enam orang tadi untuk berdiri rapi, kemudian menghajar mereka satu per satu.Gedebak! Gedebuk!“Aaahhrr!”“Ampuuun, Bos!”“Maafkan kami!”“Adduuhh!!”Napas Aldous terengah-engah dibuatnya. Matanya masih melotot tajam ke arah mereka bertujuh. “Untung Tuan Rock tidak kenapa-kenapa! Jika ada apa-apa dengan dia, aku habisi kalian semua!” bentaknya penuh emosi. Dengusan napas kasarnya sangat mengertikan. Sekilas, wajahnya mirip
Keesokan paginya Marvin menyuruh Aldous menemuinya di kantor Rock Electra.Aldous ketar ketir jika Marvin menarik sahamnya di Morgan Casino dan tidak pula memberikan suntikan dana ke Morgan Entertainment. Alasannya adalah tidak ada pihak mana pun, baik bank maupun investor yang mau meminjamkan atau menanamkan modal ke bisnis kotor Keluarga Morgan. Perputaran keuntungan tidak seberapa mereka tidak jauh dari judi, miras, narkoba, prostitusi, dan pajak preman.Seandainya, Aldous hanya berasumsi, jika Marvin menarik saham empat puluh persen tersebut. Bagaimana cara mereka menyerahkan nilai sebanyak itu? Jika benar benar terjadi, bisnis Keluarga Morgan yang sudah dijalankan bertahun-tahun bisa saja terhenti begitu saja.Parahnya, baru saja Franky buat ulah, casino rugi empat puluh juta dollar gara gara pemain poker andalannya kalah telak oleh orang yang dianggap remeh. Uang tersebut sangat banyak jumlahnya. Pening Aldous memikirkan bagaimana cara menggantinya.
“Tapi, sekali lagi aku sampaikan, aku tidak mau ada bisnis kotor di sana.”Sebagai gantinya, di Morgan Entertainment akan ada mall, bioskop, karaoke, cafe. Semua hiburan yang ada di sana masih dalam hal wajar dan legal.“Tidak ada prostitusi. Tidak ada judi, miras, dan narkoba.”Aldous berkata ragu, “B-baiklah, Tuan.”“Aku investasikan dana dua milyar dollar untuk Morgan Entertainment. Aku mau tempat itu menjadi tempat hiburan terbesar di Chemisland.”Aldous tercengangkan. “Dua milyar dollar, Tuan?” ulanginya dengan kening hitam mengernyit.“Ya.” Marvin menegakkan bahunya. “Jika kau bersedia menjadi bodyguardku di saat aku mau.”Sigap, Aldous menjawabnya dengan sangat tegas, “Siap, Tuan Rock.”Karena semua keputusan bisnis Keluarga Morgan berada di tangan Aldous, dia berhak memutuskan langkah apa yang harus segera dia ambil. Aldous bersedia bekerja sama dengan Marvin Rock dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Dengan dibangunnya dua proyek baru milik Keluarga Morgan, isu tersebut menjadi perbincangan hangat banyak orang, tak terkecuali bagi rekan bisnis mereka selama ini.Keenan, seorang bandar besar narkoba, tercengang begitu mendengar kabar bahwa Keluarga Morgan sedang membangun bisnis baru gila-gilaan. Dan hal yang lebih mencengangkan adalah bisnis mereka legal dan bersih. Keanehan tersebut menjadi tanda tanya tersendiri baginya.Sudah bertahun-tahun Keenan menjadikan Keluarga Morgan sebagai penjaga lalu lintas distribusi narkoba dari luar negeri ke Chemisland, terutama ibu kota Gloriston. Selain itu, Keluarga Morgan juga merupakan bandar kecil di bawah Keenan, sehingga penyebaran di Gloriston selalu aman dan terkendali.Setelah Keenan menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu info tersebut, akhirnya dia pun tahu, bahwasanya Keluarga Morgan telah mendapatkan dana besar dari seseorang bernama Marvin Rock. Dia pikir, apa hubungan spesial di antara mereka sehingg
Marvin Rock menghubungi Aldous Morgan dan menyuruh agar adiknya Bob Morgan segera kemari.Sekitar lima belas menit mengobrol hal yang tidak begitu Marvin Rock harapkan dari Rihana, barulah Bob Morgan tiba di cafe ini.Begitu Bob melihat Rihana, dia cukup terperanjat dan berkata, “Kau? Kenapa kau di sini dan menemui Tuan Marvin?” Pria kurus tinggi itu pun menatap dengan penuh heran dan was was. Bob sangat sering berjumpa dengan Rihana, makanya banyak rahasia yang diketahui oleh Rihana. Bob sangat khawatir jikalau Rihana malah membocorkan semuanya.Dan terlambat.Corong Rihana terlalu lebar dan epic, sampai-sampai kuping Marvin Rock gatal mendengarnya. Meskipun Marvin Rock tak terlalu peduli, setidaknya semua informasi tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan baginya dalam mengambil sikap ke depannya nanti, terlepas benar atau tidaknya.Setelah dipersilakan duduk oleh Marvin Rock, Bob pun duduk. Dia masih dengan ekspresi ketar ket
Suatu pagi, Marvin Rock mengecek lokasi penambangan Glorisium milik keluarga mereka di distrik Rockley.Dia mengitarkan pandangan ke kawasan yang sangat luas. Di dekatnya ada beberapa pekerja proyek, termasuk kepala pengawas kepercayaan Keluarga Rock, Lester.Suara dari ratusan alat berat menggema.Ada lima Bucket Wheel Excavator yang tersebar di sana, berfungsi melakukan penggalian dalam skala besar. Dalam proses produksinya, alat tersebut umumnya terhubung dengan sistem belt conveyor atau cross pit spreader.Puluhan Excavator dan Wheel loader terus mengeruk dan memindahkan bebatuan hijau Glorisium, ribuan ton banyaknya, lalu ratusan Dump Truck membawa semuanya menuju lokasi drop point melalui Rubber Belt Conveyor.Semua aktivitas tersebut terus berjalan selama dua puluh empat jam full seharian, tanpa henti.Setelah didapatkan Glorisium yang baik sesuai standar di tahapan quality control, barulah Glorisium akan masuk ke tahapan selanjutnya.Sebagian Glorisium akan diubah menjadi MR-25