Keesokan paginya Marvin menyuruh Aldous menemuinya di kantor Rock Electra.Aldous ketar ketir jika Marvin menarik sahamnya di Morgan Casino dan tidak pula memberikan suntikan dana ke Morgan Entertainment. Alasannya adalah tidak ada pihak mana pun, baik bank maupun investor yang mau meminjamkan atau menanamkan modal ke bisnis kotor Keluarga Morgan. Perputaran keuntungan tidak seberapa mereka tidak jauh dari judi, miras, narkoba, prostitusi, dan pajak preman.Seandainya, Aldous hanya berasumsi, jika Marvin menarik saham empat puluh persen tersebut. Bagaimana cara mereka menyerahkan nilai sebanyak itu? Jika benar benar terjadi, bisnis Keluarga Morgan yang sudah dijalankan bertahun-tahun bisa saja terhenti begitu saja.Parahnya, baru saja Franky buat ulah, casino rugi empat puluh juta dollar gara gara pemain poker andalannya kalah telak oleh orang yang dianggap remeh. Uang tersebut sangat banyak jumlahnya. Pening Aldous memikirkan bagaimana cara menggantinya.
“Tapi, sekali lagi aku sampaikan, aku tidak mau ada bisnis kotor di sana.”Sebagai gantinya, di Morgan Entertainment akan ada mall, bioskop, karaoke, cafe. Semua hiburan yang ada di sana masih dalam hal wajar dan legal.“Tidak ada prostitusi. Tidak ada judi, miras, dan narkoba.”Aldous berkata ragu, “B-baiklah, Tuan.”“Aku investasikan dana dua milyar dollar untuk Morgan Entertainment. Aku mau tempat itu menjadi tempat hiburan terbesar di Chemisland.”Aldous tercengangkan. “Dua milyar dollar, Tuan?” ulanginya dengan kening hitam mengernyit.“Ya.” Marvin menegakkan bahunya. “Jika kau bersedia menjadi bodyguardku di saat aku mau.”Sigap, Aldous menjawabnya dengan sangat tegas, “Siap, Tuan Rock.”Karena semua keputusan bisnis Keluarga Morgan berada di tangan Aldous, dia berhak memutuskan langkah apa yang harus segera dia ambil. Aldous bersedia bekerja sama dengan Marvin Rock dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Dengan dibangunnya dua proyek baru milik Keluarga Morgan, isu tersebut menjadi perbincangan hangat banyak orang, tak terkecuali bagi rekan bisnis mereka selama ini.Keenan, seorang bandar besar narkoba, tercengang begitu mendengar kabar bahwa Keluarga Morgan sedang membangun bisnis baru gila-gilaan. Dan hal yang lebih mencengangkan adalah bisnis mereka legal dan bersih. Keanehan tersebut menjadi tanda tanya tersendiri baginya.Sudah bertahun-tahun Keenan menjadikan Keluarga Morgan sebagai penjaga lalu lintas distribusi narkoba dari luar negeri ke Chemisland, terutama ibu kota Gloriston. Selain itu, Keluarga Morgan juga merupakan bandar kecil di bawah Keenan, sehingga penyebaran di Gloriston selalu aman dan terkendali.Setelah Keenan menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu info tersebut, akhirnya dia pun tahu, bahwasanya Keluarga Morgan telah mendapatkan dana besar dari seseorang bernama Marvin Rock. Dia pikir, apa hubungan spesial di antara mereka sehingg
Marvin Rock menghubungi Aldous Morgan dan menyuruh agar adiknya Bob Morgan segera kemari.Sekitar lima belas menit mengobrol hal yang tidak begitu Marvin Rock harapkan dari Rihana, barulah Bob Morgan tiba di cafe ini.Begitu Bob melihat Rihana, dia cukup terperanjat dan berkata, “Kau? Kenapa kau di sini dan menemui Tuan Marvin?” Pria kurus tinggi itu pun menatap dengan penuh heran dan was was. Bob sangat sering berjumpa dengan Rihana, makanya banyak rahasia yang diketahui oleh Rihana. Bob sangat khawatir jikalau Rihana malah membocorkan semuanya.Dan terlambat.Corong Rihana terlalu lebar dan epic, sampai-sampai kuping Marvin Rock gatal mendengarnya. Meskipun Marvin Rock tak terlalu peduli, setidaknya semua informasi tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan baginya dalam mengambil sikap ke depannya nanti, terlepas benar atau tidaknya.Setelah dipersilakan duduk oleh Marvin Rock, Bob pun duduk. Dia masih dengan ekspresi ketar ket
Suatu pagi, Marvin Rock mengecek lokasi penambangan Glorisium milik keluarga mereka di distrik Rockley.Dia mengitarkan pandangan ke kawasan yang sangat luas. Di dekatnya ada beberapa pekerja proyek, termasuk kepala pengawas kepercayaan Keluarga Rock, Lester.Suara dari ratusan alat berat menggema.Ada lima Bucket Wheel Excavator yang tersebar di sana, berfungsi melakukan penggalian dalam skala besar. Dalam proses produksinya, alat tersebut umumnya terhubung dengan sistem belt conveyor atau cross pit spreader.Puluhan Excavator dan Wheel loader terus mengeruk dan memindahkan bebatuan hijau Glorisium, ribuan ton banyaknya, lalu ratusan Dump Truck membawa semuanya menuju lokasi drop point melalui Rubber Belt Conveyor.Semua aktivitas tersebut terus berjalan selama dua puluh empat jam full seharian, tanpa henti.Setelah didapatkan Glorisium yang baik sesuai standar di tahapan quality control, barulah Glorisium akan masuk ke tahapan selanjutnya.Sebagian Glorisium akan diubah menjadi MR-25
Siang harinya Marvin Rock menelepon Varez. “Bagaimana, apakah Jesslyn sudah menunjukkan respect padamu?”Varez menggeleng dan mengekspresikan kekecewaannya. “Dia tetap pada sikap cuek dan dinginnya, Tuan Marvin.”“Meskipun kau sudah menjadi pria super supel?” Marvin tertawa ringan dan matanya agak menyipit. “Ya, meskipun aku telah mencoba menjadi seorang pria yang seperti seorang calon presiden, banyak oceh, tetap saja dia dengan sikap juteknya.”Keinginan Marvin agar Varez bisa menjalin hubungan spesial bersama Jesslyn cukup besar. Sementara Varez pun tergugah hatinya agar dapat menikahi Jesslyn. Ada banyak faktor, dan faktor terpenting adalah umur. Jika kemarin-kemarin dia tidak begitu memikirkan perkara pernikahan, karena sekarang sudah punya pekerjaan tetap, dia mesti mengubah cara berpikirnya. Ditambah dia sangat didukung oleh Marvin.Namun, upaya darinya selama beberapa hari belakangan tidak menuai hasil signifikan. Jesslyn tetap tidak mengindahkan semuanya.Maka dalam sebuah pe
Suatu sore setelah pulang bekerja, Gennifer Winston berbelanja di sebuah pasar modern. Karena memang hanya mampir, jadi dia terpaksa sendirian.Pada saat memilih sayur dan buah, dia didekati oleh seorang pria tampan dan rapi yang juga baru saja pulang bekerja. Jika dilihat dari penampilannya, pria ini seperti pekerja proyek karena masih memakain sepatu safety dan sebuah rompi masih melekat di pakaiannya.“Permisi Nona. Aku berasal dari negara tetangga dan baru beberapa minggu berada di Gloriston. Bisakah aku minta tolong padamu?”Gennifer menoleh. Beberapa detik dia menyoroti wajah pria itu. Dia tidak memang tidak kenal. Dia tersenyum ramah dan menjawab, “Baiklah, dengan senang hati.”Pria itu menghadapkan wajahnya lurus lurus. “Perkenalkan, nama aku Jonathan Franklin. Aku seorang insinyur yang sedang menangani sebuah proyek besar di Glortiston. Karena pendatang, aku tidak begitu paham daerah sini, bisakah Nona menemaniku?”Seketika wajah
Sesampainya di Gloriston Square, Gennifer berjalan tenang pas di depan Jonathan. Setelan kantoran dan wajah yang cantik dari Gennifer telah menyita perhatian dari orang orang sekitar.Mungkin mereka pikir bahwa dia dan pria di belakangnya merupakan pasangan suami istri. Jika dilihat dari segi apa pun, mereka memang cocok dan pas.“Serius tidak merepotkanmu?” tanya Jonathan sambil mengedarkan pandanganya ke seisi mall.“Tidak. Kebetulan aku juga mau cari parfum buat suamiku,” balas Gennifer mematahkan harapan Jonathan.Dengan total delapan lantai, Gloriston Square merupakan pusat perbelanjaan modern terbesar dan termegah di Gloriston dan Chemisland.Jonathan cukup takjub begitu menyaksikan semua yang ada di sini, Di negaranya, tidak ada mall yang selengkap dan seindah ini. Luar biasa.Saat ini, Jonathan tidak tahu bahwa dia sedang berjalan dengan salah satu wanita yang diidam-idamkan oleh banyak orang dan termasuk wanita dari kalangan yang cukup terpandang.Seandainya dia tahu bahwa Gen