“Saya harap kabar Anda selalu baik, Tuan Rock,” Ethelyne memberikan senyuman hangat dan tidak menghiraukan Raymond.Saat ini, Ethelyne tahu soal Marvin Rock akan membangun bisnis besar. Dan yang pasti, Ethelyne sangat menyadari bahwa Marvin adalah seorang calon konglomerat baru.Ethelyne bukan tipe wanita yang memendam sakit hati. Dia sudah melupakan kekecewaannya tempo lalu. Jika sudah berhadapan dengan uang, dia akan profesional dan kompeten.Ketika berhadapan dengan Marvin Rock, dia tidak akan menampilkan sebuah kesan yang tak bersahabat, apalagi mengeluarkan omongan dan gestur yang bakal menyinggung Marvin.Berbanding terbalik dengan Raymond yang memberikan perlakukan jelek terhadap Marvin, Ethelyne selalu menjaga penampilan dan sikap. Baginya, Marvin harus mendapatkan perlakuan khusus.Masih belum hilang keterkejutannya, Raymond malah melongo. Dia berulang kali mengawasi Marvin dan Ethelyne. Dia pikir, ‘Sulap apa yang dimainkan
“Kau sangat indah dengan gaun putih itu, sayang,” ucap Marvin Rock seraya menyerahkan tas kecil mahal berwarna putih juga.Gennifer Winson melihat dirinya sendiri di cermin. Dia tersenyum malu dan berkata, “Walupun untuk kesekian ribu kali kau bilang seperti itu, aku tetap tidak bosan mendengarnya.”Ketika Gennifer membalik tubuhnya, Marvin langsung mendekapnya erat. Kedua tangan mereka saling menggenggam, meskipun tak bisa menari dan berdansa, Marvin bergoyang sebisanya. Tak lama kemudian, dia pun mencium mesra bibir istrinya.Sementara Marvin begitu necis dengan kemeja hitam dan celana hitam. Melihat ketampanan Marvin, Gennifer kian bergairah, namun Marvin segera menyudahi kegilaan ini sebelum terjadi hal yang begitu menyita waktu.“Kita harus pergi sekarang, sayang. Kita tidak boleh terlambat di acara reuni malam ini yang ... cukup meriah,” tutur Marvin sembari mengelap bibirnya yang jadi merah belepotan karena terkena hantaman bibir lembu
Setelah Calvin dan Xiever berpelukan hangat dan akrab, tidak seperti perlakuannya terhadap Marvin tadi, barulah Calvin mencomel cukup keras di depan pintu masuk, “Xiever, sobatku! Kau harus melihat kondisi fisik teman lama kita dari Keluarga Rock itu!”Belum sempat Xiever menjawab, pacarnya yang mengenakan atasan berwarna pink berlarian kecil hingga betis dan pahanya ke mana mana. “Hai! Hai!” sapa Viola sungguh ceria. Dia langsung merangkul Xiever dari samping.Xiever memperhatikan sosok Marvin dari atas sampai bawah, berkali kali. “Badanmu tidak terlalu kurus setelah berhari hari keluar dari bui.” Xiever berdecak, kagum. “Aku harap, kau membawa perubahan baik meskipun statusmu sebagai mantan napi itu tetap melekat padamu.”Pas baru keluar dari sana, badan Marvin memang agak sedikit kurus, namun karena selama ini dia makan makanan yang bagus dan tak lupa berolahraga, badannya yang memang keren perlahan mulai kembali seperti sedia kala.Marvin
Xiever tergelak sambil mengelus perutnya yang kegelian. Matanya mengerjap-ngerjap, memastikan bahwa saat ini dia tidak sedang bermimpi. “Calvin, aku baru tahu kalau kebanyakan menghirup karbon dioksida dan gas beracun lainnya di dalam penjara, bisa menyebabkan kerusakan pada bagian otak tertentu.”Calvin tersenyum simpul dan menyahut, “Otak kanannya agak rusak. Jadi ketika berpikir imajinatif, dia akan terlampau tinggi khayalannya. Ha-ha.”“Otak kirinya juga agak rusak. Dia memprediksi masa depan tanpa kalkulasi, sehingga tebakannya kadang sulit kita mengerti. Ha-ha-ha.”“Aku sangat kasihan sama istrinya. Kok masih mau sih,” umpat Viola sembari memutar malas hitam matanya. Bibirnya masih saja berkedut jijik.Omongan mereka semua tidak akan pernah Marvin lupakan. Dan tentunya dia juga tidak akan pernah lupa dengan omongannya sendiri.Saat ini, dia masih bersikap ramah dan kalem. Karena tidak ingin membuat keriuhan besar, dia tidak aka
Jesslyn Sinclair saat ini bekerja sebagai penjaga toko baju di salah satu mall di Gloriston. Selepas tamat kuliah, wanita berambut pendek seperti polwan itu kesulitan mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar. Jika ditanya apa alasannya, ya jawaban yang tepat adalah nasib yang kurang bagus.Jika ditanya apakah dia bodoh, jelas tidak. Selain punya fisik yang bagus dan suara yang lumayan merdu, Jesslyn murah senyum dan murah hati, namun terhadap orang orang tertentu saja. Bisa jadi bagi sebagian orang akan menganggapnya sombong dan jutek, tapi bukan seperti itu. Meski dalam hal finansial tidak diperhitungkan, Jesslyn tetap punya nilai jual.Namun, kehadirannya malam ini menimbulkan keresahan di hati Gennifer. Dia berdiri dan menyapa, “Jess, apa kabarmu? Terkhir kita bertemu ketika aku mencarikan celana baru buat suamiku di toko tempat kau bekerja.”“Baik dan sehat,” balasnya berusaha akrab. Ada rasa iri dan cemburu di hati Jesslyn terhadap Gennifer seja
Biji mata Xiever dan Viola rasanya mau meloncat keluar. Mulut mereka berdua menganga seperti ikan kekurangan oksigen.Berbeda dengan Gennifer. Makin lama, makin ada yang tidak beres dengan suaminya. Setelah acara ini usai, dia harus berbicara serius, harus.Gennifer tak hentinya melirik gerak gerik suaminya. Sepertinya malam ini adalah puncak dari semua keanehan yang dia alami setelah suaminya keluar dari penjara.Sementara Jesslyn gugup tak kentara. Dia masih bertanya tanya sendiri, apakah telepon barusan memang benar? Bukan hoaks dan tipuan?Namun, Jesslyn tidak bisa menutupi rasa bahagianya. Meskipun baru tahap interview, setidaknya berita barusan menjadi angin segar baginya selama bertahun tahun belakangan.“Persiapkan dirimu sebaik mungkin, Jesslyn. Pemilik Rockxill tidak suka dengan orang sombong. Oleh karena itu, ketika nanti bertemu dengan Tuan Zavier, kau harus berusaha rendah hati dan tidak terlalu menonjolkan hal yang tidak perlu,” ujar Marvin dengan senyum hangat.“Ehm!” se
“Halo Tuan Marvin Rock, apa kabar?” sapa Ethelyne langsung berdiri pas di dekat Marvin. Dia tidak peduli ada Gennifer di dekatnya.Meskipun gosip antara mereka berdua tidak hangat lagi, semua orang tidak mungin lupa. Dan ketika malam ini Ethelyne Wilmer mendekati Marvin, semua orang lantas terkesima.Suara Calvin tak digubris semua peserta reuni karena mata mereka tertuju pada si pemilik gaun merah. Kekaguman, nafsu, heran, semua bercampur aduk.Marvin tak melihat mata Ethelyne, tapi menjawab sapaannya dengan simpel. “Baik.”Ethelyne mendorong Jesslyn. “Kau pindah ke kursi di sebelahnya, biar aku saja yang berada pas di samping Tuan Rock.”Seperti biasa, Jessyln tak banyak bunyi. Dia beranjak dan menuruti kemauan si Nona konglomerat. Saat ini, Jessyln sangat minder. Dia lebih banyak menunduk dan sibuk main ponsel.Apa yang mau dibanggakan dari seorang Jessyln? Keluarga? Harta? Profesi? Kecuali beberapa prestasi. Semua itu pun jel
Calvin langsung duduk pas di sebelah Xiever. Karena dia merasa orang penting dan diperhitungkan, dia pantas duduk satu meja bersama Nona Wilmer. Dia berusaha mencari perhatian.“Gaun merah yang Anda kenakan sungguh indah, Nona Wilmer. Saya rasa, Anda adalah orang paling cantik dan menawan saat ini,” pujinya.Sedikit pun Ethelyne tidak terkesan dengan pujian murahan itu. Meskipun posisi manager di hotel ini begitu dibanggakan Calvin, bagi Ethelyne tidak ada arti apa apa.Di acara reuni kali ini tujuan utamanya adalah mengambil hati dari seorang Marvin Rock, baik kepentigan asmara maupun kepentingan bisnis.Namun, sepertinya rencana Ethelyne tidak berjalan dengan baik dan hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi.Sungguh mengecewakan.Pujiannya tidak dihargai, Calvin mengalihkan perhatiannya kepada Marvin. “Hei Rocky, apa menu makanan di sini pernah kau nikmati ketika berada di penjara?”Marvin tidak butuh pembelaan dari si