Tiara sibuk menyusui kedua anaknya yang ternyata menolak untuk menyusu menggunakan dot berisi ASI yang sebelumnya sudah Tiara pompa. Keduanya lebih senang menyusu secara langsung pada Tiara. Tentu saja tingkah putra dan putrinya ini membuat Tiara sulit untuk bergerak. Keduanya benar-benar menempel pada Tiara dan tidak mau disentuh oleh siapa pun termasuk oleh opa serta omanya. Tiara memejamkan matanya dan bersandar pada sandaran sofa malas yang selalu ia gunakan saat menyusui kedua buah hatinya yang selalu ingin disusui bersama-sama. Ini masih siang, tetapi Tiara sudah sangat lelah.
Kini, Tiara dan Darka tinggal di kediaman utama. Sementara Puti dan Nazhan resmi kembali ke Kuwait serta fokus untuk mengurus semua perusahaan mereka di sana. Darka sendiri dipercaya
Beberapa bulan kemudian“Cantiknya putri Ayah!” seru Darka saat melihat Alana mengenakan gaun cantik yang seragam dengan gaun Tiara. Darka pun menciumi Alana yang tertawa renyah saat mendapatkan kecupan tersebut. Sementara itu, Alan berada dalam gendongan Tiara. Ia juga mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian yang dikenakan oleh Darka. Mereka tampil dengan menakjubkan. Alan dan Alana, memiliki tampilan menggemaskan yang rasanya diwariskan dari kedua orang tuanya. Siapa pun yang melihat si kembar, akan yakin jika keduanya akan tumbuh menjadi sosok yang sangat menawan dewasa nanti.
“Bunda!” seru Alana sembari berlari membuat rok yang ia kenakan bergoyang seiring langkah yang ia ambil. Alan tentu saja mengikuti, tetapi dengan langkahnya yang tenang. Darka yang bertugas menjemput kedua buah hatinya sepulang sekolah, melangkah di belakang dengan kedua tangan yang membawa tas serta botol minum milik Alan dan Alana.Tiara yang semula sibuk di dapur dengan para pelayan, segera ke luar dari dapur dan menghampir putra dan putrinya. Tiara tidak memperbolehkan Alana dan Alan masuk ke dalam dapur, karena sangat berbahaya. Apalagi untuk Alana, yang dulu sempat membuat ulah dan hampir saja celaka serta membuat rumah ini hampir kebakaran. Tiara tersenyum dan menerima pelukan dari putra dan putrinya dengan senang hati. “Apa hari kalian
Seorang pria dewasa yang tampak gagah dengan tinggi badan 190 sentimeter ditambah dengan bahu dan punggung yang tegap. Pria itu tampak menampilkan ekspresi kusut. Meskipun seperti itu, dirinya tetap saja terlihat tampan dengan netra sewarna laut dalam yang menyorot dingin dan tajam. Pria itu tidak berniat untuk merapikan pakaiannya. Ia kini berdiri di hadapan kediaman mewah dan menekan bel, tetapi tidak ada satu pun orang yang membukakan pintu. Ia lalu kembali menuju mobil mewahnya dan menatap pada staf keamanan yang kini sudah tidak terlihat lagi. Melihat semua itu, ia merasa semakin kesal. Ia bukan orang bodoh. Ia tentu saja bisa menyimpulkan jika semua orang tengah berusaha untuk menghindarinya. “Apa aku tengah ditelantarkan di rumahku sendiri?!” teriaknya dengan nada menyeramkan. Namun, tidak ada satu pun orang yang mun
Darka menatap tajam Bayu—bahawan setianya yang iris berekspresi. Pria itu baru saja meletakkan setumpuk pekerjaan di atas meja Darka, tanpa memperhatikan ekspresi yang terpasang pada wajah Darlka. Pria berkacamata itu malah balas menatap Darka. “Apa Anda tidak melihat semua berkas itu? Kenapa Tuan malah menatap saya? Hari ini, kita benar-benar sibuk, Tuan,” ucap Bayu dengan nada datar dan ekspresi datar yang membuat Darka ingin menyemburnya dengan vodka kesukaannya. Bayu sepertinya sudah terlalu lama hidup di jalan yang lurus.Darka benar-benar heran dengan Bayu, pria itu sangat minim berekspresi. Sepertinya, Bayu berpikir jika berkespresi sedikit saja, bisa membuatnya bangkrut dan tidak lagi bisa mengemudikan mobil
Darka benar-benar dongkol. Darka tidak pernah berpikir jika kedua orangtuanya bisa bertindak hingga sejauh ini. Darka tidak bisa mengakses satu pun fasilitas keuangan yang ia miliki. Mau itu kartu debit, hingga akun rekening yang bahkan atas namanya sendiri tidak bisa diakses. Tentu saja, hal itu sangat menyulitkan Darka. Hanya untuk membeli secangkir kopi saja dirinya kesulitan, lalu bagaimana Darka bisa bersenang-sengan dengan para wanita jika dirinya bahkan tidak memiliki uang sepeser pun. Apakah begini rasanya jatuh miskin?Darka mendengkus dan membuat Bayu yang tengah membereskan semua berkas yang sudah selesai dibaca dan disetujui oleh Darka, hanya bisa melirik singkat. Bayu sendiri, sudah memiliki banyak masalah, dan ia tidak
“Jangan bermain air, nanti kalian sakit. Kalian tidak mau sampai Ibu Sekar kerepotan atau merasa sedih, bukan?” tanya Tiara pada lima anak kecil yang tengah ia mandikan. Tiara memang mendapatkan tugas untuk mengurus keperluan mereka.Saat mendengar apa yang ditanyakan oleh Tiara, kelima anak itu dengan kompak menghentikan permainan mereka dan menatap Tiara sebelum menggeleng dengan kompaknya. “Nala tidak mau Ibu Sekar sampai sedih,” ucap salah satu anak yang tengah dimandikan oleh Tiara.“Kalau begitu, kalian harus menurut pada Kak Tiara. Sekarang, gosok gigi yang benar, d
Aura gelap terlihat menyelubungi Darka yang kin tengah memimpin rapat dewan direksi. Meskipun Darka masih tergolong muda sebagai seorang pemimpin sebuah perusahaan sebesar persuhaan AR ini, tetapi kemampuan Darka tidak bisa dianggap remeh. Darka mewarisi kecerdasan kedua orangtuanya. Jika mengenyampingkan sifatnya yang senang berfoya-foya dan bermain wanita, Darka bisa dinobatkan sebagai seorang calon menantu yang akan sangat diminati oleh para ibu seantero negeri ini. Meskipun Darka dicap sebagai berengsek atau bajingan, Darka tetap saja digandrungi oleh para wanita dari berbagai kalangan. Selain tampan, dan kaya raya, kabarnya Darka juga sangat memuaskan saat berada di atas ranjang. Karena itulah, para wanita yang sudah mengetahui jika Darka senang bermain wanita, merasa tertantang untuk menaklukan Darka. Sayangnya hingga saat ini tidak ada satu pun wanita yang b
“Kamu benar-benar mau menerima perjodohan ini?” tanya Puti dengan antusias. Puti dan Nazhan pun seketika mendapatkan harapan. Meskipun keduanya tahu jika Darka menerima pernikahan ini hanya untuk mendapatkan kembali semua fasilitasnya, tetapi keduanya tahu jika ini adalah awal yang baik. Setidaknya, jika Darka sudah menikah nanti, Darka pasti akan sedikit demi sedikit berubah. Ikatan suci pernikahan pasti bisa membuat Darka lebih baik dan mengerti jika apa yang sudah ia lakukan selama ini adalah kesalahan dan harus segera tinggalkan.Darka menghela napas dan mau tidak mau mengangguk menjawab pertanyaan Puti. Ya, Darka memang sudah mengatakan pada kedua orang tuanya jika dirinya mau menikahi Tiara. Darka bahkan meminta unt
“Bunda!” seru Alana sembari berlari membuat rok yang ia kenakan bergoyang seiring langkah yang ia ambil. Alan tentu saja mengikuti, tetapi dengan langkahnya yang tenang. Darka yang bertugas menjemput kedua buah hatinya sepulang sekolah, melangkah di belakang dengan kedua tangan yang membawa tas serta botol minum milik Alan dan Alana.Tiara yang semula sibuk di dapur dengan para pelayan, segera ke luar dari dapur dan menghampir putra dan putrinya. Tiara tidak memperbolehkan Alana dan Alan masuk ke dalam dapur, karena sangat berbahaya. Apalagi untuk Alana, yang dulu sempat membuat ulah dan hampir saja celaka serta membuat rumah ini hampir kebakaran. Tiara tersenyum dan menerima pelukan dari putra dan putrinya dengan senang hati. “Apa hari kalian
Beberapa bulan kemudian“Cantiknya putri Ayah!” seru Darka saat melihat Alana mengenakan gaun cantik yang seragam dengan gaun Tiara. Darka pun menciumi Alana yang tertawa renyah saat mendapatkan kecupan tersebut. Sementara itu, Alan berada dalam gendongan Tiara. Ia juga mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian yang dikenakan oleh Darka. Mereka tampil dengan menakjubkan. Alan dan Alana, memiliki tampilan menggemaskan yang rasanya diwariskan dari kedua orang tuanya. Siapa pun yang melihat si kembar, akan yakin jika keduanya akan tumbuh menjadi sosok yang sangat menawan dewasa nanti.
Tiara sibuk menyusui kedua anaknya yang ternyata menolak untuk menyusu menggunakan dot berisi ASI yang sebelumnya sudah Tiara pompa. Keduanya lebih senang menyusu secara langsung pada Tiara. Tentu saja tingkah putra dan putrinya ini membuat Tiara sulit untuk bergerak. Keduanya benar-benar menempel pada Tiara dan tidak mau disentuh oleh siapa pun termasuk oleh opa serta omanya. Tiara memejamkan matanya dan bersandar pada sandaran sofa malas yang selalu ia gunakan saat menyusui kedua buah hatinya yang selalu ingin disusui bersama-sama. Ini masih siang, tetapi Tiara sudah sangat lelah.Kini, Tiara dan Darka tinggal di kediaman utama. Sementara Puti dan Nazhan resmi kembali ke Kuwait serta fokus untuk mengurus semua perusahaan mereka di sana. Darka sendiri dipercaya
Vanesa terlihat bersebunyi di balik sebuah pohon di seberang kediaman Risaldi yang tengah cukup ramai karena persiapan acara akikahan kembar calon penerus keluarga Al Kharafi dan Risaldi ini. Vanesa melihat rumah itu dengan penuh kebencian karena semua usahanya untuk menghancurkan kebahagiaan keluarga itu gagal total. Semua informasi yang Vanesa bocorkan pada pihak yang memang mencari jalan untuk menjatuhkan perusahaan milik keluarga AR tersebut, pada akhirnya menjadi senjata yang berbalik menyerangnya. Kini, karir Vanesa benar-benar hancur karena tidak ada satu pun perusahaan yang mau mempekerjakan dirinya. Bahkan, agensinya memutuskan kontrak secara sepihak dengannya.Hal itu terjadi karena Puti dan Nazhan turun tangan langsung. Keduanya melakukan sesuatu yang
Pagi ini, Darka mengumumkan kelahiran sepasang anak kembarnya melalui media sosial. Lalu esok hari, aka nada acara akikahan lalu berlanjut dengan acara pesta yang dilangsungkan di kediaman Risaldi. Tentu saja, kabar tersebut disambut gembira oleh orang-orang, kecuali Vanesa yang merasa begitu marah karena Darka sudah benar-benar membuangnya. Vanesa tidak lagi bisa menghubungi atau bahkan menemui Darka. Vanesa dibuang karena dirinya sudah tidak lagi dibutuhkan oleh pria itu. Kemarahan Vanesa semakin menjadi karena dirinya merasa dikalahkan oleh Tiara yang menurutnya tidak bisa dibandingkan dengannya. “Aku tidak akan menerima penghinaan ini,” ucap Vanesa.Ya, Vanesa tidak akan hancur sendirian. Jika dirinya harus hancur dan kehilangan segalanya, maka D
“Tiara,” ucap Puti tidak percaya saat melihat Tiara sudah sadarkan diri.Tiara yang sebelumnya masih berusaha untuk beradaptasi mengerjapkan matanya dan menyentuh perutnya yang terasa agak ngilu. Puti yang melihat hal itu segera menahan tangan menantunya dan berkata, “Kau sudah dioprasi, terima kasih karena sudah memberikan sepasang cucu yang menggemaskan bagiku dan Nazhan.”Tiara yang mendengar hal itu pun terharu. Meskipun dirinya tidak melahirkan dengan normal, tetapi kebahagiaannya sama besarnya. Puti pun membantu Tiara untuk minum karena ia tahu jika Puti memang perlu membasahi tenggorokannya. Setelah itu, Tiara pun berkata, “Ma, aku ingin melihat mereka
“Ada keributan apa?” tanya Nazhan saat dirinya ke luar dari lift sembari menggandeng istri tercintanya yang hari ini pun menemaninya bekerja. Tidak sekadar menemani, Puti juga membantu Nazhan menyelesaikan pekerjaannya.Semenjak Tiara dan Darka benar-benar ke luar dari rumah, keduanya memang lebih sering untuk menghabiskan waktu bersama. Selain untuk saling menghibur karena merasa bersalah serta kesepian karena telah membuat Tiara harus hidup susah dengan Darka, keduanya juga melakukan hal ini untuk memastikan tidak mencari apa pun terkait nasib Darka dan Tiara. Ini adalah komitmen yang sudah keduanya buat bersama. Karena jika sampai mereka melihat dengan mata mereka sendiri betapa kesulitannya hidup keduanya, mereka pasti tidak akan menahan diri unt
Darka yang baru saja selesai menjemur pakaian, segera duduk di samping Tiara yang tengah menatap tayangan mengenai tempat wisata air yang ditayangkan di televisi. “Kenapa melihatnya hingga seperti itu?” tanya Darka.“Tampaknya bermain air seperti itu terasa sangat menyenangkan.”Darka bisa mendengar nada tertarik dalam ucapan Tiara. Ia tahu, jika Tiara ingin mengunjungi wahana air itu. Namun, rasanya mustahil bagi Darka mengajak Tiara untuk bermain di wahana air seperti itu dengan kondisi kehamilannya yang sudah sebesar ini. Darka pun bertanya, “Kalau sudah melahirkan, apa kau mau pergi ke sana denganku?”
“Astaga!” seru bapak-bapak yang tengah menjalankan ronda keliling. Para bapak terkejut saat melihat sosok yang meringkuk di hadapan salah satu rumah kontrakan yang berada di perkampungan mereka. Setelah beberapa saat saling mendorong untuk memeriksa siapa yang berada di hadapan rumah orang lain di waktu seperti ini. Hanya saja, setelah mengarahkan senter para wajah orang itu, semua orang menghela napas lega karena mengenalnya.“Darka kenapa di luar seperti ini?” tanya salah satu dari para bapak yang menggeleng melihat Darka yang kini mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu saja para bapak sudah mengenal Darka dan Tiara, pasangan muda menawan yang mereka kira tengah belajar untuk hidup mandiri. Dalam diam, para tetangga mengamati dan sedikit