Beranda / Romansa / Married to My Anemy / 53. Berita baik?

Share

53. Berita baik?

Penulis: Asyima Handayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-07 23:43:16

"Sebelum Ibu mengatakan hal yang kurang baik tentang saya dan keluarga saya, saya ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi Bu. Saya gak akan menyusahkan Pak Zaid kok, Bu."

Zaid segera mengenggam tangan Diandra. "Biar Zaid yang jelasin Ma," ucap Zaid.

"Apa yang sebenarnya terjadi Zaid?" Tanya Bu Tata.

"Begini Ma," Zaid mulai menjelaskan perkara yang dimaksud olehnya.

Segera Zaid berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu itu agar tidak ada yang menganggu obrolan mereka nanti.

"Mama jangan emosi atau memotong pembicaraan Zaid nanti ya Ma. Zaid mau cerita panjang dsei awal sampai berita itu akhirnya terpublish."

"Oke, Mama juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi sayang."

Bu Tata duduk berhadapan dengan Zaid, sementara itu Diandra duduk dengan jarak yang lebih jauh dari sebelumnya dengan Bu Tata.

Zaid mulai bicara, dan Diandra menjadi pendengar dan pemantau pembicaraan anak dan Ibu itu.

Terjadi tanya jawab di sela sela pembicaraan keduan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Married to My Anemy   54. Eughh

    "Itu loh Bu, Mama Pak Zaid tadi nyapa kami. Wajahnya kelihatan bahagia banget Bu, apa ada berita baik, Bu?" Tanya Fifi. 'Apa maksud mereka ya?' Pikir Diandra. Diandra ingat ekspresi wajahnya Bu Tata saat meninggalkan ruangan Zaid tadi. "Maksudnya gimana ya Fi?" Tanya Diandra. "Mama Pak Zaid kelihatan seneng dan lebih ceria Bu setelah keluar daru ruangan Pak Zaidz dari lads sebelumnya" Jelas Fifi. "Astaghfirullah," Gumam Diandra. "Ada apa Bu?" Tanya Bianca. Bianca sudsh penasaran la yang terjadi di dalam ruangan Zaid. Ia sekarang justru lebih tertarik dan khawatir terjadi sesuatu yang kurang baik sama Diandra. Wajah Diandra kelihatan lebih pucat dari pada pagi tadi."Enggak papa Bi. Cuma agak kurang enak badan aja.""Gak terjadi apa apa di dalam tadikan Bu?""Engga kok. Mamanya Pak Zaid cuma berkunjung biasa aja. Beliau mau dibantu untuk memilih beberapa keperluan dalam rangka memperingati ulang tahun2 Pak Zaid," Jelas Diandra. "Hohh.. Karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Married to My Anemy   55. Bagus bagus aja

    Zaid merasa sulit bernafas karena Diandra memeluknya sangat erat, Zaid segera bergerak untuk melepaskan pelukan Diandra. Pelan pelan Zaid mengangkat lengan Diandra dari tubuhnya. Baru Zaid mengangkat lengan Diandra, kini giliran kakinya pula yang mendekap erat Zaid. "Astaghfirullah.. Lasak banget Kamu, Diandra.""Dian, Diandra!" Zaid coba membangunkan istrinya itu. Beberapa kali Zaid mencoba, tapi tidak ada reaksi dari Diandra. Zaid yang sedikit kesal menyerang balik Diandra. Kali ini Zaid yang memeluk erat Diandra. Mereka saling berpelukan. "Eughh.." Diandra merasakan ada yang memeluknya tapi ia masih bisa tertidur pulas tanpa hambatan apapun. 'Gimana ini?' Batin Zaid. Zaid jadi mati kutu dan sangat kikuk. Maksud hati ingin membuat sang istri merasakan kesulitan yang ia rasakan, tapi malah ia semakin tersiksa. Zaid segera melepaskan pelukannya dari Diandra. Zaid juga mencari cara agar dirinya bisa terbebas dari dekapan yang agak sedikit sesak dari Diandra. Namun beberapa kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Married to My Anemy   56. Kita belum selesai Mas!

    Apa yang salah dengan itu sih Pak? Bagus bagus aja sih Pak. Justru konsep yang seperti ini lagi laku Pak.""Klise banget Diandra!" "Yang Bapak maksud klise itu menurut saya klasik dan ling lasting. Mengangkat tema keluarga untuk menonjolkan sebuah produk membuat citra produk lebih hangat dan mengenai hati calon pembeli.""Nah itu tu, seharusnya perusahaan kita tidak terlalu fokus pada konsep yang itu itu aja. Hampir semua klien kita berikan konsep yang seperti ini Diandra. Orang orang pasti akan mengenal kita sebagai perusahaan yang menjual jasa yang bertemakan family. Apa karena kamu dan Anggota Tim kamu mayoritas perempuan ya? Bukan begitu Jo?" "Mungkin Bapak tidak suka konsepnya aja. Gak perlu bawa bawa gender juga Pak," Jawab Diandra. "Ya kalau gitu seharusnya kalian menyiapkan konsep yang lebih baik dong!""Ini Pak!" Diandra menyodorkan proposal cadangan yang selalu ia dan Timnya buat sebagai serep."Wahh.. Apa ini. Apa isinya akan sama juga?"'Astaghfirullah ngeselin banget!'

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Married to My Anemy   57. deg deg

    "Loh.. Saya gak ngerti lah Di. Kamu gak ngomong, gimana Saya mau tahu?""Gitu Mas," ucap Diandra. "Gitu gimana toh?" Tanya Zaid. "Tok..tok.." "Di, udah selesai bersih bersihnya? Jadi mau sholat bareng ke masjid kan?" Tanya Bu Rina. "Iya Bu, bentar Bu." Diandra segera membuka pintu kamarnya."Diandra mandi bentar ya Bu. Kalau enggak keburu Mas Zaid duluan aja sama Ibu ya Mas. Diandra nyusul.""Oh boleh, Zaid udah pake baju. Ayo Nak!" Anak Bu Rina. Zaid baru saja selesai memakai pakaiannya. Ia segera menyisir rambutnya agar lebih rapi. "Ayo Bu," jawab Zaid. "Mas kita belum selesai bicara ya, nanti kita lanjut," Bisik Diandra saat Zaid melewatinya. Segera Zaid dan Bu Rina menghilang dari pandangan Diandra. Diandra juga bergegas untuk bersih bersih dan menyusul keduanya. Sholat magrib di masjid yang berjarak tidak begitu jauh dari rumah Diandra telah usai. "Bu Rina, ini siapa?" Tanya teman Bu Rina. "Oh ini, kenalin menantu saya.""Zaid, Bu." Zaid memperkenalkan dirinya. "Oh..

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Married to My Anemy   58. Diandra kan?

    "Diandra, kamu ninggalin ini tadi," Bu Rina membuka pintu kamar Diandra yang memang tidak terkunci. Bu Rina melihat Zaid yang berada di atas tubuh Diandra. "Maaf maaf.. Ibu lupa kalau ada Zaid," Reflek Bu Rina. Bu Rina segera menutup kembali pintu kamar Diandra. "Mas.. Geser dong. Duhh.. Ibu mikirnya kita lagi ngapa ngapain kan jadinya.""Emang kalau iya pun kita ngapa ngapain gak salah dong Di," ucap Zaid. Zaid masih belum ingin beranjak dari posisinya saat ini. "Mas.. Berat tau!" Ucap Zaid. Bukannya menghindar, Zaid malah merangkul Diandra. "Ngapain kamu Mas?" Diandra berusaha lepas dari rangkulan Zaid. "Emangnya kenapa kalau saya ngapa ngapain kamu?" "Ya gak boleh lah!" Diandra segera bangkit dan terlepas dari Zaid. "Mas.. Saya tetap gak mau pindah. Saya sebelah kanan tidurnya. Awas ya kalau ngambil posisi Saya! Saya mau ke kamar mandi dulu," ucap Diandra. "Gak janji," Ucap Zaid. Diandra segera ke kamar mandi sedangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Married to My Anemy   59. Sisi lain

    "Bismillah," ucap Diandra. Diandra menyusuri gang gang yang ada di sekitaran perumahan. Ia sudah berlari hampir 8 kilometer dan masih akan terus berlari sampai satu jam penuh. "Diandra!" Panggil seseorang. Diandra segera menoleh ke arah sumber suara itu. Fajar yang lumayan mendung pagi itu membuat Diandra sulit mengenali siapa yang sosok yang memanggilnya tadi. "Siapa ya?" Gumam Diandra. Dari jarak sejauh itu, Diandra merasa heran bagaimana bisa sosok itu mengenali dirinya. Perlahan sosok itu mendekati dirinya. "Diandra kan?" Sosok itu ingin memastikan kalau yang ia panggil tadi memang Diandra. "Iya," jawab Diandra. Diandra mulai mengenali sosok itu karena jarak mereka yang semakin dekat. "Kamu?" "Hemm.. Senang bisa melihat kamu lagi," ucapnya. "Mas Farid.""Kamu masih mengenali aku, syukurlah."'Tentu, aku tidak akan pernah melupakan kamu Mas,' batin Diandra. "Tentu. Kamu sangat baik padaku, mana mungkin aku melupakan kamu Mas," ucap Diandra. "Ah bisa sajakan, ini sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Married to My Anemy   60. Pembicaraan Serius

    0. "Diandra Diandra. Ternyata kamu ada sisi kayak gininya juga ya," ucap Zaid. "Maksudnya gimana Mas?" Tanya Diandra. "Iya sisi yang kayak gini, peduli terhadap orang tua.as belum pernah ngeliat," Ucap Zaid. "Ohh gitu," Ucap Diandra. "Ya udah kalau gitu ayo buruan Mas! Apa biar saya aja yang nyetir ya?" Tanya Diandra. "Engga, biar Mas aja. Ini juga mau berangkat. Bismillah," ucap Zaid. Hampir sejam di jalanan karena macet sore hari, Diandra dan Zaid akhirnya tina di rumah Ibu Diandra. "Assalamu'alaikum," ucap Diandra. "Walaikumsalam," jawab Bu Rina. Diandra langsung masuk ke rumah meninggalkan Zaid, sedangkan Zaid menyusul di belakang Diandra. "Ibu ads yang perlu dibantu lagi gak Bu? Ibu masak apa tadi?" Tanya Diandra. "Semuanya udah Ibu persiapkan Di, kamu gak perlu khawatir. Rinal juga udah pulang, sengaja Ibu suruh pulang cepat buat nyambut Papa mertua kamu. Biar gak Canggung," Jelas Bu Rina. "Oh iya Bu, makasih ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Married to My Anemy   61. Berita heboh

    "Saya pikir pendapat Mba Diandra dan pendapat kedua orang tua Mas Zaid sama sama benar, tapi.." Rinal berhenti berucap. "Tapi apa Mas Rinal?" Tanya Pak Zola. "Mempublikasikan pernikahan keduanya lebih baik menurut saya. Agar tidak ada simpang siur yang akan mengungkit kejadian ini di Suatu hari nanti. Tentang privasi yang Mba Diandra maksud mungkin setelah acara resepsi digelar nanti, Mas Zaid harus lebih menjaga Mba Diandra dengan baik.""Persaingan bisnis dan juga hal lain yang menyangkut Pak Zaid dan Ibu, Bapak pasti akan memperngaruhi kehidupan Mba Diandra kedepannya. Dan untuk bagaimana keduanya menikah, tidak perlu dipublikasikan. Biarlah publik yang berspekulasi sendiri. Begitu menurut saya, Pak, Bu.""Mas Rinal sangat bijaksana bila dibandingkan dengan kita semua yang ada disini. Bagaimana Bu, Diandra?" Tanya Pak Zola. "Saya setuju," ucap Zaid. "Kamu Di?" tanya Zaid. "Kalau begitu saya setuju," ucap Diandra. Pembicaraan hari itu berjalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16

Bab terbaru

  • Married to My Anemy   118. The End

    Gimana Mas bisa tenang Sayang, hah?""Istighfar Zaid. Untuk apa kamu meributkan hal yang gak perlu diributkan Zaid!""Gak perlu gimana Ma? Zaid benar benar terluka, Ma." Zaid sangat kecewa dan langsung meningggalkan tempat itu. Diandra segera menyusulnya. "Mas, tunggu Diandra." Diandra mengejar Zaid tergesa-gesa. "Mas!" Diandra mempercepat langkahnya. Bersyukurnya, Diandra berhasil mengejar Zaid sebelum Zaid menyalakan mesin mobil. "Huhhh" Napas Diandra tersengal. Zaid mulai mengendarai mobilnya sangat laju. Bukan cuma laju, tapi juga ugal-ugalan. "Mas, istighfar!" Diandra menyentuh lengan Zaid. Wajah Diandra terlihat lumayan pucat. Zaid masih saja diam dan enggan menurunkan kecepatan laju mobilnya. "Mas, Diandra mual. Pelan pelan please Mas!" Suara Diandra melemah. Diandra sungguh merasa sangat mual. "Huek.." Mendengar Diandra seperti itu, Zaid langsung khawatir. Segera ia menurunkan kecepatan mobilnya. "Mas berhenti sebentar!" D

  • Married to My Anemy   117. Terbongkar

    iandra dan Bianca sangat bertekad untuk menggolkan proposal mereka kali ini. Apapun yang terjadi Diandra benar-benar tidak akan mundur. Walaupun harus bertengkar atau berdebat habis habisan dnegen Zaid. Belakangan ini Zaid memang sedikit santai dan kendur terhadap Diandra dan timnya. Sekarang Zaid sudah mode sadar, sesadar sadarnya.Setelah berada di dalam ruangan Zaid sekitar 10 menit, Diandra dan Bianca mulai menyerang Zaid. "Kami sudah mengusahakan yang terbaik Pak. Kami rasa Bapak terlalu ketat dan tidak memberi kami ruang. Seharusnya gak begitu Pak!" Tegas Diandra.Satu minggu berlalu"Halo Pak, saya sudah menemukan orang yang Bapak cari. Kami sudah menahannya agar tidak meninggalkan negara ini. Namanya Jason, Pak. Salah satu orang kepercayaan dari keluarga Bapak. Orang itu tidak mengakui tuduhan yang telah kami sampaikan, padahal jelas jelas pelakunya adalah orang itu.""Baiklah. Kerja bagus, saya akan segera menemui orang itu." Zaid mematikan ponselnya. "Siapa yang menelpon M

  • Married to My Anemy   116.

    Malam harinya, Diandra sedang menonton televisi dan bersantai. Ia ingin melupakan sejenak pekerjaannya yang sangat menganggu. Sementara itu, Zaid juga baru selesai mandi dan sepertinya akan segera bergabung dengannya."Di, udah makan malam belum?""Belum Mas, lagi malas makan. Gak mood gara gara urusan kantor.""Hohh.. Mas laper nih Di. Kita pesan makan online aja gimana?""Boleh Mas. Beli apa ya?""Hemm.. Empek empek sayang?""Hohh boleh tu Mas."Zaid segera duduk di sebelah Diandra. Ia mengeluarkan ponselnya dan merangkul Diandra. Satu tangannya memegang ponsel, satunya lagi udah merayap kemana-mana. "Ini tangannya gak sopan banget ya Mas!" "Gak papa dong sayang. Udah seminggu yang lalu kita tidur bareng dan gak ngapa ngapain sejak itu. Mesum juga kan sama istri sendiri.""Mas lupa ya kalau kita menikah kontrak?""Mas ingat Sayang. Dari awal Mas gak ada niat menikah kontrak sama kamu. Mas beneran tulus mau menikah sama kamu. Mas jatuh

  • Married to My Anemy   115. Fakta Fakta

    115."Wahh.. Sepertinya itu dilakukan oleh orang yang berkuasa Mas. Kalau malam itu kita beneran gak melakukan apa apa, berarti tadi malam kita beneran melakukannya untuk yang pertama kali. Dan gak pernah buat dosa dong Mas. Diandra pernah merasa bersalah banget karena kejadian itu.""Hah?" Zaid belum konek. "Iya Mas, Diandra dan Mas Zaid gak pernah ngelakuin dosa. Kita menikah bukan karena one night stand. Ini murni cuma kecelakaan, yang menjebak kita untuk segera menikah Mas. Alhamdulillah," Diandra merasa sangat plong, semua yang mengganjal dibenaknya hilang. Zaid masih memproses semua perkataan Diandra. "Ad apa Mas?""Diandra, sungguh ini darah perawankah? Kita tidak pernah berhubungan malam itu. Dan satu hal lagi, ini pertama kalinya kita berhubungan?" Zaid ingin memastikan. "Yes Mas.""Alhamdulillah Ya Tuhan. Ternyata diri Mas memang tidak pernah bertindak melanggar larangan Allah. Kamu masih suci saat Mas nikahi. Dan kita melakukannya dalam ikat

  • Married to My Anemy   114.

    Kalau gak mau nerima yang ini, simpan saja sayang. Kalau yang ini harus kamu terima ya Di." Zaid memberikan sebuah bungkusan paper bag pada Diandra. "Apa lagi ini Mas?" Tanya Diandra. Bungkusan itu sudah berada di tangan Diandra. Diandra melihat isi dari paper itu, dan isinya ternyata berupa baju. "Ini apa Mas?" "Bukalah dan lihat. Mas gak tahu kamu suka apa. Mas udah berusaha memilih yang terbaik." Diandra segera membuka bungkus itu dan membentang isi dari paper bag itu. "Bagus banget Mas." Wajah Diandra terlihat bahagia. Sangat berbeda dari ekspresi Diandra saat menerima perhiasan tadi. "Kamu suka?""Suka.""Makasih Mas. Hemm terus kita mau kemana Mas?""Kamu mau kita kemana?""Hemm.. Gak tau sih Mas. Tapi ini masih jam 10, gak kecepatan kalau kita pulang sekarang Mas?""Mas tau harus kemana. Kamu yakin bakal ikut aja?""Yakin lah Mas.""Hohh.. Kalau gitu ayo kita ke suatu tempat.""Baiklah," Jawab Diandra. Diandra dan Zaid

  • Married to My Anemy   113

    "Iya Ma."Mereka bedua menuju kasir untuk membayar dan segera keluar dari toko itu. "Di, kita pergi ke suatu tempat lagi ya!""Kemana Ma?""Restoran.""Ohh.. Iya boleh Ma. Diandra juga kehabisan energi pengen makan, laper Ma. Padahal tadi Diandra udah makan banyak.""Hahaha.. Itu karena energinya udah kepake buat jalan jalan sama Mama sayang." "Hahah iya mungkin Ma."Sementara itu di tempat lain Zaid udah menunggu kedatangan kedua wanita yang sangat berharga di hidupnya itu."Mama sama Diandra kok lama banget ya?" Zaid masih berusaha santai menunggu. Sementara itu, Bu Rina dan Rinal sendang dalam perjalanan menuju restoran. "Ibu yakin restoran W kan Bu?""Iya Ri. Nak Zaid tadi bilang itu nama restorannya. Nanti setelah tiba disana, kita diminta telepon aja.""Baiklah Bu. Kita berarti udjah bener. Tinggal belok di perempatan depan ini, kita langsung sampai.""Oki Ri."Sedangkan di tempat lain, Diandra dan Bu Tata juga sedang slama perjalanan ke restoran yang dimaksud oleh Zaid. "Ki

  • Married to My Anemy   112. Bersama Ibu Mertua

    "Belinya dalam rangka apa ya Mas? Ulang tahun atau anniversary?""Ulang tahu istri saya Mba.""Oh tunggu sebentar ya Mas, kami punya koleksi terbaru.""Oh iya Mba." Zaid sabar menanti. Tidak lama pegawai toko itu datang dengan membawa beberapa koleksi perhiasan yang sangat elegan. Ada kalung, gelang dan juga cincin. "Yang ini edisi terbatas Pak. Hanya ada tiga di Asia. Buatan desainer terkenal Eropa.""Beauty," Sahut Zaid. Kalau yang ini buatan lokal Pak, tapi sangat cantik.""Ohh gitu Mba.""Saya suka yang ini sama yang ini!" Tunjuk Zaid ke dua pilihan yang ia maksud. "Bapak mau keduanya?""Iya, yang ini dan yang ini. Jangan lama lama ya Mba. Bungkus dan saya akan bayar.""Baiklah Pak."Zaid menyelesaikan urusannya xi toko perhiasan itu. Setelahnya, Zaid menghubungi sang Mama untuk membatalkan pertemuan di rumah sang Mama dan berkumpul di restoran yang sudah ia pesan untuk merayakan pesta ulang tahun Diandra. ***Dian

  • Married to My Anemy   111. ultah

    "Wah.. Harum banget Di. Masih lama gak? Mas jadi tambah lapar karena aromanya.""Sabar, lima belas menit lagi Mas.""Benarkah?" Zaid bangkit dari tempat duduknya. Zaid meletakkan ponsel yang tadi digenggamannya di atas meja. Kemudian ia berjalan menuju Diandra. "Ada yang bisa Mas bantu gak sayang?""Bantu aduk ini Mas! Diandra mau bikin bumbu mienya.""Baiklah." Zaid segera mengambil alih tempat Diandra. "Kita makan nasi apa makan mie sayang?""Makan nasi boleh Mas, makan mie juga boleh.""Oh.. Banyak banget loh ini Di.""Gak papa Mas. Kan mau kita bawa ke rumah Mama. Selama ini kita selalu bawa makanan yang kita beli, sekali ini gak papa dong kalau kita bawain makanan yang kita masak sendiri.""Iya bener sih sayang, tapi beneran kamu gak capek?""Capek Mas, tapi capek aja. Gak pake capek banget kok Mas!""Udah nih, Mas. Kamu geser lagi ya Mas!""Oh oke, oke. Mas bisa bantu apa lagi Di?""Bantu makan aja Mas. Mas Zaid udah sering banget masakin buat Diandra, hari ini tugas Mas Zaid

  • Married to My Anemy   110. Kekhawatiran

    "Mas, bisa gak gak gangguin Diandra. Diandra lagi nyetir nih Mas.""Iya iya, lihatin jalannya Di. Awas nabrak entar loh!""Iya iya Mas, bisa gak kalau gak ngerecokin Diandra!" "Hahahaha gak asik kalau gak ngerecokin kamu Di.""Ada ya terniat banget gitu gangguin istrinya?""Adalah sayang." "Mas laper gak sih?""Banget, tapi Mas gak mau makan makanan dari luar. Masakin ya sayang.""Masakin? Capek loh Mas.""Yang gampang aja sayang, telur ceplok juga gak papa. Mas makan kok.""Bener ya?""Iya sayang.""Oke ya udah. Kita langsung pulang aja.""Iya sayang. Hati hati nyetirnya sayang.""Iya iya. Gak percayaan banget sih Mas.""Hemm, percaya kok sayang. Cuma ngingetin aja kok.""Ya udah, ini Diandra bakal lebih hati hati lagi Mas.""Oke sayang."***Setibanya di rumah, sepasang suami istri ini bukannya sarapan, Mereka justru memilih tidur lebih dahulu. Mereka tidur sambil berpelukan satu sama lain. Sangat n

DMCA.com Protection Status