"Mau tahu, sekarang buka mulutmu."
Helwi sontak langsung menggelengkan kepala. Ia takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Geri. Apa yang terjadi saat itu pasti akan membuat semua bertambah buruk.
Jika bisa Helwi tak mau berada dalam kondisi yang menyulitkan, hanya saja apa ada pilihan baginya?
Tidak.
"Hanya membuka mulut, Helwi," ujar Geri yang sudah mensejajarkan diri dengan orang yang sangat ia benci tersebut.
Jangan lupakan juga cara bicara yang kelewat datar dan tatapan tajam juga.
Oleh perkataan tersebut, Helwi pun hanya bisa menundukkan kepala semakin dalam. Kemudian pada sudut hati yang paling dalam jadi berpikir kenapa ia malah jadi seperti itu.
Lemah dan tak berdaya. Dasar tak bisa melakukan apa-apa. Kalau begitu akan lebih baik mati, daripada hanya terjebak dalam situasi yang sangat menyedihkan.
Orang yang tak berdaya, apa akan lebih baik mati...?
Tak semua orang berpikir begitu kan?
Itu adalah sesuatu yang tabu.
"Helwi, lihat aku."
Apa yang Geri katakan membuat Helwi akhirnya mendongkrakkan kepala. Saat itu terjadi, yang terlihat adalah satu sendok makanan berada tepat dihadapan perempuan itu.
"Dua kebaikan dalam satu tindakan. Cepat makan sebelum aku berubah pikiran."
"Tapi Tuan juga harus makan," kata Helwi tanpa sadar.
Saat menyadari apa yang ia katakan, sontak perempuan itu pun langsung menutup mulut dengan menggunakan tangan.
Salah, itu salah!
"Maafkan saya, tidak apa-apa, biar saya makan sendiri saja, Tuan," kata Helwi yang hendak mengambil sendok yang dipegang oleh Geri.
Orang itu tentu saja tak akan membiarkan hal tersebut terjadi, terserah dengan apa yang ia pikirkan, yang jelas Geri tak akan pernah membiarkan hal itu.
"Siapa yang menyuruhmu makan sendirian. Mau ku suapkan secara paksa atau lembut. Tapi ya, baiklah, ku rasa makan sepiring berdua tidak ada salahnya. Aku belum pernah melakukan itu dengan para lelaki sebelumnya. Jadi mari kita lakukan."
Tidak, bagi Helwi kegiatan yang dikatakan oleh Geri sangat jorok. Helwi tak pernah membayangkan ia makan dengan cara begitu.
"Sayangnya kamu tak punya pilihan selain iya."
"Dasar pemaksa," kata Helwi tanpa sadar.
Apa yang terjadi setelah itu adalah Helwi yang langsung mendapatkan satu suapan. Entah apa lagi yang akan terjadi setelah itu, yang jelas Helwi hanya bisa menatap bingung.
"Dasar bodoh cepat kunyah. Kamu bukan anak kecil lagi, jangan menggoda ku dengan tatapan polos itu, aku jadi gemas tahu tidak!"
Sontak Helwi pun mengunyah makanan dan secepat itu juga ia pun juga langsung menelan makanannya. Yang tersisa hanyalah Helwi mengambil segelas air sebab makan makanan yang belum lumat sepenuhnya.
Saat itu juga mata perempuan itu pun tertuju pada sepiring makanan yang lain.
"Oh ya, kan ada satu piring lagi. Makanlah Tuan, aku akan makan yang ini saja."
"Letakkan itu Helwi atau aku akan membuat mu tak bisa berjalan!"
Dengan tubuh yang bergetar akibat kaget, Helwi pun hanya bisa menundukkan wajah lagi. Hanya saja sedetik setelah itu ia pun kembali melihat Geri.
Sebenarnya ada sesuatu yang langsung terlintas dalam pikiran Helwi, akan tetapi tak bisa ia tanyakan.
Seperti ada apakah gerangan sang tuan muda malah bersikap baik padanya...?
Ya walaupun masih dengan cara bersikap seperti biasa, yaitu kasar dan pemaksa. Itulah karakter Geri yang sesungguhnya, untuk beberapa hal tersebut Helwi pun juga sudah terbiasa.
Helwi sontak memejamkan mata sebentar saat melihat Geri dengan santainya makan dari sendok yang ia pakai. Benar-benar sepiring berdua dan menijikkan.
"Apa yang kamu pikirkan?"
"Tidak ada," jawab Helwi sambil menggeleng cepat.
Baru saja Geri ingin menyuapkan satu sendok makanan lagi, sebuah suara telepon pun menghentikan kegiatan tersebut. Tanpa membuang banyak waktu Geri pun langsung meletakkan piring makanan, kemudian melihat siapa orang yang meneleponnya.
Tidak mengatakan apapun, Geri hanya langsung main mengangkat telepon tersebut.
Lantas ternyata sang penelepon adalah salah satu teman lelaki Geri yang biasa menjadi partner ranjangnya. Tanpa memperdulikan keberadaan Helwi, Geri pun langsung mengangkat telepon itu dengan masih berada di ruangan itu juga.
Tidak sama sekali menyingkir.
[Halo Jim, ada apa?]
Saat mendengar nama Jim, yang helwi tahu adalah Jimmy, Helwi pun sontak langsung melihat pada Geri. Akan tetapi hal itu hanya terjadi sebentar sebab Geri melihat Helwi dengan tatapan super tajam.
Dengan keberanian yang tersisa, Helwi pun hanya bisa melirik melalui ekor mata. Apapun yang terjadi, ia ingin mengetahui apa yang sedang dibicarakan oleh Geri, suami diatas kertasnya.
[Oke, tapi tidak bisa di rumahku. Orangtuaku sedang ada di rumah. Aku saja yang menemuimu.]
[Hahaha tentu saja, sampai jumpa.]
Helwi pun hanya menatap tanpa ekspresi saat menyadari Geri yang sepertinya akan pergi.
Sangat terdengar jelas dari kata-kata yang orang itu katakan di telepon.
"Kamu mau kemana?"
"Bukan urusanmu, habiskan makanan itu dan berkemas, kita akan segera pergi ke apartemen."
"Kenapa tidak melepaskan ku dengan sebenarnya saja, kalau kamu masih berhubungan dengan orang yang salah?" tanya Helwi yang memberanikan diri.
Salahkan otak perempuan itu yang tak mau bekerja sama, bukan spontanitas ataupun sesuatu lain. Semua murni terjadi atas perintah otak yang terjadi secara cepat.
"Jangan ikut campur urusanku Helwi. Aku sudah memberikan kebebasan untukmu. Sekarang lebih baik persiapan agenda apa yang akan kamu lakukan kedepannya. Aku sedang tidak mood bersikap buruk."
Setelah mengatakan itu, Geri pun langsung menghilang dibalik pintu. Menyebalkan, itulah yang langsung dipikirkan oleh Helwi.
Jahat, tega dan tak berperasaan. Semuanya cocok untuk menggambarkan seorang Geri.
"Hiks..., Ayah, Ibu..., apa Helwi harus hidup seperti ini? Kenapa, apa yang harus Helwi lakukan. Rasanya sangat sakit, Ayah, Ibu," kata perempuan itu yang pada akhirnya memakan makanan.
Walau sedang menangis sekalipun Helwi harus tetap memakan makanan tersebut. Lagipula sudah biasa kok, Helwi makan dengan air mata yang mengalir membahasi wajahnya.
***
Sementara itu mari kita beralih dengan apa yang terjadi pada Geri dan Jimmy, seorang laki-laki pasangan yang paling sering menjadi partner ranjang orang tersebut.
Jimmy adalah orang yang juga punya kelainan orientasi seksual seperti Geri.
Lalu sebejad-bejadnya Geri, ia tak pernah melampiaskan nafsu pada orang yang bukan sealiran dengannya.
Kalau bukan karena sama-sama punya kelainan, maka Geri akan berusaha menahan diri.
Itu terbukti saat Geri masih SMA dahulu. Ia pernah menyukai seorang anak pendiam dan pintar dalam kelasnya.
Lalu mulai dari sanalah awal mula Helwi yang juga satu kelas dengan Geri pun akhirnya mengetahui bahwa sang tuan muda ternyata punya kelainan orientasi seksual.
Geri dengan wajah merah padam menjadikan teman satu kelas tersebut menjadi fantasi untuk melakukan pelepasan. Bertepatan saat itulah, Geri yang mendesahkan nama sang teman sekelas pun dipergoki oleh Helwi yang tak sengaja masuk ke kamarnya.
Seperti sudah di gariskan takdir, mulai dari sanalah Geri yang sebelumnya tak menghiraukan keberadaan Helwi pun jadi sangat membenci perempuan tersebut. Terlebih lagi dengan apa yang dilakukan oleh perempuan itu yang memberitahukan kelainannya pada kedua orangtua Geri.
Tak hanya itu, Helwi dengan bodohnya juga berlagak seperti seorang pahlawan kesiangan. Geri tak terima privasinya diusik.
"Geri, apa yang kamu pikirkan?"
Sontak Geri pun langsung mengalihkan pandangan. Ia dan Jimmy masih berada dalam selimut saat baru saja selesai melakukan aktivitas panas.
"Tidak ada."
"Aku ingin bertemu dengan Helwi setelah ini, boleh kan?"
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Geri cepat.
Entah apa yang membuat hal itu terjadi, perkataan tersebut keluar begitu saja dari mulut Geri.
"Ck, aku tak akan melakukan apapun, aku hanya ingin bicara biasa saja. Boleh ya."
Orang yang bicara itu adalah seseorang yang menjadi partner ranjang Geri pada hari terakhir keputusan sakral pun menimpa hidup Geri dan Helwi, sebuah pernikahan paksa.
"Tentu saja, apapun untukmu, honey," kata Geri yang mencium lembut bibir Jimmy.
Pada sela-sela ciuman tersebut, sebuah seringaian pun muncul pada sudut wajah Jimmy.
Menghancurkan, itulah yang sedang Jimmy pikirkan.
Tanpa Geri tahu selama ini, Jimmy sebenarnya tak hanya menyukai sesama jenis tetapi juga berlainan jenis.
Kelainan orientasi biseksual. Itulah yang terjadi.
Lantas Jimmy sudah tak sabar bertemu dengan rival sekaligus mangsa selanjutnya.
*****
Helwi hanya bisa mengerjapkan mata bingung. Ah tidak, lebih tepatnya kagum. Kagum melihat desain apartemen yang sangat sesuai dengan seleranya.Klasik!Lalu itu terlihat sangat berkesan bagi Helwi.Sementara itu Geri hanya tanpa ekspresi. Tempat tinggalnya kali ini bahkan sangat berbeda jauh dari apa yang ia pikirkan dan inginkan juga. Tapi tak mengapa, apapun yang ada tak terlalu menganggu pikiran orang tersebut.Tak peduli, itulah yang terjadi.Biarlah apapun terjadi, terserah dengan apa yang ada saja."Wah..., keren. I like it," ujar Helwi yang terus memperhatikan desain apartemen.Sebuah senyuman pun seketika langsung menghiasi wajah cantik seorang Helwi."Dasar kulot, cepat bereskan barang-barang, sebentar lagi Jimmy akan datang," ujar Geri yang masih seperti biasa, dingin."Bisa tolong jangan bawa lelaki manapun ke kediaman kita, aku tidak suka dengan orang-orang itu.""Siapa yang peduli kamu suka atau tidak
"Perjanjian apa maksudmu?"Sebuah senyuman pun kembali menghiasi wajah tampan Jimmy. Wajah pucat pasi Helwi terlihat sangat menggoda.Catat, rasanya Jimmy ingin langsung menerkam perempuan tersebut detik itu juga!Tapi tidak, untuk mendapatkan sesuatu, Jimmy harus punya strategi tersendiri. Jangan sampai keinginan buru-buru malah membuat ia tak mendapatkan apapun."Jika kau ingin aku menjauhi Geri, maka kau yang harus menjadi gantinya."Ganti, sejenak Helwi menjelma menjadi orang dungu saat mendengar perkataan tersebut. Tak tahu makna dari kalimat yang sangat sederhana. Namun pada akhirnya Helwi pun tersadar saat Jimmy mengangkat tangan hendak menyentuh wajahnya.Itu bahkan lebih gila dari apapun!"Jangan menyentuh ku, ku pastikan kau akan menyesal," kata Helwi tajam.Sebenarnya Helwi sudah bergetar hebat sekarang, bahkan keringat halus juga membahasi wajah manisnya.Perkataan Helwi sontak membuat senyuman pun kemb
Sekitar pukul 04.30 dini hari Helwi perlahan sudah membuka matanya. Perempuan satu itu memang terbiasa bangun cepat untuk mengerjakan aktivitas sebagai seorang asisten rumah.Saat di kediaman keluarga Fahrezi pun Helwi memang bekerja menjadi seorang asisten rumah meski tuan dan nyonya Fahrezi melarang Helwi melakukan hal tersebut.Hanya saja, Helwi sadar dimana letak posisi dan kedudukannya. Untuk itu ia akan bersikap sebagaimana apa yang terlihat. Sebuah kenyataan, itulah yang membuat Helwi harus berhati-hati dalam mengambil tindakan.Meski begitu aktivitas Helwi sedikit dibatasi oleh para asisten rumah yang lain.Sudah diberikan penghidupan saja perempuan itu sangat bersyukur, walaupun pada akhirnya harus ditukar dengan tugas dan kewajiban yang sangat memberatkan.Dengan perlahan Helwi pun langsung menuju dapur guna memasak sarapan pagi. Keluarga Fahrezi bisa memakan makanan menegah seimbang untuk menu sarapan.Jadi tak hanya memulu dua lapis ro
Perhatian!Cerita hanya untuk orang dewasa dan sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih banyak.***Saat ini apa yang terjadi saat itu adalah Helwi yang bersiap-siap akan pergi ke perusahaan. Berdasarkan rencana yang ia susun, hal pertama yang harus ia lakukan adalah mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu.Sesaat setelah makan tadi, Helwi langsung makan agar tak bertemu dengan sepasang orang yang sangat menjijikkan. Sayang ia harus terjebak dengan orang-orang seperti itu.Sebuah nasib yang sangat tak malang dan gila."Mau kemana kamu?"Langkah Helwi jadi terhenti oleh suara seseorang. Orang yang memanggil itu adalah Geri. Ia sedang sarapan pagi.Ada yang bertanya dimana keberadaan Jimmy?Seorang mafia dan CEO itu punya banyak kesibukan. Jadi ia harus pandai-pandai memberi alasan yang masuk akal. Ya, itulah yang terjadi, lalu Geri pun hanya percaya.Sangat mudah.
Plak!Sebuah tamparan pun mendarat tepat pada wajah Geri. Tentu saja, ia pantas mendapatkan itu."Apa yang kamu lakukan terhadap Helwi!?"Tuan dan nyonya Fahrezi sudah tak bisa melakukan apapun lagi. Marah dan marah, hanya itu yang terpikirkan oleh kedua orang tersebut.Geri sudah sangat keterlaluan. Gila dan akan terus begitu. Apa yang mereka lihat saat itu adalah hal yang sangat tak bisa diterima akal!"Apa yang ingin kalian katakan, terserah dengan apa yang terjadi yang jelas aku sama sekali tak peduli. Kami sudah menikah, jadi wajar melakukan hubungan seks.""Dasar anak yang tidak tahu diuntung!"Sebuah tamparan akan mendarat pada wajah Geri jika saja sang Mama tak mencegah hal tersebut terjadi. Walau apapun yang terjadi, orang tua satu itu tak ingin hal yang lebih buruk lagi terjadi dalam keluarga mereka."Geri, kamu sudah mengambil hal berharga dalam hidup Helwi. Kalau kamu berani menyakitinya, maka kami akan mencor
Perhatian!Cerita dewasa yang hanya untuk orang yang sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih.***Helwi pun perlahan membuka mata. Cahaya lampu neon adalah hal pertama yang perempuan itu lihat. Ia pun segera bangkit saat merasa perutnya lapar. Hanya saja Helwi pun langsung meringis saat merasa rasa sakit pada bagian selangkangan."Akh."Bertepatan dengan itu juga suara pintu terbuka pun terdengar. Helwi yang merasa sakit tak terlalu peduli dengan siapa yang datang tersebut. Ia masih terlalu sakit hanya sekedar melihat dan memastikan sekalipun."Makan, biar aku yang menyuapimu."Helwi hanya bisa mengerjapkan mata lamat-lamat saat melihat Geri yang tiba-tiba berada di depannya.Selain itu, bagaimana bisa orang seperti Geri malah tiba-tiba bersikap baik padanya?Itu terlihat sangat mustahil!Pasti ada udang di balik batu. Ya, itulah yang terjadi."Apa yang kamu inginka
21+ hanya untuk orang yang sudah menikah.Warning!!!Mohon bijaklah dalam memilih bacaan. Terima kasih.***Tak lama setelah itu jari-jari nakal Geri pun langsung menurunkan celana dalam Helwi. Untuk hal yang seperti ini Geri memang sudah sangat berpengalaman.Geri dengan apa yang ia pikirkan akan terus bertindak bahkan melebihi batas. Ia suka dengan apa yang terlihat."Sial, kamu sudah basah sayang," ujar Geri yang dengan lembut mengusap bagian luar bibir vagina Helwi.Hal itu tentu saja membuat desahan perempuan tersebut keluar begitu saja. Perlakuan Geri memberikan efek gila pada tubuh Helwi!"Geri, aku tersiksa entah karena apa. Aku tidak tahu," ujar Helwi pada sela-sela desahannya.Sebuah ungkapan kepolosan."Kamu tahu, itu berarti respon tubuhmu nyata. Kamu normal, sayang.""Akh," pekik Helwi tiba-tiba saat tanpa aba-aba Geri melesakkan dua sekaligus jarinya.Vagina Helwi masih sangat sensitif
Brak!Dengan kesan kuat yang dibuat-buat Helwi, nama seorang perempuan yang merupakan seorang lulusan kampus ternama langsung mendobrak pintu kamar seorang yang sama sekali tak ia kenal secara baik. Untuk itu hanya sekedar tahu.Kenal, hanya saja tak sebenarnya. Tahu siapa orang tersebut akan tetapi tak kenal secara baik.Kenal baik dan hanya sekedar tahu itu adalah dua hal yang berbeda.Lantas apa yang didapatkan oleh gadis tersebut?Ada dua orang laki-laki yang sedang bercumbu panas diatas ranjang. Dengan menahan diri sebaik mungkin, semacam pertahanan, dengan cepat--secepat yang ia bisa, perempuan itu langsung menarik kerah baju seorang laki-laki yang menjadi partner ranjang seseorang yang berada di bawahnya.Sangat mendominasi, itulah yang terlintas pada sudut pikiran Helwi. Lantas entah karena apa malah ia yang harus menjadi orang malang dalam dunia ini sebab harus berurusan dengan orang yang sangat menijikkan tersebut."Pe
21+ hanya untuk orang yang sudah menikah.Warning!!!Mohon bijaklah dalam memilih bacaan. Terima kasih.***Tak lama setelah itu jari-jari nakal Geri pun langsung menurunkan celana dalam Helwi. Untuk hal yang seperti ini Geri memang sudah sangat berpengalaman.Geri dengan apa yang ia pikirkan akan terus bertindak bahkan melebihi batas. Ia suka dengan apa yang terlihat."Sial, kamu sudah basah sayang," ujar Geri yang dengan lembut mengusap bagian luar bibir vagina Helwi.Hal itu tentu saja membuat desahan perempuan tersebut keluar begitu saja. Perlakuan Geri memberikan efek gila pada tubuh Helwi!"Geri, aku tersiksa entah karena apa. Aku tidak tahu," ujar Helwi pada sela-sela desahannya.Sebuah ungkapan kepolosan."Kamu tahu, itu berarti respon tubuhmu nyata. Kamu normal, sayang.""Akh," pekik Helwi tiba-tiba saat tanpa aba-aba Geri melesakkan dua sekaligus jarinya.Vagina Helwi masih sangat sensitif
Perhatian!Cerita dewasa yang hanya untuk orang yang sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih.***Helwi pun perlahan membuka mata. Cahaya lampu neon adalah hal pertama yang perempuan itu lihat. Ia pun segera bangkit saat merasa perutnya lapar. Hanya saja Helwi pun langsung meringis saat merasa rasa sakit pada bagian selangkangan."Akh."Bertepatan dengan itu juga suara pintu terbuka pun terdengar. Helwi yang merasa sakit tak terlalu peduli dengan siapa yang datang tersebut. Ia masih terlalu sakit hanya sekedar melihat dan memastikan sekalipun."Makan, biar aku yang menyuapimu."Helwi hanya bisa mengerjapkan mata lamat-lamat saat melihat Geri yang tiba-tiba berada di depannya.Selain itu, bagaimana bisa orang seperti Geri malah tiba-tiba bersikap baik padanya?Itu terlihat sangat mustahil!Pasti ada udang di balik batu. Ya, itulah yang terjadi."Apa yang kamu inginka
Plak!Sebuah tamparan pun mendarat tepat pada wajah Geri. Tentu saja, ia pantas mendapatkan itu."Apa yang kamu lakukan terhadap Helwi!?"Tuan dan nyonya Fahrezi sudah tak bisa melakukan apapun lagi. Marah dan marah, hanya itu yang terpikirkan oleh kedua orang tersebut.Geri sudah sangat keterlaluan. Gila dan akan terus begitu. Apa yang mereka lihat saat itu adalah hal yang sangat tak bisa diterima akal!"Apa yang ingin kalian katakan, terserah dengan apa yang terjadi yang jelas aku sama sekali tak peduli. Kami sudah menikah, jadi wajar melakukan hubungan seks.""Dasar anak yang tidak tahu diuntung!"Sebuah tamparan akan mendarat pada wajah Geri jika saja sang Mama tak mencegah hal tersebut terjadi. Walau apapun yang terjadi, orang tua satu itu tak ingin hal yang lebih buruk lagi terjadi dalam keluarga mereka."Geri, kamu sudah mengambil hal berharga dalam hidup Helwi. Kalau kamu berani menyakitinya, maka kami akan mencor
Perhatian!Cerita hanya untuk orang dewasa dan sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih banyak.***Saat ini apa yang terjadi saat itu adalah Helwi yang bersiap-siap akan pergi ke perusahaan. Berdasarkan rencana yang ia susun, hal pertama yang harus ia lakukan adalah mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu.Sesaat setelah makan tadi, Helwi langsung makan agar tak bertemu dengan sepasang orang yang sangat menjijikkan. Sayang ia harus terjebak dengan orang-orang seperti itu.Sebuah nasib yang sangat tak malang dan gila."Mau kemana kamu?"Langkah Helwi jadi terhenti oleh suara seseorang. Orang yang memanggil itu adalah Geri. Ia sedang sarapan pagi.Ada yang bertanya dimana keberadaan Jimmy?Seorang mafia dan CEO itu punya banyak kesibukan. Jadi ia harus pandai-pandai memberi alasan yang masuk akal. Ya, itulah yang terjadi, lalu Geri pun hanya percaya.Sangat mudah.
Sekitar pukul 04.30 dini hari Helwi perlahan sudah membuka matanya. Perempuan satu itu memang terbiasa bangun cepat untuk mengerjakan aktivitas sebagai seorang asisten rumah.Saat di kediaman keluarga Fahrezi pun Helwi memang bekerja menjadi seorang asisten rumah meski tuan dan nyonya Fahrezi melarang Helwi melakukan hal tersebut.Hanya saja, Helwi sadar dimana letak posisi dan kedudukannya. Untuk itu ia akan bersikap sebagaimana apa yang terlihat. Sebuah kenyataan, itulah yang membuat Helwi harus berhati-hati dalam mengambil tindakan.Meski begitu aktivitas Helwi sedikit dibatasi oleh para asisten rumah yang lain.Sudah diberikan penghidupan saja perempuan itu sangat bersyukur, walaupun pada akhirnya harus ditukar dengan tugas dan kewajiban yang sangat memberatkan.Dengan perlahan Helwi pun langsung menuju dapur guna memasak sarapan pagi. Keluarga Fahrezi bisa memakan makanan menegah seimbang untuk menu sarapan.Jadi tak hanya memulu dua lapis ro
"Perjanjian apa maksudmu?"Sebuah senyuman pun kembali menghiasi wajah tampan Jimmy. Wajah pucat pasi Helwi terlihat sangat menggoda.Catat, rasanya Jimmy ingin langsung menerkam perempuan tersebut detik itu juga!Tapi tidak, untuk mendapatkan sesuatu, Jimmy harus punya strategi tersendiri. Jangan sampai keinginan buru-buru malah membuat ia tak mendapatkan apapun."Jika kau ingin aku menjauhi Geri, maka kau yang harus menjadi gantinya."Ganti, sejenak Helwi menjelma menjadi orang dungu saat mendengar perkataan tersebut. Tak tahu makna dari kalimat yang sangat sederhana. Namun pada akhirnya Helwi pun tersadar saat Jimmy mengangkat tangan hendak menyentuh wajahnya.Itu bahkan lebih gila dari apapun!"Jangan menyentuh ku, ku pastikan kau akan menyesal," kata Helwi tajam.Sebenarnya Helwi sudah bergetar hebat sekarang, bahkan keringat halus juga membahasi wajah manisnya.Perkataan Helwi sontak membuat senyuman pun kemb
Helwi hanya bisa mengerjapkan mata bingung. Ah tidak, lebih tepatnya kagum. Kagum melihat desain apartemen yang sangat sesuai dengan seleranya.Klasik!Lalu itu terlihat sangat berkesan bagi Helwi.Sementara itu Geri hanya tanpa ekspresi. Tempat tinggalnya kali ini bahkan sangat berbeda jauh dari apa yang ia pikirkan dan inginkan juga. Tapi tak mengapa, apapun yang ada tak terlalu menganggu pikiran orang tersebut.Tak peduli, itulah yang terjadi.Biarlah apapun terjadi, terserah dengan apa yang ada saja."Wah..., keren. I like it," ujar Helwi yang terus memperhatikan desain apartemen.Sebuah senyuman pun seketika langsung menghiasi wajah cantik seorang Helwi."Dasar kulot, cepat bereskan barang-barang, sebentar lagi Jimmy akan datang," ujar Geri yang masih seperti biasa, dingin."Bisa tolong jangan bawa lelaki manapun ke kediaman kita, aku tidak suka dengan orang-orang itu.""Siapa yang peduli kamu suka atau tidak
"Mau tahu, sekarang buka mulutmu."Helwi sontak langsung menggelengkan kepala. Ia takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Geri. Apa yang terjadi saat itu pasti akan membuat semua bertambah buruk.Jika bisa Helwi tak mau berada dalam kondisi yang menyulitkan, hanya saja apa ada pilihan baginya?Tidak."Hanya membuka mulut, Helwi," ujar Geri yang sudah mensejajarkan diri dengan orang yang sangat ia benci tersebut.Jangan lupakan juga cara bicara yang kelewat datar dan tatapan tajam juga.Oleh perkataan tersebut, Helwi pun hanya bisa menundukkan kepala semakin dalam. Kemudian pada sudut hati yang paling dalam jadi berpikir kenapa ia malah jadi seperti itu.Lemah dan tak berdaya. Dasar tak bisa melakukan apa-apa. Kalau begitu akan lebih baik mati, daripada hanya terjebak dalam situasi yang sangat menyedihkan.Orang yang tak berdaya, apa akan lebih baik mati...?Tak semua orang berpikir begitu kan?Itu adalah sesuatu yang tabu
Sebuah senyuman pun terlihat pada sudut wajah Helwi. Jika ada yang namanya Dewi Fortuna, maka perempuan itu dengan senang hati akan menyembah dan bersujud syukur!Ah tidak, pujian syukur tersebut akan ia tujukan pada kekuasaan Tuhan.Masih ada keadilan walau secuil.Lalu Helwi pun berhasil mendapatkan itu. Ini terlihat seperti mendapatkan holy hoky.Bersyukurlah dengan kemampuan berbicara Helwi yang cukup bisa diandalkan. Hingga pada akhirnya, setelah sekian lama akhirnya perempuan tersebut mendapatkan sedikit harapan.Apalagi yang lebih baik dari sebuah kebebasan yang hakiki?Terlebih memang hal itulah yang dinantikan dan dicari oleh Helwi selama ini.Hasil 'musyawarah' yang terjadi antara Geri dan Helwi adalah, perempuan itu bisa bebas melakukan apapun yang ia inginkan. Walau masih dengan status yang belum jelas apakah pernikahan masih akan berlanjut atau tidak.Sebab, Geri masih bingung dan bimbang dengan eksperimen satu malam yang