Helwi sontak menahan napas saat Geri tiba-tiba sudah berada tepat dihadapan wajahnya.
Bisa tebak apa yang terjadi, Geri tak jadi menampar wajah Helwi. Namun sebagai gantinya adalah lelaki tersebut pun segara mengunci pergerakan perempuan itu.
Gila, hal itulah yang langsung Helwi pikirkan.
Geri adalah laki-laki yang punya kelainan orientasi seksual, lantas apa yang akan pemuda itu lakukan?
"Kamu adalah bunga mawar yang beracun, Helwi. Aku tak menyangka malah berakhir dengan perempuan menijikkan seperti mu. Tapi kamu sering memberiku saran, nasihat dan wejangan, kan. Untuk itu bagaimana kalau kita membuktikannya bersama. Kelainan orientasi seksual ku bisa sembuh atau tidak."
Selama ini Geri tak pernah bicara begitu pada Helwi. Tak pernah sekalipun, lantas sekarang malah bicara..., membuktikan?
Seperti perkataan orang itu, bahwa apa yang terjadi adalah sebuah racun yang menyebar ke seluruh tubuh. Memakan secara perlahan-lahan namun pasti. Semua hal yang terjadi adalah racun kehidupan, itulah adanya.
Geri yang tersesat.
"Lepaskan aku, Geri. Aku diam bukan berarti kamu bisa bersikap sesenaknya padaku. Aku sudah bersikap baik, lalu kamu hanya menganggapku sampah?"
Sungguh, air mata Helwi sebentar lagi pasti akan menetas saat itu juga jika saja tak teringat dengan mendiang Ayah dan Ibunya.
Helwi sudah berjuang keras untuk sampai pada posisi ini. Ia tak akan berakhir menyedihkan dengan begitu mudahnya.
Lantas apa yang harus perempuan itu lakukan adalah mencari pekerjaan, bukannya malah menikah dengan anak sang majikan yang sangat baik padanya hingga sudah menganggap sebagai anak sendiri.
Lulus dari sebuah universitas ternama wajar mencari pekerjaan dan penghidupan sendiri, kan?
Tapi apa yang terjadi, Helwi sama sekali tak bisa melakukan apapun. Terlalu banyak harapan, tanggung jawab, kewajiban dan harapan yang diemban oleh gadis tersebut.
Sungguh, semua itu terdengar sangat tak masuk akal!
Helwi ingin punya kehidupan sendiri, menata masa depan dan hidup yang ia impikan.
Lantas apa yang terjadi justru sebaliknya!?
Tolong, katakan bahwa Helwi tak harus menderita setiap saat dalam aliran darah dan hembusan napas yang membuat perempuan tersebut hidup sampai sekarang.
Kebahagiaan dan ketenangan hidup adalah milik setiap orang, termasuk Helwi.
"Tak perlu bertanya Helwi. Kamu bahkan lebih buruk dari sampah dimata ku. Kamu itu adalah sampah dan tempat pembuangannya sekaligus, lalu kamu juga terlihat seperti binatang yang sangat menjijikkan daripada manusia."
Plak!
Entah mendapatkan keberanian dari mana, Helwi pun langsung melayangkan satu tamparan tepat mengenai wajah Geri.
Helwi sejatinya memang perempuan yang berhati lembut dan sopan, akan tetapi ia juga punya batas kesabaran. Setiap orang juga memiliki itu.
"Kita buat kesepakatan saja, jika aku bisa membuatmu jadi normal, maka lepaskan aku dari ikatan gila yang membelenggu ini. Aku ingin hidup normal seperti orang pada umumnya. Tapi jika tidak, kau bisa memperlakukan ku sesuka hati dan pikiranmu," kata Helwi dalam satu tarikan napas.
Walau bagaimanapun hanya itu yang akan perempuan itu lakukan. Muak bukanlah kata yang tepat bagi Helwi, akan tetapi lebih daripada itu!
"Berani menampar ku, apa yang kau lakukan?"
Suara Geri terdengar dingin dengan wajah yang sama sekali tak melihat pada Helwi. Nada rendah yang terasa mencekam. Oleh karena itu, Helwi pun spontan langsung meringis tertahan.
Ini adalah hal terburuk dalam hidup seorang Helwi.
Tidakkah ada sedikit keadilan untuk perempuan tersebut?
"Oh ya, baiklah. Aku lebih suka kau menderita dengan serendah-rendahnya hingga ke sel terkecil. Jika kamu tak bisa membuktikan perkataanmu, bersiaplah menjadi wanita murahan yang menjual dirinya pada Bar. Bagaimana?"
Sebegitu bencinya-kah Geri pada Helwi.
Apa yang membuat orang itu sebegitu bencinya?
Selama ini Helwi bersikap baik meski terkesan mengekang. Semua itu adalah untuk kebaikan Geri sendiri. Jika bukan karena balas budi dan hormat, Helwi sebenarnya ingin sekali melepaskan diri.
Dia ingin bebas!
Bukankah adik perempuan atau setidaknya perempuan itu ada untuk di lindungi?
Kemanakah perginya hati nurani seorang Geri.
Selain mengalami kelainan orientasi seksual, apa Geri juga seorang yang tak berperasaan, tak punya belas kasihan?
Jawabannya adalah iya. Faktanya seorang Geri Fahrezi adalah pemuda yang gagal menjadi seorang psikopat. Jika saja Helwi tak ada dalam kehidupan orang tersebut, sudah dipastikan bahwa Geri akan menjadi seorang psikopat yang melukai banyak orang.
Tentu saja, orang-orang yang tak bergunalah yang menjadi sasaran para psikopat menurut versi dan pandangan sendiri.
Semua terjadi secara alamiah dan berbagai kemungkinan dari dalam maupun luar.
"Bisa?"
Pertanyaan Geri bahkan membuat Helwi tak bernapas selama beberapa saat. Untuk sementara, perempuan tersebut jadi lupa cara bernapas dengan benar.
Saat melihat ada keanehan pada wajah Helwi, Geri pun sontak langsung menyentuh wajah perempuan tersebut. Yang entah karena apa, sentuhan itu malah terasa seperti sengatan listrik baik bagi keduanya.
Tangan dingin Geri bertemu dengan wajah panas Helwi yang berusaha menahan marah serta air mata.
Sontak seketika itu juga Geri pun langsung menjauhkan tangannya dari wajah Helwi. Kaget adalah penyebab utama.
"Bernapas, Helwi bernapas!"
"Hah..."
Wajah yang semula pucat Helwi sontak langsung memerah oleh pasokan oksigen yang mulai memenuhi rongga paru-parunya.
Mungkin juga hal tersebut terjadi akibat rasa keget.
"Ku anggap itu iya. Terserah dengan apa jawabanmu, aku sama sekali tak peduli."
Tak peduli, cukup.
Helwi pun merasa seperti sudah tak hidup lagi, seakan nyawa sudah terpisah dari raga.
Apa yang berdiri saat itu adalah mayat hidup yang berdiri dan bergerak, atau mungkin sebuah robot yang sudah disetel, atau yang lebih buruk lagi, arwah gentayangan, zombie, dan mungkin juga kanibal.
Dari sekian banyak kata-kata tersebut diatas, Helwi lebih suka dengan kata zombie dan kanibal. Sesuatu yang bergerak dan memakan sesamanya, jikapun tak memakan, maka secara otomatis akan menggigit.
Lihat saja apa yang akan terjadi.
Lalu satu detik setelahnya, tanpa aba-aba, tanpa persiapan dan tanpa niat juga, Helwi pun langsung meraih tengkuk Geri kemudian menyatukan bibir mereka.
Entah apapun yang terjadi yang jelas kegiatan itu sudah terlanjur mengusai keadaan. Sebuah pergerakan spontan yang menakutkan.
Sekarang yang tersisa hanyalah, Geri yang membulatkan matanya. Terkejut akan aksi tiba-tiba perempuan yang ada dihadapannya saat itu.
Gila.
Ada yang aneh. Benar, walau hanya sekedar menempel, Geri merasa ada yang tak beres pada tubuh dan reaksi otaknya.
Semua jadi tak sinkron dan bekerja dengan baik!
Geri tahu bahwa itu adalah sebuah kesalahan.
Entah karena apa, Geri yang punya kelainan orientasi seksual jadi menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman biasa!
Sudah dikatakan bahwa ada yang aneh, kan.
Harus ada pergerakan!
Untuk itu belum berselang lama kemudian, Geri pun langsung meraih pinggang ramping Helwi, seseorang yang sangat ia benci.
Tanpa menghiraukan fakta tersebut, tanpa bisa dicegah Geri pun langsung mencium beringas bibir yang terasa seperti candu sebuah minuman.
Sementara itu tangan yang satunya lagi meraih tangan Helwi yang berusaha memberontak tepat saat orang tersebut mengerakkan bibir.
Helwi sendiri, ia masih terus memberontak.
Tidak, ia tak mungkin berakhir menjadi budak nafsu ataupun budak seks orang gila yang tiba-tiba mencium bibirnya secara beringas.
Terlebih itu adalah first kiss-nya!
Satu hal yang perlu digarisbawahi, Helwi tak semudah, sesederhana, dan selemah kelihatannya. Perempuan tersebut kuat dan tahan banting.
Baik itu dari segi tenaga, kekuatan dan harga diri. Benar, Helwi akan memperjuangkan apa yang harus ia miliki, sebuah kebebasan hidup.
Dengan sekali gerakan, perempuan tersebut akhirnya berhasil melepaskan diri dari kunkungan Geri. Lalu tanpa membuang banyak waktu Helwi pun juga menghentak bagian privasi orang yang seenaknya jidatnya mencium bibirnya.
Tentu saja, bagian kelemahan seorang laki-laki adalah pada alat vital mereka.
Terkadang Helwi jadi berpikir, dengan kelainan orientasi seksual, apa Geri punya sel cairan tubuh laki-laki normal?
Atau tidak?
Lupakan hal tersebut, yang penting diperhatikan adalah, apa yang akan terjadi setelahnya?
Hanya Helwi dan Geri saja yang tahu.
Eitsz..., gak kok, author juga. See you more!
Orang yang punya kepribadian beringas kemungkinan besar pasti akan mengamuk kan, saat 'adik kecilnya' di usik?
Lalu bagaimana dengan nasib Helwi?
*****
"Helwi!" Geri yang langsung menendang pintu kamar mandi saat Helwi berhasil keluar dari tempat tersebut.Sebuah rencana kabur yang tersusun cukup rapi hingga seorang Helwi akhirnya bisa keluar.Helwi sontak langsung berhenti ditempat saat melihat pintu kamar yang ternyata tertutup rapat dengan anak kunci yang sudah tak lagi berada di tempatnya. Baiklah, ada banyak hal yang harus perempuan itu lakukan.Pertama adalah mengendalikan monster gila yang sedang mengamuk tersebut.Membuktikan?Helwi harus membuktikan. Akan tetapi tak harus dengan merelakan keperawatannya juga kan!?Hanya saja..., adakah pilihan yang bisa perempuan itu punya?Ada banyak orang yang tak punya kesempatan untuk memilih, salah satunya adalah Helwi, seorang gadis malang.Hidup dan takdir benar-benar tak adil terhadap perempuan satu itu.Baiklah, Helwi harus membuat sebuah keputusan yang tepat. Sekarang atau tidak sama sekali!Hidup dengan ora
"Kau menghinaku, Helwi?" tanya Geri dengan wajah tanpa ekspresi."Tidak bukan Geri, aku hanya..."Belum sempat Helwi menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Geri pun kembali menyatukan bibir keduanya. Hanya saja kali ini dengan tempo yang lebih cepat dari yang pertama.Terburu-buru serta diikuti oleh nafsu, yang entah kapan, hal tersebut bisa saja akan semakin membuat Geri kehilangan akal.Melupakan niat awal yang ingin mencoba gaya bercinta yang baru."Ge..., ri."Dengan susah payah Helwi menyebut perkataan tersebut. Hanya saja walau apa yang Helwi katakan, ciuman penuh nafsu Geri tak berhenti juga.Sudahlah, dengan ini Helwi hanya bisa pasrah terhadap keadaan.Walau apapun yang terjadi, Helwi harus memperjuangkan kehidupan normal impiannya. Untuk itu mau tak tahu ataupun seamatiran apapun ia, Helwi harus bisa membuat Geri tertarik dengan aktivitas malam pertama mereka.Jikapun tak tertarik, setidaknya Helwi har
Sebuah senyuman pun terlihat pada sudut wajah Helwi. Jika ada yang namanya Dewi Fortuna, maka perempuan itu dengan senang hati akan menyembah dan bersujud syukur!Ah tidak, pujian syukur tersebut akan ia tujukan pada kekuasaan Tuhan.Masih ada keadilan walau secuil.Lalu Helwi pun berhasil mendapatkan itu. Ini terlihat seperti mendapatkan holy hoky.Bersyukurlah dengan kemampuan berbicara Helwi yang cukup bisa diandalkan. Hingga pada akhirnya, setelah sekian lama akhirnya perempuan tersebut mendapatkan sedikit harapan.Apalagi yang lebih baik dari sebuah kebebasan yang hakiki?Terlebih memang hal itulah yang dinantikan dan dicari oleh Helwi selama ini.Hasil 'musyawarah' yang terjadi antara Geri dan Helwi adalah, perempuan itu bisa bebas melakukan apapun yang ia inginkan. Walau masih dengan status yang belum jelas apakah pernikahan masih akan berlanjut atau tidak.Sebab, Geri masih bingung dan bimbang dengan eksperimen satu malam yang
"Mau tahu, sekarang buka mulutmu."Helwi sontak langsung menggelengkan kepala. Ia takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Geri. Apa yang terjadi saat itu pasti akan membuat semua bertambah buruk.Jika bisa Helwi tak mau berada dalam kondisi yang menyulitkan, hanya saja apa ada pilihan baginya?Tidak."Hanya membuka mulut, Helwi," ujar Geri yang sudah mensejajarkan diri dengan orang yang sangat ia benci tersebut.Jangan lupakan juga cara bicara yang kelewat datar dan tatapan tajam juga.Oleh perkataan tersebut, Helwi pun hanya bisa menundukkan kepala semakin dalam. Kemudian pada sudut hati yang paling dalam jadi berpikir kenapa ia malah jadi seperti itu.Lemah dan tak berdaya. Dasar tak bisa melakukan apa-apa. Kalau begitu akan lebih baik mati, daripada hanya terjebak dalam situasi yang sangat menyedihkan.Orang yang tak berdaya, apa akan lebih baik mati...?Tak semua orang berpikir begitu kan?Itu adalah sesuatu yang tabu
Helwi hanya bisa mengerjapkan mata bingung. Ah tidak, lebih tepatnya kagum. Kagum melihat desain apartemen yang sangat sesuai dengan seleranya.Klasik!Lalu itu terlihat sangat berkesan bagi Helwi.Sementara itu Geri hanya tanpa ekspresi. Tempat tinggalnya kali ini bahkan sangat berbeda jauh dari apa yang ia pikirkan dan inginkan juga. Tapi tak mengapa, apapun yang ada tak terlalu menganggu pikiran orang tersebut.Tak peduli, itulah yang terjadi.Biarlah apapun terjadi, terserah dengan apa yang ada saja."Wah..., keren. I like it," ujar Helwi yang terus memperhatikan desain apartemen.Sebuah senyuman pun seketika langsung menghiasi wajah cantik seorang Helwi."Dasar kulot, cepat bereskan barang-barang, sebentar lagi Jimmy akan datang," ujar Geri yang masih seperti biasa, dingin."Bisa tolong jangan bawa lelaki manapun ke kediaman kita, aku tidak suka dengan orang-orang itu.""Siapa yang peduli kamu suka atau tidak
"Perjanjian apa maksudmu?"Sebuah senyuman pun kembali menghiasi wajah tampan Jimmy. Wajah pucat pasi Helwi terlihat sangat menggoda.Catat, rasanya Jimmy ingin langsung menerkam perempuan tersebut detik itu juga!Tapi tidak, untuk mendapatkan sesuatu, Jimmy harus punya strategi tersendiri. Jangan sampai keinginan buru-buru malah membuat ia tak mendapatkan apapun."Jika kau ingin aku menjauhi Geri, maka kau yang harus menjadi gantinya."Ganti, sejenak Helwi menjelma menjadi orang dungu saat mendengar perkataan tersebut. Tak tahu makna dari kalimat yang sangat sederhana. Namun pada akhirnya Helwi pun tersadar saat Jimmy mengangkat tangan hendak menyentuh wajahnya.Itu bahkan lebih gila dari apapun!"Jangan menyentuh ku, ku pastikan kau akan menyesal," kata Helwi tajam.Sebenarnya Helwi sudah bergetar hebat sekarang, bahkan keringat halus juga membahasi wajah manisnya.Perkataan Helwi sontak membuat senyuman pun kemb
Sekitar pukul 04.30 dini hari Helwi perlahan sudah membuka matanya. Perempuan satu itu memang terbiasa bangun cepat untuk mengerjakan aktivitas sebagai seorang asisten rumah.Saat di kediaman keluarga Fahrezi pun Helwi memang bekerja menjadi seorang asisten rumah meski tuan dan nyonya Fahrezi melarang Helwi melakukan hal tersebut.Hanya saja, Helwi sadar dimana letak posisi dan kedudukannya. Untuk itu ia akan bersikap sebagaimana apa yang terlihat. Sebuah kenyataan, itulah yang membuat Helwi harus berhati-hati dalam mengambil tindakan.Meski begitu aktivitas Helwi sedikit dibatasi oleh para asisten rumah yang lain.Sudah diberikan penghidupan saja perempuan itu sangat bersyukur, walaupun pada akhirnya harus ditukar dengan tugas dan kewajiban yang sangat memberatkan.Dengan perlahan Helwi pun langsung menuju dapur guna memasak sarapan pagi. Keluarga Fahrezi bisa memakan makanan menegah seimbang untuk menu sarapan.Jadi tak hanya memulu dua lapis ro
Perhatian!Cerita hanya untuk orang dewasa dan sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih banyak.***Saat ini apa yang terjadi saat itu adalah Helwi yang bersiap-siap akan pergi ke perusahaan. Berdasarkan rencana yang ia susun, hal pertama yang harus ia lakukan adalah mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu.Sesaat setelah makan tadi, Helwi langsung makan agar tak bertemu dengan sepasang orang yang sangat menjijikkan. Sayang ia harus terjebak dengan orang-orang seperti itu.Sebuah nasib yang sangat tak malang dan gila."Mau kemana kamu?"Langkah Helwi jadi terhenti oleh suara seseorang. Orang yang memanggil itu adalah Geri. Ia sedang sarapan pagi.Ada yang bertanya dimana keberadaan Jimmy?Seorang mafia dan CEO itu punya banyak kesibukan. Jadi ia harus pandai-pandai memberi alasan yang masuk akal. Ya, itulah yang terjadi, lalu Geri pun hanya percaya.Sangat mudah.
21+ hanya untuk orang yang sudah menikah.Warning!!!Mohon bijaklah dalam memilih bacaan. Terima kasih.***Tak lama setelah itu jari-jari nakal Geri pun langsung menurunkan celana dalam Helwi. Untuk hal yang seperti ini Geri memang sudah sangat berpengalaman.Geri dengan apa yang ia pikirkan akan terus bertindak bahkan melebihi batas. Ia suka dengan apa yang terlihat."Sial, kamu sudah basah sayang," ujar Geri yang dengan lembut mengusap bagian luar bibir vagina Helwi.Hal itu tentu saja membuat desahan perempuan tersebut keluar begitu saja. Perlakuan Geri memberikan efek gila pada tubuh Helwi!"Geri, aku tersiksa entah karena apa. Aku tidak tahu," ujar Helwi pada sela-sela desahannya.Sebuah ungkapan kepolosan."Kamu tahu, itu berarti respon tubuhmu nyata. Kamu normal, sayang.""Akh," pekik Helwi tiba-tiba saat tanpa aba-aba Geri melesakkan dua sekaligus jarinya.Vagina Helwi masih sangat sensitif
Perhatian!Cerita dewasa yang hanya untuk orang yang sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih.***Helwi pun perlahan membuka mata. Cahaya lampu neon adalah hal pertama yang perempuan itu lihat. Ia pun segera bangkit saat merasa perutnya lapar. Hanya saja Helwi pun langsung meringis saat merasa rasa sakit pada bagian selangkangan."Akh."Bertepatan dengan itu juga suara pintu terbuka pun terdengar. Helwi yang merasa sakit tak terlalu peduli dengan siapa yang datang tersebut. Ia masih terlalu sakit hanya sekedar melihat dan memastikan sekalipun."Makan, biar aku yang menyuapimu."Helwi hanya bisa mengerjapkan mata lamat-lamat saat melihat Geri yang tiba-tiba berada di depannya.Selain itu, bagaimana bisa orang seperti Geri malah tiba-tiba bersikap baik padanya?Itu terlihat sangat mustahil!Pasti ada udang di balik batu. Ya, itulah yang terjadi."Apa yang kamu inginka
Plak!Sebuah tamparan pun mendarat tepat pada wajah Geri. Tentu saja, ia pantas mendapatkan itu."Apa yang kamu lakukan terhadap Helwi!?"Tuan dan nyonya Fahrezi sudah tak bisa melakukan apapun lagi. Marah dan marah, hanya itu yang terpikirkan oleh kedua orang tersebut.Geri sudah sangat keterlaluan. Gila dan akan terus begitu. Apa yang mereka lihat saat itu adalah hal yang sangat tak bisa diterima akal!"Apa yang ingin kalian katakan, terserah dengan apa yang terjadi yang jelas aku sama sekali tak peduli. Kami sudah menikah, jadi wajar melakukan hubungan seks.""Dasar anak yang tidak tahu diuntung!"Sebuah tamparan akan mendarat pada wajah Geri jika saja sang Mama tak mencegah hal tersebut terjadi. Walau apapun yang terjadi, orang tua satu itu tak ingin hal yang lebih buruk lagi terjadi dalam keluarga mereka."Geri, kamu sudah mengambil hal berharga dalam hidup Helwi. Kalau kamu berani menyakitinya, maka kami akan mencor
Perhatian!Cerita hanya untuk orang dewasa dan sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih banyak.***Saat ini apa yang terjadi saat itu adalah Helwi yang bersiap-siap akan pergi ke perusahaan. Berdasarkan rencana yang ia susun, hal pertama yang harus ia lakukan adalah mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu.Sesaat setelah makan tadi, Helwi langsung makan agar tak bertemu dengan sepasang orang yang sangat menjijikkan. Sayang ia harus terjebak dengan orang-orang seperti itu.Sebuah nasib yang sangat tak malang dan gila."Mau kemana kamu?"Langkah Helwi jadi terhenti oleh suara seseorang. Orang yang memanggil itu adalah Geri. Ia sedang sarapan pagi.Ada yang bertanya dimana keberadaan Jimmy?Seorang mafia dan CEO itu punya banyak kesibukan. Jadi ia harus pandai-pandai memberi alasan yang masuk akal. Ya, itulah yang terjadi, lalu Geri pun hanya percaya.Sangat mudah.
Sekitar pukul 04.30 dini hari Helwi perlahan sudah membuka matanya. Perempuan satu itu memang terbiasa bangun cepat untuk mengerjakan aktivitas sebagai seorang asisten rumah.Saat di kediaman keluarga Fahrezi pun Helwi memang bekerja menjadi seorang asisten rumah meski tuan dan nyonya Fahrezi melarang Helwi melakukan hal tersebut.Hanya saja, Helwi sadar dimana letak posisi dan kedudukannya. Untuk itu ia akan bersikap sebagaimana apa yang terlihat. Sebuah kenyataan, itulah yang membuat Helwi harus berhati-hati dalam mengambil tindakan.Meski begitu aktivitas Helwi sedikit dibatasi oleh para asisten rumah yang lain.Sudah diberikan penghidupan saja perempuan itu sangat bersyukur, walaupun pada akhirnya harus ditukar dengan tugas dan kewajiban yang sangat memberatkan.Dengan perlahan Helwi pun langsung menuju dapur guna memasak sarapan pagi. Keluarga Fahrezi bisa memakan makanan menegah seimbang untuk menu sarapan.Jadi tak hanya memulu dua lapis ro
"Perjanjian apa maksudmu?"Sebuah senyuman pun kembali menghiasi wajah tampan Jimmy. Wajah pucat pasi Helwi terlihat sangat menggoda.Catat, rasanya Jimmy ingin langsung menerkam perempuan tersebut detik itu juga!Tapi tidak, untuk mendapatkan sesuatu, Jimmy harus punya strategi tersendiri. Jangan sampai keinginan buru-buru malah membuat ia tak mendapatkan apapun."Jika kau ingin aku menjauhi Geri, maka kau yang harus menjadi gantinya."Ganti, sejenak Helwi menjelma menjadi orang dungu saat mendengar perkataan tersebut. Tak tahu makna dari kalimat yang sangat sederhana. Namun pada akhirnya Helwi pun tersadar saat Jimmy mengangkat tangan hendak menyentuh wajahnya.Itu bahkan lebih gila dari apapun!"Jangan menyentuh ku, ku pastikan kau akan menyesal," kata Helwi tajam.Sebenarnya Helwi sudah bergetar hebat sekarang, bahkan keringat halus juga membahasi wajah manisnya.Perkataan Helwi sontak membuat senyuman pun kemb
Helwi hanya bisa mengerjapkan mata bingung. Ah tidak, lebih tepatnya kagum. Kagum melihat desain apartemen yang sangat sesuai dengan seleranya.Klasik!Lalu itu terlihat sangat berkesan bagi Helwi.Sementara itu Geri hanya tanpa ekspresi. Tempat tinggalnya kali ini bahkan sangat berbeda jauh dari apa yang ia pikirkan dan inginkan juga. Tapi tak mengapa, apapun yang ada tak terlalu menganggu pikiran orang tersebut.Tak peduli, itulah yang terjadi.Biarlah apapun terjadi, terserah dengan apa yang ada saja."Wah..., keren. I like it," ujar Helwi yang terus memperhatikan desain apartemen.Sebuah senyuman pun seketika langsung menghiasi wajah cantik seorang Helwi."Dasar kulot, cepat bereskan barang-barang, sebentar lagi Jimmy akan datang," ujar Geri yang masih seperti biasa, dingin."Bisa tolong jangan bawa lelaki manapun ke kediaman kita, aku tidak suka dengan orang-orang itu.""Siapa yang peduli kamu suka atau tidak
"Mau tahu, sekarang buka mulutmu."Helwi sontak langsung menggelengkan kepala. Ia takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Geri. Apa yang terjadi saat itu pasti akan membuat semua bertambah buruk.Jika bisa Helwi tak mau berada dalam kondisi yang menyulitkan, hanya saja apa ada pilihan baginya?Tidak."Hanya membuka mulut, Helwi," ujar Geri yang sudah mensejajarkan diri dengan orang yang sangat ia benci tersebut.Jangan lupakan juga cara bicara yang kelewat datar dan tatapan tajam juga.Oleh perkataan tersebut, Helwi pun hanya bisa menundukkan kepala semakin dalam. Kemudian pada sudut hati yang paling dalam jadi berpikir kenapa ia malah jadi seperti itu.Lemah dan tak berdaya. Dasar tak bisa melakukan apa-apa. Kalau begitu akan lebih baik mati, daripada hanya terjebak dalam situasi yang sangat menyedihkan.Orang yang tak berdaya, apa akan lebih baik mati...?Tak semua orang berpikir begitu kan?Itu adalah sesuatu yang tabu
Sebuah senyuman pun terlihat pada sudut wajah Helwi. Jika ada yang namanya Dewi Fortuna, maka perempuan itu dengan senang hati akan menyembah dan bersujud syukur!Ah tidak, pujian syukur tersebut akan ia tujukan pada kekuasaan Tuhan.Masih ada keadilan walau secuil.Lalu Helwi pun berhasil mendapatkan itu. Ini terlihat seperti mendapatkan holy hoky.Bersyukurlah dengan kemampuan berbicara Helwi yang cukup bisa diandalkan. Hingga pada akhirnya, setelah sekian lama akhirnya perempuan tersebut mendapatkan sedikit harapan.Apalagi yang lebih baik dari sebuah kebebasan yang hakiki?Terlebih memang hal itulah yang dinantikan dan dicari oleh Helwi selama ini.Hasil 'musyawarah' yang terjadi antara Geri dan Helwi adalah, perempuan itu bisa bebas melakukan apapun yang ia inginkan. Walau masih dengan status yang belum jelas apakah pernikahan masih akan berlanjut atau tidak.Sebab, Geri masih bingung dan bimbang dengan eksperimen satu malam yang