Share

Marriage Contract: My Jerk Bestfriend
Marriage Contract: My Jerk Bestfriend
Author: Al_lucard

Retaknya Persahabatan Kita

Author: Al_lucard
last update Last Updated: 2021-09-14 19:30:19

Retaknya Persahabatan Kita

“Aku ingin mengatakan kebenaran ini padamu!”

Seorang laki-laki paruh baya mengatakan itu secara tiba-tiba di depan seorang pemuda yang baru saja turun dari mobilnya—ketika sang sopir datang membawa payung untuk melindungi pemuda itu dari guyuran hujan. Pemuda itu dibuat terkejut oleh pria paruh baya yang merupakan tetangganya—menghampirinya di tengah hujan deras seperti ini. tak sampai di situ, beberapa saat kemudian seorang gadis berlari ke arah mereka yang semakin membuat pemuda itu keheranan.

“Nak, maafkan aku menghampirimu seperti ini. Tetapi aku tak sanggup lagi jika harus merahasiakan ini,” ucap pria paruh baya itu setengah berteriak.

“Ayah, sebaiknya kita pulang. Saat ini sedang hujan dan aku tidak ingin ayah sakit nanti.” Dia adalah Lyra, seorang gadis yang merupakan tetangga sekaligus sahabat Efram sejak masih duduk di bangku sekolah itu kini tengah membujuk ayahnya. Lyra tidak mengerti harus bagaimana menghentikan aksi ayahnya ini. Ayahnya itu sangat mencintainya sehingga cintanya mampu membuat Lyra dalam masalah sekarang.

“Tidak, Nak, biarkan Ayah bicara. Jangan khawatir.” Pria paruh baya itu meyakinkan putrinya. Lyra tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Melihat perdebatan antara anak dan ayah itu membuat Efram mengerutkan kening. Ia tak memahami apa yang sedang terjadi. Ia mengangkat dagu seolah sedang bertanya kepada Lyra, tetapi gadis itu malah menunduk dan menggeleng.

“Paman Zen, mari kita masuk ke dalam. Nanti Paman dan Lyra bisa sakit karena kehujanan seperti ini.” Efram ikut berteriak karena suara hujan mampu meredam suaranya.

“Tidak! NakEfram, aku harus mengatakan ini sekarang. Aku tidak ingin menundanya lagi.” Zen masih bersikukuh menghentikan Efram.

“Ayah ...,” lirih Lyra atas sikap ayahnya yang keras kepala.

“Baiklah, jika Paman ingin mengatakan sesuatu padaku, katakan. Tetapi berjanjilah setelah itu Paman dan Lyra akan berteduh.”

Zen mengangguk atas pernyataan Efram, sementara wajah Lyra sudah pias di tempat. “Berjanjilah padaku, Nak, kau tidak akan marah setelah mendengar kebenaran ini.”

Entah kenapa perasaan Efram menjadi tidak enak setelah mendengar kalimat terakhir Zen. Sebelumnya Zen tak pernah melakukan tindakan seperti ini padanya. Meski keluarga mereka sangat dekat, tetapi Zen tak pernah sampai senekat ini menyusulnya di tengah hujan deras hanya untuk berbicara kepadanya. Zen bersikap seolah-olah esok hari sudah tidak ada lagi.

“Aku berjanji.”Eframmengangguk.

Lyra meremas roknya yang basah karena hujan. Ia menggigit bibirnya dengan kuat—mengalirkanrasa takutnya. Ia tidak siap menerima apa pun yang terjadi selanjutnya.

“Nak,” panggil Zen pada Efram.“Putriku Lyra, dia ... sebenarnya telah mencintaimu sejak lama.”

Bagai disambar petir, kalimat itu berhasil membuat Efram terkejut bukan main. Ia tak percaya apa yang tengah di dengar oleh telinganya sendiri. Sementara Lyra, gadis itu telah menunduk untuk menyembunyikan wajahnya.

“Dia mencintaimu sejak lama. Dia menyembunyikan perasaannya terhadapmu sejak kalian masih di bangku sekolah. Namun, cintanya terpaksa harus dipendam karena kau telah memilih perempuan lain sebagai pasanganmu.” Zen masih melanjutkan.

“Saat cintanya tak terbalas, putriku begitu kuat menahan rasa sakit itu sendirian selama bertahun-tahun. Namun, aku tak tahan melihatnya menderita saat kau akan bertunangan dengan gadis lain.”

Efram kehilangan kata-katanya. Tangannya yang berada di sisi jarit celana mengepal seketika. Entah kenapa kebenaran ini berhasil membuat luka di relung hatinya.

“Maafkan aku karena telah lancang mengatakan ini kepadamu, Nak. Jika aku bisa berharap, aku ingin putriku mendapatkan kebahagiaannya bersama dengan orang yang dicintainya—”

“Cukup!” Efram mengangkat tangannya yang seketika membuat Zen menutup mulutnya. Mereka terdiam sesaat. Pria paruh baya itu hendak membuka mulut lagi, tetapi Lyra menghentikannya dengan menarik lengannya. Melalui tatapan matanya yang terluka, Lyra memberitahu agar ayahnya tidak berbicara lebih banyak lagi.

“Apa ini? Apa kalian sedang bercanda saat pertunanganku tinggal sebentar lagi?"

Efram menatap Lyra yang bersembunyi di balik punggung ayahnya. Rambut dan pakaian gadis itu sudah basah akibat hujan yang terus mengguyurnya.

“Lyra, ada apa ini? Kenapa kau diam? Kalian bercanda, bukan?” Suara itu menusuk telinga Lyra. Gadis itu mendongak seketika. Saat matanya beradu dengan netra tajam milik Efram, tiba-tiba ia menjadi sangat gugup.

“Lyra, katakan padaku kalau kalian sedang bercanda. Ayolah, hujan sangat deras. Kalian bisa sakit. Sebaiknya pulang dan hangatkan tubuh kalian,” kata Efram mencoba tak mempercayai perkataan Zen.

“Tetapi Paman tidak bercanda. Untuk apa aku menyusulmu di tengah hujan seperti ini jika hanya untuk mengatakan sebuah lelucon?” Zen bersuara kembali. Sorot matanya benar-benar serius sehingga Efram hanya melihat kejujuran di mata itu. Selama ini, Zen sangat mencintai Lyra dan rela melakukan apa pun untuk kebahagiaan putrinya. Bukan hal yang mustahil jika pria paruh baya itu tiba-tiba mengatakan kebenaran tentang putrinya kepadanya. Yang pasti, Efram merasa Zen berharap agar ia tak menikahi gadis lain selain putrinya.

Efram benar-benar tak menyangka. Ia benar-benar dibuat terkejut saat pesta pertunangannya hanya tinggal menghitung jam, seorang ayah tiba-tiba mengatakan bahwa putrinya mencintainya. Terlebih lagi, gadis itu adalah sahabat baiknya sejak mereka masih remaja. Sementara kedua keluarga ini sangat berhubungan baik layaknya hubungan saudara, tetapi apa ini? Apakah ini adalah tanda-tanda bahwa pernikahannya sedang terancam?

“Diammu menjawab semuanya Lyra.” Efram jelas kecewa kepada gadis itu. Mengapa harus kepadanya Lyra jatuh cinta? Selama bertahun-tahun, mengapa baru sekarang ia tahu tentang perasaan gadis itu?

“Aku tidak menyangka akan mendengar kenyataan ini. Aku akan melangsungkan pertunanganku malam ini dan tiba-tiba Paman mengatakan hal ini kepadaku. Sebenarnya apa tujuan Paman? Kalian ingin aku membatalkan pertunanganku di saat semuanya sudah dipersiapkan?”

Lyra menggeleng cepat. Kedua matanya hampir melebar,karena tak pernah sebersit pun terpikirkan olehnya untuk menghentikan pertunangan Efram. “Tidak,” lirihnya.

“Paman,” suara Efram melembut. Ia tidak akan lupa sedang berbicara dengan ayah Lyra yang sudah ia anggap sebagai ayahnya juga. “Aku tidak ingin mendengar apa pun lagi soal ini. Lupakan kejadian ini dan aku harap kita tidak akan membahasnya lagi karena aku akan segera bertunangan. Maafkan aku jika aku telah menyakiti kalian.” Efram menyatukan tangannya berniat meminta maaf.

Mata Zen berkaca-kaca. Efram ikut merasakan sedih karenanya. Zen selalu menempatkan posisi Efram seperti putra sulungnya sendiri dan sebagai kakak laki-laki yang dia percayai untuk melindungi putrinya. Dan hari ini adalah hari yang menyakitkan baginya. Ayah mana yang akan tega melihat putri kesayangannya berduka.

Efram tak bisa mengambil risiko. Laki-laki berusia 22 tahun itu memerintahkan sopirnya untuk memberi payungnya kepada Zen dan mengantarnya pulang. Meski Zen sempat menolak, tetapi ia menurut kemudian saat Lyra yang memintanya.

“Tunggu.” Efram menahan lengan Lyra saat Zen dibawa pergi oleh sopirnya. Kini air hujan juga membasahi tubuh Efram yang tanpa perlindungan apa-apa. Lyra memandang lengannya, tangan Efram, lalu beralih pada matanya yang begitu tajam menatapnya.

“Aku tidak tahu aku harus percaya atau tidak, tetapi yang jelas aku kecewa pada dirimu. Katakan padaku bahwa itu tidak benar, Lyra.”

Entah kenapa Lyra marah mendengarnya. Efram begitu apatis dan menganggap bahwa perasaannya hanya lelucon belaka. “Sayangnya ayahku tidak bercanda, Efram.”

Sebenarnya Efram masih berharap Lyra akan mengatakan bahwa mereka sedang bercanda, tetapi jawaban Lyra benar-benar membuatnya kesal pada gadis itu. “Aku akan segera menikah, Lyra. Bagaimana bisa tiba-tiba kau mencintai calon suami orang?”

Mata Lyra terasa panas meski udara semakin membuat tubuhnya kedinginan. Pertanyaan itu menyakiti hatinya. Menampar Lyra pada kenyataan yang sesungguhnya. Lyra memejam sesaat membuat air matanya luruh seketika. Beruntung hujan telah menyamarkannya sehingga Efram tak perlu melihat rasa sakit yang amat melukainya.

“Jika kau berpikir bahwa aku mencintai calon suami orang, kau salah. Aku hanya sedang mencintai sahabat yang sama yang masih kucintai sejak bertahun-tahun lalu. Aku mencintaimu bukan ingin merebutmu dari orang lain. Aku tahu diri kau tidak mencintaiku, oleh karena itu aku menyembunyikan perasaanku dan rencananya akan tetap seperti itu.”

“Berbeda dengan ayahku. Dia tidak bisa melihatku bersedih sendirian, maka dari itu, aku tak bisa menahannya untuk tidak mengatakan kebenaran ini kepadamu. Dia mungkin berharap ... agar rasa sakitku bisa dibagi.” Lyra tersenyum dalam tangisnya.Efram terdiam lama mendengar itu.

“Aku tidak menyangka kalian ingin merusak hari pertunanganku,” ucap Efram. Nada suaranya terdengar begitu dingin. Lyra menutup mulutnya, tak percaya Efram berpikir demikian.

“Apa kau bilang?” tanya Lyra, tak percaya. “Dengar, aku memang mencintaimu, tetapi aku tidak pernah ingin bersama dengan orang yang tidak pernah mencintaiku.”

“Terserah apa pun itu,” balas Efram. Ia menaik tangan gadis di hadapannya sehingga membuat tubuh mereka sangat dekat. Lyra terkejut. Efram menunduk, membisikkan sesuatu di telinga Lyra yang mampu membuat gadis itu semakin terluka.

“Jangan sampai kau dan ayahmu menjadi penyebab pesta pertunanganku gagal malam ini. Atau jika perlu jangan pernah menampakkan diri kalian lagi.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Hari Pertunangan

    Hari PertunanganSeorang pemuda berperawakan tinggi tegap turun dari lamborgininya. Sepatu pantofel mewahnya berjalan di atas karpet merah, semua orang kini menyambutnya dengan hormat. Ia memasuki sebuah gedung di mana pesta pertunangannya malam ini akan berlangsung.Efram menyapa beberapa tamu yang merupakan rekan kerja ayahnya di aula. Atas kejadian di halaman rumahanya siang tadi, Efram telah meminta ibunya untuk berangkat bersama Jessie—calon tunangannya itu dari rumahnya. Efram tak menceritakan ini kepada siapa pun, bahkan ia memerintahkan sopirnya untuk menutup

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Insiden di Malam Pertunangan

    “Joe! Mengapa kau di sini? Seharusnya kau bersama ibuku sekarang, bukannya malah bersama gadis ini!” tanya Efram pada Joe. Ia terang-terangan menunjuk Lyra saat gadis itu berani datang ke pesta pertunangannya padahal Efram sudah memintanya untuk tidak muncul lagi.Joe menundukkan kepalanya dengan hormat. “Maaf, Tuan Muda, tetapi nyonya besar sendiri lah yang memerintahkanku untuk mengantar Nona Lyra ke mari.”“Lalu di mana sekarang ibuku?” tanya Erland tak bisa santai. Kekhawatiran di wajahnya masih belum hilang. Sementara Efram berpikir bahwa adiknya itu terlalu cemas tanpa alasan.“Tenanglah,” ucap Efram pada Erland.“Jika kau ditugaskan untuk mengantar gadis ini, lalu bersama siapa ibuku sekarang?” tanya Efram pada Joe.“Nyonya besar meminta Tuan Zen untuk mengawalnya bersama Nona Jessie dengan mobil yang akan digunakan khusus untuk menjemput Nona Jessie—seperti yang T

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Satu Atap

    Cengkeraman di pergelangan tangannya membuat Lyra sedikit meringis karenanya. Hatinya telah hancur melihat ayahnya terluka parah akibat kecelakaan, kini dihancurkan lebih keras lagi dengan tuduhan yang dilayangkan Efram kepada ayahnya. Mulut Lyra terbuka memandang laki-laki yang merupakan sahabatnya dulu. Laki-laki yang kini penuh dengan amarah ketika melihatnya. “Ayahku juga terbaring di sana, bagaimana bisa kau menuduh ayahku ingin membunuh ibu dan calon tunanganmu?” ucap Lyra lemah. Suaranya menjadi serak akibat menangisi hari yang buruk ini. An yang tak mengerti perkataan Efram, menghampiri mereka berdua. “Efram, apa yang kau katakan? Apa maksudmu dengan mengatakan itu?” Efram menatap An sesaat lalu beralih menatap Lyra dengan amarah di wajahnya. “Joe mengirimiku pesan, Bibi. Bahwa ada yang menyabotase rem mobil yang ditumpangi oleh Ibu dan Jessie. Joe bilang, semuanya masih baik-baik saja saat ibuku berangkat dari rumah. Dia telah memeriksa semua mesin,

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Ikat Rambut Lyra

    “I—ini ... ikat rambutku yang terbawa oleh ayah,” ucap Lyra yang terkejut memandang ikat rambut di tangannya.“Tidak salah lagi.” Efram bersuara membuat Lyra menoleh padanya. Sorot mata tajam laki-laki itu mengarah padanya. “Ayahmu yang telah merencanakan kecelakaan ini! Dan dia telah membunuh ibuku!” suara Efram sudah meninggi tanpa dia sadari, semua kekacauan yang terjadi membuat Efram begitu terpukul dan sulit mengontrol emosinya.“Tidak! Ayahku tidak mungkin pembunuhnya!” Lyra membantah tuduhan Efram. Tak terima Efram mengatakan bahwa ayahnya adalah seorang pembunuh.“Tetapi semua bukti mengarah pada ayahmu! Dia berusaha membunuh ibu dan tunanganku dengan merusak rem mobilnya!” teriak Efram di depan wajah Lyra.“Untuk saat ini, kami belum bisa memutuskan siapa pelakunya. Kami akan terus menyelidikinya lebih lanjut. Barang bukti akan kami ambil kembali.” Polisi memberi

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Perintah Sang Penguasa

    Erland terduduk di samping ranjangnya—menatap gamang pada bingkai foto keluarga di tangannya. Sepasang suami istri dengan dua anak laki-laki mereka. Salah satu anak tersenyum lebar menghadap kamera, sementara anak laki-laki lebih kecil berada di gendongan ibunya. Jari-jemari Erland meraba gambar wajah wanita itu. Wanita yang baru saja meninggalkannya tanpa bisa ia duga akan secepat itu. Dadanya terasa sakit mengingat kejadian yang tidak seharusnya terjadi itu. Kejadian yang berhasil merenggut nyawa ibunya.Tubuh Erland merosot. Meringkuk di lantai dingin kamarnya. Kasih sayang ibunya adalah kasih sayang yang tak bisa digantikan dengan apa pun. Sebagai anak bungsu, Erland belum bisa hidup tanpa kasih sayang sang ibu. Ia masih membutuhkan kehadiran wanita itu untuk menjadi penyokong hidupnya.Erland masih membutuhkan kasih sayang sang ibu untuk melengkapi hari hari-harinya. Sayangnya, hal itu tidak akan pernah bisa ia dapatkan lagi.Baru saja 8 bulan lalu ay

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Kekangan Efram

    “Tolong, biarkan aku bertemu dengan ayahku, Efram. Aku harus menemaninya.” Lyra memohon pada Efram.Efram memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening.Kali ini amarahnya harus diuji karena gadis itu. “Kau tidak dengar apa yang kukatakan?” Tanya Efram masih berusaha sabar.“Aku tidak mengizinkanmu menemui ayahmu. Tidak hari ini.” Efram mengulangi perkataannya.Lyra merasa kecewa.“Tapi … kenapa?”“Kalau tidak, ya tidak.Tidak perlu banyak Tanya,” ucap Erland telak.Lyra benar-benar semakin merasa sedih mendengarnya.Ia tak bisa berjauhan dengan ayahnya sekali saja. Lyra berpikir bahwa ia harus menemani ayahnya dan selalu berada di sampingnya, tetapi karena kemarahan Efram, laki-laki itu sampai tak mengizinkannya untuk bertemu dengan ayahnya.“Efram sebentar sa—”“Ada apa Joe?”Lyra baru saja ingin mencoba bernegosiasi lagi pada Efram,

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Beraninya kau!

    Dua hari usai Erland jatuh pingsan di dalam kamarnya, adik Efram itu memtusukan untuk kembali ke asrama kampusnya. Sebenarnya Efram masih tak tega melihat keadaan adiknya yang menderita setelah kepergian ibu mereka. Namun, Erland meyakinkan Efram bahwa dirinya ingin menjalankan kegiatannya kembali agar bisa melupakan kesedihannya.Efram memeluk Erland setelah mengantarnya sampai depan rumah besar mereka.“Aku berjanji akan menemukan pelakunya,” ucap Efram pada Erland.“Tidak perlu. Lagipula, ibu tidak akan kembali.” Erland membalasnya lemah. Tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih kembali. Duka yang menyelimuti keluarga mereka belum berakhir.“Tidak. Kita tidak bisa membiarkan pelaku pembunuh ibu hidup dengan tenang,” ucap Efram tegas.Erland mengingat bagaimana kakaknya itu menyalahkan Lyra atas semua kejadian yang menimpa keluarga mereka. Sampai-sampai kakaknya itu mengambil rumah yang mereka sewakan kepada Lyra

    Last Updated : 2021-09-15
  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Kemarahan Efram

    “Kau sudah pulang? Kebetulan sekali makanannya sudah matang.”Itu adalah suara Bibi Wan—asisten rumah tangga keluarga Efram yang telah bekerja dengannya sejak dirinya masih anak-anak. Keberadaan mini bar dapur memang cukup jauh dari pintu utama, tetapi karena tak ada pembatas antara mini bar dengan ruang tamu, Bibi dapat melihat dengan jelas kedatangan Efram dari balik pintu.Mencium sedapnya aroma yang makanan menghantarkan Efram untuk melangkah ke meja makanan, wajah lelahnya seketika berubah cerah menatap sup kesukaannya tersaji di atas meja.“Dari mana Bibi tahu aku pulang lebih cepat hari ini?” tanya Efram pada wanita paruh baya itu. Sup yang masih mengepul ditiupnya perlahan.Sembari mencuci tangannya yang mulai mengeriput, Bibi menjawab. “Bibi tidak tahu kalau kau akan pulang cepat. Saudara jauh Bibi sedang berkunjung ke rumah, jadi Bibi menyelesaikan pekerjaan lebih awal agar bisa menemui saudara Bibi.”

    Last Updated : 2021-09-15

Latest chapter

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Peraturan Yang Harus Kau Patuhi

    Lyra meraih catatan itu. Matanya menyapu beberapa daftar dengan judul “Hal-hal yang dilakukan dan tidak dilakukan ketika mereka menjadi suami istri”.Lyra menolehkan pandangannya pada Efram, kedua alisnya menyatu—mencari jawaban dari raut wajah Efram, yang ia temukan justru perasaannya yang mulai tak enak. Hal apalagi yang tengah Efram rencanakan padanya saat ini?“Apalagi ini, Efram? Apa tidak cukup membuat keputusan besar dengan menikah denganku?” tanya Lyra cukup lelah karena Efram terus-terusan menyakitinya atas kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.Efram membuang muka sesaat dan menatap malas pada Lyra. “Apa kau berubah menjadi gadis yang malas sekarang? Kau bisa membacanya sendiri, ‘kan?”Lyra mengatupkan bibirnya, dengan setengah hati dibacanya peraturan-peraturan yang dibuat oleh Efram itu. Namun, baru menyapu baris pertama, tatapan mata Lyra sudah melebar karenanya. Melihat Lyra yang tak kunjung m

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Gaun Pengantin

    “Aku tidak peduli, mau kau tidak ingin menikah denganku, itu bukan urusanku,” tegas Efram.Tangan Lyra ditarik oleh Efram, gadis itu sedikit tersentak ketika pandangan Efram tepat di depan matanya. “Cepat mandi dan anti bajumu, hari ini kau harus ikut denganku.”Lyra hendak menolak ketika Efram lebih dulu menebak isi pikiran gadis itu. “Jangan berpikir untuk menolak, karena jika kau menolak, maka pikirkan dulu keselamatan ayahmu.”Kalimat Efram membuat Lyra membungkam mulutnya, mau tak mau ia harus menuruti perintah laki-laki yang mulai gila itu karena memintanya untuk menikah dengannya.****Efram mengajak Lyra ke butik langganan ibunya semasa ia masih hidup. Hari ini mereka akan melakukan pengukuran baju pernikahan yang kata Efram tinggal menunggu dua minggu lagi. Efram sudah menemukan setelan jas yang akan ia pakai di hari pernikahannya nanti dengan Lyra. Sesungguhnya, Lyra merasa heran mengapa Efram bersedia

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Terpaksa Menikah Dengannya

    Lyra melengos. Bosan dengan tuduhan Efram yang terus menuduh ayahnya, karena berapa kali pun ia meyakinkan Efram bahwa ayahnya bukan pembunuh, laki-laki itu tak pernah mau percaya dengannya.Merasa lelah dengan tuduhan Efram, Lyra menyibak selimutnya dan bangkit dari tempat tidur. Karena ia pun berpikir bahwa Efram tidak akan tega melakukan itu pada ayahnya."Terserah. Aku tetap tidak akan menandatangani dokumen itu."Efram siap memencet beberapa nomor di ponselnya ketika Lyra berjalan mencapai pintu, kala sambungan terhubung ... "Halo?"Gerakan Lyra terhenti tepat saat tangannya mencapai gagang pintu. Ia menunggu, heran mengapa membuat panggilan secara tiba-tiba."Iya, ini aku. Tolong cek semua data dari pasien yang bernama Zen dari kecelakaan mobil malam itu."Lyra yang tak jadi keluar kamar menunggu perkataan Efram selanjutnya dengan was-was."Aku ingin hari ini juga, semua data itu dihapus. Dan aku akan mencabut seluruh fasilitas

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Aku Tak Peduli Pada Orang Yang Membunuh Ibuku

    Selama perjalanan, air mata Lyra menetes tanpa ia minta. Perasaan kecewanya terhadap Efram tak bisa dibendung lagi olehnya. Lyra tak bisa terus-terusan hidup seperti ini bersama Efram. Semakin sering mereka bertemu, semakin sering pula Lyra akan merasakan sakit karena sikap semena-mena Efram kepadanya.Sampai di rumah sakit, Lyra langsung menuju kamar di mana ayahnya dirawat. Gadis itu mengusap air matanya, tak ingin terlihat menangis di depan ayahnya. Lyra memasang senyumnya usai menutup pintu—berjalan memutari brankar ayahnya dan berhenti menatap wajah yang begitu dirindukannya itu.Diraihnya tangan ayahnya, merasakan detak nadinya yang masih ada, Lyra bernapas dengan lega. Gadis itu lalu menaruh tasnya dan mengambil kain yang telah dibasahi dengan air untuk membasuh tangan dan wajah ayahnya.Lyra memaksakan senyumnya kala membersihkan tangan ayahnya dengan pandangan kosong. “Ayah, hari ini Lyra diajak Efram ke sebuah restaurant mewah di pusat kota

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Sahabat Yang Menjadi Asing

    “Tidak bisakah kau tidak menyalahkan ayahku sekali saja?” Lyra yang tak tahan dengan tuduhan Efram yang selalu menyalahkan ayahnya, akhirnya berterus terang kepada laki-laki itu.“Tidak bisa, karena ayahmu memang pelakunya. Lagipula, bukankah ini yang kau cita-citakan sejak dulu? Menikah dengan orang yang kau cintai? Bukankah itu juga yang diingankan oleh ayahmu agar aku menikahimu?” balas Efram dengan angkuhnya.Jika ini bukan restaurant dan dipenuhi banyak orang, Lyra pasti sudah menampar laki-laki itu. Mulut Efram benar-benar mudah mengatakan hal yang menyakitkan pada Lyra sekarang.“Bukan berarti karena aku mencintaimu, lalu kau akan melakukan ini padaku, Efram. Aku tidak pernah berpikir ingin menikah denganmu, karena di hatimu hanya ada orang lain.”Efram mendengus mendengar pernyataan Lyra. Ia sama sekali tak mempercayai perkataan gadis itu. Baginya semua perkataan gadis yang ia anggap naif itu sudah tak bisa dipe

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Perjanjian Kontrak Menikah?

    “Mengapa di sini tertulis aku harus menandatangani kontrak untuk menjadi istrimu?” Lyra mengulang pertanyaannya karena tak mengerti sekaligus terkejut dengan tulisan yang baru saja ia baca.Lyra menoleh pada Efram yang duduk di sebelahnya. Menatap mata laki-laki itu untuk mencari jawaban di matanya. Namun, Efram hanya memberikan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh Lyra.Lyra beralih pada pria yang memberikan berkas itu kepadanya. “Maaf, boleh saya tahu maksud dari berkas ini?”“Tentu saja,” jawab pria itu.Efram yang bersandar, kini menegakkan punggunya, hal itu membuat Lyra menatap sekilas karena pergerakannya. Namun, karena rasa penasarannya, Lyra menanti jawaban dari pria di depannya.“Begini, Nona Lyra. Alangkah lebih baik jika saya memperkenalkan diri saya dulu kepada Anda. Nama saya Bov, dan saya adalah pengacara Tuan Alexander semenjak beliau masih hidup. Dan pertemuan kita di sini adalah tidak la

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Menjadi Istri?

    Lyra seketika mengunci mulutnya. Selama perjalanan ke tempat yang belum pernah ia ketahui sebelumnya, Lyra tak berani menanyakan hal itu lagi pada Efram.Mobil yang dikendarai oleh Joe tiba di sebuah restoran terbesar di pusat kota.Mobil yang dikendarai oleh Joe itu berhenti di sebuah restoran terbesar di pusat kota. Lyra mengernyit ketika menyadari di mana Efram berakhir membawanya ke tempat yang dia rahasiakan. Lyra tak percaya dengan ini. Mengapa laki-laki itu nembawanya ke restoran seperti mewah ini? Agak aneh rasanya saat laki-laki itu sedang berduka dan kini malah mengajak gadis yang notabennya adalah orang yang kini Efram benci untuk pergi ke restoran."Turun," titah Efram.Lyra yang tengah heran menatap keluar dari balik jendela, kemudian menoleh pada Efram. Pertanyaan-pertanyaan di kepalanya semakin besar dan tidak bisa ia sembunyikan begitu saja."Efram, mengapa kita ke sini?"Efram menatap mala

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Kita Akan Ke mana?

    Isakannya tak dapat ia bendung lagi saat Lyra tiba di kamarnya dan mengunci pintu. Gadis itu membanting tubuhnya ke ranjang dan menangis dengan keras, meluapkan semua perasaan sakit yang berhasil menghimpit dadanya. Hatinya benar-benar sakit. Efram telah memukul harga dirinya dengan telak sebagai seorang perempuan dan sahabat dari laki-laki itu. Lyra menangis sepanjang malam hingga jatuh tertidur. Pagi harinya, Lyra terbangun karena mendengar ketukan di pintu kamarnya. Melirik jam di nakas, rupanya ia bangun cukup siang. Lyra hampir melupakan tugas-tugasnya yang pernah diberitahukan Efram bahwa laki-laki itu memindahkan semua tugas bersih-bersih Bibi Wan kepadanya. Sementara tugas Bibi Wan sekarang hanya tinggal memasak dan mengurus keperluan di dapur saja. Lyra menyibak selimut, beranjak dari tempat tidurnya dan menatap cermin—terkejut melihat kedua matanya yang sembab karena habis menangis semalaman. Ia menoleh sesaat kea rah pintu kala ketukan kembali terdengar. R

  • Marriage Contract: My Jerk Bestfriend   Alkohol (Warning!)

    (Warning! Ada sedikit adegan yang tidak cocok untuk di bawah umur!)Jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari ketika kedua mata Lyra masih tetap terjaga. Ia tak kunjung bisa memejamkan matanya usai pertengkarannya dengan Efram sore tadi—yang berhasil mengusik pikirannya hingga kini. Selain pertengkarannya dengan Efram, hal yang membuat Lyra tak bisa tidur karena memikirkan di mana keberadaan Efram hingga larut malam seperti ini laki-laki itu tak kunjung pulang.Efram sudah pergi sejak jam masih menunjukkan pukul tujuh malam. Usai pertengkaran mereka reda beberapa saat lalu, Lyra melihat mobil Efram pergi meninggalkan pelataran rumah, padahal Lyra tahu hari ini adalah hari libur Joe untuk pulang ke rumahnya. Itu artinya, Efram pergi seorang diri. Lyra terus bertanya-tanya ke mana Efram pergi seorang diri hingga larut malam begini?Lyra berusaha memejamkan matanya. Namun, sebuah suara mobil terdengar memasuki halaman rumah Efram. Lyra beranjak d

DMCA.com Protection Status