Binis merasakan aura yang mirip dari balkanji. Ukuran makhluk itu tidak berubah dari sebelumnya, tapi wajahnya kini diselimuti oleh topeng tengkorak yang menyatu dengan lekuk wajahnya. Jubah hitamnya masih sama tapi kini telah menyelimuti hingga tangan dan kakinya.
Makhluk itu berdiri dengan gerak tubuh yang melayang anggun. Empat sayap sederhana seperti kain selendang terentang di belakang punggung makhluk itu. Ia memiliki ekor yang berbentuk sama dengan sayapnya, jadi tak ada yang tahu apakah makhluk itu sesungguhnya memiliki 4 sayap dengan 1 ekor, atau 5 sayap, atau malah memiliki 5 ekor. Tapi Binis sangat yakin bahwa aura ini adalah balkanji.
“Kau ini apa?” tanya Binis.
Makhluk itu menatap Binis. Sejenak kemudian ia meraung keras, “Khaaa...!”
Binis merasakan aura pekat dan manapool yang sangat besar dari makhluk itu. Insting naganya merasakan ancaman dari makhluk itu. Berbeda dengan tadi ia hanya jengkel pada keangkuhan serangg
Ribuan tahun yang lalu Lohika adalah dunia paling damai di semesta, tanah mereka selalu subur, langit selalu cerah, dan Lohika bak surga yang penuh dengan keindahan alam.Dalam keindahan dunia itu, ras-ras naga tumbuh sebagai ras yang kuat, satu naga dapat dengan mudah memorak-porandakan satu kota, belasan naga dapat dengan mudah menghancurkan satu negara atau kerajaan, dan para pasukan naga berserta pemimpinnya dapat dengan mudah menduduki satu dunia.Yang mereka tahu ras naga adalah ras terkuat, karena itu keangkuhan melekat pada darah, daging, tulang, dan nafas mereka.Kala itu Binis telah lahir beberapa ratus tahun, dia masih seorang bocah naga kecil bagi ras naga yang memiliki umur hingga puluhan ribu tahun. Binis kecil sedang dilatih menangkap ikan oleh ayahnya, sang Raja Naga Lohika Uz— The Lord of Dragon. Mereka berdua dan bersama dengan para naga lain begitu menikmati acara menangkap ikan di salah satu danau di Lohika.Di tengah kedamaian i
Makhluk Tercemar itu tanpa sedikit pun kesulitan menghadapi puluhan naga yang mengepungnya. Setiap kali para naga maju, belasan tombak hitam yang bengkok dan bentuknya buruk langsung meleset hingga menumbangkan para naga.Tak terhitung berapa naga yang berhasil ia bunuh, Makhluk Tercemar itu bergerak tanpa akal pikiran, tanpa perkataan, atau tanpa tujuan. Yang dilakukannya hanya bentuk dari insting bertahan hidupnya, siapa pun yang terkepung pasti merasa terancam.Kini satu per satu naga yang ada di sana mulai menyemburkan api ke arah makhluk itu. Tiga naga menyemburkan api, tujuh naga menyemburkan api, dan hingga sepuluh naga menyemburkan api bersamaan.Makhluk Tercemar itu pastinya tengah terpanggang oleh belasan semburan api itu. Tak terlihat bahwa Makhluk Tercemar itu bergerak atau menghindar. Setelah beberapa cukup waktu yang lama, para naga berhenti menyemburkan api untuk memastikan musuh di depannya telah meleleh, hancur, atau hanya terbakar.Sebua
“Tuan, mengapa aku tak perlu ikut?” tanya Kaksi.“Kamu akan mengerti nanti. Aku membutuhkan ingatanmu dan jagalah Tanah Alk selama aku pergi.”Tuan Yksi pun pergi tanpa pernah kembali, ia tak menceritakan apa pun, dan dia hanya meninggalkan dua pesan. Satu pesan yang berarti bahwa Tuan Yksi membutuhkan kemampuan khusus Kaksi. Beberapa balkanji memiliki kemampuan khusus dan kemampuan khusus Kaksi adalah ingatan.Setiap balkanji yang bangkit atau terlahir kembali tak akan mengingat kehidupan sebelumnya. Akan tetapi insting alami mereka tetap sama yaitu untuk taat pada tuan mereka.Kemampuan khusus Kaksi pun pernah teruji dan Lord of Almight pun juga cukup terkejut. Ketika Kaksi baru saja terlahir atau bangkit, ia langsung menceritakan kematian yang pernah dialaminya.Sedangkan pesan kedua sepertinya gagal ditepati oleh Kaksi. Kemarin para balkanji di Tanah Alk telah dibantai oleh Lord of Pollution. Hanya empat balkanji yang se
“Apakah aku telah mati?”Gelap. Jillian merasakan seluruh tubuhnya tertimbun oleh tanah. Ia mulai menggerak-gerakkan jari-jarinya dan merasakan tanah yang sedikit basah dan gembur. Perlahan ia menggerakkan lengannya, ternyata tanah yang menimbunnya tak terlalu tebal. Ia merasakan udara berhembus ketika tangannya terangkat.Kemudian Jillian bangkit dari tidurnya, ia duduk dengan membersihkan tanah di mukanya. Cahaya terang mulai menyilaukan tapi beberapa saat kemudian penglihatannya kembali normal setelah terbiasa dengan suasana terang itu.Ia mendongak ke atas, langit biru begitu cerah dan indah. Ketika Jillian mengembalikan pandangannya lurus ke depan, ia melihat bentang padang rumput hijau yang luas dan indah. Tanah tersubur dan terindah yang pernah Jillian lihat.Di sisi kanannya, terdapat serumpun pepohonan, semak, dan berbagai pohon dengan berbeda ukuran. Tak tahu sebabnya, Jillian tertarik untuk menuju tempat itu. Dalam berapa langkah ia
“Oekk,” tangis bayi mulai terdengar.Jillian mulai membuka matanya dan melihat Arina yang sedang mencoba menenangkan Mulan dengan cara menyusuinya.“Apa Mulan membangunkanmu, Sayang?” tanya Arina dengan nada yang sangat lembut dan penuh senyuman. Ia mengenakan deres tanpa lengan dengan motif bunga sakura favoritnya. Sungguh rasanya Arina adalah wanita tercantik bagi Jillian, terlebih lagi ketika ia mengendong Mulan yang masih bayi. Lengkaplah kecantikan dan kebaikan Arina sebagai perempuan sejati.Jillian menggelengkan kepala, tangannya mengisyaratkan Arina untuk datang, “Kemarilah.”Arina pun tersenyum menjawab permintaan Jillian dan bahkan Mulan pun langsung terdiam dari tangisnya. Jillian merangkul Arina dengan penuh kasih sayang dan membiarkan cintanya agar terlelap.“Jillian, berjanjilah agar pulang dengan selamat ke mana pun kamu pergi. Okey?” Arina berkata cukup lirih agar tidak membangunkan Mu
illian terbangun dari tidurnya, ia sedikit bersyukur tidak bermimpi buruk atau bangun dengan sesosok balkanji di sampingnya. Tubuhnya benar-benar terasa pulih, tidak ada luka goresan yang dalam, dan luka dalam yang menyakitkan untuk bergerak kini telah hilang. Ia berjalan ke mulut gua, matahari tampak telah turun dan berada di garis horizon yang berarti hari hampir malam.Sesampainya keluar dari gua, Jillian melihat pemandang sore yang indah di Lohika. Cakrawala tampak penuh dengan hutan hijau yang subur, langit biru yang selalu cerah, dan gunung-gunung berbatu yang menjulang tinggi. Ketika menikmati semua pemandang indah itu, Jillian sadar bahwa di sedang berdiri di sebuah gunung berbatu tertinggi. Dari tempatnya, ia bisa melihat puncak gunung-gunung yang lain berada di bawahnya.Satu hal yang langsung terlintas di benak Jillian, ia tak pernah melihat gunung tertinggi ini dari tempat Mika dimakamkan, dan jika benar berarti jarak dengan lokasi makam itu pasti sangat ja
Binis mulai menceritakan dari hari ketika ia merasakan kehadiran gates— kemunculan Jillian, tapi ia tak tahu bila ada makhluk lain atau makhluk seperti apa yang muncul. Kala itu Binis mendapat kabar bahwa mata-mata musuh sedang mendekat, Unha yang kala itu dekat dengan keberadaan gates merasa penasaran, dan buruknya malah di kejar beberapa naga musuh.“Musuh?” spontan Jillian berucap dan mencocokkan perkataan Binis dengan ingatannya.‘Mungkinkah tiga naga yang menyerang Unha?’ pikir Jillian.“Ya, Tuanku. Lohika sedang dalam masa tegang. Setelah kepergian Lord of Dragon, Raja Naga Uz, yang tak kembali, terjadilah pemberontakan.”Jillian tak ingin tahu atau ikut campur pada masalah mereka. Ia sengaja menyela, “Kala itu... setelah kau menghajar musuh yang mengejar Unha, apakah kamu merasakan kehadiranku?”“Ya, Tuan. Maafkan aku.”Binis melanjutkan ceritanya. Kala itu ia merasakan
Jillian terbangun keesokan harinya, ia menegak habis satu botol airnya, dan memakan setengah kaleng ransum terakhirnya. Ia lekas merangkul tasnya dan mengikat pedang miliki Mika di punggungnya.Tubuhnya telah segar, tenaganya telah pulih, dan tekadnya telah bulat untuk pulang hari ini. Satu rencana pulang yang sederhana, banyak para monster bisa menciptakan sebuah gate, dan ia menduga bahwa Binis bisa membantunya untuk menciptakan gate ke bumi.Saat berbalik, Jillian melihat tiga sosok balkanji itu di mulut gua, mereka membawa buah-buahan segar, dan langsung menghampiri Jillian seperti anak anjing yang bahagia.Mereka meletakan buah-buahan itu. Jillian memungut sebuah buah yang paling kecil dan berkata dalam bahasa Semesta, “Kalian bisa memahamiku?”Para balkanji mengangguk kegirangan.Jillian sengaja mengetesnya dalam bahasa Inggris, “Apa kalian mengerti perkataanku? Kalian mematuhi semua perintahku?”Para balkanji s