“Khaaa...!” Empat naga yang baru saja mendarat langsung meraung bersama. Mereka menjulurkan lehernya dan menunjukkan taring-taringnya yang sangat tajam.
Satu naga melompat dengan merentangkan lengannya dan sayap muncul dari lengan tersebut. Naga itu tanpa ragu menerjang Jillian. Tapi perasaan Jillian tak gemetar sedikit pun, ia tak takut, dan dia tetap tenang meski baru pertama kali berhadapan dengan ras naga.
Jillian menghindar ke samping dari serangan naga itu, tanpa basa-basi ia menyerang bagian leher naga itu dengan dua pedang gladiusnya. Kemudian delapan pedang melesat bersamaan untuk menyerang tubuh naga itu.
Leher naga itu mengalami luka gores tetapi tidak terlalu dalam, beberapa pedang claymore Jillian berhasil menancap di sekitar sayap dan lengan naga itu. Akan tetapi beberapa pedangnya yang mengarah ke punggung naga hanya memantul karena punggung naga itu memiliki sisik yang lebih besar dan tebal.
Naga itu bergegas mengubah arah dan
Naga itu berbalik, ekornya mencambuk ke arah Jillian dengan cepat. Jillian menghindar dengan melompat ke udara. Rasanya dia ingin menggunakan Dark Cold pada naga itu untuk membalas dendam, tapi dia hanya bisa menggunakannya sekali lagi jadi Jillian mengurungkan niatnya.Sword Rain... Jillian mengeluarkan puluhan pedang yang melayang di udara. Ketika tangannya turun sebagai isyarat melancarkan serangan, pedang-pedang itu jatuh seperti hujan pedang. Tapi sayang, serangan itu kurang berdampak bagi para naga.Insting Jillian merasakan sesuatu mendekat, ia berbalik dan seekor naga dengan kecepatan penuh sedang terbang lurus ke arahnya. Dalam beberapa detik moncong rahang naga itu telah sampai di depan Jillian. Spontan ia hanya bisa menahan serangan itu dengan dua pedang gladius-nya.Jillian terdorong di udara oleh naga itu. Rahang naga itu perlahan terbuka untuk mencabik-cabik tubuh Jillian yang terangkut.“Kesempatan!” batin Jillian dalam ha
“Khaaa...!”Naga biru itu meraung dengan amarah. Ia bangkit dan langsung mengepakkan sayap. Jillian menciptakan satu pedang claymore-nya yang melayang tepat di sisi lengannya. Naga itu terbang dengan cepat mengarah ke Jillian, ia tahu bahwa naga itu akan menubruknya, menerkam, atau mungkin mengejar Jillian. Jillian tak lari atau bahkan tak gemetar sedikit pun, pedang claymore-nya melesat ke arah mulut naga yang sedikit terbuka. Semburan api kembali dikeluarkan oleh naga itu dan pedang claymore kembali hancur dengan mudah. Naga itu terus terbang lurus tapi Jillian tak ingin menghindar, ia mengeluarkan dua pedang gladius-nya. Ketika moncong kepala naga itu sedekat dua meter, Jillian bergegas menghindar ke samping kiri, dia mengayunkan dua pedang gladius-nya secara bersamaan. Harapan Jillian untuk menambah luka di bahu naga itu gagal, jangkauan dari pedang galdius-nya tak cukup mengoyak luka itu agar bertambah lebar. Salah satu pedang gladius-nya ba
Binis merasakan aura yang mirip dari balkanji. Ukuran makhluk itu tidak berubah dari sebelumnya, tapi wajahnya kini diselimuti oleh topeng tengkorak yang menyatu dengan lekuk wajahnya. Jubah hitamnya masih sama tapi kini telah menyelimuti hingga tangan dan kakinya.Makhluk itu berdiri dengan gerak tubuh yang melayang anggun. Empat sayap sederhana seperti kain selendang terentang di belakang punggung makhluk itu. Ia memiliki ekor yang berbentuk sama dengan sayapnya, jadi tak ada yang tahu apakah makhluk itu sesungguhnya memiliki 4 sayap dengan 1 ekor, atau 5 sayap, atau malah memiliki 5 ekor. Tapi Binis sangat yakin bahwa aura ini adalah balkanji.“Kau ini apa?” tanya Binis.Makhluk itu menatap Binis. Sejenak kemudian ia meraung keras, “Khaaa...!”Binis merasakan aura pekat dan manapool yang sangat besar dari makhluk itu. Insting naganya merasakan ancaman dari makhluk itu. Berbeda dengan tadi ia hanya jengkel pada keangkuhan serangg
Ribuan tahun yang lalu Lohika adalah dunia paling damai di semesta, tanah mereka selalu subur, langit selalu cerah, dan Lohika bak surga yang penuh dengan keindahan alam.Dalam keindahan dunia itu, ras-ras naga tumbuh sebagai ras yang kuat, satu naga dapat dengan mudah memorak-porandakan satu kota, belasan naga dapat dengan mudah menghancurkan satu negara atau kerajaan, dan para pasukan naga berserta pemimpinnya dapat dengan mudah menduduki satu dunia.Yang mereka tahu ras naga adalah ras terkuat, karena itu keangkuhan melekat pada darah, daging, tulang, dan nafas mereka.Kala itu Binis telah lahir beberapa ratus tahun, dia masih seorang bocah naga kecil bagi ras naga yang memiliki umur hingga puluhan ribu tahun. Binis kecil sedang dilatih menangkap ikan oleh ayahnya, sang Raja Naga Lohika Uz— The Lord of Dragon. Mereka berdua dan bersama dengan para naga lain begitu menikmati acara menangkap ikan di salah satu danau di Lohika.Di tengah kedamaian i
Makhluk Tercemar itu tanpa sedikit pun kesulitan menghadapi puluhan naga yang mengepungnya. Setiap kali para naga maju, belasan tombak hitam yang bengkok dan bentuknya buruk langsung meleset hingga menumbangkan para naga.Tak terhitung berapa naga yang berhasil ia bunuh, Makhluk Tercemar itu bergerak tanpa akal pikiran, tanpa perkataan, atau tanpa tujuan. Yang dilakukannya hanya bentuk dari insting bertahan hidupnya, siapa pun yang terkepung pasti merasa terancam.Kini satu per satu naga yang ada di sana mulai menyemburkan api ke arah makhluk itu. Tiga naga menyemburkan api, tujuh naga menyemburkan api, dan hingga sepuluh naga menyemburkan api bersamaan.Makhluk Tercemar itu pastinya tengah terpanggang oleh belasan semburan api itu. Tak terlihat bahwa Makhluk Tercemar itu bergerak atau menghindar. Setelah beberapa cukup waktu yang lama, para naga berhenti menyemburkan api untuk memastikan musuh di depannya telah meleleh, hancur, atau hanya terbakar.Sebua
“Tuan, mengapa aku tak perlu ikut?” tanya Kaksi.“Kamu akan mengerti nanti. Aku membutuhkan ingatanmu dan jagalah Tanah Alk selama aku pergi.”Tuan Yksi pun pergi tanpa pernah kembali, ia tak menceritakan apa pun, dan dia hanya meninggalkan dua pesan. Satu pesan yang berarti bahwa Tuan Yksi membutuhkan kemampuan khusus Kaksi. Beberapa balkanji memiliki kemampuan khusus dan kemampuan khusus Kaksi adalah ingatan.Setiap balkanji yang bangkit atau terlahir kembali tak akan mengingat kehidupan sebelumnya. Akan tetapi insting alami mereka tetap sama yaitu untuk taat pada tuan mereka.Kemampuan khusus Kaksi pun pernah teruji dan Lord of Almight pun juga cukup terkejut. Ketika Kaksi baru saja terlahir atau bangkit, ia langsung menceritakan kematian yang pernah dialaminya.Sedangkan pesan kedua sepertinya gagal ditepati oleh Kaksi. Kemarin para balkanji di Tanah Alk telah dibantai oleh Lord of Pollution. Hanya empat balkanji yang se
“Apakah aku telah mati?”Gelap. Jillian merasakan seluruh tubuhnya tertimbun oleh tanah. Ia mulai menggerak-gerakkan jari-jarinya dan merasakan tanah yang sedikit basah dan gembur. Perlahan ia menggerakkan lengannya, ternyata tanah yang menimbunnya tak terlalu tebal. Ia merasakan udara berhembus ketika tangannya terangkat.Kemudian Jillian bangkit dari tidurnya, ia duduk dengan membersihkan tanah di mukanya. Cahaya terang mulai menyilaukan tapi beberapa saat kemudian penglihatannya kembali normal setelah terbiasa dengan suasana terang itu.Ia mendongak ke atas, langit biru begitu cerah dan indah. Ketika Jillian mengembalikan pandangannya lurus ke depan, ia melihat bentang padang rumput hijau yang luas dan indah. Tanah tersubur dan terindah yang pernah Jillian lihat.Di sisi kanannya, terdapat serumpun pepohonan, semak, dan berbagai pohon dengan berbeda ukuran. Tak tahu sebabnya, Jillian tertarik untuk menuju tempat itu. Dalam berapa langkah ia
“Oekk,” tangis bayi mulai terdengar.Jillian mulai membuka matanya dan melihat Arina yang sedang mencoba menenangkan Mulan dengan cara menyusuinya.“Apa Mulan membangunkanmu, Sayang?” tanya Arina dengan nada yang sangat lembut dan penuh senyuman. Ia mengenakan deres tanpa lengan dengan motif bunga sakura favoritnya. Sungguh rasanya Arina adalah wanita tercantik bagi Jillian, terlebih lagi ketika ia mengendong Mulan yang masih bayi. Lengkaplah kecantikan dan kebaikan Arina sebagai perempuan sejati.Jillian menggelengkan kepala, tangannya mengisyaratkan Arina untuk datang, “Kemarilah.”Arina pun tersenyum menjawab permintaan Jillian dan bahkan Mulan pun langsung terdiam dari tangisnya. Jillian merangkul Arina dengan penuh kasih sayang dan membiarkan cintanya agar terlelap.“Jillian, berjanjilah agar pulang dengan selamat ke mana pun kamu pergi. Okey?” Arina berkata cukup lirih agar tidak membangunkan Mu