Tegukan terakhir dari gelas anggurnya telah habis tetapi itu tidak cukup untuk menghilangkan rasa gugup Kapten Vosien. Badai tidak pernah membuatnya takut atau cemas tetapi daratan hitam itu lebih buruk dari badai. Ada kengerian yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata mungkin seperti insting yang merasakan bahaya.
Kapten Vosien menarik tuas untuk mempercepat laju kapal, dua orang dwarf mengamati nilai jarum-jarum parameter dan salah satu dwarf mengintip di batu-batu kristal khusus. Batu itu berguna sebagai kamera pengawas di berbagai sisi kapal. Setidaknya dibutuhkan empat dwarf untuk mengemudikan kapal bedroom dan sekitar seratus dwarf sebagai anak buah kapal.
“Bagaimana jaraknya?” Kapten Vosien bertanya pada batu suara yang terhubung dengan teknisi kapal.
“Masih kurang dua ribu kaki!” balas anak buah kapal yang bertugas menyiapkan gate.
“Laporkan bila sudah pada jarak itu, aku tidak mau kapalku mencium pantat kapal lain.”
Tiap
Jillian memimpin kuda terdepan melewati pasukan dark elf dan pasukan aliansi yang saling bentrok. Rintihan kesakitan dan teriakan semangat bercampur dengan suara adu tombak dan pedang. Sekilas Jillian merasa ada yang aneh dari pasukan musuh, jumlah mereka tak kunjung berkurang meski telah menerima serangan sihir dan menghadapi serangan kavaleri.“Sacha apa kamu merasakan hal yang aneh?” Jillian memelankan kuda mereka ketika berhadapan dengan pasukan dark elf yang lebih banyak.“Berapa jumlah mereka?” tanya balik Sacha.“Mereka banyak sekali,” Anatasi menembakkan anak panah dari energi sihir.“Tetap maju!” Jillian mengeluarkan sihir hitam yang membentuk sebuah pedang, kini dirinya terbayang dengan sosok Guardian of Nightfall lagi.Pendang hitam Jillian dan tombak Sacha memimpin di baris terdepan untuk membersihkan jalan. Jauh di depan mereka terlihat Lord of Pollution yang sedang duduk dan
Formasi kuda Tim Adam melingkar membentuk pertahanan. Jillian akui ketiga dark elf itu tidak bisa diremehkan, mereka memiliki kemampuan setingkat hunter tingkat S dan bahkan salah satu dari mereka telah mengalahkan Komandan March. Jillian sedang berpikir kritis, bagaimana dia harus membagi Tim Adam untuk menghadapi mereka. Saat itu pula dark elf berpedang api itu melemparkan penggalan kepala Komandan March tepat di depan kuda Sacha. Jillian kenal Sacha sebagai seorang rasional dan tak mudah terpancing emosi tapi kali ini berbeda, Sacha terpancing provokasi dark elf berpedang api itu. Sacha memacu kudanya dan mengarahkan tombaknya ke depan, saat itu pula Jillian tidak punya pilihan selain memecah formasi.“Beryl! Mika! Bantu Sacha melawan monster itu!”“Ya!” Jawab Mika dan Beryl kompak dengan spontan memacu kuda mereka mengikuti Sacha.“Carlos! Cari keberadaan Lord of Pollution!Aku hadapi dark elf wanita itu. Sisanya kala
“Di mana dia?” gerang Jillian.“Di balik hutan ini akan terlihat sabana yang sangat luas. Lord of Pollution disana. Ketua harus segera melihatnya sendiri.” jawab Carlos.Jillian mengamati keadaan sekeliling, kelompok Sacha masih belum mengalahkan dark elf berpedang api itu, sepertinya mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mengalahkannya. Wylus masih menahan monster-monster ilusi, kini lebih banyak giant elf yang dihadapi, dan Anatasia beradu punggung di belakang Wylus untuk membantu. Ia mencari sosok Issac Hamis, ternyata dia telah mencengkeram kepala si dark elf pembuat ilusi hingga tubuh dark elf itu terangkat.Jillian melihat kristal kuning keemasan itu tepat di dahi si dark elf pembuat ilusi dan sedikit tertutup oleh jari-jari Issac. Jillian yakin dark elf itu tersenyum, entah apa yang ada dipikirkannya, tidakkah dia tahu bahwa Issac Hamis sesungguhnya lebih mirip monster.“Carlos, ikuti aku ke Issac.”Ji
Jillian dan Tim Adam kembali berkuda dalam hutan yang gelap dan Beryl kembali menyalakan sihir penerangan dari bukunya. Di tengah hutan mereka bertemu dengan Issac Hamis yang juga menunggangi kuda Anora, dia masih sama seperti sebelumnya dengan bertelanjang dada, memamerkan otot besarnya dan tubuh penuh tato. Perkiraan Jillian benar, Issac dengan mudah menang melawan dark elf berpedang api.“Issac! Kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?” Anatasia menghampiri Issac.“Aku baik-baik saja.”Kemudian Issac menarik sebuah benda yang mengantung di belakang punggungnya. Dia menarik sebuah pedang tumpul dan berkerak, entah itu karena karat atau apa pun itu, ada kerak yang menutupi bilah pedang. Jillian tampak tak asing dengan pedang itu meski belum pernah melihatnya.“Jangan-jangan pedang dark elf itu?” Sacha spontan menyahut.“Ya. Ada yang mau membawanya?” Issac menunjukkan pedang itu. Tiba-tiba bilah pedang
Tipe hunter dalam sistem hunter di bumi/Manaearth ada 6 main class hunter yaitu Core, Semicore (Frontliner), Support, Tanker, Unique, dan Carry. Dalam keenam class utama itu terdapat subclass seperti Swordsman, Lancer, Fighter, Mage, Sorcerer, dan lain-lain.Pertama, Core Class merupakan hunter dengan basis mana terkuat dan manapool yang besar. Mana merupakan tenaga dalam membentuk kekuatan hunter baik itu kekuatan sihir atau fisik, kekuatan tersebut dipengaruhi oleh mana. Dalam subclass core dibagi dalam dua tipe yaitu physical class dan magical class. Hunter tipe physical class biasanya memiliki dampak serangan berupa serangan fisik, ada 3 class dalam subclass ini yaitu Swordsman, Lancer, dan Fighter. Swordsman merupakan hunter yang menggunakan pedang, Lancer menggunakan tombak, dan Fighter menggunakan tangan kosong dalam bertarung. Biasanya ketiga subclass tersebut memberikan dampak serangan fisik, namun dalam tingkat yang lebih berkembang kategori pengguna subclass terseb
Jillian merupakan hunter kelahiran Surabaya, Indonesia. Setelah menikah dia berpindah kewarganegaraan Jepang yang sama dengan istrinya. Dia merupakan salah satu dari 20 penyitas bencana gates di Australia 10 tahun yang lalu. Sekarang ini dia adalah pemimpin dari organisasi hunter tingkat dunia yang disebut World Hunter Organization (WH Organization) dan ia adalah hunter peringkat 1 di dunia. Jillian merupakan hunter dengan class: swordsman-sorcerer-assassin-knight. Kemampuannya adalah menciptakan pedang hitam secara bebas tidak hanya di tangannya melainkan mampu mengendalikan pedang-pedang hitamnya bebas di udara. Dia juga menyelimuti tubuhnya dengan zirah dan jubah sederhana yang sama-sama tercipta dari kekuatan yang sama untuk menciptakan pedang hitam. Dia juga sering menggunakan perisai hitam berlambang manaearth.Issac Hamis merupakan hunter yang lahir di negara bagian California, Amerika Serikat. Ia merupakan hunter peringkat ke 2 setelah Jillian. Dia sering berpakaian s
Setelah suara sangkakala perang berhenti, derap Pasukan Berkuda mulai terdengar, mulai terlihat pula Pasukan Berkuda aliansi, puluhan mungkin hampir seratus penunggang kuda dan bertombak datang. Jillian memang merasa bingung dengan kejadian yang terjadi, tetapi satu hal yang dia mengerti dengan jelas, mereka datang ke arah Jillian, atau mungkin ke arah hutan, atau mungkin ke arah gates yang terasa samar-samar dari tempat Jillian berdiri.Jillian menoleh pada Sacha, berharap dia lebih cerdas untuk mengenali situasi, “Ada apa?”Sacha menjawab, “Jelas mereka tidak terlihat sedang menyambut kita. Dan jelas Tuanku sepertinya melupakan sesuatu.”Jillian mengerutkan alisnya, sedikit-sedikit mencoba mencerna perkataan Sacha, dan apa yang dia lupakan? Ia memang belum menepati janjinya mengalahkan Lord of Pollution, ia sengaja menyimpan 3 kristal Sokaiva di sakunya, tapi bukan urusan para elf pada kristal-kristal itu. Kemudian ia sadar satu hal yan
Elma duduk dengan kertas dan pena di depannya, pikirannya mulai semrawut dengan segala pemikiran dari mana ia harus memulai tulisannya. Mungkinkah dia harus memulai dari kerajaan Elapu dengan menceritakan kemegahan kekuatan pasukan aliansi, atau memulai dari sekarang di mana perang menyisakan kengeriannya, atau dimulai dari kebencian yang masih ia rasakan. Ya, sungguh kebencian itu masih tersisa di luar sana, ketika perang tadi sempat terasa menghilang, muncul dan menjauh, dan kini terasa semakin dekat.Belum sempat menulis satu pun kata, kembali sangkakala terdengar di bunyikan pertanda pasukan bersiap dan Elma juga merasakannya bahwa kebencian semakin dekat. Elma dan Komandan Ebr pun bergegas keluar tenda, Komandan Ebr pergi menuju tenda pusat komando sedangkan Elma hanya berdiri mematung karena dia bukan bagian dari prajurit mana pun.Saat itu juga Elma melihat Pasukan Berkuda sudah melaju, Komandan Liggan memimpi di rombongan terdepan dan puluhan Pasukan Berkuda me