Dia hanya melihat sutra merah mudanya Rani terbang ke arah Janu. Janu sudah berusaha untuk menghindarinya dan ujung dari sutra merah muda itu telah ditangkap oleh Bunga. Bunga melemparkan sutra merahnya ke Rani pada saat yang bersamaan. Keduanya menggerakkan kedua sutra di tangannya, lalu berbalik dan kedua sutra itu mengitari tubuh Janu untuk mengikatnya.Pada saat yang bersamaan, Meri dan Darq juga mengikat Hadi."Jangan bergerak!"Keempat wanita itu berteriak pada saat yang bersamaan dan menggunakan tenaga di tangan mereka untuk menarik sutranya dengan erat pada saat yang bersamaan. Sutra itu telah diikatkan pada tubuh Janu dan Hadi dengan erat. Kawat baja di dalam sutra itu sudah sedikit tertusuk ke dalam kulit mereka.Janu dan Hadi terkejut dan merasa ada pisau tajam di dalam sutra itu. Mereka tidak berani lagi untuk bergerak dalam waktu sekejap!Rani hendak ingin bertanya pada Kevin apa yang harus mereka lakukan terhadap kedua orang ini, tetapi tiba-tiba ada suara pakaian yang b
Janu dan Hadi segera mundur ke belakang Anjas, mereka sangat ketakutan, jika saja empat gadis sedikit mengencangkan tarikan sutra itu lagi, mungkin sekarang mereka sudah mati. Namun Anjas tidak melihat ada kabel baja yang diselipkan di sutra, hatinya sedikit panik begitu melihat Janu dan Hadi dikalahkan lawan dan berkata pada Roki."Master Roki, tolong segera habisi Dendi!"Roki melirik sekilas Dendi lalu melihat kearah Kevin lagi, sekarang dia lebih tertarik pada Kevin daripada Dendi, dia ingin bersaing melawan Kevin untuk melihat seni bela diri siapa yang lebih hebat."Saya Roki, boleh saya tahu siapa nama Anda?" Roki mengangguk kecil ke arah Kevin.Dia selalu menghormati orang-orang dengan keterampilan seni bela diri yang tinggi, Roki mengenal sebagian besar tokoh terkenal dalam seni bela diri, tapi dia sama sekali tidak pernah melihat pemuda yang sepertinya baru berumur 20 tahunan ini."Aku Kevin!" Kevin menatapnya dengan ekspresi serius, dia mengacaukan pernikahannya dan ingin
Semua ini terjadi hanya dalam setengah detik. Setelah dikejutkan, Kevin menangkis kekuatan Roki, dan segera menggunakan siku lengan kanannya untuk memukul dada Roki, 3 inci di bawah tenggorokannya."Uhuk.." Roki merasakan tekanan dari dalam tubuhnya, makanan di perutnya kembali ke kerongkongan dan dia hampir muntah, kepalanya pusing dan hampir saja terjatuh ke lantai. Kevin tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang, hanya melihat Roki dengan tenang.Roki menggelengkan kepalanya dan kesadarannya mulai kembali. Dia sangat marah juga sangat kecewa, jurus yang dia ciptakan susah payah 10 tahun terakhir ini, yang ia kira adalah jurus terhebat, yang bisa meninggalkan legenda di dunia seni bela diri, baru satu kali dikeluarkan dan dia sudah merasa terkalahkan!Roki tidak bisa menerima, dia juga tidak percaya kalau jurusnya sangat lemah!Roki berbalik, matanya sedikit merah, dia menatap Kevin dengan marah. Roki berteriak, dengan kedua tangan berbentuk pisau, tubuhnya naik ke udara, b
Elmira, kembalilah bersamaku, kakek sangat merindukanmu!" Anjas berkata sambil berjalan mendekat ke arah Elmira, Kevin menghalanginya, dia takut Anjas akan menyakiti Elmira.Meskipun Anjas tidak senang, tapi karena takut dengan kekuatan Kevin, dia juga tidak berani mengatakan apapun, hanya menatap Elmira dengan cemas dan berbicara."Elmira, kamu tidak ingin kembali untuk melihat rumah tempat ibumu dibesarkan? Kakek sudah 20 tahun tidak melihatmu, semalam akumemperlihatkan fotomu pada dia, dia melihatnya dengan mata merah berkaca-kaca, apakah kamu bisa membayangkan seorang kakek tua 70 tahun menangis seperti apa?"Mendengar kata ibu, Elmira mengingat perkataan ayahnya Dendi, bahwa ibunya meninggal karena Zano, dadanya bergejolak.Elmira berbicara marah pada Anjas."Ibuku meninggal karena kalian! Aku benci kalian!"Kedua matanya memerah begitu mengatakannya, dia menunduk, air mata mengalir dari kedua matanya dan jatuh ke lantai. Elmira sangat sedih, dia terus bergumam."Kenapa kalian,
"Baiklah." Elmira mengangguk kecil.Anjas menghembus kan nafas lega lalu melihat ke arah Dendi dan Arman mereka dan berbicara."Dan kalian, jangan sampai membocorkan tentang hubungan Elmira dan Keluarga Zano, jangan membicarakan kejadian yang terjadi hari ini, jika aku tahu kalian menyebarkannya, Keluarga Zano tidak akan melepaskan kalian.""Dengar tidak!" Anjas bertanya dengan suara rendah."Baik." Jawab Arhan dan Arman, Dendi dan putrinya."Elmira, kamu istirahat malam ini, besok pagi aku akan datang menjemput kalian, kita kembali bersama!" selesai mengatakannya, Anjas melirik sekilasElmira lalu pergi bersama Roki, Janu dan Hadi.Begitu Anjas pergi, Arhan dan Arman, Dendi dan Diana mengelilingi Kevin dan membungkuk berterima kasih padanya. Terutama Arhan, jika bukan karena Kevin mengalahkan Roki, mungkin dia benar-benar akan mati di tangan Roki, kali ini, dia benar-benar sangat berterima kasih dengan Kevin."Tuan muda Kevin, untung saja ada kamu, jika tidak aku dan ayahku tidak
Ahh! Apa yang kamu lakukan? Cepat turunkan aku"Elmira terkejut dan berbicara buru-buru."Tentu saja melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri!" Kevin sengaja menggoda Elmira."Ahhh, tidak mau!" Elmira tanpa sadar berteriak."Lihatlah kamu sampai takut seperti ini." Kevin menurunkan Elmira, dia melihat wajah kecil Elmira dan berbicara."Sekarang suasana hatimu sudah lebih baik kan? Sudah malam, aku akan menemanimu kembali ke kamar! Lalu aku kembali ke kamar tamu."Kevin menemani Elmira kembali ke kamarnya lalu pergi. Elmira berbaring di tempat tidur, memikirkan candaan Kevin di aula tadi, dia tidak bisa menahan senyumnya, dia memiringkan tubuhnya melihat sisi lain tempat tidur dan membayangkan Kevin disana."Ya, kita sudah menjadi suami istri, boleh…" Elmira bergumam kecil dan tertawa, lalu mengeluhkan Kevin. "Kenapa kamu tidak sedikit lebih merayuku, mungkin aku akan membiarkanmu…"Memikirkan ini, Elmira merasa terlalu malu, dia memejamkan matanya dan men
Melihat Zano , Elmira menghentikan langkahnya, secara naluriah dia merasa kalau dia sangat dekat dengan lelaki tua ini. Anjas menutup pintu dan berbicara pada Elmira dan Kevin."Duduklah."Elmira dan Kevin duduk di meja makan.Hingga saat ini, gejolak dalam hati Zano belum tenang, Elmira dan Maudi sangat mirip, berbagai ekspresi kecil dan detail Elmira membuatnya seperti melihat putrinya yang terlahir kembali."... Elmira." Zano ragu-ragu untuk waktu yang lama sebelum memanggil."Kenapa kamu membunuh ibuku!" Elmira entah mengapa sangat marah begitu melihat Zano."Elmira, itu tidak seperti yang kamu pikirkan, waktu itu kakek berbuat seperti itu karena ada alasan, kamu pikir kakek tega untuk memaksa Maudi sampai dia meninggal? Salah, tidak ada orang yang lebih mencintai Maudi daripada kakekmu!" Anjas merasa kalau Elmira terlalu kasar.Zano menaikkan tangannya mengisyaratkan Anjas agar berhenti bicara, dia melihat ke arah Elmira dan berbicara dengan lembut."Elmira, lihatlah foto-foto
"Tuan Besar Zano terlalu memuji, aku telah dikeluarkan dari Keluarga Wijaya, mulai sekarang aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Keluarga Wijaya." Jawab Kevin."Saudara Wijaya mengeluarkan pemuda berbakat seperti Tuan muda Kevin dari keluarga, benar-benar tidak habis pikir!" Zano pura-pura ragu dan bertanya pada Kevin."Tuan Kevin, apa rencanamu kedepannya?""Aku…" Kevin berpikir sejenak dan menjawab dengan jujur."Tuan Besar Zano, jujur saja, aku belum memiliki rencana, semalam adalah hari pernikahanku dan Elmira, Tuan Anjas mengatakan jika pernikahan anggota Keluarga harus melalui persetujuan Anda, aku meminta izin agar Elmira diperbolehkan menikah denganku!"Kevin mengambil kesempatan ini untuk mengatakannya, walaupun dia dan Elmira sudah menganggap satu sama lain sebagai pasangan, tapi lebih baik mendapatkan izin dari Keluarga Zano."Ini…" Zano ragu-ragu, Anjas juga melihat Zano dengan gugup."Kakek, aku benar-benar menyukai Kevin, tolong restui kami." Elmira menambahkan.
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan