"Baiklah." Elmira mengangguk kecil.Anjas menghembus kan nafas lega lalu melihat ke arah Dendi dan Arman mereka dan berbicara."Dan kalian, jangan sampai membocorkan tentang hubungan Elmira dan Keluarga Zano, jangan membicarakan kejadian yang terjadi hari ini, jika aku tahu kalian menyebarkannya, Keluarga Zano tidak akan melepaskan kalian.""Dengar tidak!" Anjas bertanya dengan suara rendah."Baik." Jawab Arhan dan Arman, Dendi dan putrinya."Elmira, kamu istirahat malam ini, besok pagi aku akan datang menjemput kalian, kita kembali bersama!" selesai mengatakannya, Anjas melirik sekilasElmira lalu pergi bersama Roki, Janu dan Hadi.Begitu Anjas pergi, Arhan dan Arman, Dendi dan Diana mengelilingi Kevin dan membungkuk berterima kasih padanya. Terutama Arhan, jika bukan karena Kevin mengalahkan Roki, mungkin dia benar-benar akan mati di tangan Roki, kali ini, dia benar-benar sangat berterima kasih dengan Kevin."Tuan muda Kevin, untung saja ada kamu, jika tidak aku dan ayahku tidak
Ahh! Apa yang kamu lakukan? Cepat turunkan aku"Elmira terkejut dan berbicara buru-buru."Tentu saja melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri!" Kevin sengaja menggoda Elmira."Ahhh, tidak mau!" Elmira tanpa sadar berteriak."Lihatlah kamu sampai takut seperti ini." Kevin menurunkan Elmira, dia melihat wajah kecil Elmira dan berbicara."Sekarang suasana hatimu sudah lebih baik kan? Sudah malam, aku akan menemanimu kembali ke kamar! Lalu aku kembali ke kamar tamu."Kevin menemani Elmira kembali ke kamarnya lalu pergi. Elmira berbaring di tempat tidur, memikirkan candaan Kevin di aula tadi, dia tidak bisa menahan senyumnya, dia memiringkan tubuhnya melihat sisi lain tempat tidur dan membayangkan Kevin disana."Ya, kita sudah menjadi suami istri, boleh…" Elmira bergumam kecil dan tertawa, lalu mengeluhkan Kevin. "Kenapa kamu tidak sedikit lebih merayuku, mungkin aku akan membiarkanmu…"Memikirkan ini, Elmira merasa terlalu malu, dia memejamkan matanya dan men
Melihat Zano , Elmira menghentikan langkahnya, secara naluriah dia merasa kalau dia sangat dekat dengan lelaki tua ini. Anjas menutup pintu dan berbicara pada Elmira dan Kevin."Duduklah."Elmira dan Kevin duduk di meja makan.Hingga saat ini, gejolak dalam hati Zano belum tenang, Elmira dan Maudi sangat mirip, berbagai ekspresi kecil dan detail Elmira membuatnya seperti melihat putrinya yang terlahir kembali."... Elmira." Zano ragu-ragu untuk waktu yang lama sebelum memanggil."Kenapa kamu membunuh ibuku!" Elmira entah mengapa sangat marah begitu melihat Zano."Elmira, itu tidak seperti yang kamu pikirkan, waktu itu kakek berbuat seperti itu karena ada alasan, kamu pikir kakek tega untuk memaksa Maudi sampai dia meninggal? Salah, tidak ada orang yang lebih mencintai Maudi daripada kakekmu!" Anjas merasa kalau Elmira terlalu kasar.Zano menaikkan tangannya mengisyaratkan Anjas agar berhenti bicara, dia melihat ke arah Elmira dan berbicara dengan lembut."Elmira, lihatlah foto-foto
"Tuan Besar Zano terlalu memuji, aku telah dikeluarkan dari Keluarga Wijaya, mulai sekarang aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Keluarga Wijaya." Jawab Kevin."Saudara Wijaya mengeluarkan pemuda berbakat seperti Tuan muda Kevin dari keluarga, benar-benar tidak habis pikir!" Zano pura-pura ragu dan bertanya pada Kevin."Tuan Kevin, apa rencanamu kedepannya?""Aku…" Kevin berpikir sejenak dan menjawab dengan jujur."Tuan Besar Zano, jujur saja, aku belum memiliki rencana, semalam adalah hari pernikahanku dan Elmira, Tuan Anjas mengatakan jika pernikahan anggota Keluarga harus melalui persetujuan Anda, aku meminta izin agar Elmira diperbolehkan menikah denganku!"Kevin mengambil kesempatan ini untuk mengatakannya, walaupun dia dan Elmira sudah menganggap satu sama lain sebagai pasangan, tapi lebih baik mendapatkan izin dari Keluarga Zano."Ini…" Zano ragu-ragu, Anjas juga melihat Zano dengan gugup."Kakek, aku benar-benar menyukai Kevin, tolong restui kami." Elmira menambahkan.
Wajah Elmira dan Kevin memerah, Zano takut mereka masih muda dan melakukannya karena terbawa suasana, Kevin buru-buru menjawab."Tuan Besar Zano tenang saja, aku tahu.""Elmira, liontin giok ibumu kamu simpan dengan baik, tapi ingat harus hati-hati, jangan terlihat oleh orang luar.”Zano berkata serius."Baik, aku akan ingat perkataan kakek, percayalah." Jawab Elmira, dari tatapan Zano, dia dapat merasakan jika liontin giok ini sangat penting bagi Keluarga Zano. Elmira dan Kevin berjalan keluar dari Kediaman Zano, Kevin meminta empat gadis pergi untuk mencari hotel dulu, dia akan menemani Elmira, Anjas mengendarai mobil dan berhenti di Pemakaman.Melihat makam ibunya, Elmira mengusap dan membersihkan batu nisan lalu memeluk batu nisan itu dan menangis, tapi Anjas mengingatkan Elmira untuk tidak menangis agar orang lain tidak menyadari identitasnya. Setelah setengah jam di pemakaman, Kevin dan Elmira kembali ke hotel yang sudah di pesan oleh ke empat gadis, suasana hati Elmira tidak b
Gerbang merah tua, pinus putih tinggi, rumput menguning di akhir musim, di antara gedung yang tinggi dan rapi, satu per satu siswa muda berjalan di antara mereka, wajah mereka menunjukkan cahaya kecerdasan, bagaimanapun juga, mereka yang ada di sini adalah orang-orang yang mendapat nilai tertinggi dalam ujian masuk perguruan tinggi.Segala sesuatu di Universitas ini menceritakan sejarah berusia seabad dan menjelaskan statusnya di kota!Ketika Elmira memasuki gerbang Universitas, matanya dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan."Sekarang kamu adalah murid dari Universitas terbaik di kota ini, apakah kamu merasa bangga sekarang?”Kevin merendahkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum, sepertinya Elmira sudah tidak sedih lagi."Tentu saja tidak, aku merasa terbebani, dengan nilai ujian masuk perguruan tinggi ku, walaupun ditambah 60 poin juga tetap tidak mencapai nilai masuk Universitas Santara, jika bukan karena kakekku…" Elmira berbicara dengan suara kecil pada Kevin, tapi
Kevin membuka pintu dan masuk, seorang pria berumur 40an duduk di belakang meja, kulitnya putih, rambutnya rapi, penampilannya tegas, tubuhnya sedikit kurus, memberikan kesan kalau dia seperti tentara, dia menilai Kevin sekilas, dari ekspresinya dia tampak sangat hebat.Dia adalah Kepala Departemen Keamanan Universitas Santara, David."Mahasiswa ini, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya David. Dia melihat Kevin paling hanya berumur 20 an, secara naluriah dia menganggap jika Kevin adalah mahasiswa Universitas Santara. Sebagian besar siswa yang masuk ke Universitas Santara adalah anak-anak orang kaya, David tidak pernah berani sombong terhadap mahasiswa di sini."Anda salah paham, aku bukan mahasiswa, aku datang untuk melamar posisi penjaga keamanan." Jawab Kevin."Melamar posisi penjaga keamanan?"David sedikit terkejut, dalam masyarakat sekarang ini, yang menjadi penjaga keamanan adalah orang-orang berumur 40-50 yang tidak memiliki kemampuan apapun, pemuda berumur 20 tahun ingin me
"Adik kecil, dengar kan, bukan aku tidak mau merekrut mu, tapi mereka tidak menyukaimu, jika ada satu saja yang menerimamu, aku mungkin masih bisa memikirkannya lagi " David berkata."Silahkan meninggalkan tempat ini, kami sudah mau mulai bekerja."David sangat senang, bawahannya berakting untuknya, yang berarti mereka takut pada otoritasnya, di Departemen Keamanan ini, dia adalah ketuanya, dan dengan mengusir Kevin sekarang, 5 juta sudah ada di depan mata."Ketua, aku ingin dia tinggal!" Saat ini, sebuah suara terdengar dari ruang tengah, senyum di wajah David seketika menghilang, dia melihat ke arah suara, suara itu berasal dari pria muda berumur 30an yang membukakan pintu untuk Kevin."Tora, apa katamu!" David menatap dingin Tora, dia memberikan kesempatan kepada Tora untuk memperbaiki kesalahan."Aku harap dia bisa tinggal, jika kalian tidak ingin bekerja bersamanya, biarkan dia satu tim denganku!" Tora berbicara sambil dalam hatinya bergetar ketakutan. Penjaga keamanan lain m
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb