Melihat Zano , Elmira menghentikan langkahnya, secara naluriah dia merasa kalau dia sangat dekat dengan lelaki tua ini. Anjas menutup pintu dan berbicara pada Elmira dan Kevin."Duduklah."Elmira dan Kevin duduk di meja makan.Hingga saat ini, gejolak dalam hati Zano belum tenang, Elmira dan Maudi sangat mirip, berbagai ekspresi kecil dan detail Elmira membuatnya seperti melihat putrinya yang terlahir kembali."... Elmira." Zano ragu-ragu untuk waktu yang lama sebelum memanggil."Kenapa kamu membunuh ibuku!" Elmira entah mengapa sangat marah begitu melihat Zano."Elmira, itu tidak seperti yang kamu pikirkan, waktu itu kakek berbuat seperti itu karena ada alasan, kamu pikir kakek tega untuk memaksa Maudi sampai dia meninggal? Salah, tidak ada orang yang lebih mencintai Maudi daripada kakekmu!" Anjas merasa kalau Elmira terlalu kasar.Zano menaikkan tangannya mengisyaratkan Anjas agar berhenti bicara, dia melihat ke arah Elmira dan berbicara dengan lembut."Elmira, lihatlah foto-foto
"Tuan Besar Zano terlalu memuji, aku telah dikeluarkan dari Keluarga Wijaya, mulai sekarang aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Keluarga Wijaya." Jawab Kevin."Saudara Wijaya mengeluarkan pemuda berbakat seperti Tuan muda Kevin dari keluarga, benar-benar tidak habis pikir!" Zano pura-pura ragu dan bertanya pada Kevin."Tuan Kevin, apa rencanamu kedepannya?""Aku…" Kevin berpikir sejenak dan menjawab dengan jujur."Tuan Besar Zano, jujur saja, aku belum memiliki rencana, semalam adalah hari pernikahanku dan Elmira, Tuan Anjas mengatakan jika pernikahan anggota Keluarga harus melalui persetujuan Anda, aku meminta izin agar Elmira diperbolehkan menikah denganku!"Kevin mengambil kesempatan ini untuk mengatakannya, walaupun dia dan Elmira sudah menganggap satu sama lain sebagai pasangan, tapi lebih baik mendapatkan izin dari Keluarga Zano."Ini…" Zano ragu-ragu, Anjas juga melihat Zano dengan gugup."Kakek, aku benar-benar menyukai Kevin, tolong restui kami." Elmira menambahkan.
Wajah Elmira dan Kevin memerah, Zano takut mereka masih muda dan melakukannya karena terbawa suasana, Kevin buru-buru menjawab."Tuan Besar Zano tenang saja, aku tahu.""Elmira, liontin giok ibumu kamu simpan dengan baik, tapi ingat harus hati-hati, jangan terlihat oleh orang luar.”Zano berkata serius."Baik, aku akan ingat perkataan kakek, percayalah." Jawab Elmira, dari tatapan Zano, dia dapat merasakan jika liontin giok ini sangat penting bagi Keluarga Zano. Elmira dan Kevin berjalan keluar dari Kediaman Zano, Kevin meminta empat gadis pergi untuk mencari hotel dulu, dia akan menemani Elmira, Anjas mengendarai mobil dan berhenti di Pemakaman.Melihat makam ibunya, Elmira mengusap dan membersihkan batu nisan lalu memeluk batu nisan itu dan menangis, tapi Anjas mengingatkan Elmira untuk tidak menangis agar orang lain tidak menyadari identitasnya. Setelah setengah jam di pemakaman, Kevin dan Elmira kembali ke hotel yang sudah di pesan oleh ke empat gadis, suasana hati Elmira tidak b
Gerbang merah tua, pinus putih tinggi, rumput menguning di akhir musim, di antara gedung yang tinggi dan rapi, satu per satu siswa muda berjalan di antara mereka, wajah mereka menunjukkan cahaya kecerdasan, bagaimanapun juga, mereka yang ada di sini adalah orang-orang yang mendapat nilai tertinggi dalam ujian masuk perguruan tinggi.Segala sesuatu di Universitas ini menceritakan sejarah berusia seabad dan menjelaskan statusnya di kota!Ketika Elmira memasuki gerbang Universitas, matanya dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan."Sekarang kamu adalah murid dari Universitas terbaik di kota ini, apakah kamu merasa bangga sekarang?”Kevin merendahkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum, sepertinya Elmira sudah tidak sedih lagi."Tentu saja tidak, aku merasa terbebani, dengan nilai ujian masuk perguruan tinggi ku, walaupun ditambah 60 poin juga tetap tidak mencapai nilai masuk Universitas Santara, jika bukan karena kakekku…" Elmira berbicara dengan suara kecil pada Kevin, tapi
Kevin membuka pintu dan masuk, seorang pria berumur 40an duduk di belakang meja, kulitnya putih, rambutnya rapi, penampilannya tegas, tubuhnya sedikit kurus, memberikan kesan kalau dia seperti tentara, dia menilai Kevin sekilas, dari ekspresinya dia tampak sangat hebat.Dia adalah Kepala Departemen Keamanan Universitas Santara, David."Mahasiswa ini, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya David. Dia melihat Kevin paling hanya berumur 20 an, secara naluriah dia menganggap jika Kevin adalah mahasiswa Universitas Santara. Sebagian besar siswa yang masuk ke Universitas Santara adalah anak-anak orang kaya, David tidak pernah berani sombong terhadap mahasiswa di sini."Anda salah paham, aku bukan mahasiswa, aku datang untuk melamar posisi penjaga keamanan." Jawab Kevin."Melamar posisi penjaga keamanan?"David sedikit terkejut, dalam masyarakat sekarang ini, yang menjadi penjaga keamanan adalah orang-orang berumur 40-50 yang tidak memiliki kemampuan apapun, pemuda berumur 20 tahun ingin me
"Adik kecil, dengar kan, bukan aku tidak mau merekrut mu, tapi mereka tidak menyukaimu, jika ada satu saja yang menerimamu, aku mungkin masih bisa memikirkannya lagi " David berkata."Silahkan meninggalkan tempat ini, kami sudah mau mulai bekerja."David sangat senang, bawahannya berakting untuknya, yang berarti mereka takut pada otoritasnya, di Departemen Keamanan ini, dia adalah ketuanya, dan dengan mengusir Kevin sekarang, 5 juta sudah ada di depan mata."Ketua, aku ingin dia tinggal!" Saat ini, sebuah suara terdengar dari ruang tengah, senyum di wajah David seketika menghilang, dia melihat ke arah suara, suara itu berasal dari pria muda berumur 30an yang membukakan pintu untuk Kevin."Tora, apa katamu!" David menatap dingin Tora, dia memberikan kesempatan kepada Tora untuk memperbaiki kesalahan."Aku harap dia bisa tinggal, jika kalian tidak ingin bekerja bersamanya, biarkan dia satu tim denganku!" Tora berbicara sambil dalam hatinya bergetar ketakutan. Penjaga keamanan lain m
"Jangan menceritakan hal ini kepada siapapun, atau aku jamin kamu akan menyesalinya!" Kata Anjas dengan dingin."Baik, saya mengerti, Tuan Anjas tenang saja!" Anjas memutuskan panggilannya begitu David menjawab. David berkeringat dingin, jantungnya berdegup kencang dan nafasnya memburu, lebih lelah daripada dia bermain bersama gadis universitas di hotel.Tekanan diawasi oleh Keluarga Zano terlalu besar."Rekrut dia, rekrut dia…" David tersadar, dia terus mengulang perkataan itu, hanya satu yang dia pikirkan sekarang, jika Kevin tidak direkrut, dia akan berakhir menyedihkan!David segera bangkit dan keluar dari kantornya."Ketua David.""Ketua David."Beberapa penjaga keamanan berdiri dan memberi salam pada David, melihat David berkeringat, mereka menjadi bingung."Ketua David, Anda kenapa? Apakah panas? Tidak mungkin bukan?""Keluar! Pergi cari Tuan Kevin, jika tidak menemukan Tuan Kevin, kalian semua keluar dari sini!" David berbicara dengan marah."Ke arah mana Tuan Kevin pergi!
David masih berpikir untuk mendapatkan 5 juta dari posisi yang ditinggalkan Tora, dan berbicara ragu-ragu."Tora ada anemia juga tidak begitu bergabung dengan anggota tim lainnya, dia tidak cocok dengan pekerjaan ini."Mendengar penilaian dari David, Tora menjadi sedih dan merasa tidak ada harapan lagi, dia semakin iri pada Kevin."Oh ya, aku berbicara dengannya dengan cukup baik, jika dia dipecat, maka aku sendiri di sini juga tidak akan baik, Ketua David, maafkan aku." lalu berbalik pergi."Tuan Kevin!" David terdiam beberapa detik sebelum berbicara dengan terpaksa."Tora juga boleh terus bekerja di sini, aku tidak akan memecatnya.""Benarkah!"Bagi Tora, ini adalah keberuntungan yang tidak terduga, dia buru-buru berdiri dan berjalan kedepan David dan membungkuk berterima kasih."Terima kasih Ketua David, aku akan bekerja dengan baik…."David sama sekali tidak senang, uang 10 juta yang akan dia dapatkan menghilang begitu saja, ini akan membuat suasana hatinya buruk berhari-hari."
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan