"Apakah kamu Luna?" Wanita berambut panjang itu tertawa. Kevin telah mengenalnya. Dia melihat wanita itu berdiri di tempatnya dan tidak menanggapinya, hanya saja wanita itu menatap Kevin dengan senyuman tipis dan Kevin sudah yakin, bahwa wanita yang berambut panjang itu adalah ketua kelas di saat Kevin masih SMA, Luna."Tak terduga bahwa aku bisa bertemu denganmu di sini." Kevin merasa sangat terkejut saat bertemu dengan teman sekampungnya, kemudian segera berjalan mendekati Luna.Ketika Kevin masih SMA, karena dia yang terlalu miskin, kebanyakan teman sekelasnya meremehkannya. Saat kuliah, selalu ada orang yang mengejeknya, hanya saja ada beberapa teman sekelasnya yang memiliki hubungan yang baik dengannya, salah satunya adalah ketua kelasnya, Luna.Kevin teringat bahwa setelah naik kelas 12, Luna selalu menjelaskan pelajaran kepadanya, sehingga dia diterima di Universitas bintang. Bantuan dari Luna sangat penting baginya.Kevin berjalan ke sisi Luna dan ingin berjabat tangan dengan
"Huh, dasar kamu "pencuri", beraninya kamu berakting di depanku sekarang." Kata Luna dengan getir. Saat dia memikirkan semua masa depannya yang baik telah hancur di tangan Kevin, hatinya sedang berdarah.Kevin terdiam dan berpikir bahwa Luna pasti salah paham padanya. Saat ini, dia juga tidak tahu harus berkata apa."Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah di sini adalah tempat yang bisa kamu datangi? Apakah kamu tidak sadar diri?" Kata Luna dengan dingin. Dia pernah mendengar situasi Kevin dari teman kuliahnha, bahwa dia adalah seorang pecundang miskin di Universitas bintang. Hotel apakah di sini, apakah hotel ini adalah tempat yang bisa didatangi seenak dia?Kevin menghela nafas dengan berat, nada bicara Luna ini juga terlalu getir bukan?"Aku datang ke hotel secara sengaja untuk menginap.""Menginap!" Luna tertawa."Kevin, jika dilihat dari gaya berpakaianmu, aku pikir kamu tidak pulang selama liburan musim panas dan datang jauh-jauh dari bengkulu ke kota ini, apakah kamu ingin beker
"Aku malah ingin melihat bagaimana kamu membayarnya." Luna bergumam dan juga berjalan bersama Wily ke meja depan."Halo, tolong bantu aku untuk membuka kamar yang lebih bagus." Kata Kevin kepada reservasi di meja depan."Baik, kalau begitu saya akan membantu Anda untuk membuka satu kamar elegan dengan ranjang besar, apakah menurut Anda itu cukup?" Meskipun reservasi di meja depan sedikit meragukan Kevin, tetapi dia juga menanggapinya dengan sopan, kemudian Kevin segera menganggukan kepalanya."Tuan, harga kamarnya 4 juta." Reservasi di meja depan mengisyaratkan Kevin untuk membayarnya."Jika dia sanggup untuk membayarnya, itu benar-benar ada sesuatu!" Luna dan Wily sudah berjalan ke sisi Kevin. Mereka menatap Kevin dengan senyuman yang jahat, kemudian menatap reservasi di meja depan."Nona, aku menyarankan kamu untuk melihat orang itu dengan jelas sebelum melayaninya. Jika kamu berbicara dengannya untuk waktu yang lama, tetapi dia malah tidak sanggup untuk membayarnya, itu benar-benar
"Tuan, mohon maaf atas ketidaksopanan saya, saya akan segera menanganinya untuk Anda ..." Reservasi di meja depan buru-buru tersenyum."Izinkan saya untuk memperkenalkan kamar suite yang paling termewah di hotel kami, di dalam kamar ini terdapat dua buah ranjang besar...""Hei, Nona, mengapa kamu..." Luna malah tidak mengerti mengapa sikap dari reservasi itu berubah begitu banyak, sedangkan Wily menarik Luna, karena dia telah melihat kartu black gold dari Bank di tangan Kevin. Saat ini, dia merasa sedikit panik."Ada apa?" Luna masih seorang mahasiswi sekarang. Dia masih belum mengenali kartu dari Bank itu."...Kita sudah dalam kesulitan, kartu di tangannya adalah kartu balck gold daribank dan itu hanya dimiliki oleh orang yang memiliki tabungan milyaran. Dia bukanlah pecundang miskin, melainkan orang kaya, siapa yang membiarkanmu memarahinya sedari tadi? Lihatlah apa yang harus kamu lakukan sekarang." Wily merasa sangat panik dan pandangannya yang menatap Kevin penuh dengan rasa ket
"Huh, hal-hal yang tidak berguna, mencari Elmira adalah hal yang terpenting di dalam hidupku. Jika keluarga melakukan demikian, maka biarkan saja mereka." Setelah Kevin mendengar kata-kata Azka, dia tersenyum dingin."Tuan, saya berharap Anda bisa mempertimbangkannya dengan baik. Jika Anda lanjut mencari Nona Elmira, maka tidak adaseorang pun di keluarga, termasuk saya yang akan memberikan sedikit bantuan untuk Anda. Jika Anda kembali, meskipun saya tidak bisa menggunakan seluruh kekuatan di daerah itu dan membantu Anda untuk mencarinya, tetapi sepertinya keluarga juga tidak akan mengatakan apapun jika saya menggunakan 1/5 dari total kekuatan. Ini jauh lebih efektif daripada Anda mencarinya sendirian..." Kata Azka sambil memohonnya."Sudahlah, Azka, terima kasih atas kebaikanmu, tetapi aku masih ingin mencari Elmira sendirian." Kevin telah menerimanya dengan tenang."Kalau begitu, saya berdoa agar Tuan muda bisa menemukan Nona Elmira secepat mungkin, mungkin saya tidak akan menjawab
Kevin berpikir bahwa dirinya sendiri hanya memiliki uang yang kurang dari 1 juta sekarang, lebih baik pergi bersama bibi itu, apalagi itu malah bisa menghemat sedikit uang."Baiklah." Kevin mengangguk.Wajah bibi itu tiba-tiba tersenyum."Kalau begitu ikutilah aku.""Anak muda, jika didengar dari logatmu, kamu bukan orang sini, apakah kamu datang ke kota ini untuk mencari kerja?" Tanya bibi itu pada Kevin sambil membawanya dan melewati kerumunan yang padat."Eh..." Kevin terdiam, mengapa semuaorang melihat dia seperti pencari nafkah, lupakan saja, ikuti saja apa yang mereka katakan."Bisa dibilang begitu.""Apakah kamu punya saudara atau teman di sini?""Tidak.""Kalau begitu kamu juga dibilang cukup berani untuk datang ke kota ini tanpa punya apa pun..." Bibi itu menoleh untuk menatap Kevin dan tertawa.Sambil berkata demikian, bibi itu telah membawa Kevin ke sebuah gang dengan pencahayaan yang buruk."Bibi, apakah sudah sampai?" Kevin tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman, mungkink
"Sialan, ada apa jika aku tidak mengatakanyang sebenarnya? Jika kamu sudah memasuki tempatku, jangan pernah berpikir untuk keluar..." Bibi itu akhirnya telah menunjukkan wujud aslinya, kemudian dia berteriak di dalam rumah."Pak Tua, keluarlah, ada orang yang hendak ingin lari...""Siapa yang berani lari dari tempat ini, sial..." Seorang pria yang berusia 40 tahun berjalan keluar dari dalam. Kepalanya botak, wajahnya hitam, bagian atas tubuhnya telanjang dengan perut yang buncit dan besar, apalagi ada tato di tubuhnya. Kevin berteriak di dalam hatinya, karena dia telah terjebak dalam perangkap orang."Hei, anak muda, apakah kamu merasa risih karena aku tidak mengatakan yang sebenarnya? Kalau begitu aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu sekarang." Bibi itu mencibirnya."Di tempatku sini adalah sebuah "rumah pelacuran", jika kamu datang ke tempatku untuk menginap, kamu harus memilih seorang wanita cantik untuk tidur di tempatku sini. Harga mereka juga tidak mahal, satu malam 600 r
Saat melihat wajahnya, Kevin terkejut, karena orang yang datang adalah Mia, wanita yang berjualan Kebab di samping jalan pada sore harinya."Apa yang kamu lakukan, meneriakkan apa kamu? Jika kamu teriak lagi, aku akan menamparmu sampai mati." Teriak suami dari bibi itu pada Mia dengan keras."Lepaskan dia." Mia juga mengabaikan penghinaan dari suami dari bibi itu. Perhatiannya tertuju pada tubuh Kevin, kemudian dia berkata kepada suami dari bibi itu dengan serius."Pak Tua, jangan peduli tentang apa yang dikatakan oleh Si Jelek itu, segera bawa anak itu ke dalam rumah." Ketika bibi itu melihat penampilan Mia yang jelek, dia langsung menyebutnya "Si Jelek"."Nenek sialan, mulutmu memang seperti bawang putih." Teriak Mia pada bibi itu."Gadis sialan, kamu cari mati disini?" Bibi itu memarahinya dan beberapa wanita di sisinya juga mulai memarahinya."Lihatlah penampilannya yang seperti itu, masih punya muka untuk bertemu dengan orang.""Dia tidak hanya jelek saja, tetapi mulutnya juga ba
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan