"Sialan, ada apa jika aku tidak mengatakanyang sebenarnya? Jika kamu sudah memasuki tempatku, jangan pernah berpikir untuk keluar..." Bibi itu akhirnya telah menunjukkan wujud aslinya, kemudian dia berteriak di dalam rumah."Pak Tua, keluarlah, ada orang yang hendak ingin lari...""Siapa yang berani lari dari tempat ini, sial..." Seorang pria yang berusia 40 tahun berjalan keluar dari dalam. Kepalanya botak, wajahnya hitam, bagian atas tubuhnya telanjang dengan perut yang buncit dan besar, apalagi ada tato di tubuhnya. Kevin berteriak di dalam hatinya, karena dia telah terjebak dalam perangkap orang."Hei, anak muda, apakah kamu merasa risih karena aku tidak mengatakan yang sebenarnya? Kalau begitu aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu sekarang." Bibi itu mencibirnya."Di tempatku sini adalah sebuah "rumah pelacuran", jika kamu datang ke tempatku untuk menginap, kamu harus memilih seorang wanita cantik untuk tidur di tempatku sini. Harga mereka juga tidak mahal, satu malam 600 r
Saat melihat wajahnya, Kevin terkejut, karena orang yang datang adalah Mia, wanita yang berjualan Kebab di samping jalan pada sore harinya."Apa yang kamu lakukan, meneriakkan apa kamu? Jika kamu teriak lagi, aku akan menamparmu sampai mati." Teriak suami dari bibi itu pada Mia dengan keras."Lepaskan dia." Mia juga mengabaikan penghinaan dari suami dari bibi itu. Perhatiannya tertuju pada tubuh Kevin, kemudian dia berkata kepada suami dari bibi itu dengan serius."Pak Tua, jangan peduli tentang apa yang dikatakan oleh Si Jelek itu, segera bawa anak itu ke dalam rumah." Ketika bibi itu melihat penampilan Mia yang jelek, dia langsung menyebutnya "Si Jelek"."Nenek sialan, mulutmu memang seperti bawang putih." Teriak Mia pada bibi itu."Gadis sialan, kamu cari mati disini?" Bibi itu memarahinya dan beberapa wanita di sisinya juga mulai memarahinya."Lihatlah penampilannya yang seperti itu, masih punya muka untuk bertemu dengan orang.""Dia tidak hanya jelek saja, tetapi mulutnya juga ba
Ketika bibi itu dan lainnya sudah kembali, hanya ada Kevin dan Mia yang tersisa di dalam gang."Terima kasih..." Kevin berkata sambil berjalan mendekati Mia. Saat memikirkan gerakan Mia yang membantu dirinya sendiri tadi, Kevin merasa sangat berterima kasih padanya."Huh..." Mia memelototi Kevin. Bibirnya merapat, kemudian dia mengangkat tangannya dan hendak ingin menampar wajah Kevin. Kinerja mata dan tangannya Kevin cepat dan segera meraih tangan Mia."Mengapa kamu ingin menamparku?" Tanya Kevin dengan heran."Aku baru saja ditampar dua kali oleh nenek sialan itu. Oleh karena itu, aku hanya bisa menamparnya dua kali di wajahmu, lepaskan aku!" Mia menyingkirkan tangannya, tetapi Kevin malah tidak melepaskannya."Jika dia menamparmu, kamu langsung menamparku, itu sungguh keterlaluan." Kata Kevin dengan polos."Aku ditampar karena menyelamatkanmu, aku paling benci ditindas oleh orang dan aku ditampar oleh nenek sialan itu karena kamu. Jika aku tidak menamparmu, siapa yang akan kutampar
"Eh ..." Kevin menatap Mia seolah-olah telah yakin pada dirinya sendiri. Ketika memikirkan dia yang biasanya menjual Kebab, pastinya sangat lelah, kemudian dia tidak tega untuk menolaknya."Aku akan mendengar gaji dari pekerjaan ini dulu.""Sebulan 2 juta, termasuk makan dan tempat tinggal." Kata Mia dengan terus terang."Apakah itu benar-benar termasuk makan dan tempat tinggal?" Kevin berpikir bahwa jika itu termasuk makan dan tempat tinggal, 2 juta sudah dibilang penawaran yang bagus, tetapi apakah Mia yang menjual Kebab sanggup untuk merekrutnya?"Tentu saja ini benar, makanannya adalah Kebab, sedangkan tempat tinggalnya adalah truk makanan, kebetulan kamu bisa membantuku untuk menjaganya."Pada akhirnya, Kevin telah setuju untuk membantu Mia menjual Kebab. Dia sekarang sudah tidak punya sumber keuangan lagi dan harus mencari sebuah pekerjaan. Selain itu, Mia mengatakan truk makanannya akan dibawa ke mana-mana di dalam kota inir. Cara ini juga ada manfaatnya untuk membantu Kevin me
Mia melirik mereka dengan marah danmulai membuat Kebab. Kebab hampir akan selesai, kemudian Mia menyerahkannya kepada kedua orang itu."Totalnya 40 ribu.""Lain kali akan kubayar." Pria itu berkata demikian dan hendak ingin pergi bersama wanita itu."Aku di sini hanya seorang bisnis kecil, lebih baik kamu membayarnya sekarang, tidak butuh waktu yang lama untuk membayarnya." Mia menahan amarahnya dan berkata dengan sopan."Brengsek, apakah kamu tidak melihat aku yang sedang bermain? Mungkinkah aku rela kehilangan pangkatku karena Kebabmu yang buruk itu!" Setelah pria itu selesai memarahinya, dia hendak ingin pergi bersama wanita itu. Ekspresi wajah Mia menjadi suram,kemudian dia berteriak."Tunggu sebentar, aku lupa menambahkan daun bawang di dalam Kebab kalian, aku akan menambahkannya untuk kalian!""Sial, bahkan daun bawang pun lupa dimasukkan, kamu benar-benar jenius." Pria berbaju hitam dan wanita berbaju putih itu berjalan kembali, kemudian mengembalikan Kebab-nya kepada Mia. Me
"Sakit sekali, Alden, cepat pukul Si Jelek itu sampai mati..." Wanita berbaju putih itu ditendang sampai organ dalam dan ususnya semuanya seolah-olah terdampar, kemudian dia berteriak kepada pria berbaju hitam itu dengan marah."Kamu berdiri pelan-pelan, aku akan membantumu." Alden menopang wanita berbaju putih itu untuk berdiri di samping, kemudian dia menoleh ke arah Mia dengan wajahnya yang suram dan berjalan mendekatinya dengan tinjunya yang sudah dikepal."Jangan berani mendekatiku, temanku akansegera datang, mereka memiliki banyak orang dan mahir dalam perkelahian. Begini saja, aku akan membuat dua Kebab untuk kalian, bisakah kalian pergi..." Mia melangkah mundur selangkah demi selangkah. Jika truk makanannya tidak ada di sini, dia pasti akan melarikan diri."Brengsek, aku akan memukulmu sampai gegar otak terlebih dahulu, lalu membuatmu berbaring di tanah sambil membuka mulutmu dan memasukkan semua semir sepatu ke dalam mulutmu!" Kata Alden sambal mengangkat tangannya yang besa
"Brengsek! Jika aku tidak bisa mengalahkanmu, aku tidak akan memaafkan diriku..." Alden meraung, kemudian mengangkat tangannya dan melayangkan tinjunya ke arah Kevin.Kevin melihat tinju dari Alden dan hendak minggir ke samping, tetapi Kevin tiba-tiba merasa ada sebuah kekuatan di belakangnya yang telah mendorong tubuhnya. Perhatian Kevin semua tertuju pada tubuh Alden, tetapi dia telah terpengaruh oleh kekuatan kecil itu dan terdorong ke samping."Aduh!" Orang yang mendorong Kevin adalah Mia. Target dari serangan Alden adalah Kevin, tetapi tak terduga bahwa Kevin telah didorong, sedangkan Mia menendang bagian bawah tubuhnya Alden. Tubuhnya melengkung seperti udang kering dan menjerit dalam kesedihan."Cepat lari!" Mia mengambil kesempatan untuk berlari ke samping Kevin, lalu menariknya untuk melarikan diri. Dia berpikir bahwa Kevin adalah seorang mahasiswa yang tidak berguna. Jika wajahnya telah ditinju oleh Alden, diperkirakan akan dirawat di dalam rumah sakit selama berhari-hari, s
Dalam waktu sekejap mata, tinju Alden hendak akan mengenai wajah Kevin. Alden sudah tersenyum di dalam hatinya. Dia inginmeninju wajah Kevin sampai membengkak sebelah dan selanjutnya meninju Kevin sampai keempat gigi depannya patah.Ketika Alden sedang memikirkannya, tiba-tiba dia merasakan rasa sakit yang parah di bagian dadanya, bahkan nafasnya juga terhambat. Tinjunya masih belum mengenai Kevin, tetapi dirinya sendiri terhuyung mundur beberapa langkah dan kemudian menutupi dadanya. Meskipun rasa sakitnya luar biasa, tetapi dia tidak ingin kehilangan muka di depan Kevin dan Mia, sehingga dia menggertakkan giginya sambil menahannya.Ternyata Kevin baru saja menabrak dada Alden dengan sikunya. Dia biasanya tidak suka berkelahi, tetapi bukan berarti bahwa dia tidak bisa berkelahi. Terakhir kalinya saat dia menyelamatkan Devjna di tengah jalan,bukannya dia sendiri telah mengalahkan beberapa orang? Orang yang seperti Alden masih belum bisa mengalahkannya.Alden baru saja merasa bahwa K
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan