"Huh, dasar kamu "pencuri", beraninya kamu berakting di depanku sekarang." Kata Luna dengan getir. Saat dia memikirkan semua masa depannya yang baik telah hancur di tangan Kevin, hatinya sedang berdarah.Kevin terdiam dan berpikir bahwa Luna pasti salah paham padanya. Saat ini, dia juga tidak tahu harus berkata apa."Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah di sini adalah tempat yang bisa kamu datangi? Apakah kamu tidak sadar diri?" Kata Luna dengan dingin. Dia pernah mendengar situasi Kevin dari teman kuliahnha, bahwa dia adalah seorang pecundang miskin di Universitas bintang. Hotel apakah di sini, apakah hotel ini adalah tempat yang bisa didatangi seenak dia?Kevin menghela nafas dengan berat, nada bicara Luna ini juga terlalu getir bukan?"Aku datang ke hotel secara sengaja untuk menginap.""Menginap!" Luna tertawa."Kevin, jika dilihat dari gaya berpakaianmu, aku pikir kamu tidak pulang selama liburan musim panas dan datang jauh-jauh dari bengkulu ke kota ini, apakah kamu ingin beker
"Aku malah ingin melihat bagaimana kamu membayarnya." Luna bergumam dan juga berjalan bersama Wily ke meja depan."Halo, tolong bantu aku untuk membuka kamar yang lebih bagus." Kata Kevin kepada reservasi di meja depan."Baik, kalau begitu saya akan membantu Anda untuk membuka satu kamar elegan dengan ranjang besar, apakah menurut Anda itu cukup?" Meskipun reservasi di meja depan sedikit meragukan Kevin, tetapi dia juga menanggapinya dengan sopan, kemudian Kevin segera menganggukan kepalanya."Tuan, harga kamarnya 4 juta." Reservasi di meja depan mengisyaratkan Kevin untuk membayarnya."Jika dia sanggup untuk membayarnya, itu benar-benar ada sesuatu!" Luna dan Wily sudah berjalan ke sisi Kevin. Mereka menatap Kevin dengan senyuman yang jahat, kemudian menatap reservasi di meja depan."Nona, aku menyarankan kamu untuk melihat orang itu dengan jelas sebelum melayaninya. Jika kamu berbicara dengannya untuk waktu yang lama, tetapi dia malah tidak sanggup untuk membayarnya, itu benar-benar
"Tuan, mohon maaf atas ketidaksopanan saya, saya akan segera menanganinya untuk Anda ..." Reservasi di meja depan buru-buru tersenyum."Izinkan saya untuk memperkenalkan kamar suite yang paling termewah di hotel kami, di dalam kamar ini terdapat dua buah ranjang besar...""Hei, Nona, mengapa kamu..." Luna malah tidak mengerti mengapa sikap dari reservasi itu berubah begitu banyak, sedangkan Wily menarik Luna, karena dia telah melihat kartu black gold dari Bank di tangan Kevin. Saat ini, dia merasa sedikit panik."Ada apa?" Luna masih seorang mahasiswi sekarang. Dia masih belum mengenali kartu dari Bank itu."...Kita sudah dalam kesulitan, kartu di tangannya adalah kartu balck gold daribank dan itu hanya dimiliki oleh orang yang memiliki tabungan milyaran. Dia bukanlah pecundang miskin, melainkan orang kaya, siapa yang membiarkanmu memarahinya sedari tadi? Lihatlah apa yang harus kamu lakukan sekarang." Wily merasa sangat panik dan pandangannya yang menatap Kevin penuh dengan rasa ket
"Huh, hal-hal yang tidak berguna, mencari Elmira adalah hal yang terpenting di dalam hidupku. Jika keluarga melakukan demikian, maka biarkan saja mereka." Setelah Kevin mendengar kata-kata Azka, dia tersenyum dingin."Tuan, saya berharap Anda bisa mempertimbangkannya dengan baik. Jika Anda lanjut mencari Nona Elmira, maka tidak adaseorang pun di keluarga, termasuk saya yang akan memberikan sedikit bantuan untuk Anda. Jika Anda kembali, meskipun saya tidak bisa menggunakan seluruh kekuatan di daerah itu dan membantu Anda untuk mencarinya, tetapi sepertinya keluarga juga tidak akan mengatakan apapun jika saya menggunakan 1/5 dari total kekuatan. Ini jauh lebih efektif daripada Anda mencarinya sendirian..." Kata Azka sambil memohonnya."Sudahlah, Azka, terima kasih atas kebaikanmu, tetapi aku masih ingin mencari Elmira sendirian." Kevin telah menerimanya dengan tenang."Kalau begitu, saya berdoa agar Tuan muda bisa menemukan Nona Elmira secepat mungkin, mungkin saya tidak akan menjawab
Kevin berpikir bahwa dirinya sendiri hanya memiliki uang yang kurang dari 1 juta sekarang, lebih baik pergi bersama bibi itu, apalagi itu malah bisa menghemat sedikit uang."Baiklah." Kevin mengangguk.Wajah bibi itu tiba-tiba tersenyum."Kalau begitu ikutilah aku.""Anak muda, jika didengar dari logatmu, kamu bukan orang sini, apakah kamu datang ke kota ini untuk mencari kerja?" Tanya bibi itu pada Kevin sambil membawanya dan melewati kerumunan yang padat."Eh..." Kevin terdiam, mengapa semuaorang melihat dia seperti pencari nafkah, lupakan saja, ikuti saja apa yang mereka katakan."Bisa dibilang begitu.""Apakah kamu punya saudara atau teman di sini?""Tidak.""Kalau begitu kamu juga dibilang cukup berani untuk datang ke kota ini tanpa punya apa pun..." Bibi itu menoleh untuk menatap Kevin dan tertawa.Sambil berkata demikian, bibi itu telah membawa Kevin ke sebuah gang dengan pencahayaan yang buruk."Bibi, apakah sudah sampai?" Kevin tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman, mungkink
"Sialan, ada apa jika aku tidak mengatakanyang sebenarnya? Jika kamu sudah memasuki tempatku, jangan pernah berpikir untuk keluar..." Bibi itu akhirnya telah menunjukkan wujud aslinya, kemudian dia berteriak di dalam rumah."Pak Tua, keluarlah, ada orang yang hendak ingin lari...""Siapa yang berani lari dari tempat ini, sial..." Seorang pria yang berusia 40 tahun berjalan keluar dari dalam. Kepalanya botak, wajahnya hitam, bagian atas tubuhnya telanjang dengan perut yang buncit dan besar, apalagi ada tato di tubuhnya. Kevin berteriak di dalam hatinya, karena dia telah terjebak dalam perangkap orang."Hei, anak muda, apakah kamu merasa risih karena aku tidak mengatakan yang sebenarnya? Kalau begitu aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu sekarang." Bibi itu mencibirnya."Di tempatku sini adalah sebuah "rumah pelacuran", jika kamu datang ke tempatku untuk menginap, kamu harus memilih seorang wanita cantik untuk tidur di tempatku sini. Harga mereka juga tidak mahal, satu malam 600 r
Saat melihat wajahnya, Kevin terkejut, karena orang yang datang adalah Mia, wanita yang berjualan Kebab di samping jalan pada sore harinya."Apa yang kamu lakukan, meneriakkan apa kamu? Jika kamu teriak lagi, aku akan menamparmu sampai mati." Teriak suami dari bibi itu pada Mia dengan keras."Lepaskan dia." Mia juga mengabaikan penghinaan dari suami dari bibi itu. Perhatiannya tertuju pada tubuh Kevin, kemudian dia berkata kepada suami dari bibi itu dengan serius."Pak Tua, jangan peduli tentang apa yang dikatakan oleh Si Jelek itu, segera bawa anak itu ke dalam rumah." Ketika bibi itu melihat penampilan Mia yang jelek, dia langsung menyebutnya "Si Jelek"."Nenek sialan, mulutmu memang seperti bawang putih." Teriak Mia pada bibi itu."Gadis sialan, kamu cari mati disini?" Bibi itu memarahinya dan beberapa wanita di sisinya juga mulai memarahinya."Lihatlah penampilannya yang seperti itu, masih punya muka untuk bertemu dengan orang.""Dia tidak hanya jelek saja, tetapi mulutnya juga ba
Ketika bibi itu dan lainnya sudah kembali, hanya ada Kevin dan Mia yang tersisa di dalam gang."Terima kasih..." Kevin berkata sambil berjalan mendekati Mia. Saat memikirkan gerakan Mia yang membantu dirinya sendiri tadi, Kevin merasa sangat berterima kasih padanya."Huh..." Mia memelototi Kevin. Bibirnya merapat, kemudian dia mengangkat tangannya dan hendak ingin menampar wajah Kevin. Kinerja mata dan tangannya Kevin cepat dan segera meraih tangan Mia."Mengapa kamu ingin menamparku?" Tanya Kevin dengan heran."Aku baru saja ditampar dua kali oleh nenek sialan itu. Oleh karena itu, aku hanya bisa menamparnya dua kali di wajahmu, lepaskan aku!" Mia menyingkirkan tangannya, tetapi Kevin malah tidak melepaskannya."Jika dia menamparmu, kamu langsung menamparku, itu sungguh keterlaluan." Kata Kevin dengan polos."Aku ditampar karena menyelamatkanmu, aku paling benci ditindas oleh orang dan aku ditampar oleh nenek sialan itu karena kamu. Jika aku tidak menamparmu, siapa yang akan kutampar
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.