Aku bersama teman kecil kakakku selama sembilan tahun, juga sudah mau tunangan. Hidup kami seperti biasa. Setelah dia reuni dengan temannya, aku akan menjemputnya karena dia minum bir. Saat aku sudah sampai depan, aku yang baru mau menyapa mendengar temannya berkata, “Rehan, cinta pertamamu sudah kembali, penggantimu itu mau dibuang atau satu orang layani dua wanita?” Wajah Rehan ada tawa sinis. Saat ini, orang yang di samping tertawa. “Rehan, kamu memang buat orang iri. Setelah cinta pertamamu pergi, kamu bersama adik kandung teman kecilmu hanya karena kesepian. Tapi kamu setiap hari bilang sudah bosan karena sudah bersama sembilan tahun, kebetulan cinta pertamamu kembali.” Rehan berkata dengan nada tidak senang, “Siapa suruh waktu itu Celine bilang aku hanya mencintainya! Tentu saja aku perlu mencari pengganti murah untuk membuat kepercayaan dirinya hilang!”
Узнайте большеHari itu, kami melihat matahari terbenam.Itu benar-benar adalah matahari terbenam yang paling indah yang pernah aku lihat dalam beberapa tahun terakhir.Darren memotretku.Wajahku yang tersenyum terlihat jelas di depan, dengan matahari terbenam di belakangku sebagai latar.Ketika aku membuka Instagram, aku melihat foto itu muncul di akun Instagram Darren.Tulisan di bawah foto itu berisi: [Matahari terbenam yang terbaik, kamu yang terbaik.]Asya mengklik tombol suka dan berkomentar di bawahnya: [Wah, kamu yang terbaik!]Darren membalasnya: [Kak, umur sudah segini, saatnya kamu buka hati.]Asya hanya bisa memutar matanya.Sementara Rehan? Siapa yang peduli dengannya.Pada hari pertunangan.Rehan muncul dengan tubuh dibalut seperti mumi, dan di sampingnya ada Celine.Mereka dipaksa untuk datang dan melihat kebahagiaan kami, dikelilingi oleh sekelompok pengawal.Aku bertanya, “Ini maksudnya apa?”Darren tersenyum licik dan menjawab, "Sudah kubilang, aku ingin dia melihat kebahagiaanmu. A
“Kak! Jangan sampai cedera parah!” ucapku. Aku tidak peduli sama Rehan, tetapi aku takut risikonya akan mempengaruhi Asya.Melihat aku hendak maju, Darren langsung memelukku.“Nggak apa-apa. Timo sudah dilatih, dia nggak akan sampai membunuh orang,” kata Darren.Darren tersenyum dan melanjutkan, “Lagi pula, orang seberengsek dia, bahkan Timo pasti jijik buat gigit dia!”Rehan teriak histeris dan terus meneriakkan namaku, “Alia, kita nggak putus! Aku nggak setuju! Kamu pasti berbohong, kamu pasti sengaja buat aku marah ....”Asya mendengus dingin dan berteriak, “Timo, gigit mulutnya!”Wajah Rehan penuh darah.Aku benar-benar takut kalau Rehan terluka parah. Aku berteriak, “Kak, Timo, berhenti!”Timo mendengus, lalu menatapku.Rehan terkulai kesakitan di tanah dan berguling-guling.“Kak, berhenti, nanti beneran ada yang mati!” ucapku.Tiba-tiba, Rehan bangkit. Darah menetes dari mulutnya setiap kali dia berbicara, “Sayang, aku tahu kamu paling sayang sama aku! Ayo kita pulang, kita menik
Rehan berlutut di lantai dan berkata, “Kamu hanya boleh mencintaiku seumur hidupmu, kamu nggak boleh mencintai orang lain!”Lihatlah, dia sangat percaya diri soal mengendalikan aku. Namun, siapa yang bilang aku akan terjebak dalam kendalinya seumur hidup?“Aku nggak akan makan lalat lalu memuji bau dari lalat itu. Jadi, lalat menjijikkan seperti kamu, sudah bisa pergi sekarang!” ucapku dengan sinis.Rehan menangis tersedu-sedu. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.“Alia, aku cinta padamu. Setelah kejadian ini, aku baru sadar bahwa hanya kamu yang aku cintai selama ini. Tanpa kamu, hidupku sangat menderita. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu seharipun! Aku mohon, sembilan tahun kita bersama, setiap hari selalu ada satu sama lain di samping kita saat bangun tidur. Gimana bisa kamu melupakannya begitu saja?” kata Rehan.Aku hampir muntah mendengarnya.Aku teringat hari itu saat aku melihat unggahan Celine di Instagram. Dua tahun terakhir, hampir setiap hari dia mengunggah tentan
Keesokan harinya, aku sedang mencoba gaun pengantin.Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar pintu, “Sayang, sayang, aku datang! Alia, ini aku Rehan!”Aku dipapah keluar dari ruangan.Di depan pintu, Rehan berdiri mengenakan setelan jas sambil memegang sekuntum bunga melati di satu tangan dan sebuah cincin di tangan lainnya. Wajahnya tampak lelah, tetapi dia tersenyum padaku.“Sayang, maafkan aku. Ini salahku, aku nggak tahu kalau luka kakimu separah itu!” kata Rehan sambil menatap pergelangan kakiku. “Aku ceroboh. Aku dan Celine sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi, kami hanya teman. Kalau kamu keberatan, aku janji nggak akan bertemu dengan dia lagi!” lanjutnya.Aku tidak tahu harus berkata apa.Hanya teman? Seluruh dunia tahu kalau Celine adalah cinta lama dalam hidup Rehan. Dulu, Rehan memacariku hanya karena marah pada Celine. Sekarang aku mundur untuk kebahagiaan mereka berdua, tetapi Rehan malah dan bersikap seperti ini?Tiba-tiba Rehan berlutut, wajahnya tampak tulus.“Sayang,
Pintu tiba-tiba didorong terbuka dengan keras. Asya yang tadinya tersenyum, terdiam sejenak saat melihat Darren sedang terbaring di tempat tidur. Dia lalu berteriak, “Darren, kamu ini! Kamu bilang mau memberi kejutan untuk adikku, tapi yang ada ini malah kejutan menakutkan!”Aku langsung menghentikan Asya, “Kak, kamu salah paham, kami nggak ....”Darren berdiri, lalu tersenyum dan berkata, “Kak, ini cuma sedikit bumbu romantis dalam rumah tangga. Kamu pasti bisa mengerti, ‘kan?”“Kamu ini!” Asya mengelus kening, lalu meraba wajahku. Dia hendak berkata sesuatu, tetapi aku langsung menyela dan cepat-cepat menjelaskan, “Dia dikasih obat, jadi aku bantu dia dengan tanganku!”Setelah itu, barulah Asya lega dan berkata, “Mereka menjahili kamu lagi?”Asya sudah memberitahuku semuanya tentang Darren. Orang tua Darren punya dua anak laki-laki, dan baru-baru ini, ayahnya yang merupakan presdir perusahaan, jatuh sakit. Anak sulungnya berusaha keras untuk menghancurkan nama baik Darren dengan menc
Perawat itu mendorong Rehan, “Aku bukan istrimu, aku datang untuk mengantarkan paket untuk Bu Alia. Apa dia ada di rumah?” Rehan membuka paket dokumen itu, tulisan di atasnya sangat asing di matanya, ujung jarinya mengepal hingga pucat. [Alia, terjatuh hingga tulang pergelangan kaki patah, luka pecahan kaca dijahit lima jahitan.]Perawat itu berkata, “Kemarin Bu Alia minta aku antar dia pulang, barangnya tertinggal di mobilku. Apa kamu suaminya? Kenapa Bu Alia patah kaki sampai berdarah banyak tapi kamu nggak menjemputnya?” Saat itu, Rehan sedang bersama Celine. Rehan baru ingat bahwa saat itu dia membawa Alia ke rumah sakit dan mereka bertemu dengan Celine di sana. Rehan meninju tembok dengan kesal, keringat besar mengucur deras dari dahinya. Setiba di rumah, Asya langsung mengadakan pesta sambutan yang meriah. Sudah lama aku tidak main sampai seseru ini, aku diam-diam pergi ke ruang kerja untuk menghindari meminum alkohol. Namun baru saja masuk, mulutku langsung ditutup oleh
Saat ini, di dalam negeri.Mata Rehan merah, tangannya yang memegang ponsel gemetar.“Alia nggak kontak aku, kalian kenapa?”“Nggak apa-apa. Aku matiin ya.”Setelah menelepon semua teman-teman kami, namun tetap tak ada jawaban, Rehan dengan kesal melemparkan ponselnya.Biasanya, Rehan selalu akan menemaniku sehari sebelum hari ulang tahun sampai lewat hari ulang tahun.Tahun ini seharusnya menjadi ulang tahun yang sangat berarti.Pagi tadi, Rehan dengan hati-hati melepaskan tangan yang memeluk pinggangnya, lalu bangkit dan membuka ponselnya untuk membaca pesan. Melihat bahwa tidak ada pesan dariku, dia mengerutkan dahinya. Tiba-tiba sebuah pesan muncul.[Pak Rehan, kapan kamu akan mengambil cincin yang sudah kamu pesan?]Rehan membalas: [Segera.]Sebelum pergi, Rehan menutup selimut yang masih membungkus tubuh Celine yang sedang tertidur.Semalam Celine mengalami mimpi buruk. Dengan Rehan menemaninya, Celine akhirnya bisa tidur.Namun, Rehan terus merasa gelisah sejak semalam.Alasan p
Aku menggeleng dan menjawab, “Buang saja semua.”“Semua itu dibuang jadi sampah?” tanya pekerja itu.Aku mengangguk.Hubungan ini memang sampah dari awal.Sampah apa yang perlu ditinggal?Sisa dua hari lagi dari hari yang sudah aku sepakati dengan Asya untuk pergi ke luar negeri.Rehan tidak pulang malam itu.Asya mengirim pesan padaku: [Alia, besok aku jemput di bandara, ya! Ingat kirimkan tiket pesawatmu.]Aku membalas: [Baik.]Jadwal penerbanganku besok jam enam pagi.Malam itu, aku duduk di rumah yang kosong dan menelepon Rehan.Jika ingin berpisah dengan baik, kami harus membagi uang dari “Tabungan Keluarga Masa Depan” yang ada di rekening bersama kami selama hubungan ini.Tabungan Keluarga Masa Depan?Kalimat itu bahkan terasa konyol ketika kupikirkan.Namun, Rehan terus-menerus menolak teleponku hingga akhirnya dia mengirim pesan di WhatsApp.[Alia, aku sudah memberimu waktu satu hari. Kalau kamu nggak datang dan minta maaf pada Celine, kamu nggak perlu lagi menghubungiku.]Aku
Begitu Celine muncul, Rehan langsung berjalan ke arahnya dan memeluknya dengan rasa kasihan, kemudian melepas jaket untuk menyelimuti Celine.Begitu menyebut Asya, Rehan refleks menatapku sejenak, tatapannya tampak sedang mempertimbangkan sesuatu. Namun begitu Celine memegang tangannya, dia seakan melupakan segalanya.“Aku dan kakaknya sahabat sejak kecil, wajar kalau aku bantu mengawasi adiknya! Nggak mungkin aku biarkan dia tersesat di jalan yang salah,” ucap Rehan.Aku menyentuh telingaku. Sesuai dugaanku, darah mulai mengalir keluar. Aku bentak dengan marah, “Aku salah apa? Narapidana saja masih bisa membela diri, tapi kamu langsung menjatuhkan hukuman mati padaku. Kakakku bahkan nggak pernah memukulku, tapi kamu datang-datang langsung membentakku? Rehan, apa salahku?”Celine mencoba melerai, “Rehan, aku nggak menyalahkan Alia, aku hanya merasa dia nggak seharusnya mengunggah fotoku di internet. A ... aku ....”“Kamu bahkan mengunggah fotonya ke internet?” tanya Rehan sambil menata
Keesokan harinya, pesta penyambutan untuk Celine Wisana diadakan dengan meriah. Rehan Atmadja menghadiri pesta itu sambil menggandeng tanganku. Di sepanjang acara, dia selalu perhatian padaku, memastikan bahwa aku baik-baik saja. Sikapnya ini membuat orang-orang di sekitar tak henti membicarakan betapa dia menyayangi adiknya.Namun, saat Celine tiba-tiba meninggalkan aula pesta dengan wajah kecewa, Rehan langsung mendorongku hingga aku jatuh dari anak tangga dan berlari mengejarnya dengan cemas.Pergelangan kakiku terkilir parah hingga tulangnya retak. Pecahan botol kaca menancap dalam di dagingku. Di aula sebesar itu, tak seorang pun menoleh padaku. Saat aku menyeret kakiku yang bertetesan darah sambil merangkak menuju pintu keluar, hanya satpam yang berbaik hati memanggilkan ambulan untukku.Setelah keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah, aku membuka kotak di dalam rak buku Rehan yang selama ini tak pernah dia izinkan aku menyentuhnya.Di dalam kotak itu berisi tumpukan tebal f...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Комментарии