Share

Bab 4

Penulis: Adora Anindita Keisha
Sudah satu jam sejak lukaku ditangani.

Rehan belum juga kembali.

“Nggak ada yang jemput kamu, ya?” tanya perawat sekali lagi.

Setelah itu, barulah aku menelepon Rehan.

Namun, Rehan di ujung telepon sudah lupa bahwa dia awalnya ke rumah sakit untuk menemaniku.

“Maaf ya, Alia. Celine tadi tiba-tiba merasa nggak enak badan, jadi aku antar dia pulang dulu ...” ucap Rehan.

Sebelum dia selesai bicara, suara seorang wanita terdengar dari ujung telepon. Wanita itu berkata dengan nada iri, “Suamimu baik sekali! Denger kamu suka bunga ini, dia langsung beli semua yang ada di toko.”

Terdengar lagi suara bicara Celine.

Meski Rehan buru-buru menjauh dari sumber suara itu, aku masih jelas mendengarnya.

“Baiklah,” jawabku singkat.

Begitu kututup telepon, notifikasi WhatsApp langsung masuk.

[Sayang, nanti aku jelasin semuanya di rumah, ya.]

Penjelasan yang dimaksud hanyalah kebohongan baru.

Aku langsung memesan taksi untuk pulang sambil menahan diri dengan tongkat.

Malam itu, aku tidak mendapatkan penjelasan apa pun.

Rehan bahkan tidak pulang.

Aku baru saja menyelesaikan rapat online dengan klien dari luar negeri dan mengirimkan seluruh rencana promosi untuk kuartal pertama. Ketika aku sedang memijat pelipis yang lelah, sebuah notifikasi pesan masuk.

[Rehan, kamu pacaran sama Celine sekarang? Terus Alia gimana?]

Hasil tangkapan layar dari unggahan Instagram Celine yang dikirim oleh sahabat Rehan membuatku terdiam.

Di foto itu, satu ruangan penuh bunga.

Celine duduk dan tersenyum manis di tengah-tengahnya, mengenakan jaket yang aku belikan untuk Rehan.

Foto itu disertai kalimat: [Putar-putar ke mana pun, tetap kembali ke kamu.]

Dalam bayangan kaca jendela besar di belakang Celine, terlihat jelas sosok Rehan sedang mengambil foto untuknya.

Baru saat itu aku sadar bahwa laptop yang kupakai ini masih menggunakan akun WhatsApp Rehan.

Rehan membalas pesan itu dengan ponselnya: [Jangan bercanda!]

Setelah itu, temannya mengirimkan stiker dengan ekspresi jorok.

Aku menutup laptopku dan tidur nyenyak.

Tiga hari kemudian, aku menyerahkan surat pengunduran diri dan seluruh dokumen rencana promosi ke CEO-ku.

CEO-ku tampak berat hati untuk melepasku pergi, tetapi dia turut senang untukku.

“Alia, kamu sudah bekerja di sini sejak lulus kuliah. Aku benar-benar nggak rela kamu pergi. Tapi aku ikut senang kamu bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri!” kata CEO.

CEO dan beberapa manajer mentraktirku makan malam perpisahan. Kami memilih restoran tempat aku dan Rehan pertama kali berkencan. Restoran yang jadi tempat perayaan hubungan kami setiap tahun.

Rehan pernah bilang, “Sayang, nanti pas aku lamar kamu, kita bakal ke sini juga. Karena cuma di tempat ini kita bisa lihat pemandangan malam terindah di seluruh Citrasa!”

Di tengah acara makan, aku izin keluar sebentar untuk diam-diam membayar tagihan. Namun, saat membelok ke arah kasir, aku berpapasan langsung dengan Celine.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 5

    Celine tersenyum begitu cerah, jarinya juga mengenakan cincin. Dia menyapa lebih dulu, “Kebetulan sekali, Alia! Kak Rehan sering membawaku ke restoran ini sejak dulu, nggak kusangka kamu juga suka tempat ini. Kamu bisa melihat pemandangan malam terindah di Citrasa dari sini. Dulu aku bahkan pernah berharap bisa dilamar di sini.”Jantungku berdebar kencang, aku mengangguk dan ingin segera pergi, tetapi Celine menahanku.“Alia, gaun yang kamu pakai ini desainnya sama dengan milikku. Kamu juga suka karya desainer ini, ya?” tanya Celine.Juga suka?Aku sebenarnya tidak begitu suka dengan gaun seperti ini, corak warnanya terasa agak pucat. Teman-temanku sering bilang kadang aku terlihat seperti anak kecil yang mencuri pakaian orang tua.Namun kata Kak Rehan, gaun ini membuatku terlihat lebih dewasa saat bekerja.Celine melanjutkan, “Dan jaket yang kamu pakai kemarin, aku nggak menyangka kalau kamu juga suka desain itu.”Kukira Rehan benar-benar peduli dengan penampilanku.Namun sebenarnya,

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 6

    Begitu Celine muncul, Rehan langsung berjalan ke arahnya dan memeluknya dengan rasa kasihan, kemudian melepas jaket untuk menyelimuti Celine.Begitu menyebut Asya, Rehan refleks menatapku sejenak, tatapannya tampak sedang mempertimbangkan sesuatu. Namun begitu Celine memegang tangannya, dia seakan melupakan segalanya.“Aku dan kakaknya sahabat sejak kecil, wajar kalau aku bantu mengawasi adiknya! Nggak mungkin aku biarkan dia tersesat di jalan yang salah,” ucap Rehan.Aku menyentuh telingaku. Sesuai dugaanku, darah mulai mengalir keluar. Aku bentak dengan marah, “Aku salah apa? Narapidana saja masih bisa membela diri, tapi kamu langsung menjatuhkan hukuman mati padaku. Kakakku bahkan nggak pernah memukulku, tapi kamu datang-datang langsung membentakku? Rehan, apa salahku?”Celine mencoba melerai, “Rehan, aku nggak menyalahkan Alia, aku hanya merasa dia nggak seharusnya mengunggah fotoku di internet. A ... aku ....”“Kamu bahkan mengunggah fotonya ke internet?” tanya Rehan sambil menata

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 7

    Aku menggeleng dan menjawab, “Buang saja semua.”“Semua itu dibuang jadi sampah?” tanya pekerja itu.Aku mengangguk.Hubungan ini memang sampah dari awal.Sampah apa yang perlu ditinggal?Sisa dua hari lagi dari hari yang sudah aku sepakati dengan Asya untuk pergi ke luar negeri.Rehan tidak pulang malam itu.Asya mengirim pesan padaku: [Alia, besok aku jemput di bandara, ya! Ingat kirimkan tiket pesawatmu.]Aku membalas: [Baik.]Jadwal penerbanganku besok jam enam pagi.Malam itu, aku duduk di rumah yang kosong dan menelepon Rehan.Jika ingin berpisah dengan baik, kami harus membagi uang dari “Tabungan Keluarga Masa Depan” yang ada di rekening bersama kami selama hubungan ini.Tabungan Keluarga Masa Depan?Kalimat itu bahkan terasa konyol ketika kupikirkan.Namun, Rehan terus-menerus menolak teleponku hingga akhirnya dia mengirim pesan di WhatsApp.[Alia, aku sudah memberimu waktu satu hari. Kalau kamu nggak datang dan minta maaf pada Celine, kamu nggak perlu lagi menghubungiku.]Aku

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 8

    Saat ini, di dalam negeri.Mata Rehan merah, tangannya yang memegang ponsel gemetar.“Alia nggak kontak aku, kalian kenapa?”“Nggak apa-apa. Aku matiin ya.”Setelah menelepon semua teman-teman kami, namun tetap tak ada jawaban, Rehan dengan kesal melemparkan ponselnya.Biasanya, Rehan selalu akan menemaniku sehari sebelum hari ulang tahun sampai lewat hari ulang tahun.Tahun ini seharusnya menjadi ulang tahun yang sangat berarti.Pagi tadi, Rehan dengan hati-hati melepaskan tangan yang memeluk pinggangnya, lalu bangkit dan membuka ponselnya untuk membaca pesan. Melihat bahwa tidak ada pesan dariku, dia mengerutkan dahinya. Tiba-tiba sebuah pesan muncul.[Pak Rehan, kapan kamu akan mengambil cincin yang sudah kamu pesan?]Rehan membalas: [Segera.]Sebelum pergi, Rehan menutup selimut yang masih membungkus tubuh Celine yang sedang tertidur.Semalam Celine mengalami mimpi buruk. Dengan Rehan menemaninya, Celine akhirnya bisa tidur.Namun, Rehan terus merasa gelisah sejak semalam.Alasan p

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 9

    Perawat itu mendorong Rehan, “Aku bukan istrimu, aku datang untuk mengantarkan paket untuk Bu Alia. Apa dia ada di rumah?” Rehan membuka paket dokumen itu, tulisan di atasnya sangat asing di matanya, ujung jarinya mengepal hingga pucat. [Alia, terjatuh hingga tulang pergelangan kaki patah, luka pecahan kaca dijahit lima jahitan.]Perawat itu berkata, “Kemarin Bu Alia minta aku antar dia pulang, barangnya tertinggal di mobilku. Apa kamu suaminya? Kenapa Bu Alia patah kaki sampai berdarah banyak tapi kamu nggak menjemputnya?” Saat itu, Rehan sedang bersama Celine. Rehan baru ingat bahwa saat itu dia membawa Alia ke rumah sakit dan mereka bertemu dengan Celine di sana. Rehan meninju tembok dengan kesal, keringat besar mengucur deras dari dahinya. Setiba di rumah, Asya langsung mengadakan pesta sambutan yang meriah. Sudah lama aku tidak main sampai seseru ini, aku diam-diam pergi ke ruang kerja untuk menghindari meminum alkohol. Namun baru saja masuk, mulutku langsung ditutup oleh

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 10

    Pintu tiba-tiba didorong terbuka dengan keras. Asya yang tadinya tersenyum, terdiam sejenak saat melihat Darren sedang terbaring di tempat tidur. Dia lalu berteriak, “Darren, kamu ini! Kamu bilang mau memberi kejutan untuk adikku, tapi yang ada ini malah kejutan menakutkan!”Aku langsung menghentikan Asya, “Kak, kamu salah paham, kami nggak ....”Darren berdiri, lalu tersenyum dan berkata, “Kak, ini cuma sedikit bumbu romantis dalam rumah tangga. Kamu pasti bisa mengerti, ‘kan?”“Kamu ini!” Asya mengelus kening, lalu meraba wajahku. Dia hendak berkata sesuatu, tetapi aku langsung menyela dan cepat-cepat menjelaskan, “Dia dikasih obat, jadi aku bantu dia dengan tanganku!”Setelah itu, barulah Asya lega dan berkata, “Mereka menjahili kamu lagi?”Asya sudah memberitahuku semuanya tentang Darren. Orang tua Darren punya dua anak laki-laki, dan baru-baru ini, ayahnya yang merupakan presdir perusahaan, jatuh sakit. Anak sulungnya berusaha keras untuk menghancurkan nama baik Darren dengan menc

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 11

    Keesokan harinya, aku sedang mencoba gaun pengantin.Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar pintu, “Sayang, sayang, aku datang! Alia, ini aku Rehan!”Aku dipapah keluar dari ruangan.Di depan pintu, Rehan berdiri mengenakan setelan jas sambil memegang sekuntum bunga melati di satu tangan dan sebuah cincin di tangan lainnya. Wajahnya tampak lelah, tetapi dia tersenyum padaku.“Sayang, maafkan aku. Ini salahku, aku nggak tahu kalau luka kakimu separah itu!” kata Rehan sambil menatap pergelangan kakiku. “Aku ceroboh. Aku dan Celine sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi, kami hanya teman. Kalau kamu keberatan, aku janji nggak akan bertemu dengan dia lagi!” lanjutnya.Aku tidak tahu harus berkata apa.Hanya teman? Seluruh dunia tahu kalau Celine adalah cinta lama dalam hidup Rehan. Dulu, Rehan memacariku hanya karena marah pada Celine. Sekarang aku mundur untuk kebahagiaan mereka berdua, tetapi Rehan malah dan bersikap seperti ini?Tiba-tiba Rehan berlutut, wajahnya tampak tulus.“Sayang,

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 12

    Rehan berlutut di lantai dan berkata, “Kamu hanya boleh mencintaiku seumur hidupmu, kamu nggak boleh mencintai orang lain!”Lihatlah, dia sangat percaya diri soal mengendalikan aku. Namun, siapa yang bilang aku akan terjebak dalam kendalinya seumur hidup?“Aku nggak akan makan lalat lalu memuji bau dari lalat itu. Jadi, lalat menjijikkan seperti kamu, sudah bisa pergi sekarang!” ucapku dengan sinis.Rehan menangis tersedu-sedu. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.“Alia, aku cinta padamu. Setelah kejadian ini, aku baru sadar bahwa hanya kamu yang aku cintai selama ini. Tanpa kamu, hidupku sangat menderita. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu seharipun! Aku mohon, sembilan tahun kita bersama, setiap hari selalu ada satu sama lain di samping kita saat bangun tidur. Gimana bisa kamu melupakannya begitu saja?” kata Rehan.Aku hampir muntah mendengarnya.Aku teringat hari itu saat aku melihat unggahan Celine di Instagram. Dua tahun terakhir, hampir setiap hari dia mengunggah tentan

Bab terbaru

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 14

    Hari itu, kami melihat matahari terbenam.Itu benar-benar adalah matahari terbenam yang paling indah yang pernah aku lihat dalam beberapa tahun terakhir.Darren memotretku.Wajahku yang tersenyum terlihat jelas di depan, dengan matahari terbenam di belakangku sebagai latar.Ketika aku membuka Instagram, aku melihat foto itu muncul di akun Instagram Darren.Tulisan di bawah foto itu berisi: [Matahari terbenam yang terbaik, kamu yang terbaik.]Asya mengklik tombol suka dan berkomentar di bawahnya: [Wah, kamu yang terbaik!]Darren membalasnya: [Kak, umur sudah segini, saatnya kamu buka hati.]Asya hanya bisa memutar matanya.Sementara Rehan? Siapa yang peduli dengannya.Pada hari pertunangan.Rehan muncul dengan tubuh dibalut seperti mumi, dan di sampingnya ada Celine.Mereka dipaksa untuk datang dan melihat kebahagiaan kami, dikelilingi oleh sekelompok pengawal.Aku bertanya, “Ini maksudnya apa?”Darren tersenyum licik dan menjawab, "Sudah kubilang, aku ingin dia melihat kebahagiaanmu. A

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 13

    “Kak! Jangan sampai cedera parah!” ucapku. Aku tidak peduli sama Rehan, tetapi aku takut risikonya akan mempengaruhi Asya.Melihat aku hendak maju, Darren langsung memelukku.“Nggak apa-apa. Timo sudah dilatih, dia nggak akan sampai membunuh orang,” kata Darren.Darren tersenyum dan melanjutkan, “Lagi pula, orang seberengsek dia, bahkan Timo pasti jijik buat gigit dia!”Rehan teriak histeris dan terus meneriakkan namaku, “Alia, kita nggak putus! Aku nggak setuju! Kamu pasti berbohong, kamu pasti sengaja buat aku marah ....”Asya mendengus dingin dan berteriak, “Timo, gigit mulutnya!”Wajah Rehan penuh darah.Aku benar-benar takut kalau Rehan terluka parah. Aku berteriak, “Kak, Timo, berhenti!”Timo mendengus, lalu menatapku.Rehan terkulai kesakitan di tanah dan berguling-guling.“Kak, berhenti, nanti beneran ada yang mati!” ucapku.Tiba-tiba, Rehan bangkit. Darah menetes dari mulutnya setiap kali dia berbicara, “Sayang, aku tahu kamu paling sayang sama aku! Ayo kita pulang, kita menik

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 12

    Rehan berlutut di lantai dan berkata, “Kamu hanya boleh mencintaiku seumur hidupmu, kamu nggak boleh mencintai orang lain!”Lihatlah, dia sangat percaya diri soal mengendalikan aku. Namun, siapa yang bilang aku akan terjebak dalam kendalinya seumur hidup?“Aku nggak akan makan lalat lalu memuji bau dari lalat itu. Jadi, lalat menjijikkan seperti kamu, sudah bisa pergi sekarang!” ucapku dengan sinis.Rehan menangis tersedu-sedu. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.“Alia, aku cinta padamu. Setelah kejadian ini, aku baru sadar bahwa hanya kamu yang aku cintai selama ini. Tanpa kamu, hidupku sangat menderita. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu seharipun! Aku mohon, sembilan tahun kita bersama, setiap hari selalu ada satu sama lain di samping kita saat bangun tidur. Gimana bisa kamu melupakannya begitu saja?” kata Rehan.Aku hampir muntah mendengarnya.Aku teringat hari itu saat aku melihat unggahan Celine di Instagram. Dua tahun terakhir, hampir setiap hari dia mengunggah tentan

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 11

    Keesokan harinya, aku sedang mencoba gaun pengantin.Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar pintu, “Sayang, sayang, aku datang! Alia, ini aku Rehan!”Aku dipapah keluar dari ruangan.Di depan pintu, Rehan berdiri mengenakan setelan jas sambil memegang sekuntum bunga melati di satu tangan dan sebuah cincin di tangan lainnya. Wajahnya tampak lelah, tetapi dia tersenyum padaku.“Sayang, maafkan aku. Ini salahku, aku nggak tahu kalau luka kakimu separah itu!” kata Rehan sambil menatap pergelangan kakiku. “Aku ceroboh. Aku dan Celine sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi, kami hanya teman. Kalau kamu keberatan, aku janji nggak akan bertemu dengan dia lagi!” lanjutnya.Aku tidak tahu harus berkata apa.Hanya teman? Seluruh dunia tahu kalau Celine adalah cinta lama dalam hidup Rehan. Dulu, Rehan memacariku hanya karena marah pada Celine. Sekarang aku mundur untuk kebahagiaan mereka berdua, tetapi Rehan malah dan bersikap seperti ini?Tiba-tiba Rehan berlutut, wajahnya tampak tulus.“Sayang,

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 10

    Pintu tiba-tiba didorong terbuka dengan keras. Asya yang tadinya tersenyum, terdiam sejenak saat melihat Darren sedang terbaring di tempat tidur. Dia lalu berteriak, “Darren, kamu ini! Kamu bilang mau memberi kejutan untuk adikku, tapi yang ada ini malah kejutan menakutkan!”Aku langsung menghentikan Asya, “Kak, kamu salah paham, kami nggak ....”Darren berdiri, lalu tersenyum dan berkata, “Kak, ini cuma sedikit bumbu romantis dalam rumah tangga. Kamu pasti bisa mengerti, ‘kan?”“Kamu ini!” Asya mengelus kening, lalu meraba wajahku. Dia hendak berkata sesuatu, tetapi aku langsung menyela dan cepat-cepat menjelaskan, “Dia dikasih obat, jadi aku bantu dia dengan tanganku!”Setelah itu, barulah Asya lega dan berkata, “Mereka menjahili kamu lagi?”Asya sudah memberitahuku semuanya tentang Darren. Orang tua Darren punya dua anak laki-laki, dan baru-baru ini, ayahnya yang merupakan presdir perusahaan, jatuh sakit. Anak sulungnya berusaha keras untuk menghancurkan nama baik Darren dengan menc

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 9

    Perawat itu mendorong Rehan, “Aku bukan istrimu, aku datang untuk mengantarkan paket untuk Bu Alia. Apa dia ada di rumah?” Rehan membuka paket dokumen itu, tulisan di atasnya sangat asing di matanya, ujung jarinya mengepal hingga pucat. [Alia, terjatuh hingga tulang pergelangan kaki patah, luka pecahan kaca dijahit lima jahitan.]Perawat itu berkata, “Kemarin Bu Alia minta aku antar dia pulang, barangnya tertinggal di mobilku. Apa kamu suaminya? Kenapa Bu Alia patah kaki sampai berdarah banyak tapi kamu nggak menjemputnya?” Saat itu, Rehan sedang bersama Celine. Rehan baru ingat bahwa saat itu dia membawa Alia ke rumah sakit dan mereka bertemu dengan Celine di sana. Rehan meninju tembok dengan kesal, keringat besar mengucur deras dari dahinya. Setiba di rumah, Asya langsung mengadakan pesta sambutan yang meriah. Sudah lama aku tidak main sampai seseru ini, aku diam-diam pergi ke ruang kerja untuk menghindari meminum alkohol. Namun baru saja masuk, mulutku langsung ditutup oleh

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 8

    Saat ini, di dalam negeri.Mata Rehan merah, tangannya yang memegang ponsel gemetar.“Alia nggak kontak aku, kalian kenapa?”“Nggak apa-apa. Aku matiin ya.”Setelah menelepon semua teman-teman kami, namun tetap tak ada jawaban, Rehan dengan kesal melemparkan ponselnya.Biasanya, Rehan selalu akan menemaniku sehari sebelum hari ulang tahun sampai lewat hari ulang tahun.Tahun ini seharusnya menjadi ulang tahun yang sangat berarti.Pagi tadi, Rehan dengan hati-hati melepaskan tangan yang memeluk pinggangnya, lalu bangkit dan membuka ponselnya untuk membaca pesan. Melihat bahwa tidak ada pesan dariku, dia mengerutkan dahinya. Tiba-tiba sebuah pesan muncul.[Pak Rehan, kapan kamu akan mengambil cincin yang sudah kamu pesan?]Rehan membalas: [Segera.]Sebelum pergi, Rehan menutup selimut yang masih membungkus tubuh Celine yang sedang tertidur.Semalam Celine mengalami mimpi buruk. Dengan Rehan menemaninya, Celine akhirnya bisa tidur.Namun, Rehan terus merasa gelisah sejak semalam.Alasan p

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 7

    Aku menggeleng dan menjawab, “Buang saja semua.”“Semua itu dibuang jadi sampah?” tanya pekerja itu.Aku mengangguk.Hubungan ini memang sampah dari awal.Sampah apa yang perlu ditinggal?Sisa dua hari lagi dari hari yang sudah aku sepakati dengan Asya untuk pergi ke luar negeri.Rehan tidak pulang malam itu.Asya mengirim pesan padaku: [Alia, besok aku jemput di bandara, ya! Ingat kirimkan tiket pesawatmu.]Aku membalas: [Baik.]Jadwal penerbanganku besok jam enam pagi.Malam itu, aku duduk di rumah yang kosong dan menelepon Rehan.Jika ingin berpisah dengan baik, kami harus membagi uang dari “Tabungan Keluarga Masa Depan” yang ada di rekening bersama kami selama hubungan ini.Tabungan Keluarga Masa Depan?Kalimat itu bahkan terasa konyol ketika kupikirkan.Namun, Rehan terus-menerus menolak teleponku hingga akhirnya dia mengirim pesan di WhatsApp.[Alia, aku sudah memberimu waktu satu hari. Kalau kamu nggak datang dan minta maaf pada Celine, kamu nggak perlu lagi menghubungiku.]Aku

  • Mantanku Minta Aku Jangan Tinggalkan Dia   Bab 6

    Begitu Celine muncul, Rehan langsung berjalan ke arahnya dan memeluknya dengan rasa kasihan, kemudian melepas jaket untuk menyelimuti Celine.Begitu menyebut Asya, Rehan refleks menatapku sejenak, tatapannya tampak sedang mempertimbangkan sesuatu. Namun begitu Celine memegang tangannya, dia seakan melupakan segalanya.“Aku dan kakaknya sahabat sejak kecil, wajar kalau aku bantu mengawasi adiknya! Nggak mungkin aku biarkan dia tersesat di jalan yang salah,” ucap Rehan.Aku menyentuh telingaku. Sesuai dugaanku, darah mulai mengalir keluar. Aku bentak dengan marah, “Aku salah apa? Narapidana saja masih bisa membela diri, tapi kamu langsung menjatuhkan hukuman mati padaku. Kakakku bahkan nggak pernah memukulku, tapi kamu datang-datang langsung membentakku? Rehan, apa salahku?”Celine mencoba melerai, “Rehan, aku nggak menyalahkan Alia, aku hanya merasa dia nggak seharusnya mengunggah fotoku di internet. A ... aku ....”“Kamu bahkan mengunggah fotonya ke internet?” tanya Rehan sambil menata

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status