Pintu tiba-tiba didorong terbuka dengan keras. Asya yang tadinya tersenyum, terdiam sejenak saat melihat Darren sedang terbaring di tempat tidur. Dia lalu berteriak, “Darren, kamu ini! Kamu bilang mau memberi kejutan untuk adikku, tapi yang ada ini malah kejutan menakutkan!”Aku langsung menghentikan Asya, “Kak, kamu salah paham, kami nggak ....”Darren berdiri, lalu tersenyum dan berkata, “Kak, ini cuma sedikit bumbu romantis dalam rumah tangga. Kamu pasti bisa mengerti, ‘kan?”“Kamu ini!” Asya mengelus kening, lalu meraba wajahku. Dia hendak berkata sesuatu, tetapi aku langsung menyela dan cepat-cepat menjelaskan, “Dia dikasih obat, jadi aku bantu dia dengan tanganku!”Setelah itu, barulah Asya lega dan berkata, “Mereka menjahili kamu lagi?”Asya sudah memberitahuku semuanya tentang Darren. Orang tua Darren punya dua anak laki-laki, dan baru-baru ini, ayahnya yang merupakan presdir perusahaan, jatuh sakit. Anak sulungnya berusaha keras untuk menghancurkan nama baik Darren dengan menc
Baca selengkapnya