Share

Bab 70 Hal Mengejutkan

Penulis: Jiriana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-22 23:57:37
Setelah Angga pergi, barulah Nindy memencet bel kamar Billy. Namun, pintu tidak juga dibuka, padahal dia sudah memencet 5 kali. Disaat Nindy memutuskan untuk pergi, tiba-tiba saja pintu terbuka dan tangannya ditarik ke dalam.

"Kenapa kamu ke sini?"

Nindy menelan salivanya ketika tubuhnya dikurung dengan kedua tangan Billy di belakang pintu dengan tatapan mengintimidasi.

"A-aku ..." Bulu mata Nindy bergerak naik-turun ketika merasakan hembusan napas Billy menerpa wajahnya. "A-aku mau bicara sama kamu."

"Tapi, aku nggak mau." Billy menarik diri, kemudian berbalik. "Pergilah. Aku lagi nggak mau diganggu."

Nindy menatap punggung Billy yang sudah mulai menjauh darinya dengan sorot mata sendu. "Aku cuma mau bicara sebentar, nggak lama."

Billy berbalik setelah tiba di depan pintu kamarnya, kemudian berkata, "Aku capek. Nggak ada waktu untuk bicara sama kamu."

Nindy menunduk dengan sorot mata sendu usai melihat Billy memasuki kamarnya tanpa menunggu dirinya berbicara dulu. Tanpa terasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Owoh Lee Lea
undur diri ,jangan jatuhkan maria kamu nindya
goodnovel comment avatar
Nurhamidah Hasty
sekalian resign aja nindy
goodnovel comment avatar
Dortje Tinangon
up lagi dong...eheh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 71 Penggelapan Dana

    "Sekarang tolong jelaskan, apa alasan Bapak merumahkan saya sementara?"Karena di ruangan itu masih ramai, Billy meminta beberapa staff audit untuk keluar dari sana hingga tersisa Manager Audit, Pak Edwin, dan Angga di ruangan itu."Kamu diduga bekerja sama dengan Pak Hengky menggelapkan dana perusahaan senilai 500 juta," jawab Billy wajah tenang cenderung datar.Ketika mendengar itu, Nindy langsung membantahnya, "Saya nggak pernah menggelapkan dana perusahaan dan saya nggak mungkin melakukan itu, Pak!"Mungkin karena terbawa emosi, nada bicara Nindy terdengar meninggi dan sedikit bergetar."Tapi, ada tanda tangan kamu di dokumen itu."Billy melemparkan tumpukan berkas putih ke ujung meja yang berdekatan dengan posisi Nindy yang sedang berdiri di depan meja kerja Billy."Bagaimana kamu menjelaskan itu?"Dengan cepat, Nindy melangkah maju dan mengambil tumpukan dokumen itu. Dia membolak-balikkan kertas itu, membacanya dengan cepat dan melihat ada nama dan tanda tangannya di sana."Saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 72 Keanehan Nindy

    Kali ini, dia tidak mengintip terlebih dahulu dan langsung membuka pintu rumahnya. Dia cukup terkejut ketika melihat siapa yang datang sore itu ke rumahnya."Kamu, kenapa ke sini?"Nindy bertanya pada Denis yang sedang berdiri di hadapannya setelah mengatasi keterkejutannya."Maaf, aku nggak ngabarin kami dulu ke sini."Denis sengaja ke sana karena dia merasa khawatir dengan Nindy. Siang tadi, dia sempat melihat wajah sembab Nindy sebelum meninggalkan ruangan mereka. Dia hanya ingin memastikan kalau Nindy baik-baik saja. Maka dari itu, dia berkunjung ke sana."Apa aku boleh masuk?" tanya Denis saat melihat Nindy masih terdiam."Boleh. Ayo, masuk."Nindy segera membuka pintu dengan lebar kemudian menggeser tubuhnya ke dekat dinding agar bisa masuk."Dimas mau ke sini juga. Dia lagi di jalan."Denis memulai obrolan setelah duduk di sofa bersebrangan dengan Nindy."Dia mau ke sini juga?""Iya."Baru selesai Denis menjawab, terdengar suara mobil di depan rumah Nindy. Dia pun segera bangki

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 73 Menerobos Masuk

    "Apa yang mau kamu bicarakan? Saya nggak bisa lama-lama."Billy menoleh pada Nindy yang baru saja berdiri di hadapannya setelah sejak tadi terus mengejar langkahnya."Bukan aku yang menggelapkan dana itu."Meskipun disitu tertera nama dan tanda tangannya. Namun, dia sangat yakin kalau dia tidak pernah menandatangi dokumen itu. Dia sudah membaca dengan teliti isi di dalamnya dan dia merasa tidak pernah menandatangani berkas itu.Dia sangat yakin itu karena setiap berkas atau dokumen yang membutuhkan tanda tangannya, selalu dia baca dengan teliti. Dia tidak mungkin lupa jika memang pernah menandatangani berkas itu, terlebih dia baru bekerja di sana kurang lebih 9 bulan."Lalu?" ujar Billy dengan datar. Ekspresi wajahnya tampak malas dan acuh tak acuh."Aku nggak terima sama keputusan kamu yang minta aku untuk nggak masuk selama seminggu. Aku nggak bersalah. Aku mau tetap masuk.""Kamu nggak berhak bernegoisasi sama saya," balas Billy sorot tegas, "kamu nggak boleh berada di kantor dan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 74 Ganti Rugi

    Namun, tiba-tiba saja Billy tersenyum miring sambil menunduk, kemudian kembali mengangkat kepala setelah menghilangkan senyuman di wajahnya."Kali ini, kamu mau kabur ke mana lagi?"Tampak kerutan halus di kening Nindy. Namun, langsung menghilang setelah tahu maksud dari pertanyaan Billy. "Saya mau resign, bukan mau kabur," sanggah Nindy dengan tegas, kesal karena melihat ekspresi wajah Billy yang seperti sedang mengoloknya."Kamu langsung mengajukan resign setelah terjadi masalah di kantor, apa itu bukan kabur namanya?" Kedua alis Billy terangkat saat mengatakan itu. "Apa kamu nggak capek seperti itu terus? Setiap ada masalah, bukannya diselesaikan, tapi kamu justru memilih untuk lari dan menghilang entah ke mana.""Saya nggak akan lari dari masalah ini. Kalau memang saya terbukti bersalah, saya akan bertanggung jawab, tapi saya tetap ingin resign dari sini.""Stella Anindya Putri, dengarkan saya baik-baik." Raut wajah Billy yang semula terlihat datar seketika berusaha serius, bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 75 Mengganti Rugi

    "Apa kamu baik-baik aja?"Billy yang baru saja memasuki ruang IGD tampak menghampiri Nindy dengan wajah panik."Kenapa kamu bisa tau aku di sini?" tanya Nindy dengan heran. Pasal, dia tidak memberitahu Billy kalau dirinya mengalami kecelakaan."Saya dengar kamu mengalami kecelakaan. Pihak polisi menghubungi saya tadi." Karena tidak melihat luka luar pada tubuh Nindy, Billy pun bertanya dengan cepat, "Di bagian mana kamu terluka?"Nindy menatap Billy sebentar, kemudia berkata dengan ketus, "Bukan urusan kamu."Billy yang baru saja hendak maju untuk memeriksa Nindy, seketika menghentikan langkah melihat wajah tidak senang Nindy.Ketika Billy akan membuka suara, tiba-tiba saja perawat datang memberitahukan kalau Nindy sudah boleh pulang. Nindy tidak harus di rawat di rumah sakit karena hanya mengalami cidera di bagian kaki sebelah kanan akibat kecelakaan itu. Tidak terlalu parah. Hanya saja, dia membutuhkan beberapa waktu untuk menyembuhkan kakinya."Aku anter kamu pulang.""Nggak perlu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 76 Keputusan Akhir Nindy

    "Kamu yakin nggak mau papa temenin ke kantor?" Adrian menatap ragu pada putrinya yang sedang bersiap-siap di ruangan tengah. Rencananya siang Nindy akan pergi ke kantor. Setelah memikirkannya selama kurang lebih 4 hari, Nindy memutuskan untuk mengundurkan diri, seperti permintaan dari orang tuanya. Sebenarnya, lusa Nindy sudah bisa kembali bekerja, tapi dia tidak menunggu sampai hari itu. Jadi, dia memutuskan untuk pergi ke kantor hari ini. Sebelum ke kantor, sebenarnya Nindy sudah mengirimkan pesan pada Billy, dia menanyakan perihal kasus penggelapan itu, apakah sudah ada hasil akhirnya. Namun, tidak terkirim. Sejak 2 hari yang lalu, pesan yang dia kirimkan pada Billy, tidak ada satu pun yang terkirim. Saat ini mencoba menelponnya, nomor ponsel Billy sudah tidak aktif. Sebelumnya, Nindy sebenarnya sudah pernah mengirimkan pesan pada Billy dan nomor pria itu masih aktif. Hanya saja, tidak dibalas oleh pria itu. Salah satu Isinya pesan yang dia kirimkan pada Billy adalah Nindy tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 77 Fakta yang Sebenarnya

    "Nggak tahu apa, Pak?" "Pak Billy sudah kembali ke Jakarta." Pupil mata Nindy membesar, tidak menyangka kalau Billy sudah kembali ke Jakarta. "Dia sudah kembali 2 hari yang lalu, tugasnya sudah selesai di sini." Dua hari yang lalu, itu bertepatan dengan ponsel Billy mulai tidak aktif. "Pak Billy kembali dengan tim audit, Pak?" Pak Edwin menggeleng pelan. "Nggak. Tim audit baru kembali besok. Masih ada yang mereka urus hari ini." "Baik, Pak. Terima kasih informasinya." Nindy kembali naik ke lantai atas untuk mencari Angga untuk menanyakan sesuatu padanya. Ketika Nindy memasuki ruangan meeting yang biasa di tempati oleh tim audit, Angga tampak sedang sibuk berbicara di telpon. Ketika melihat Nindy masuk Angga segera mengakhiri panggilan tersebut. "Ada apa, Nin?" tanya Angga setelah meletakkan ponselnya di atas meja. "Saya mau bicara sebentar dengan Bapak di luar. Apa bisa?" Karena di ruangan itu banyak orang, Nindy merasa tidak nyaman berbicara di sana. Itu sebabnya Nindy ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 78 Acara di Rumah Billy

    "Dia mencarimu."Billy langsung menoleh pada Angga yang baru saja duduk di sebelahnya. Keduanya saat ini berada di restoran rooftop yang ada di Jakarta."Siapa?""Nindy," jawab Angga santai, "dua hari yang lalu, sebelum aku kembali ke sini dia meminta nomormu, tapi tidak aku berikan.""Oh.""Hanya itu?" Angga cukup terkejut melihat respon Billy yang tampak tidak antusias sama sekali. Padahal, dia mengira Billy akan bertanya banyak hal karena penasaran, tapi ternyata tidak."Lalu, aku harus apa?" Billy yang sejak tadi terus memandang ke depan, menoleh dengan malas pada Angga yang tampak sedang menatap heran padanya."Kau tidak ingin tahu, apa saja yang aku obrolkan dengannya?"Billy meneguk minuman, lalu menjawab dengan datar, "Tidak."Karena terkejut mendengar jawab Billy, Angga sampai memutar tubuh menghadap Billy untuk memastikannya lagi. "Kau sungguh tidak mau tahu tentangnya lagi? Sungguh ingin melepasnya?""Sudah saatnya aku berhenti.""Kau yakin dengan keputusanmu?'Billy terdia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Kabar Bahagia-End)

    "Menantu Anda tidak sakit, tapi dia sedang hamil," jawab Dokter wanita itu dengan senyuman tipis. "Hamil?" ulang Amara dengan wajah tercengang. "Maksud Dokter, ada calon cucu saya di perut menantu saya?" Meski dia sudah menduga kalau menantunya hamil, tapi Amara tetap terkejut ketika mendengar langsung berita baik itu dari mulut sang dokter. "Benar sekali." Nindy yang sejak tadi mendengar itu, tampak mengusap perutnya dengan lembut sambil tersenyum bahagia. Bagaimana tidak bahagia, dirinya bisa langsung hamil setelah pulang dari berbulan madu, sementara kakak iparnya belum hamil sampai sekarang. Padahal, dia sangat berharap bisa segera hamil setelah menikah. "Untuk memastikannya, silahkan langsung melakukan pemeriksaan USG dengan Dokter Obgyn." Setelah tiba di rumah sakit, Amara langsung membawa Nindy ke IGD. Sebenarnya, dia sudah curiga sejak awal kalau menantunya sedang hamil setelah putranya bercerita kalau sudah beberapa hari Nindy tidak napsu makan dan pagi tadi mengal

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Terakhir)

    "Sayang, berhenti. Jangan main-main." Billy mencoba memperingatkan Nindy sejak tadi terus memainkan jemari lentiknya di dada bidangnya. Saat ini keduanya sedang berbaring di ranjang dengan posisi Billy bertelanjang dada menghadap ke langit-langit, sementara Nindy sedang berbaring miring menghadap Billy dengan mengenakan pakaian tidur tipis dan seksi "Aku cuma mau pegang, memangnya nggak boleh?" Billy memejamkan mata sambil menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan saat merasakan tangan Nindy semakin turun ke bawah. "Boleh, tapi jangan lama-lama. Nanti kamu menyesal." Nindy mengabaikan peringatan Billy dan semakin berani meraba tubuh sang suami. "Sayang, cukup." Nindy seketika menghentikan gerakan tangannya ketika tiba di otot perut Billy. "Kamu nggak suka aku pegang badan kamu?" Sebisa mungkin Billy berkata dengan pelan agar tidak menyinggung perasaan sang istri. "Nggak, Sayang. Aku suka, tapi ini untuk kebaikan kamu. Kamu sendiri yang rugi kalau terus memancin

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 4)

    "Sayang, kamu berdiri di sana, nanti aku foto," tunjuk Billy pada latar bangunan berwarna putih yang memiliki kubah warna biru. Saat ini keduanya sedang berada di Thira atau lebih dikenal dengan Santorini. Thira atau Santorini adalah pulau vulkanik yang berada di antara Pulau Ios dan Anafi, Yunani. Santorini terletak di Kepulauan Cyclades sekitar 200 km dari daratan Yunani. Di pulau ini, sangat terkenal dengan sejarah gunung meletus serta keindahan bangunan-bangunan putih dan gereja berkubah biru yang berada di pinggir tebing atau di bangun di atas lereng kaldera yang berada di kota Oia. "Aku nggak mau foto sendirian, maunya sama kamu." Ketika mendengar itu, Billy tidak tahan untuk menggodanya. "Sekarang, kayaknya kamu nggak bisa jauh-jauh dari aku, maunya nempel terus. Aku pergi ke mana, selalu aja mau ikut. Kamu begitu, apa karena takut suami kamu diambil orang?" "Jangan ngeledek terus. Cepetan, ke sini atau aku nanti aku foto sama orang lain." "Jangan coba-coba atau aku lempar

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 3)

    "Sayang, ayo kita berenang di bawah," ajak Nindy sambil menghampiri Billy yang sedang duduk bersantai di bawah payung pantai yang berada di pinggir kolam. "Kamu duluan aja, Sayang. Nanti aku nyusul." "Aku nggak mau berenang sendirian." "Aku istirahat sebentar, ya? Aku masih capek." Bagaimana tidak capek, kemarin dia habis menggempur Nindy hingga malam, lalu dia lanjutkan lagi menjelang pagi. Setelah itu, dia menemani Nindy bermain jet ski hingga pukul 9 pagi, kemudian bermain banana boat, parasailing hingga pukul 12 siang. Setelah makan siang, mereka berjalan-jalan di sekitar pulau sampai menjelang pukul 2 siang, kemudian pulang dan berendam bersama sambil menikmati pemandangan di luar. Jika dihitung-hitung, dia hanya beristirahat selama setengah jam. "Sebentar aja Sayang nanti habis berenang kamu bisa istirahat." Nindy meraih tangan Billy dan mencoba untuk menariknya, tapi sang suami tidak bergerak sedikit pun. "Nanti aku nyusul, Sayang. Aku liatin kamu dulu dari sini." "Ya, u

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 2)

    "Bagus banget pemandangannya." Mata Nindy tampak berbinar ketika melihat pemadangan bintang dari tempat tidurnya. Saat ini, dia dan Billy sedang berbaring di ranjang sambil menikmati pemandangan bintang di malam hari. Kebetulan sekali kamar mereka dilengkapi dengan atap kamar yang bisa dibuka tutup secara otomatis menggunakan tombol. "Rasanya aku pengen tinggal di sini terus." Billy yang sedang berbaring miring menghadap sang istri yang sedang tidur terlentang seketika tersenyum. "Nanti kita ke sini lagi kalau aku ada waktu." "Beneran?" tanya Nindy seketika memiringkan tubuhnya ke arah Billy. "Iya, Sayang." Nindy pun tersenyum. "Besok kita mau ke mana lagi?" Seharian ini, mereka sudah melakukan banyak hal. Snorkling, berjalan-jalan, bersepeda di sekitar resort, bermain air di pantai sampai sore hari, kemudian melakukan spa di resort tersebut. Malam harinya, mereka makan malam romantis di gedung utama resort. "Besok istirahat aja di kamar. Sorenya baru kita jalan-jalan

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu di Soneva Jani)

    "Sayang, bangun. Ini sudah pagi."Billy sedang duduk di tepi ranjang kembali memberikan kecupan singkat di pipi sang istri yang masih terlelap sejak siang hingga 7 sore hari. Sejak tadi, dia sudah berusaha untuk membangun Nindy dengan memberikan kecupan-kecupan ringan di wajahnya, tapi sang istri tidak terpengaruh sedikit pun.Sore kemarin, mereka baru saja tiba di penginapan Soneva Jani yang terletak di pulau Medhufaru. Nindy yang kelelahan akibat perjalanan jauh langsung tertidur setelah makan malam bersama dengan Billy dan belum terbangun hingga kini. Padahal, dia bilang ingin berenang sambil melihat matahari terbit."Jam berapa ini?" tanya Nindy dengan suara serak.Akhirnya, dia membuka mata setelah dibangun selama kurang lebih 15 menit oleh Billy. Meski sudah terbangun, tapi matanya belum terbuka dengan sempurna."Jam 7 pagi, Sayang," jawab Billy lembut sambil merapihkan anak rambut sang istri yang menutupi sebagian matanya. "Kamu masih ngantuk?"Nindy menggeleng lemah. "Nggak. C

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 148 Rencana Bulan Madu (Tamat)

    Baru saja Dimas memasuki lift untuk turun ke lantai bawah, tiba-tiba saja ada seorang wanita ambruk di depannya. Sebelum wanita itu sempat terjatuh di lantai, Dimas sudah lebih dulu menangkap tubuh wanita itu dan menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Selain Dimas dan wanita itu, ada seorang pria juga yang berada di dalam lift."Nona, ada apa denganmu?" tanya Dimas sambil menepuk wajah wanita yang sudah menyandarkan kepala di bahunya."Maaf, ini teman saya. Dia lagi sakit. Biar saya yang bawa dia."Pria yang berada satu lift dengan mereka akhir membuka suara setelah pintu lift tertutup.Saat pria itu akan menyentuh wanita itu, Dimas segera mencengkram tangannya dengan tatapan tajam. "Kau mau berbuat apa dengan wanita yang sedang pingsan?"Pria tinggi berkulit sawo matang yang mengaku sebagai teman wanita itu tampak tidak senang mendengar ucapan Dimas. "Dia temanku. Jadi, apa masalahmu?""Bagaimana aku bisa tahu kalau kau memang temannya? Bisa saja kau mengaku-ngaku. Aku tidak bisa membi

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 147 Tidak Mencintaimu

    "Di mana Nindy?" tanya Angga setelah Billy duduk di kursi depannya.Siang ini Billy bertemu dengan Angga di restoran hotel tempatnya menginap. Di sana jugalah nanti dia akan bertemu dengan teman-temanya yang berasal dari Singapore."Lagi tidur."Angga seketika tersenyum mendengar itu. "Masih jam 10 pagi, tapi dia udah tidur?Sepertinya kau habis menggempurnya habis-habisan semalam sampai membuatnya kelelahan seperti itu."Bukannya marah diolok-olok oleh Angga, Billy justru menanggapi dengan santai, "Nggak ada yang salah dengan itu. Dia udah resmi menjadi istriku.""Tapi, setidaknya tahan dirimu sedikit. Dia pasti lelah setelah melewati resepsi pernikahan yang panjang. Seharusnya, biarkan dia beristirahat dulu sehari, setelah itu kau bisa melakukannya.""Aku nggak bisa menahannya.""Tapi, selama ini kau berhasil menahannya, bahkan sampai 6 tahun. Kau juga tidak pernah terpengaruh dengan Shela yang sudah berkali-kali menggodamu.""Tidak bisa jika Nindy orangnya," jawab Billy santai, "jan

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 146 Mempersiapkan Diri

    "Sayang, kamu yakin mau sarapan bersama?" tanya Billy sambil menghampiri Nindy yang sedang mengeringkan rambut di depan cermin kamar mandi dengan menggunakan hairdryer."Iya, nggak enak kalau nggak ikut sarapan.""Memangnya kamu bisa jalan?" Billy melingkarkan tangan di perut istrinya sambil menatapnya dari pantulan cermin setelah Nindy mematikan pengering rambut yang ada di tangan kanannya."Bisa, tapi pelan-pelan." Setelah itu, Nindy membalik tubuhnya menghadap Billy."Kalau nggak bisa, jangan dipaksa, Sayang. Lebih baik sarapan di kamar aja. Mereka juga pasti maklum, kita, kan, pengantin baru.""Ini salah kamu. Katanya cuma sebentar, tapi ternyata keterusan."Billy terkekeh pelan melihat wajah cemberut istrinya. "Maaf, Sayang. Kamu tahu sendiri, aku udah menahannya sejak lama. Ini aja aku masih sedikit menahan diri karena kasihan sama kamu.""Menahan diri apanya, kamu jangan bercanda. Badan aku sakit semua karena ulah kamu."Billy kembali terkekeh pelan. Setelah tawanya mereda, dia

DMCA.com Protection Status