Share

Bab 11

Author: Queen Tere
last update Last Updated: 2025-04-20 15:46:39

Andreas menyodorkan sebuah map ke arahnya. "Ada proyek tur eksklusif untuk klien VIP, dan saya ingin kamu ikut menangani persiapannya."

Evora terdiam sejenak. Proyek ini bisa jadi titik balik dalam kariernya.

Perlahan, ia menerima map tersebut, lalu tersenyum lebar. “Terima kasih, Pak. Ini kesempatan besar untuk saya.”

Andreas mengangguk, matanya menunjukkan rasa percaya. “Kamu punya kualitas dan ketelitian. Saya tahu saya bisa mengandalkanmu.”

"Saya mengerti, Pak. Saya akan melakukannya sebaik mungkin."

Begitu menutup pintu ruangan direktur, Evora menarik napas panjang. Langkahnya ringan, senyumnya mengembang. Untuk sesaat, beban pikiran yang kemarin terasa berat, kini seperti menguap.

Tapi ia belum sempat benar-benar menikmati euforia itu saat Fredo menghampirinya.

“Evora, sudah siap untuk meeting?”

Evora menarik napas, lalu mengangguk. “Ya, Pak. Saya sudah menyiapkan bahan presentasinya.”

Fredo tampak puas. “Bagus. Meeting kali ini penting. Kita akan bertemu dengan calon investor p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 12

    Mobil Fasco berhenti di depan hotel mewah yang ramai. Saat Evora dan Grace turun, tatapan para tamu langsung mengarah pada mereka. Evora menelan ludah. Ia mendadak merasa grogi.“Tenang saja, kamu hanya perlu rileks,” bisik Grace di sebelahnya.Evora dan Grace mengikuti Fasco berjalan di karpet merah dan dikelilingi awak media. Beberapa reporter mencoba mewawancarainya, tapi segera dihalau asistennya.Begitu memasuki hotel, suasana langsung bertambah ramai. Banyak keluarga para pengusaha yang hadir. Evora sempat tak percaya diri, tapi perlahan merasa lebih tenang.“Acara ini diadakan enam bulan sekali. Ini adalah kesempatan bagus untuk para pengusaha, mereka akan saling berinteraksi satu sama lain untuk kerja sama antarperusahaan mereka ke depannya," ujar Grace.“Aku tidak biasa menghadiri acara seperti ini,” balas Evora. Matanya masih memperhatikan sekeliling dengan takjub.“Jika kamu butuh relasi, kamu harus membiasakan diri. Pertama-tama, kita harus menyapa beberapa pengusaha dulu

    Last Updated : 2025-04-22
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 13

    “Maaf, maaf, maaf….” Kakek itu terus mengulangi kata maaf seraya memungut pecahan vas bunga.“Saya yang meminta maaf, Kek. Saya yang membuat Kakek terjatuh,” ucap Evora tak enak hati. Sedetik kemudian, ia menyadari bahwa semua tatapan tertuju padanya.Ia tampak menyedihkan dengan gaun basah yang mengundang tawa dari beberapa sudut ruangan. Pelayan yang menjatuhkan minuman ke gaunnya segera menghilang tanpa jejak.Evora berlari kecil menerobos kerumunan menuju toilet. Gaunnya terasa dingin dan lengket menempel di kulit. Jantungnya berdegup kencang.Apa yang telah dilakukannya tadi? Ia telah mempermalukan dirinya sendiri di depan semua orang!Evora menggigit bibir bawah, mencoba meredam gugupnya.Apa yang harus ia lakukan sekarang? Tap tapDi saat sedang dilanda kebingungan, Evora mendengar suara langkah kaki mendekati area toilet. Ia masuk ke salah satu bilik—belum siap dilihat siapa pun.Namun, suara langkah itu justru berhenti di depan bilik toilet Evora. Seseorang itu berjongkok la

    Last Updated : 2025-04-24
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 14

    “Kamu benar-benar beruntung, Evora.” Grace tampak semangat, sementara Evora justru terdiam.Begitu Tuan Arco selesai memberi pidato, ia pun turun dari panggung. Evora masih berdiri dalam diam hingga seorang pria berjas abu-abu menghampirinya.“Halo, Evora. Aku Felix, CEO dari perusahaan FX Beauty. Aku ingin menawarkan kerjasama denganmu untuk menjadi model di produk kecantikan kami yang akan segera launching.”Evora terkejut sekaligus senang. Ia menoleh ke arah Grace lalu mereka tersenyum. Grace mengisyaratkan agar Evora segera menerima tawaran itu.“Ba-baik, Tuan. Saya bersedia menjadi model,” jawab Evora.“Bagus, ini kartu nama saya. Temui saya di perusahaan maksimal besok.”Evora menerima kartu nama dari Felix kemudian mengangguk. “Baik, saya akan temui Anda di jam makan siang.”Setelahnya, mereka berjabat tangan dan Felix pun pergi. Evora tampak sangat bahagia dengan Grace di sampingnya yang selalu mendukungnya.Namun, raut bahagia mereka tak bertahan lama ketika Lizi menghampirin

    Last Updated : 2025-04-26
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 15

    Grace: 15 menit lagi aku sampai di rumahmu. Aku baru saja mengantar berkas ke kantor, hehe.Evora: Oke, Grace.Pagi-pagi buta, Evora langsung melompat dari tempat tidur. Semangatnya menggebu-gebu, mengalahkan sisa kantuk akibat pesta semalam. Ia memilih kemeja biru langit kesukaannya yang terasa lembut di kulit, dipadukan dengan celana putih bersih. Hari ini adalah hari pentingnya, dan penampilannya harus sempurna untuk ujian masuk Universitas Astoria. Meskipun tadi malam ia hanya tidur sebentar setelah pesta, ia tetap segar di pagi hari. Ia terbiasa menjaga staminanya selama ini.“Ini sempurna!” Evora tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Ada yang berbeda sedikit dari penampilannya, rambut panjangnya yang biasanya digerai kini dikuncir kuda. Menambah kesan imut di wajahnya.Selesai bersiap, Evora melangkah keluar kamar dan menuruni tangga. Di ruang makan, hanya ada Lizi dan beberapa pelayan. Wanita itu juga sudah siap dengan pakaian ke kampus.“Saya sudah buatkan susu dan r

    Last Updated : 2025-04-27
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 1

    "Kenapa pesanku nggak dibalas? Dia sibuk atau sengaja mengabaikanku?”Evora menatap ponselnya dengan kesal. Ia gelisah menunggu kabar dari Vernon, kekasihnya.Sepulang lembur dan mampir sebentar ke minimarket, ia duduk di bangku depan, menyesap soda dingin yang sudah tak berasa.“Besok ulang tahunku... apa dia sengaja bikin kejutan? Atau malah lupa?” gumamnya. Namun, ia masih berpikir positif.“Tapi, tidak biasanya dia sibuk sekali sampai tidak mengingatku.”Ia menghela napas lalu beralih menatap jalan raya di depannya. Di antara lampu-lampu di pinggir jalan tampak seorang pria dan wanita sedang berjalan bergandengan dengan mesra.Awalnya Evora tak menghiraukannya, sampai ia mengenali kemeja yang dikenakan pria itu.“Vernon…?”Evora lantas terpaku saat menyadari siapa wanita yang sedang dirangkul pria itu di pinggang. Itu adalah Kakak Evora."Kenapa Vernon bersama … Kak Lizi?”Apakah ini sebuah kebetulan?Evora pun bangkit dan melangkah pelan ke arah mereka.Tanpa ia sangka, Vernon me

    Last Updated : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 2

    Mobil dengan kap ringsek berhenti di depan bangunan apartemen. Mesin telah mati, meninggalkan keheningan yang menusuk. Tok tok.Seorang wanita berambut pendek mengetuk kaca mobil. "Fasco, kamu nggak apa-apa?"Evora membuka pintu mobil, menarik napas lega. Kejadian tadi masih membekas di kepalanya.“Fasco, bagaimana keadaanmu?” Wanita yang tadi mengetuk pintu mobil segera menghampiri pria yang hampir menabrak Evora.“Aku baik-baik saja, kamu urus dia!” Dengan tubuh yang masih lunglai, Fasco lebih dulu masuk ke dalam apartemen."Fasco sedikit mabuk tadi, jadi nyetirnya ngawur. Aku beneran minta maaf, ya. Kamu nggak kenapa-kenapa?"Evora menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja.”Wanita itu mengangkat alis. "Kamu kelihatan shock."Evora menghembuskan napas. Shock? Itu bahkan nggak cukup buat menggambarkan perasaannya sekarang.“Perkenalkan, namaku Grace.” Wanita itu mengulurkan tangan.“Aku Evora….”“Ini sudah malam, kamu istirahat di apartemenku dulu, ya? Bahaya jika kamu di jalan malam-m

    Last Updated : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 3

    “Lala, kalau truk sampah datang, buang semua barang ini!” kata Evora pada Lala yang membantunya membawa barang ke luar.“Baik, Nona.”Evora melirik jam di tangannya. Lima belas menit lagi ia harus masuk kantor. Ia pun segera kembali ke dalam untuk bersiap.Di ruang tamu, Meyla dan Lizi sibuk menata undangan. Mereka menghentikan Evora yang hendak pergi.“Evora, ini gaunmu.” Lizi menyerahkan sebuah gaun untuk acara pertunangan nanti.Evora menatap gaun itu dengan enggan, tapi ia teringat perkataan ayahnya tadi malam. ‘Evora, jika kamu masih mau dianggap sebagai bagian keluarga Mordie, maka terima semua ini dan jangan protes!’Jemarinya mengepal sebelum akhirnya mengambilnya.Lalu ia berkata kepada Lala yang baru kembali dari luar. “Tolong taruh gaun ini di atas nakas.”Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Evora pun pergi.•••Sepulang dari kantor, Evora tidak langsung pulang. Ia masuk ke bar, tempat yang tak pernah terlintas dalam pikirannya sebelumnya.“Aku ingin memesan sebotol wine.”Usai

    Last Updated : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 4

    “Apa kamu nggak bisa diam?”Fasco melirik ke kaca jendela mobil yang mulai berkabut karena hujan gerimis. Di sampingnya, Evora terisak keras, bahunya bergetar. Fasco mendesah pelan, berusaha mengabaikan suara tangis itu. Ia tidak tahu cara menenangkan seseorang, apalagi wanita yang baru dikenalnya.“Uh, Grace….” Fasco akhirnya meraih ponselnya dan menekan panggilan. “Aku butuh bantuanmu. Segera ke mobilku.”Tak lama, pintu belakang terbuka. Grace menatap Evora yang terisak dengan bingung, lalu menoleh ke Fasco. "Apa yang kau lakukan padanya?"“Aku? Nggak ada! Dia tiba-tiba menangis begitu saja.” Fasco mengangkat tangan seolah tak bersalah, alisnya berkerut, tak tahu harus berbuat apa. Suaranya terdengar datar, tapi ada sedikit kegugupan yang tak bisa ia sembunyikan.Grace melirik Evora yang terus terisak. Ia pun mengambil tisu di dashboard mobil lalu menyerahkannya. “Tenanglah. Apa yang terjadi?”Evora meraih tisu itu dengan tangan gemetar, mencoba mengatur napasnya yang tersengal. “D

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 15

    Grace: 15 menit lagi aku sampai di rumahmu. Aku baru saja mengantar berkas ke kantor, hehe.Evora: Oke, Grace.Pagi-pagi buta, Evora langsung melompat dari tempat tidur. Semangatnya menggebu-gebu, mengalahkan sisa kantuk akibat pesta semalam. Ia memilih kemeja biru langit kesukaannya yang terasa lembut di kulit, dipadukan dengan celana putih bersih. Hari ini adalah hari pentingnya, dan penampilannya harus sempurna untuk ujian masuk Universitas Astoria. Meskipun tadi malam ia hanya tidur sebentar setelah pesta, ia tetap segar di pagi hari. Ia terbiasa menjaga staminanya selama ini.“Ini sempurna!” Evora tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Ada yang berbeda sedikit dari penampilannya, rambut panjangnya yang biasanya digerai kini dikuncir kuda. Menambah kesan imut di wajahnya.Selesai bersiap, Evora melangkah keluar kamar dan menuruni tangga. Di ruang makan, hanya ada Lizi dan beberapa pelayan. Wanita itu juga sudah siap dengan pakaian ke kampus.“Saya sudah buatkan susu dan r

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 14

    “Kamu benar-benar beruntung, Evora.” Grace tampak semangat, sementara Evora justru terdiam.Begitu Tuan Arco selesai memberi pidato, ia pun turun dari panggung. Evora masih berdiri dalam diam hingga seorang pria berjas abu-abu menghampirinya.“Halo, Evora. Aku Felix, CEO dari perusahaan FX Beauty. Aku ingin menawarkan kerjasama denganmu untuk menjadi model di produk kecantikan kami yang akan segera launching.”Evora terkejut sekaligus senang. Ia menoleh ke arah Grace lalu mereka tersenyum. Grace mengisyaratkan agar Evora segera menerima tawaran itu.“Ba-baik, Tuan. Saya bersedia menjadi model,” jawab Evora.“Bagus, ini kartu nama saya. Temui saya di perusahaan maksimal besok.”Evora menerima kartu nama dari Felix kemudian mengangguk. “Baik, saya akan temui Anda di jam makan siang.”Setelahnya, mereka berjabat tangan dan Felix pun pergi. Evora tampak sangat bahagia dengan Grace di sampingnya yang selalu mendukungnya.Namun, raut bahagia mereka tak bertahan lama ketika Lizi menghampirin

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 13

    “Maaf, maaf, maaf….” Kakek itu terus mengulangi kata maaf seraya memungut pecahan vas bunga.“Saya yang meminta maaf, Kek. Saya yang membuat Kakek terjatuh,” ucap Evora tak enak hati. Sedetik kemudian, ia menyadari bahwa semua tatapan tertuju padanya.Ia tampak menyedihkan dengan gaun basah yang mengundang tawa dari beberapa sudut ruangan. Pelayan yang menjatuhkan minuman ke gaunnya segera menghilang tanpa jejak.Evora berlari kecil menerobos kerumunan menuju toilet. Gaunnya terasa dingin dan lengket menempel di kulit. Jantungnya berdegup kencang.Apa yang telah dilakukannya tadi? Ia telah mempermalukan dirinya sendiri di depan semua orang!Evora menggigit bibir bawah, mencoba meredam gugupnya.Apa yang harus ia lakukan sekarang? Tap tapDi saat sedang dilanda kebingungan, Evora mendengar suara langkah kaki mendekati area toilet. Ia masuk ke salah satu bilik—belum siap dilihat siapa pun.Namun, suara langkah itu justru berhenti di depan bilik toilet Evora. Seseorang itu berjongkok la

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 12

    Mobil Fasco berhenti di depan hotel mewah yang ramai. Saat Evora dan Grace turun, tatapan para tamu langsung mengarah pada mereka. Evora menelan ludah. Ia mendadak merasa grogi.“Tenang saja, kamu hanya perlu rileks,” bisik Grace di sebelahnya.Evora dan Grace mengikuti Fasco berjalan di karpet merah dan dikelilingi awak media. Beberapa reporter mencoba mewawancarainya, tapi segera dihalau asistennya.Begitu memasuki hotel, suasana langsung bertambah ramai. Banyak keluarga para pengusaha yang hadir. Evora sempat tak percaya diri, tapi perlahan merasa lebih tenang.“Acara ini diadakan enam bulan sekali. Ini adalah kesempatan bagus untuk para pengusaha, mereka akan saling berinteraksi satu sama lain untuk kerja sama antarperusahaan mereka ke depannya," ujar Grace.“Aku tidak biasa menghadiri acara seperti ini,” balas Evora. Matanya masih memperhatikan sekeliling dengan takjub.“Jika kamu butuh relasi, kamu harus membiasakan diri. Pertama-tama, kita harus menyapa beberapa pengusaha dulu

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 11

    Andreas menyodorkan sebuah map ke arahnya. "Ada proyek tur eksklusif untuk klien VIP, dan saya ingin kamu ikut menangani persiapannya."Evora terdiam sejenak. Proyek ini bisa jadi titik balik dalam kariernya.Perlahan, ia menerima map tersebut, lalu tersenyum lebar. “Terima kasih, Pak. Ini kesempatan besar untuk saya.”Andreas mengangguk, matanya menunjukkan rasa percaya. “Kamu punya kualitas dan ketelitian. Saya tahu saya bisa mengandalkanmu.”"Saya mengerti, Pak. Saya akan melakukannya sebaik mungkin."Begitu menutup pintu ruangan direktur, Evora menarik napas panjang. Langkahnya ringan, senyumnya mengembang. Untuk sesaat, beban pikiran yang kemarin terasa berat, kini seperti menguap.Tapi ia belum sempat benar-benar menikmati euforia itu saat Fredo menghampirinya.“Evora, sudah siap untuk meeting?”Evora menarik napas, lalu mengangguk. “Ya, Pak. Saya sudah menyiapkan bahan presentasinya.”Fredo tampak puas. “Bagus. Meeting kali ini penting. Kita akan bertemu dengan calon investor p

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 10

    Embun tipis mengaburkan jendela, menciptakan bayangan samar di balik kaca. Udara pagi terasa menusuk, tetapi Evora tetap duduk di depan meja rias, membiarkan hawa dingin menyelinap ke kulitnya.Ia menatap pantulan dirinya dalam cermin. Raut wajahnya tampak pucat, kantung matanya samar terlihat di bawah cahaya pagi. Setelah merapikan rambut, ia berdiri dan meraih jas kerja yang tergantung di belakang pintu. Ketukan di pintu memecah kesunyian. "Nona, Anda ingin teh melati atau teh susu?" suara Lala terdengar lembut dari balik pintu.Evora menoleh sekilas ke arah suara itu, lalu menjawab, "Teh melati saja."Saat ia menuruni tangga, aroma teh melati sudah menguar di udara.Lala baru saja selesai menyajikannya, tetapi Lizi lebih dulu menyela, “Lala, mana teh melati yang aku minta? Kamu sudah buatkan?”“Tapi, Nona, tadi Anda bilang ingin teh susu. Saya sudah membuatkan teh melati untuk Nona Evora.”"Aku yakin tadi aku bilang teh melati," ucap Lizi dengan nada santai. Namun, sorot matanya t

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 9

    “Vernon, kau dari mana saja? Bukankah tadi hanya izin ke toilet?” Lizi menatapnya dengan senyum tulus saat Vernon kembali ke ruang makan.Vernon berhenti sejenak sebelum menjawab, “Ada telepon mendadak. Aku sekalian keluar sebentar.”Lizi mengernyit. “Ke taman belakang?”Vernon hanya mengangguk singkat, tangannya merapikan kerah kemejanya tanpa menatap Lizi.“Kalau kau mau ke sana lagi, aku bisa menemanimu,” kata Lizi, mencoba mencairkan suasana.Ia menyentuh lengan Vernon, tapi pria itu langsung menarik diri dengan halus.Senyum Lizi meredup. “Vernon…”Vernon menatapnya sekilas sebelum memaksakan senyum tipis. “Istirahatlah, Lizi. Kita bicara besok saja.”Lizi menggigit bibirnya, menahan keinginan untuk bertanya lebih jauh. Ia akhirnya mengangguk dan tersenyum kecil. “Baiklah… Aku juga lelah setelah acara pertunangan.”Mereka pun bergabung dengan keluarga yang masih berkumpul usai makan malam. Tak lama, Evora masuk diikuti Fasco.“Terima kasih banyak atas jamuannya malam ini. Saya ju

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 8

    Lampu kristal menggantung megah di dining room Hotel La-Roys, memancarkan cahaya keemasan yang lembut, membiaskan bayangan di permukaan meja kaca. Meja panjang tertata rapi dengan perak berkilau, lilin-lilin kecil berkedip di antara rangkaian mawar putih yang semerbak.Denting gelas beradu pelan saat pelayan menuangkan anggur, berpadu dengan riuh rendah suara tawa dan obrolan para anggota keluarga.“Hotel kami memiliki banyak hidangan terutama seafood. Kami sendiri yang membudidayakannya. Silakan nikmati makanan yang kalian mau. Kami sudah menghidupkan banyak menu makanan kami yang lezat,” ujar Bernard Roys.Di sebelah kanan, keluarga Roys duduk dengan elegan. Tuan Bernard Roys yang merupakan direktur Roys Property sekaligus ayah dari Vernon terlihat berwibawa dengan jas abu-abu rapi, duduk di samping istrinya, Nyonya Sarah yang mengenakan gaun berwarna senada.“Terima kasih banyak atas makan malam yang berkesan ini, Tuan Bernard,” balas Roldie dengan senyum lebar.Di sisi lain, kelua

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 7

    Fasco mengulurkan tangannya. Evora menatapnya dengan ragu.Ia melirik ke sekitar. Beberapa tamu mulai melirik ke arah mereka, termasuk Vernon yang kini menatap mereka dengan ekspresi sulit ditebak.Evora menerima uluran tangan Fasco. “Baiklah.”Senyum tipis muncul di wajah pria itu. Dengan gerakan ringan, ia menarik Evora ke tengah lantai dansa.Musik klasik mengalun lembut, mengiringi para tamu yang tengah berdansa di ballroom.Fasco memegang pinggangnya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menggenggam tangan Evora dengan mantap.“Kau bisa berdansa?” tanya Fasco.“Tentu saja.”Langkah mereka begitu selaras, seolah-olah tubuhnya sudah mengenal irama ini. Namun, ada sesuatu yang aneh. Sejenak, suasana ballroom mengabur di matanya, berganti dengan bayangan lampu-lampu taman yang berkelap-kelip.Ia seperti berada di tempat yang berbeda, di waktu yang lain.Lebih tepatnya, ia teringat malam ulang tahunnya setahun lalu."Aku akan selalu bersamamu, Evora,” ucap Vernon kala itu.Inga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status