mulut Clara pedas juga ya
Dengan dingin, Rara menjawab, “Jangan sembarangan, Nona. Aku bukan wanita bayaran.”Memperhatikan sosok Rara, Clara baru menyadari bahwa wanita itu memang cukup anggun dan cantik. Namun, hal itu membuatnya menjadi semakin tidak terima.Apa wanita di hadapannya itu sungguh kekasih Arjuna!? Namun, kenapa Tante Yasmin–ibu Arjuna–tidak pernah mengatakan keberadaan wanita ini sebelumnya?!“Kamu menolakku untuk dirinya?" Clara menatap Arjuna sambil menunjuk pada Rara. “Kalau begitu jelaskan apa bagusnya dia dibanding diriku!”Arjuna terdiam sesaat, lalu mengalihkan pandangan kepada Rara. Pancaran mata pria itu tampak lembut, sampai-sampai Rara merona dibuatnya."Dari segi mana pun," Arjuna menatap Clara dengan dingin, "dia jauh lebih baik dibandingkan dirimu.”Di saat ini, Clara mendelik. Tidak pernah sebelumnya dia dikatakan lebih rendah dari wanita lain secara langsung seperti itu!Naik pitam, Clara langsung meraih gelas dan menyiramkannya ke arah Arjuna.Namun–PYARR!"Ahhh!”Pekikan pani
"Kamu ...!" Clara spontan menunjuk Rara dan kemudian mengepalkan tangannya. Emosi semakin memburu di hati Clara, tetapi dia ingat dengan ucapan Rara yang tadi. Clara adalah salah satu artis dan model yang mempunyai nama yang harus dijaga. Sehingga apa yang dia lakukan pasti akan menjadi pusat perhatian dan akan sangat berpengaruh bagi karirnya.Sesaat tadi dia memang begitu emosi karena Arjuna nampak sama sekali tak terpesona padanya. Padahal malam ini dia sudah berdandan dengan maksimal dan malah membawa wanita lain, yang menurutnya jauh di bawahnya.Hal itu pun sempat membuat Clara kehilangan kewarasan dan langsung berteriak, dia memang sempat lupa jika ke mananpun dia pergi, kamera akan selalu mengintainya."Ini belum berakhir Arjuna." Setelah beberapa saat terdiam, Clara akhirnya berucap dengan lirih dan segera berjalan cepat meninggalkan meja Arjuna itu.Clara pergi bukan berarti menerima kekalahan ini, tetapi dia pergi untuk menang. Dalam hati dia berjanji akan membalas semua i
“Di mana wanita bernama Rara Marina Wijaya!?” Rara yang sedang bermain dengan Bella langsung kaget dan segera menggendong putrinya itu. "Anda siapa?" tanya Rara saat itu juga.Si kakek tak langsung menjawab pertanyaan dari Rara, tetapi dia melihat penampilan Rara yang sederhana itu. Karena memang sedang santai dan hanya di rumah, maka Rara memang memilih memakai daster berbahan kaos yang membuatnya nyaman."Siapa yang bernama Rara Wijaya?" Kembali sang kakek bertanya, tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan yang dilontarkan oleh Rara tadi. "Apa itu kamu?"Rara pun akhirnya mengangguk dengan pelan, meski dalam hatinya itu penasaran dengan siapa pria tua yang berdiri di depannya.Sang kakek pun langsung bertanya lagi. "Apa kamu kekasihnya Arjuna?" Sontak, Rara terkejut. Belum pernah bertemu dan malah menanyakan tentang hal yang pribadi? Sempat terlintas dalam pikiran Rara, apa pria ini memiliki hubungan dengan Arjuna atau Clara?"Anda siapa?" Rara kembali mengulangi pertanyaannya.Ka
"Kenapa sampai kakeknya Kak Juna datang ke sini sih?" Lirih Rara saat Handi baru saja pergi meninggalkan kediaman Satria saat itu. "Harusnya hal seperti ini jangan sampai terjadi."Kedatangan kakek dari Arjuna itu, benar-benar masih membuat kaget Rara. Dia tak Menyangka sandiwara kecil yang untuk menolong Arjuna itu malah akan menimbulkan sedikit masalah untuknya.Bagaimana jika tadi Handi datang ketika Satria ada di rumah? Pasti akan menjadi lebih panjang lagi masalah ini, terlebih karena belakangan Satria lebih sensitif dan protektif terhadap kedekatan Arjuna dan Rara. Semua karena pengakuan Arjuna di pesta."Kakek siapa?" Ketika Rara sedang berpikir keras, Bella yang masih ada di gendongan pun bertanya dengan polosnya membuat Rara sedikit kaget."Ah itu tadi ya?" Sedikit kelimpungan juga Rara harus menjawab apa. "Itu tadi kakek buyutnya Kak Daffa." Rara tak suka berbohong pada Bella, akhirnya dia memilih jawaban itu.Bella mengangguk pelan dan nampak tersenyum tipis dan malah mengul
"Kalau aku akan menikah, maka hanya akan menikahi Rara!"Yasmin tercengang, tak menyangka putranya berani menentangnya seperti itu. "Kamu mau jadi anak yang durhaka Arjuna? Nggak menuruti perkataan mama?" Saat ini Yasmin malah nampak emosi."Terserah mama mau bilang apa." Arjuna nampak tak peduli akan hal ini. "Hidupku selama ini sudah terlalu lama terus diatur, setelah satu pernikahan yang berakhir menyedihkan dan menjadikan putraku korban, Arjuna tidak akan mundur lagi."Selama ini Arjuna memang selalu menurut dan malah begitu dengan hidupnya menjadi berantakan saja. Hari ini sepertinya menjadi puncak, sehingga dia pun berani mengatakan hal ini sekarang.Belum puas Arjuna pun menambahkan, "Kalau Mama ingin aku menikah lagi, maka aku hanya akan menikah lagi dengan Rara." Tatapan matanya begitu tajam.Pertemuan pertama dengan orang tua setelah sekian waktu tak bertemu yang seharusnya terasa hangat dan mengharukan, tetapi malah menjadi memanas karena masalah perjodohan itu.Yasmin terbu
“Kalian akan menikah dalam tiga bulan!”Lagi-lagi Handi mengatakan kalimat yang membuat ketiga keluarganya itu kaget. Arjuna kembali bergumam dalam hati. 'Kenapa kakek begitu ingin aku menikah Rara secepat ini?' Arjuna malah sedikit merasa frustasi.Rudi pun juga kaget, tetapi dia tetap bersikap tenang seperti biasanya. Tetapi dia juga malah membenarkan hal itu dalam, sesuatu hal yang baik, rasanya tak perlu untuk ditunda terlalu lama.Berbeda dengan reaksi yang diberikan oleh Yasmin. Wanita setengah baya yang nampak cantik dan elegan itu pun langsung protes. "Keputusan apa ini, Pa? Tidak masuk akal." Mendadak kepala Yasmin terasa sedikit pusing, karena memikirkan sang ayah mertua yang dianggap keterlaluan.Padahal sebelumnya, Yasmin berpikir Jika nanti akan mendapatkan dukungan penuh dari Handi. Untuk memisahkan Arjuna dengan Rara dan segera menikahkan dengan Clara. Bukan malah seperti ini."Tidak bisa seperti ini, Kek. Aku harus membahas semua ini dengan Rara. Ini masalah yang ser
Bab 78 Apa Aku Alat?!“Apa seumur hidupku aku hanya alat untuk kalian?!” Teriakan Arjuna membuat seisi ruangan hening.Arjuna yang sangat terpukul karena sepertinya dua orang di hadapannya sama sekali tidak memedulikan perasaannya, melainkan mementingkan diri mereka sendiri.Selama ini Arjuna selalu menurut apa saja yang keluarganya mau, baik itu masalah pendidikan, pekerjaan dan juga untuk memilih pasangan. Seakan Arjuna ini seperti robot yang tak berhak memilih apa yang dia sukai Bahkan kali ini Arjuna merasa semakin emosi, karena baik Handi atau pun Yasmin seperti tak meminta pendapatnya sama sekali untuk memilih pasangan. Tanpa mereka bertanya tentang perasaan dan pilihan hati Arjuna.“Aku tidak ingin mendengar perdebatan ini lagi! Hubunganku dan Rara, itu adalah urusan kami berdua. Tidak ada urusannya dengan kalian!” Arjuna mencoba bersikap lebih tegas kali ini.Kemudian Arjuna pun menatap ibunya. “Mengenai Clara, lupakan saja!” Dia masih ingat bagaimana wanita itu berniat meny
"Maaf Nona. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda," ucap seorang pelayan sambil menunduk pada Rara.Pagi ini Rara sedang bersantai sambil membaca sebuah novel kesayangannya. Karena merasa tak punya janji dengan siapa pun pagi ini, dia pun mengeryitkan dahinya. "Siapa? Pria atau wanita?" Rara bertanya pada sang pelayan.Dengan cepat pelayan pun menjawab, "Seorang wanita muda bertubuh seksi, Nona."Penjelasan dari pelayan itu malah membuat Rara semakin penasaran bercampur sedikit gugup. 'Apa yang datang salah satu keluarga Kak Juna lagi ya?' Seperti trauma karena kedatangan Handi kemarin yang tanpa diduga, jadi dia mengira jika yang datang kali ini salah satu dari keluarga Arjuna juga.Setelah beberapa saat mempersiapkan mental untuk mengalami segala kemungkinan terburuk, Rara segera beranjak ke depan dengan malah membawa buku dalam gengamannya.Namun ketika melihat wanita itu, Rara terkejut sampai menjatuhkan buku yang dia pegang."Rara!" Tamu cantik itu pun langsung berteriak sa