Share

Bab 76. Tiga Bulan?

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Kalau aku akan menikah, maka hanya akan menikahi Rara!"

Yasmin tercengang, tak menyangka putranya berani menentangnya seperti itu. "Kamu mau jadi anak yang durhaka Arjuna? Nggak menuruti perkataan mama?" Saat ini Yasmin malah nampak emosi.

"Terserah mama mau bilang apa." Arjuna nampak tak peduli akan hal ini. "Hidupku selama ini sudah terlalu lama terus diatur, setelah satu pernikahan yang berakhir menyedihkan dan menjadikan putraku korban, Arjuna tidak akan mundur lagi."

Selama ini Arjuna memang selalu menurut dan malah begitu dengan hidupnya menjadi berantakan saja. Hari ini sepertinya menjadi puncak, sehingga dia pun berani mengatakan hal ini sekarang.

Belum puas Arjuna pun menambahkan, "Kalau Mama ingin aku menikah lagi, maka aku hanya akan menikah lagi dengan Rara." Tatapan matanya begitu tajam.

Pertemuan pertama dengan orang tua setelah sekian waktu tak bertemu yang seharusnya terasa hangat dan mengharukan, tetapi malah menjadi memanas karena masalah perjodohan itu.

Yasmin terbu
Anggrek Bulan

dukungan penuh nih dari Kakek Handi

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Mumtaz Zaky
keren kakek Hadi,,, aq pendukungmu.... jangan lama² emang keburu ada yg nyerobot,, noh babang Raja dah siap klo babang Juna lelet
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
lnjt kk sat,set,akhirny nikah juga,kk buat arjuna dan rara menikah kk
goodnovel comment avatar
Dini Winintasari
lanjut thor , dukungan penuh dari kita juga
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 77. Janda?

    “Kalian akan menikah dalam tiga bulan!”Lagi-lagi Handi mengatakan kalimat yang membuat ketiga keluarganya itu kaget. Arjuna kembali bergumam dalam hati. 'Kenapa kakek begitu ingin aku menikah Rara secepat ini?' Arjuna malah sedikit merasa frustasi.Rudi pun juga kaget, tetapi dia tetap bersikap tenang seperti biasanya. Tetapi dia juga malah membenarkan hal itu dalam, sesuatu hal yang baik, rasanya tak perlu untuk ditunda terlalu lama.Berbeda dengan reaksi yang diberikan oleh Yasmin. Wanita setengah baya yang nampak cantik dan elegan itu pun langsung protes. "Keputusan apa ini, Pa? Tidak masuk akal." Mendadak kepala Yasmin terasa sedikit pusing, karena memikirkan sang ayah mertua yang dianggap keterlaluan.Padahal sebelumnya, Yasmin berpikir Jika nanti akan mendapatkan dukungan penuh dari Handi. Untuk memisahkan Arjuna dengan Rara dan segera menikahkan dengan Clara. Bukan malah seperti ini."Tidak bisa seperti ini, Kek. Aku harus membahas semua ini dengan Rara. Ini masalah yang ser

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 78. Apa Aku Alat?

    Bab 78 Apa Aku Alat?!“Apa seumur hidupku aku hanya alat untuk kalian?!” Teriakan Arjuna membuat seisi ruangan hening.Arjuna yang sangat terpukul karena sepertinya dua orang di hadapannya sama sekali tidak memedulikan perasaannya, melainkan mementingkan diri mereka sendiri.Selama ini Arjuna selalu menurut apa saja yang keluarganya mau, baik itu masalah pendidikan, pekerjaan dan juga untuk memilih pasangan. Seakan Arjuna ini seperti robot yang tak berhak memilih apa yang dia sukai Bahkan kali ini Arjuna merasa semakin emosi, karena baik Handi atau pun Yasmin seperti tak meminta pendapatnya sama sekali untuk memilih pasangan. Tanpa mereka bertanya tentang perasaan dan pilihan hati Arjuna.“Aku tidak ingin mendengar perdebatan ini lagi! Hubunganku dan Rara, itu adalah urusan kami berdua. Tidak ada urusannya dengan kalian!” Arjuna mencoba bersikap lebih tegas kali ini.Kemudian Arjuna pun menatap ibunya. “Mengenai Clara, lupakan saja!” Dia masih ingat bagaimana wanita itu berniat meny

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 79. Jadi Itu Suamimu?

    "Maaf Nona. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda," ucap seorang pelayan sambil menunduk pada Rara.Pagi ini Rara sedang bersantai sambil membaca sebuah novel kesayangannya. Karena merasa tak punya janji dengan siapa pun pagi ini, dia pun mengeryitkan dahinya. "Siapa? Pria atau wanita?" Rara bertanya pada sang pelayan.Dengan cepat pelayan pun menjawab, "Seorang wanita muda bertubuh seksi, Nona."Penjelasan dari pelayan itu malah membuat Rara semakin penasaran bercampur sedikit gugup. 'Apa yang datang salah satu keluarga Kak Juna lagi ya?' Seperti trauma karena kedatangan Handi kemarin yang tanpa diduga, jadi dia mengira jika yang datang kali ini salah satu dari keluarga Arjuna juga.Setelah beberapa saat mempersiapkan mental untuk mengalami segala kemungkinan terburuk, Rara segera beranjak ke depan dengan malah membawa buku dalam gengamannya.Namun ketika melihat wanita itu, Rara terkejut sampai menjatuhkan buku yang dia pegang."Rara!" Tamu cantik itu pun langsung berteriak sa

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 80. Ayo Jadikan Sungguhan

    "Maafkan aku ya, Ra. Sungguh aku tak tahu jika kehidupan rumah tanggamu berakhir tragis seperti itu." Estella merasa begitu bersalah dan langsung meminta maaf setelah Rara selesai bercerita tentang kehidupan masa lalu yang sebenarnya. Rara menganguk pelan dan coba tersenyum tipis. "Nggak masalah. Aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu kok. Karena sekarang aku sudah bisa berpikir dengan jernih," ucap Rara lagi sambil tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya.Saat ini Estella dan Rara sedang berbincang di teras. Sedangkan Arjuna berada di ruang tamu bersama dengan Bella dan Daffa.Estella nampak emosional saat ini. "Harus dong. Jangan terus bucin pada pria yang tidak tepat." Dia terus mendukung Rara. "Tetapi sungguh, aku salut juga sama kamu. Bisa melewati semua ini dan masih tetap berdiri tegar.""Demi Bella." Rara sesaat menoleh ke arah ruang tamu, dimana saat ini Bella dan Daffa nampak bahagia bersama dengan Arjuna. "Bella yang membuat aku bisa kembali bangkit."Ketika memperbin

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 81. Permata

    "Bercanda." Arjuna berkata setelah melihat raut wajah Rara yang seketika berubah. "Aku tidak akan memaksakan hal seperti itu kepada kamu."Rara tersenyum kecut dan lalu mengangguk saja tanpa kata. Perkataan yang tadi baru saja diucapkan oleh Arjuna, benar-benar telah mengganggu pikirannya.Tidak ingin wanita itu menjadi semakin tidak nyaman, akhirnya Arjuna berkata. "Aku akan mengurus sisanya sendiri tanpa mengganggu kamu."Kembali Rara hanya bisa terdiam di tempat selagi memandang punggung Arjuna yang berjalan pergi.Memulai suatu hubungan baru, sampai saat ini masih menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi Rara. Rasa trauma itu masih menghantui. Dia masih takut jika hubungan baru yang akan dia jalin nanti, hanya akan membuatnya semakin sakit hati dan berakhir menjadi rasa tak percaya pada semua lelaki.Dia juga ingat ketika pertama bersama dengan Nizam dulu. Lelaki itu juga nampak baik seperti Arjuna saat ini, tetapi apa? semua berakhir dengan menyakitkan. Bukan membandingkan sosok

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 82. Pertemuan Tak Terduga

    "Ma ... Bella mau boneka yang pink." Bella berucap dengan wajah yang begitu bahagia."Oke, boleh." Rara mengangguk sambil menggandeng tangan putri kecilnya itu.Hari minggu ini, Rara mengajak Bella dan pengasuhnya untuk jalan-jalan ke Mall. Seperti permintaan Bella kemarin yang sempat tertunda karena kedatangan Handi yang tiba tiba. Tujuan utama mereka adalah counter mainan anak, Bella meminta beberapa boneka baru memang."Asyik!" Bella melonjak kegirangan saat ini. Memang dia sedang menyukai mainan boneka barbie.Rara ikut tersenyum senang melihat Bella yang nampak riang. Sejak tinggal bersama dengan Satria, Bella memang telah banyak berubah. Gadis kecil ini sekarang sudah menjadi periang dan lebih banyak bicara. Karena tak lagi mendapatkan tekanan dan juga cibiran seperti ketika masih berada di rumahnya Nizam dulu. Gadis kecil itu dulu selalu terlihat murung dan malah sering diam dan ketakutan karena sering diperlakukan buruk. Alhasil Bella menjadi sangat pasif, tetapi berbeda sek

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 83. Kita Pulang

    'Jadi, beliau ini mamanya Kak Juna?' Rara masih tertegun dengan pemandangan di depan matanya. Tak menyangka jika yang sejak tadi dikagumi malah yang sepertinya paling membencinya.Meski dalam keadaan kaget, tetapi Rara masih bisa mengagumi kecantikan seorang Yasmin. Rara memang tak begitu mengenal tentang orang tua Arjuna. Karena memang Yasmin dan suaminya sejak dulu tinggal di Singapura dan jarang bertemu dengan Arjuna.Hari ini, Yasmin memang ingin mengajak Daffa untuk membeli beberapa mainan yang diminta oleh cucunya itu."Bella." Kembali Daffa memanggil Bella dengan melambaikan tangan, sontak putri kecil Rara itu pun melambaikan tangan juga pada Daffa.Yasmin kaget dan menoleh ke belakang. "Daffa kenal sama Bella?" tanya Yasmin sambil mengerutkan keningnya.Dengan cepat Daffa pun mengangguk. "Iya Oma."Yasmin pun ikut mengangguk dan wajahnya masih nampak sumringah, karena ternyata Daffa kenal dengan gadis kecil yang membuatnya gemas itu.Mengenali Yasmin, Rara merasa sedikit khaw

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 84. Kalau Bukan Mama Rara, Daffa Nggak Mau!

    'Kenapa sih sampai harus bertemu dengan perempuan itu? Merusak hariku saja!' Selama berada di dalam mobil saat perjalanan pulang, Yasmin terus nampak uring-uringan. Pertemuan yang tidak disengaja itu benar-benar telah membuat moodnya hancur.Memang dia tadi tak menampik jika sangat gemas dengan sosok Bella kecil yang nampak begitu menggemaskan, karena dia juga sebenarnya ingin memiliki seorang cucu perempuan. Tetapi ketika tahu jika Rara adalah wanita yang menghancurkan perjodohan Arjuna dengan Clara, dia pun langsung emosi.'Perempuan nggak tahu diri!' Yasmin terus saja emosi sembari mendengus kasar dan melipat kedua tangannya di dada.Sebenarnya dia sendiri tak menampik jika Rara adalah wanita yang sopan, cantik, dan berkelas. Hanya saja ada satu hal yang membuat Yasmin tak bisa menerima Rara adalah karena statusnya yang janda. Meski tadi terlihat suka pada Bella, tetapi hati Yasmin saat ini masih membeku."Oma kenapa sih ngajak Daffa pulang? Daffa kan masih ingin main sama Bella!

Latest chapter

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab Ending

    "Selamat menempuh hidup baru ya, Raja, Stella. Doa kami semua yang terbaik untuk kamu. Semoga segera memiliki momongan."Rara kembali memberikan selamat pada sahabatnya ini, kali ini saat Raja dan Stella baru saja tadi mengungkapkan janji suci pernikahan. Setelah dua bulan yang lalu mereka juga menggelar acara pertunangan yang mewah."Terima kasih banyak ya. Tanpa kalian,mungkin kali ini kami pun belum bisa bersatu." Stella terus mengenggam tangan Rara. Sahabat yang memang menjadi support utama hubungannya dengan Raja. "Sepetinya para baby gemoy ini nunggu Tante dan Om nya resmi dulu, baru mau launching nih."Stella mengelus perut Rara yang begitu buncit. Rara dan Arjuna yang berada di sampingnya pun terkekeh. "Bisa jadi seperti itu. Karena harusnya HPL kemarin."Ya, memang meski telah terlewat HPL sehari, tetapi Rara belum merasakan tanda tanda kehamilan yang datang. Itu Lah kenapa hari ini dia kekeh untuk datang ke pesta pernikahan itu. "Ah iya, kak Satria juga akan segera melamar

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 267. Part Menuju Ending

    "Bu, Mas Ardi tumben banget sih jam segini belum keluar kamar ya?" Dita yang baru duduk di meja makan, bertanya pada sang ibu sambil menoleh pada kamar sang kakak, yang sejak kemarin sore tak terbuka sama sekali."Iya, dari pulang kerja sudah nggak keluar. Nggak makan malam juga kan?"Ketika Bu Mira masih terdiam, Dewi malah menimpali ucapan adiknya itu. "Halah ... Paling dia itu masih meratapi si Sarah itu," ucap Bu Mira ketus. "Dasar Cemen!"Bu Mira sebenarnya juga sedikit merasa khawatir dengan Ardi. Karena memang setelah Sarah pergi dari rumah ini, putranya itu bahkan tak pernah mau makan. Ardi yang biasanya begitu hangat dengan keluarga, berubah menjadi Ardi yang tertutup dan begitu muram.Padahal ini bukanlah untuk pertama kalinya Ardi menalak istrinya, Sarah adalah yang ketiga, tetapi sungguh saat ini berbeda.Biasanya Ardi biasa saja dan seperti tak lagi memikirkan tentang mantan mantan istrinya itu."Aku kok khawatir ya Bu sama Ardi. Dia itu kayaknya patah hati banget deh keh

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 266. Pasangan Serasi

    "Selamat ya Stella, aku benar benar ikut bahagia. Kalian memang pasangan yang sangat serasi loh." Rara mencium pipi kanan kiri sahabatnya yang malam ini terlihat begitu cantik dalam balutan dres warna putih itu. "Ini semua nggak akan pernah terjadi tanpa bantuan kamu Ra. Pokoknya terima kasih banget loh." Stella memeluk Rara. "Kamu memang sahabat terbaikku."Air mata telah menumpuk di pelupuk mata, tetapi tangis bahagia itu memang sengaja ditekan oleh Stella, karena takut merusak riasan. Malam ini adalah malam pertunangan Stella dengan Raja Sanjaya. Hanya satu hari berselang dari acara jumpa pers yang berakhir menyenangkan itu, keluarga Sanjaya menggelar pesta pertunangan keduanya dengan begitu mewah."Nggak juga. Lebih tepatnya aku hanya perantara sih, yang berperan penting tentu masih tetap Tuhan. Gimana, enak rasanya lebih wow kan, jika cinta di dapat setelah begitu banyak rintangan?" Rara kembali berucap.Kali ini tidak hanya Stella yang tertawa, tetapi Raja juga. Raja pun ter

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 265. Akhirnya Diterima.

    "Raja?!" Stella langsung memekik, saat melihat sosok yang saat ini paling ingin dia hindari berjalan masuk dari pintu keluar. Raja tidak sendiri, tetapi saat ini pria tampan itu bersama dengan Sinta dan juga Jeni."Hei mau apa dia ke sini? Apa kamu bilang juga sama si Raja jika saat ini kamu mengadakan konversi press?" Romi pun langsung bertanya sembari berbisik. Pria kemayu itu benar-benar tak menyangka sama sekali, jika Raja datang. Bukan apa-apa, tetapi setelah tadi Stella mengambil keputusan bahwa akan menjauhi Raja, dan sekarang Raja datang kembali, itu berarti Romi harus kembali menghadapi Stella yang banyak masalah dan banyak pikiran. Dan, itu berarti juga Stella pun akan menunda beberapa jadwal shooting, karena tak bisa fokus untuk melakonkan perannya. Semua itu tentu saja berimbas pada Romi yang merupakan manajernya."Entahlah, Rom. Aku tak tahu." Stella menjawab sembari menggelengkan kepalanya.Stella yang memang menghindari Raja, ingin segera pergi dari ruangan itu. Teta

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 264. Konferensi Pers

    "Duh kenapa aku jadi grogi banget gini sih ROM?" tanya Stella, yang sebentar lagi akan melakukan jumpa pers, pada manajernya yang kemayu itu. Romi menepuk-nepuk pundak sang artis. "Ih kamu ini kayak apa aja sih Stella? Kamu ini kan artis besar, masa sih gini aja Kamu demam panggung? Nggak level banget sih."Apa yang dikatakan oleh Romi itu tadi, sebenarnya bukanlah sebuah ejekan. Tetapi Romi melakukan hal itu untuk memantik semangat Stella yang sepertinya memang telah mulai mengendur."Romi, ini kan bukan sandiwara atau film-film yang sering aku bintangi. Ini nyata Romi, ini hal yang benar-benar terjadi dalam hidupku. Jadi rasanya wajar dong jika aku grogi banget seperti ini." Stella mengelak. Romi memutar bola matanya dengan malas. Dia tahu jika memang konferensi pers yang akan diadakan oleh Stella ini, seperti suatu hal yang tidak diinginkan oleh hatinya Stella. Tetapi artis cantik itu memaksakan kehendak."Makanya dong Stella, Aku kan udah bilang sama kamu, jangan bohongin hati

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 263. Setelan Awal

    Brak brak brak"Dewi bangun!" Pagi buta itu, Bu Mira sudah menggedor pintu kamar Dewi. Setelahnya, wanita itu ganti menggedor kamar Dita, yang terletak tepat di samping kamar Dewi.Brak BrakBrak"Dita bangun kamu. Ini sudah siang! Kamu itu anak gadis, jadi jangan bangun siang-siang!" eriak bu Mira dengan penuh emosi.Merasa tak mendapatkan respon sama sekali dari kedua putrinya, bu Mira pun kembali menggedor dengan keras pintu kamar itu, dengan teriakan yang sangat melengking di pagi hari."Duh ternyata repot banget kalau nggak ada Sarah. Ngapain sih Ardi kemarin itu sampai menalak Sarah? Coba saja ada Sarah, pasti aku sekarang masih tidur dan mainan hp di kamar." Bu Mira begitu emosi dengan dirinya sendiri saat ini.Sejak kemarin malam setelah kepergian Sarah, wanita paruh baya itu tak dapat memejamkan matanya sama sekali. sSepertinya dia merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Ardi saat ini. Rasa penyesalan karena telah mengusir Sarah dari rumah ini."Seharusnya Ardi juga menge

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 262. Menyesal?

    "Dasar perempuan jalang! Cepat pergi kamu dari rumah ini!" Bu Mira kembali berteriak, saat itu Ardi pun sedikit kaget. "Cepat pergi atau kuse-ret kamu!!"Bu Mira sudah akan maju untuk menyeret Stella, sedangkan Dewi dan Dita mengikuti di belakangnya."Hentikan Bu!" Yang berteriak ternyata bukan Sarah, tetapi Ardi. "Jangan lagi menghina Sarah."Raut wajah para anggota keluarga itu nampak terkejut dengan ucapan pria itu. Kemudian Ardi menoleh pada Sarah. "Pergilah Sarah. Semoga kamu bisa mendapatkan ganti yang lebih baik dariku. Maafkan aku ya."Sarah sedikit kaget juga dengan perubahan sikap Ardi yang begitu drastis setelah mengucapkan kata talak tadi. Dia sempat berpikir jika mungkin mantan suaminya itu menyesal karena telah mengakhiri hubungan itu. Tetapi sejurus kemudian seperti ada yang kembali mengingatkan pada Sarah. Seperti apa sikap Ardi, yang selama mereka menikah malah sama sekali tak pernah memperlakukan dia seperti layaknya seorang istri."Tentu Mas. Tuhan tak pernah tidur.

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 261. Badai Pasti Berlalu

    "Terima kasih telah terus bersama dengan Sarah, Bu. Jika tak ada ibu, mungkin Sarah sudah semakin hilang arah." Sarah kemudian memeluk ibunya .Tak terkira rasa terima kasih Sarah pada sang ibu. Karena memang tak ada lagi tempat kita kembali selain pada ibu. Wanita yang benar benar menyayangi kita apa adanya tanpa balas jasa.Terhitung sudah dua hari Sarah kembali pulang ke rumah kontrakan Bu Endang. Setelah kemarin ditalak Ardi dan diusir dari rumah mantan suaminya itu. Untung saja pernikahan mereka hanya pernikahan siri alias secara agama, jadi tak perlu repot repot menuju ke pengadilan agama. Tak butuh proses lama untuk menjadikan Sarah berstatus menjadi janda.Kadang memang banyak hal rasanya seperti membuat kita kecewa, seakan Tuhan tak menuruti segala keinginan kita. Padahal sebenarnya semua itu adalah berkah, karena Tuhan nyatanya tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan."Maaf ya, dulu ibu sempat melarang karena kamu hanya akan dinikahi di balik t

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 260. Janda Bahagia

    "Kamu nggak kerja, Sarah?" Bu Endang bertanya pada Sarah setelah mereka berdua baru saja selesai melaksanakan salat subuh.Sarah mencium punggung tangan ibunya dengan takdzim. "Belum untuk sekarang Bu. Mungkin besok." Sarah berkata sambil tersenyum manis."Jika memang kamu sudah tak nyaman kerja disana, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain saja, Sarah." Raut wajah wanita paruh baya itu nampak khawatir.Tak salah jika akhirnya Bu Endang jadi mengkhawatirkan tentang tempat kerja Sarah. Setelah kini Sarah tak lagi menjadi istri Ardi, Bu Endang merasa takut jika Sarah tak akan nyaman bekerja satu kantor dengan sang mantan suami. Apa lagi mengingat jika hubungan yang pernah terjalin dulu begitu tidak baik.Sarah tersenyum penuh artis, ditepuknya telapak tangan Bu Endang yang sejak tadi masih digenggamnya. "Sarah belum memikirkan hal itu Bu. Nanti malam saja." Ada hal yang tentu saja disembunyikan oleh Sarah. Apa lagi jika bukan rasa sakit hati. Hanya saja tentu wanita itu tak ingin me

DMCA.com Protection Status