Share

Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati
Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati
Penulis: Suzy Wiryanty

1. Selingkuh Bukan Khilaf.

"Surat cerainya sudah Bu Padma pegang, bukan? Jadi, mulai hari ini dan seterusnya, Ibu jangan mencari-cari alasan untuk bisa berhubungan dengan Pak Dimas lagi, ya."

Padma yang tengah memeluk akta cerainya kala keluar dari pintu Pengadilan Agama Jakarta kelas 1A , sontak terkejut mendengar suara penuh kepuasan yang terdengar dari balik punggungnya.

Dengan cepat, ia menghapus jejak-jejak air mata di pipi. Pemilik suara ini pasti Puspita! Remaja 18 tahun yang baru saja menamatkan Sekolah Menengah Atas-nya dan juga anak Bik Painah--mantan Asisten Rumah Tangga Padma.

Dan juga, gadis yang telah mempupuskan mahligai rumah tangga Padma dan sang mantan.

Setelah menarik napas panjang dua kali, Padma berbalik. "Memangnya kamu siapanya Mas Dimas sampai kamu berani mengultimatum saya?" balasnya dingin.

Dipandanginya Puspita yang kini perutnya mulai membukit di samping Dimas. Pria itu tampak serba salah, karena digandeng erat oleh sang gadis remaja.

Ya, mereka bercerai karena Dimas telah menghamili Puspita.

Dimas beralasan bahwa selain dirinya khilaf, ia juga dijebak oleh Puspita. Katanya, kerinduannya akan kehadiran seorang anak, telah membuat Dimas menyetujui tawaran win-win solution dari Puspita yang bersedia melahirkan anak yang mana nantinya akan ia berikan pada mereka suami istri asuh. Sebagai gantinya, Dimas harus memberikan sejumlah uang sebagai biaya kompensasi pengorbanannya. 

Tapi, masalah muncul saat Puspita membantah semua isi perjanjian tersebut.

Kepada Bik Painah, Puspita mengatakan bahwa ia telah dirayu oleh Dimas. Dimas berjanji akan menikahinya jikalau ia hamil. Makanya ia bersedia menjadi kekasih gelap Dimas. Masalah makin meruncing tatkala Bik Painah menuntut agar putrinya dinikahi. Jikalau tidak, Bik Painah akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Begitulah, karena sesuatu dan lain hal dirinya dan Dimas sepakat untuk bercerai setelah 10 tahun pernikahan.

"Saya--" Puspita kini tampak gelagapan. Dirinya memang bukan siapa-siapa Dimas saat ini. Ia hanya kebetulan sedang mengandung anak Dimas.

Terlebih tatapan mantan majikan ibunya ini membuat nyalinya ciut. 

"Saya adalah calon istri Pak Dimas. Jadi saya berhak memperingati Bu Padma." Walau jantungnya ketar-ketir, Puspita mencoba untuk tidak kalah gertak. Ibunya bilang. Jikalau ia ingin menjadi nyonya besar, makan ia harus punya nyali yang jauh lebih besar.

"Calon istri. Calon itu artinya bakal akan, tetapi belum terjadi. Jadi sampai saat ini kamu bukan siapa-siapanya Mas Dimas. Tapi, kalau menjadi pelakor plus penghianat, kamu memang sudah," imbuh Padma datar. Ucapan Padma membuat selebar wajah Puspita memerah. Ia sadar kalau Bu Padma menyindirnya.

"Ingat-ingat janji Ibu ini, ya? Awas saja kalau Ibu masih mencari-cari alasan agar bisa berhubungan kembali dengan Pak Dimas." Puspita mengancam dengan suara mencicit. Sebenarnya ia sungkan bersikap tidak tahu balas budi seperti ini pada Padma. Namun nasehat sang ibu yang memintanya untuk tidak boleh takut pada Padma, terus terngiang di telinganya. Ia tidak mau lagi hidup susah seperti dulu. Makanya ia harus berani menghadapi siapa pun sekarang!

Padma tersenyum miris.

Puspita jelas masih bocah walau serakah. Karakternya belum sepenuhnya terbangun. Ia tidak ingin debat kusir dengan anak ingusan. Toh, yang salah bukan hanya Puspita. Dimas lah yang lebih bersalah. Karena Dimas adalah seorang laki-laki dewasa berusia 38 tahun.

Rentang usia dua puluh tahun, membuat Puspita lebih cocok menjadi anaknya! 

"Saat laki-laki di sampingmu itu masih sah menjadi suami saya pun, saya tidak pernah ingin lagi berhubungan dengannya sejak kebejatan kalian berdua ketahuan. Jangan takut. Saya bukan type perempuan murahan yang kalap cakar-cakaran memperebutkan laki-laki yang tak kalah murahannya."

Setelah berkata demikian, Padma membalikkan badan. Ia melewati Puspita dan Dimas tanpa melihat wajah keduanya. Setelah akta cerai ada di tangannya, ia memang tidak mau lagi berhubungan dengan orang-orang dari masa lalunya.

Hidupnya mulai kembali dari 0 di usia 34 tahun. 

Hanya saja, siapa sangka suara cempreng Puspita kembali menggema dan menghentikan langkah Padma?

"Bagaimana mau cakar-cakaran kalau laki-lakinya saja sudah memilih saya? Makanya diet, Bu. Biar Ibu terlihat lebih menarik di mata lawan jenis. Jangan sudah mandul, eh sebelas dua belas dengan gajah lagi."

"Cukup, Pita." Dimas tampak memperingati Puspita. 

Sayangnya, gadis itu malah memanyunkan bibir--tak sadar bahwa dirinya telah menyinggung hal yang paling sensitif bagi Padma. 

Penghinaan secara fisik sangat melukai hatinya!

Padma lantas membalikkan badan dan menghampiri Puspita dengan langkah-langkah panjang. 

Tajamnya tatapan mata Padma yang seolah-olah ingin memakannya, membuatnya Puspita terkesiap.

Buru-buru, ia melesakkan tubuh pada Dimas karena ngeri melihat bengisnya air muka Padma! Namun, ia terkejut kala mendengar ucapan wanita yang selama ini membayar biaya sekolahnya itu.

"Saya dulu lebih langsing darimu. Bukan hanya langsing, tapi juga jauh lebih kaya," ucapnya,  "Saya dulu meminta ayah saya untuk membiayai kuliah laki-laki yang kau banggakan itu."

Padma mendekatkan wajahnya pada Puspita yang refleks mundur dua langkah. Amarah yang terbias pada air muka Padma menggentarkannya.

Karena Padma juga maju dua langkah, jarak wajah keduanya kini hanya sejengkal. Puspita bisa merasakan deruan napas hangat Padma. 

"Saya juga mengajari laki-laki ini mengendarai motor dan mobil hingga mahir dengan motor dan mobil saya pribadi. Saya memberi laki-laki ini uang jajan yang seharusnya saya nikmati, demi membuat laki-laki ini punya harga diri saat mentraktir saya makan di luar. Saya bahkan berseteru hebat dengan ayah saya, tatkala beliau tidak setuju saya menikah muda. Tapi kamu tahu sendiri bukan, apa balasan yang dia berikan pada saya?" 

Untuk pertama kalinya, Padma membeberkan jati diri Dimas yang sebenarnya pada Puspita.

Pemujaan berlebihan Puspita pada Dimas membuatnya muak!

"Oh, satu lagi. Laki-laki ini dulunya adalah anak supir truk toko material ayah saya. Saya yang membiayainya hingga jadi orang seperti yang kamu lihat sekarang," ucapnya yang membuat kedua orang di depannya terkesiap.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status